Kenapa tiba-tiba dia dinikahi CEO kaya raya? CEO yang tadi pagi memberikannya blazer karena seragam Ella basah. Bukankah laki-laki itu sudah punya pacar? Kenapa malah menikahi Ella?
Saat Ella menatap orang tuanya, ia malah mendapat balasan tatapan tajam dari orang tuanya."Kenapa kamu bisa dipilih sama Tuan Ares? Kenapa tidak Angel atau Lia saja?" Saras berucap ketus."Aku ti-tidak tahu Bu," jawab Ella takut.Adi yang sedari tadi diam kemudian menyeletuk, "Biarkan saja Bu, bukankah seharusnya kita senang kalau ini akan dipersunting pria kaya raya. Kita bisa suruh dia untuk memeras uang Tuan Ares untuk kita. Selain itu, kita bisa terbebas dari anak ini."Raut muka Saras berubah yang tadinya sangat marah menjadi sumringah. "Benar juga apa yang Ayah bilang, kita bisa kaya raya jika anak itu jadi istri Tuan Ares. Selain itu aku juga bisa berhemat karena tidak perlu memberi makan anak ini nasi garam setiap hari," ucap SarasElla hanya berjalan melewati kedua orang tuanya untuk menuju ke kamarnya. Ucapan seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari Ella, jadi Ella sudah terbiasa untuk mengabaikannya. Langkah kaki Ella sampai di sebuah ruangan kumuh yang separuhnya penuh dengan barang-barang usang. Ruangan ini adalah kamar Ella sekaligus gudang. Separuhnya adalah gudang sedangkan separuhnya adalah kamar Ella. Kamar Ella hanya terdiri dari sebuah kasur kumuh dengan bantal dan guling yang keadaannya sama, sebuah meja kayu usang dan keropos yang digunakan Ella untuk belajar, di laci meja tersebut digunakan Ella untuk menyimpan buku-bukunya dan alat tulisnya, lalu ada sebuah selimut yang terbuat dari kain perca. Selimutnya memang tidak halus tapi cukup membuat Ella hangat.Ella menaruh tas ranselnya di atas meja belajar. Lalu ia berjalan ke sebuah lemari usang, keropos dan kumuh yang digunakan Ella untuk menyimpan semua pakaiannya. Lemari itu dulunya adalah milik orang tuanya saat Ella belum lahir. Jadi lemari itu usianya sudah cukup lama. Lemari itu diletakkan di antara barang-barang usang yang disimpan di gudang. Ella membuka sebuah celengan yang digembok yang terletak di rak paling bawah lemarinya. Setelah dibuka, terlihat banyak sekali uang di dalamnya. Ini adalah uang yang Ella kumpulkan dari uang yang diberi siswa-siswi di sekolahnya, uang dari Ella membantu membersihkan warung di dekat sekolahnya dan uang dari mengantar bunga dari toko bunga di belakang sekolahnya.Ella memang selama ini bekerja sebagai tukang bersih-bersih di warung dekat sekolah jika si pemilik warung kewalahan mengurus warung yang selalu ramai padahal sudah ada satu pegawai di warung itu, lalu ia juga bekerja di toko bunga untuk mengantar bunga pesanan pelanggan. Uang ini sebenarnya akan Ella gunakan untuk pergi dari sini jika Ella sudah lulus SMA nanti. Ella menghitung uang tersebut yang ternyata sudah terkumpul seribu dollar Amerika. Wajar saja jika terkumpul banyak, karena Ella sudah menabungnya selama dua tahun.Di dalam celengan itu juga terdapat sebuah ponsel yang Ella beli menggunakan uangnya sendiri. Ella lalu memencet salah satu kontak dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya. Selang berapa lama, telepon pun tersambung."Halo Rayhan," sapa Ella memulai percakapan."Halo juga Ella.""Boleh aku curhat kepadamu?" Ella bertanya."Boleh, dong.""Aku capek banget. Ada sesuatu hal yang membuat aku down. Tapi aku tidak tahu cara menceritakannya," terang Ella."Kamu tenangin diri dulu. Tarik nafas lalu hembuskan biar lebih rileks."Ella pun menarik nafas lalu menghembuskannya sesuai instruksi Rayhan. "Terima kasih, aku jadi lebih lega sekarang. Em, kalau aku curhatnya kapan-kapan aja bagaimana? Soalnya aku masih ragu untuk menceritakannya.""Boleh. Lakukan apapun itu yang membuat kamu nyaman."Ella tersenyum seolah-olah Rayhan ada di hadapannya. "Aku tutup ya teleponnya?""Oke, bye.""Bye."Ella tersenyum lega setelah menghubungi sahabatnya, Rayhan. Dia adalah satu-satunya teman sekaligus sahabat Ella yang selalu siap mendengarkan keluh kesah Ella. Ella sangat bersyukur mempunyai teman yang selalu ada untuknya.Ella melirik uangnya yang berada di celengan. Rencananya uang tersebut akan Ella gunakan ketika Ella nanti sudah lulus SMA. Ia ingin pergi dan memulai kehidupan barunya di luar kota. Namun, sepertinya harapan untuk hidup sendiri setelah lulus SMA itu tidak mungkin. Karena ia akan dinikahi pria kaya raya sebagai alat penebus hutang orang tuanya. Tidak mungkin orang tuanya melewatkan kesempatan ini. Tidak mungkin mereka menahan Ella jika mereka bisa kehilangan kesempatan hutang jutaan dollarnya terbayar lunas dan kesempatan jadi bagian orang kaya.Ella merupakan anak bungsu di keluarga Guez yang dibenci oleh keluarganya karena ia merupakan anak hasil dari hubungan yang terlarang. Alias dia lahir dari seseorang yang telah memperkosa sang ibu.Ella adalah seorang gadis cantik yang memiliki netra berwarna emas. Bentuk wajahnya sangat indah ditambah kulitnya yang seputih susu. Namun sayang, nasibnya tak secantik wajahnya. Sisi positifnya, ia tumbuh menjadi gadis yang sangat pintar. Orang tuanya mana mungkin memberinya uang saku. Ia memiliki uang dari pekerjaannya di sekolah yang sering memberikan contekan kepada siswa lain dan mengerjakan tugas atau pr siswa lain. Namun siswa-siswi lain yang dibantu sering membayarnya dengan memberikan traktiran. Jadi walaupun ia tak diberikan uang saku untuk membeli makanan di sekolah, ia bisa makan di sekolah karena traktiran siswa-siswi lain.Ia juga sering di siksa, di berikan kata-kata kasar dan makian sedari kecil jika ia berbuat kesalahan. Semua tugas di rumah ini adalah tugas Ella. Mulai dari bersih-bersih, masak, segala cucian adalah tugas Ella.Sungguh kehidupan yang menyedihkan. Ella berharap kisahnya akan happy ending seperti Cinderella. Ella mulai membayangkan akan dinikahi pria tampan nan kaya yang akan menjadikan Ella ratu dihirupnya.•••"Kamu dari mana saja? Kok baru pulang?" tanya Ares kepada Rayhan-adiknya."Aku setelah rapat OSIS langsung mengantar my crush pulang, lalu aku mampir sebentar ke mall beli hadiah untuknya," jawab Rayhan seraya menyesap minuman coklat hangat kesukaannya."Siapa crush mu? Harus berkelas, jangan yang termasuk wanita nakal," ujar Ares."Jelas bukan wanita nakal, dia orangnya polos dan pintar sekali. Ujian kelas di atas kelasnya saja dia mampu memprediksi. Pasti kalau nikah sama aku anaknya jadi super pintar," ujar Rayhan bangga.Ares hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan adiknya. Entah siapa gebetan yang ia maksud, Rayhan tak pernah memperkenalkannya kepada Ares maupun siapapun.Sejak SMA, Rayhan hanya pernah memperkenalkan pacarnya satu kali waktu kelas dua SMA. Lalu beberapa minggu kemudian, Rayhan bilang kalau mereka sudah putus. "Kakak mau bilang sesuatu sama kamu." Ares berujar dengan raut serius yang membuat Rayhan langsung menyimaknya."Kakak mau menikah sama siswi SMA." Rayhan yang baru menenggak minumannya langsung menyemburkannya setelah mendengar ucapan kakaknya.Dengan mata melotot, Rayhan berucap, "Serius Kak? Jangan aneh-aneh Kak. Jangan-jangan, setelah putus dengan Kak helena, Kakak berubah jadi pedofil?" "Mulutmu itu sembarangan! Kakak menikahinya karena dia orangnya berbeda dari wanita kebanyakan…." Ares menjeda ucapannya seraya tersenyum seakan-akan ia membayangkan wajah gadis pujaan hatinya."Jika gadis seumurannya sibuk berdandan dengan menor, dia tidak. Wajahnya sangat natural dan cantik. Bahkan sampai kakak tidak yakin jika gadis-gadis di rumahnya yang katanya adalah saudaranya itu benar saudaranya. Dia orangnya juga polos, yang bisa menggetarkan hati Kakak. Bahkan Helena pun kalah," sambung Ares."Wow, siapa pacar Kakak? Kenapa gadis yang Kakak ceritakan mirip dengan my crush. Kalau pasangan kita sifatnya sama seperti itu pasti seru Kak," celetuk Rayhan.Ares hanya terkekeh kecil. "Bagaimana ujian kamu? Ingat, kamu itu tetap akan jadi direktur atau pemilik kedua perusahaan Kakak. Karena Kakak mau kamu ikut ambil bagian di perusahaan yang Kakak bangun sendiri," ujar Ares."Nilai ujian ku pasti bagus, karena aku sering belajar bareng my crush. Hahahaha," ucap Rayhan tertawa terbahak-bahak."Sudah mau lulus masih saja sifatnya kekanak-kanakan," ucap Ares seraya geleng-geleng kepala.Tak terasa, Ella sudah melewati ujian kenaikan kelas hari terakhir. Ella saat ini sedang menaiki sepeda listrik dari toko bunga untuk mengantarkan bunga ke perumahan paling elite di kota Kaleya. Perumahan tersebut terletak di tengah kota. Kota Kaleya adalah kota yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Terik matahari membuat kulit Ella memerah. Namun Ella selalu menggunakan sunscreen setiap hari. Karena jika Ella tidak menggunakan sunscreen, maka kulitnya akan sangat merah disertai rasa panas dan gatal. Saat ini Ella sedang berhenti di lampu merah, sangat terlihat jomplang ketika sepeda listrik yang dinaiki Ella berada di tengah-tengah mobil-mobil mewah yang berjejer memenuhi jalan. Tiba-tiba ada yang membunyikan klakson mobil di samping kiri Ella. Saat Ella menengok ke kiri, terlihat teman-teman Angel menyembulkan kepalanya ke jendela mobil yang terbuka. Di jok belakang ada kedua kakaknya yang sedang duduk. Lalu di bagian depan ada teman-teman kakaknya."Kasihan kamu ke
Tidak terasa, seminggu cepat berlalu. Ella saat ini sedang berada di sebuah mobil mewah bersama Ares. Ia dijemput untuk menjalani proses akad nikah yang akan digelar di mansion Ares. Ella memakai dress berwarna sage green selutut dengan lengan panjang dan model leher segiempat. Dress itu diberikan oleh Ares untuk dipakai saat Ella akan dijemput oleh Ares.Rambut hitamnya digerai sepunggung karena permintaan Ares. Sedari tadi, Ares menatap Ella terus yang membuat Ella merasa tidak nyaman. Ella mengetahuinya karena ia berkali-kali melirik ke spion tengah dan pasti melihat Ares sedang menatapnya. Namun Ella berusaha mengabaikannya dengan menatap ke luar jendela dan tangannya menyangga kepala.Di saat ia sedang melamun, tiba-tiba ia merasa ada yang menyentuh lehernya. Saat ia menunduk, ia melihat sebuah kalung emas terpasang di lehernya."Agar tambah cantik," celetuk Ares.DegJantung Ella berdetak dua kali lebih kencang. Ella melihat kalung itu berbandul huruf A&E dengan gaya huruf scrip
Setelah puas berdansa, Ares mengajak Ella makan di meja makan khusus pasangan. Di atas meja, terdapat satu botol wine untuk Ares dan jus mangga untuk Ella. Mereka berdua menikmati steak ayam sebagai menu utama makanan mereka."Bagaimana rasanya, enak?" tanya Ares."Enak sekali, aku belum pernah makan ini," jawab Ella.Tiba-tiba Ella kepikiran sesuatu yang mengganjal di hatinya. "Tuan, aku ingin bertanya kepadamu. Bukankah waktu kamu memberikan aku blazer itu kau bilang bahwa itu untuk pacarmu?"Tiba-tiba raut wajah Ares menjadi dingin seolah pertanyaan yang Ella tanyakan adalah pertanyaan yang mengganggu. "Iya, dulunya aku memang punya pacar tapi sudah putus satu tahun lalu karena dia sudah menikah dengan pria kaya raya yang menurutnya lebih kaya dariku. Aku memutuskan untuk menyimpan blazer itu untuk aku berikan kepada wanita yang bisa menggantikan posisinya. Lalu saat aku bertemu kamu, aku berubah pikiran dan memilih untuk memberikan blazer itu kepadamu karena kamu butuh. Tapi tak k
"Kamu pasti terkenal sekali sampai ditampilkan di televisi. Ah, aku jadi takut karena wajahku tadi terpampang jelas di layar tv," ujar Ella setelah melihat berita yang juga menampilkan foto Ella sedang dirangkul oleh Ares."Kamu tenang saja, aku akan cari tahu siapa yang sudah menyebarkannya," ucap Ares."Agar kamu terhibur, mau lihat ikan?" tanya Ares.Ella mengernyit. "Ikan? Dimana?" tanyanya."Ayo aku tunjukkan," ajak Ares seraya menggandeng tangan Ella.Ares membawa Ella ke sebuah ruangan di dalam kamar yang mereka tempati. Ella terkagum-kagum dengan isi ruangan itu. Ruangan yang menampilkan beberapa akuarium dengan berbagai ukuran. Dindingnya dicat dengan gambar lautan beserta isinya. Di ruangan itu ada dua kursi dan sebuah meja berbahan rotan."Bagaimana, kamu suka?" tanya Ares seraya mendudukkan dirinya di salah satu kursi."Suka sekali," sahut Ella."Wow ada clown fish," celetuk Ella saat melihat puluhan clown fish di sebuah akuarium yang lumayan besar.Ella menempelkan kedua
Rayhan sedang termenung seraya menikmati angin sore. Ia sedang duduk di kursi yang ada di balkon, tangannya memegang segelas coklat panas kesukaannya. 'Rayhan, apakah kamu membeli novel baru lagi. Aku ingin meminjamnya.''Terima kasih Rayhan sudah mengajarkan aku materi ini, tadi kakakku menyuruhku mengerjakan tugasnya yang berkaitan dengan materi ini, tapi aku belum begitu paham.''Rayhan, terimakasih kamu sudah mau meminjamkan aku novel milikmu hampir setiap hari, hari-hariku menjadi lebih berwarna.''Kamu adalah teman terbaikku, padahal kamu adalah orang paling kaya di sekolah. Tapi kamu adalah orang paling baik yang pernah aku temui.''Tidak mungkin kamu menyukaiku, kamu pasti punya kenalan gadis yang lebih cantik dan kaya dariku. Jangan buang-buang waktumu untuk berpacaran denganku Rayhan.''Rayhan, terimakasih sudah mengantarkan aku pulang. Aku punya bunga anggrek bulan untukmu. Ini kudapatkan dari toko bunga tempat aku bekerja, bosku memberiku bonus bunga ini. Dan kini aku mem
Beberapa hari telah berlalu, Ares dan Ella sudah kembali ke mansion milik Ares. "Nyonya Ella ingin makan apa?" tanya salah seorang pelayan seraya menunduk hormat."Ah, tidak usah memanggilku nyonya. Panggil Ella saja," ucap Ella."Maaf, saya tidak bisa melakukannya Nyonya. Nanti Tuan Ares marah jika mengetahui saya memanggil anda menggunakan nama," balas si pelayan."Bagaimana kalau memanggil saya dengan sebutan nona saja? Intinya jangan panggil nyonya, panggil nona saja kalau Tuan Ares marah nanti aku yang akan bilang padanya," ucap Ella."Baik Nona Ella, anda ingin makan apa?" "Terserah saja," sahut Ella."Baik saya permisi."Setelah si pelayan pergi, Ares datang ke ruang makan dengan pakaian yang sudah rapi."Bukankah hari ini jadwal kamu ke sekolah?" tanya Ares seraya mendudukkan dirinya di kursi."Aku tahu, tapi aku tidak ingin mengundang pikiran aneh para pekerja di sini jika mereka melihat aku mengenakan seragam SMA," sahut Ella."Bilang saja padaku jika salah satu dari merek
"Kemana ponselmu, Ella?" tanya Ares."Ponselku dirampas temanku, coba kamu hubungi nomornya," ucap Ella."Dirampas? Bagaimana bisa? Katakan siapa yang telah merampasnya," ucap Ares marah."Nadine Laura Zeint," sahut Ella."Zeint? Keluarga yang mengajak kerjasama denganku kemarin. Tapi soal ponselmu, sebenarnya itu sudah aku connect ke ponselku. Maka dari itu aku bingung ketika melihat posisi ponselmu yang jauh sedangkan kamu disini. Ponselmu biar aku yang urus, kamu tenang saja," ujar Ares.Ella hanya tersenyum menanggapi perkataan Ares. Salahkan Nadine, kenapa wanita itu mengganggu Ella. Sekarang lihat bagaimana Tuan Ares Roy Mason akan bertindak.•••"Bagaimana ini, tagihan listrik belum dibayar tapi uang ibu malah dihabiskan oleh ayah kalian untuk berjudi dan meminum minuman keras," gerutu Saras.Sedangkan Angel dan Lia hanya diam di ruang makan seraya menyantap makan siang mereka."Ayah kalian selalu saja membuat ibu emosi. Anak pungut itu juga tidak pernah memberi uang kepada ibu
Ares membelikan ponsel baru kepada Ella yang sama dengan yang dulu. Kabar mengenai Nadine, gadis itu di skors selama satu minggu. Sebenarnya pihak sekolah bisa saja menganggap masalah ini selesai. Namun mengingat siapa yang melaporkan kasus ini dan siapa yang mendukung pihak korban yaitu Rayhan Roy Mason, mereka pun lebih memilih mengikuti Rayhan yang memiliki kasta diatas Nadine.Ares, Rayhan dan Ella saat ini sedang berada di restoran milik Ares untuk merayakan kelulusan Rayhan yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Ares menyuruh Rayhan membawa kekasihnya. Rayhan pun membawa Livia ke acara makan malam itu.Livia sebenarnya adalah gadis pindahan yang berasal dari Amerika lalu pindah kesini karena mengikuti orang tuanya. Orang tuanya sendiri memiliki pabrik susu kemasan yang diperuntukkan mulai dari bayi hingga orang tua. Ada yang berupa susu bubuk maupun cair dan sudah mengedarkan produknya ke dua puluh negara."Kamu memang pintar memilih gadis, Kakak merestui kalian dan semo