Share

Bab 2. Dinikahi Tuan Ares

Kenapa tiba-tiba dia dinikahi CEO kaya raya? CEO yang tadi pagi memberikannya blazer karena seragam Ella basah. Bukankah laki-laki itu sudah punya pacar? Kenapa malah menikahi Ella?

Saat Ella menatap orang tuanya, ia malah mendapat balasan tatapan tajam dari orang tuanya.

"Kenapa kamu bisa dipilih sama Tuan Ares? Kenapa tidak Angel atau Lia saja?" Saras berucap ketus.

"Aku ti-tidak tahu Bu," jawab Ella takut.

Adi yang sedari tadi diam kemudian menyeletuk, "Biarkan saja Bu, bukankah seharusnya kita senang kalau ini akan dipersunting pria kaya raya. Kita bisa suruh dia untuk memeras uang Tuan Ares untuk kita. Selain itu, kita bisa terbebas dari anak ini."

Raut muka Saras berubah yang tadinya sangat marah menjadi sumringah. "Benar juga apa yang Ayah bilang, kita bisa kaya raya jika anak itu jadi istri Tuan Ares. Selain itu aku juga bisa berhemat karena tidak perlu memberi makan anak ini nasi garam setiap hari," ucap Saras

Ella hanya berjalan melewati kedua orang tuanya untuk menuju ke kamarnya. Ucapan seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari Ella, jadi Ella sudah terbiasa untuk mengabaikannya. Langkah kaki Ella sampai di sebuah ruangan kumuh yang separuhnya penuh dengan barang-barang usang. 

Ruangan ini adalah kamar Ella sekaligus gudang. Separuhnya adalah gudang sedangkan separuhnya adalah kamar Ella. Kamar Ella hanya terdiri dari sebuah kasur kumuh dengan bantal dan guling yang keadaannya sama, sebuah meja kayu usang dan keropos yang digunakan Ella untuk belajar, di laci meja tersebut digunakan Ella untuk menyimpan buku-bukunya dan alat tulisnya, lalu ada sebuah selimut yang terbuat dari kain perca. Selimutnya memang tidak halus tapi cukup membuat Ella hangat.

Ella menaruh tas ranselnya di atas meja belajar. Lalu ia berjalan ke sebuah lemari usang, keropos dan kumuh yang digunakan Ella untuk menyimpan semua pakaiannya. Lemari itu dulunya adalah milik orang tuanya saat Ella belum lahir. Jadi lemari itu usianya sudah cukup lama. Lemari itu diletakkan di antara barang-barang usang yang disimpan di gudang. 

Ella membuka sebuah celengan yang digembok yang terletak di rak paling bawah lemarinya. Setelah dibuka, terlihat banyak sekali uang di dalamnya. Ini adalah uang yang Ella kumpulkan dari uang yang diberi siswa-siswi di sekolahnya, uang dari Ella membantu membersihkan warung di dekat sekolahnya dan uang dari mengantar bunga dari toko bunga di belakang sekolahnya.

Ella memang selama ini bekerja sebagai tukang bersih-bersih di warung dekat sekolah jika si pemilik warung kewalahan mengurus warung yang selalu ramai padahal sudah ada satu pegawai di warung itu, lalu ia juga bekerja di toko bunga untuk mengantar bunga pesanan pelanggan. 

Uang ini sebenarnya akan Ella gunakan untuk pergi dari sini jika Ella sudah lulus SMA nanti. Ella menghitung uang tersebut yang ternyata sudah terkumpul seribu dollar Amerika. Wajar saja jika terkumpul banyak, karena Ella sudah menabungnya selama dua tahun.

Di dalam celengan itu juga terdapat sebuah ponsel yang Ella beli menggunakan uangnya sendiri. Ella lalu memencet salah satu kontak dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya. Selang berapa lama, telepon pun tersambung.

"Halo Rayhan," sapa Ella memulai percakapan.

"Halo juga Ella."

"Boleh aku curhat kepadamu?" Ella bertanya.

"Boleh, dong."

"Aku capek banget. Ada sesuatu hal yang membuat aku down. Tapi aku tidak tahu cara menceritakannya," terang Ella.

"Kamu tenangin diri dulu. Tarik nafas lalu hembuskan biar lebih rileks."

Ella pun menarik nafas lalu menghembuskannya sesuai instruksi Rayhan. "Terima kasih, aku jadi lebih lega sekarang. Em, kalau aku curhatnya kapan-kapan aja bagaimana? Soalnya aku masih ragu untuk menceritakannya."

"Boleh. Lakukan apapun itu yang membuat kamu nyaman."

Ella tersenyum seolah-olah Rayhan ada di hadapannya. "Aku tutup ya teleponnya?"

"Oke, bye."

"Bye."

Ella tersenyum lega setelah menghubungi sahabatnya, Rayhan. Dia adalah satu-satunya teman sekaligus sahabat Ella yang selalu siap mendengarkan keluh kesah Ella. Ella sangat bersyukur mempunyai teman yang selalu ada untuknya.

Ella melirik uangnya yang berada di celengan. Rencananya uang tersebut akan Ella gunakan ketika Ella nanti sudah lulus SMA. Ia ingin pergi dan memulai kehidupan barunya di luar kota. Namun, sepertinya harapan untuk hidup sendiri setelah lulus SMA itu tidak mungkin. 

Karena ia akan dinikahi pria kaya raya sebagai alat penebus hutang orang tuanya. Tidak mungkin orang tuanya melewatkan kesempatan ini. Tidak mungkin mereka menahan Ella jika mereka bisa kehilangan kesempatan hutang jutaan dollarnya terbayar lunas dan kesempatan jadi bagian orang kaya.

Ella merupakan anak bungsu di keluarga Guez yang dibenci oleh keluarganya karena ia merupakan anak hasil dari hubungan yang terlarang. Alias dia lahir dari seseorang yang telah memperkosa sang ibu.

Ella adalah seorang gadis cantik yang memiliki netra berwarna emas. Bentuk wajahnya sangat indah ditambah kulitnya yang seputih susu. Namun sayang, nasibnya tak secantik wajahnya. Sisi positifnya, ia tumbuh menjadi gadis yang sangat pintar. 

Orang tuanya mana mungkin memberinya uang saku. Ia memiliki uang dari pekerjaannya di sekolah yang sering memberikan contekan kepada siswa lain dan mengerjakan tugas atau pr siswa lain. Namun siswa-siswi lain yang dibantu sering membayarnya dengan memberikan traktiran. Jadi walaupun ia tak diberikan uang saku untuk membeli makanan di sekolah, ia bisa makan di sekolah karena traktiran siswa-siswi lain.

Ia juga sering di siksa, di berikan kata-kata kasar dan makian sedari kecil jika ia berbuat kesalahan. Semua tugas di rumah ini adalah tugas Ella. Mulai dari bersih-bersih, masak, segala cucian adalah tugas Ella.

Sungguh kehidupan yang menyedihkan. Ella berharap kisahnya akan happy ending seperti Cinderella. Ella mulai membayangkan akan dinikahi pria tampan nan kaya yang akan menjadikan Ella ratu dihirupnya.

•••

"Kamu dari mana saja? Kok baru pulang?" tanya Ares kepada Rayhan-adiknya.

"Aku setelah rapat OSIS langsung mengantar my crush pulang, lalu aku mampir sebentar ke mall beli hadiah untuknya," jawab Rayhan seraya menyesap minuman coklat hangat kesukaannya.

"Siapa crush mu? Harus berkelas, jangan yang termasuk wanita nakal," ujar Ares.

"Jelas bukan wanita nakal, dia orangnya polos dan pintar sekali. Ujian kelas di atas kelasnya saja dia mampu memprediksi. Pasti kalau nikah sama aku anaknya jadi super pintar," ujar Rayhan bangga.

Ares hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan adiknya. Entah siapa gebetan yang ia maksud, Rayhan tak pernah memperkenalkannya kepada Ares maupun siapapun.

Sejak SMA, Rayhan hanya pernah memperkenalkan pacarnya satu kali waktu kelas dua SMA. Lalu beberapa minggu kemudian, Rayhan bilang kalau mereka sudah putus. 

"Kakak mau bilang sesuatu sama kamu." Ares berujar dengan raut serius yang membuat Rayhan langsung menyimaknya.

"Kakak mau menikah sama siswi SMA." Rayhan yang baru menenggak minumannya langsung menyemburkannya setelah mendengar ucapan kakaknya.

Dengan mata melotot, Rayhan berucap, "Serius Kak? Jangan aneh-aneh Kak. Jangan-jangan, setelah putus dengan Kak helena, Kakak berubah jadi pedofil?" 

"Mulutmu itu sembarangan! Kakak menikahinya karena dia orangnya berbeda dari wanita kebanyakan…." Ares menjeda ucapannya seraya tersenyum seakan-akan ia membayangkan wajah gadis pujaan hatinya.

"Jika gadis seumurannya sibuk berdandan dengan menor, dia tidak. Wajahnya sangat natural dan cantik. Bahkan sampai kakak tidak yakin jika gadis-gadis di rumahnya yang katanya adalah saudaranya itu benar saudaranya. Dia orangnya juga polos, yang bisa menggetarkan hati Kakak. Bahkan Helena pun kalah," sambung Ares.

"Wow, siapa pacar Kakak? Kenapa gadis yang Kakak ceritakan mirip dengan my crush. Kalau pasangan kita sifatnya sama seperti itu pasti seru Kak," celetuk Rayhan.

Ares hanya terkekeh kecil. "Bagaimana ujian kamu? Ingat, kamu itu tetap akan jadi direktur atau pemilik kedua perusahaan Kakak. Karena Kakak mau kamu ikut ambil bagian di perusahaan yang Kakak bangun sendiri," ujar Ares.

"Nilai ujian ku pasti bagus, karena aku sering belajar bareng my crush. Hahahaha," ucap Rayhan tertawa terbahak-bahak.

"Sudah mau lulus masih saja sifatnya kekanak-kanakan," ucap Ares seraya geleng-geleng kepala.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
May Munah
bagus critanya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status