"Kemana ponselmu, Ella?" tanya Ares."Ponselku dirampas temanku, coba kamu hubungi nomornya," ucap Ella."Dirampas? Bagaimana bisa? Katakan siapa yang telah merampasnya," ucap Ares marah."Nadine Laura Zeint," sahut Ella."Zeint? Keluarga yang mengajak kerjasama denganku kemarin. Tapi soal ponselmu, sebenarnya itu sudah aku connect ke ponselku. Maka dari itu aku bingung ketika melihat posisi ponselmu yang jauh sedangkan kamu disini. Ponselmu biar aku yang urus, kamu tenang saja," ujar Ares.Ella hanya tersenyum menanggapi perkataan Ares. Salahkan Nadine, kenapa wanita itu mengganggu Ella. Sekarang lihat bagaimana Tuan Ares Roy Mason akan bertindak.•••"Bagaimana ini, tagihan listrik belum dibayar tapi uang ibu malah dihabiskan oleh ayah kalian untuk berjudi dan meminum minuman keras," gerutu Saras.Sedangkan Angel dan Lia hanya diam di ruang makan seraya menyantap makan siang mereka."Ayah kalian selalu saja membuat ibu emosi. Anak pungut itu juga tidak pernah memberi uang kepada ibu
Ares membelikan ponsel baru kepada Ella yang sama dengan yang dulu. Kabar mengenai Nadine, gadis itu di skors selama satu minggu. Sebenarnya pihak sekolah bisa saja menganggap masalah ini selesai. Namun mengingat siapa yang melaporkan kasus ini dan siapa yang mendukung pihak korban yaitu Rayhan Roy Mason, mereka pun lebih memilih mengikuti Rayhan yang memiliki kasta diatas Nadine.Ares, Rayhan dan Ella saat ini sedang berada di restoran milik Ares untuk merayakan kelulusan Rayhan yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Ares menyuruh Rayhan membawa kekasihnya. Rayhan pun membawa Livia ke acara makan malam itu.Livia sebenarnya adalah gadis pindahan yang berasal dari Amerika lalu pindah kesini karena mengikuti orang tuanya. Orang tuanya sendiri memiliki pabrik susu kemasan yang diperuntukkan mulai dari bayi hingga orang tua. Ada yang berupa susu bubuk maupun cair dan sudah mengedarkan produknya ke dua puluh negara."Kamu memang pintar memilih gadis, Kakak merestui kalian dan semo
Waktu sore hari Ella habiskan untuk duduk di balkon dengan ditemani segelas susu coklat. Seraya merenungkan langkah apa yang akan Ella ambil kedepannya. Kebenaran yang dia dengar dari mulut kakaknya tadi siang membuat pikiran Ella terkuras untuk memikirkannya. Maka dari itu Ella butuh menenangkan dirinya di sini.Setelah sekian lama melamun, Ella mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dan jarinya mengetikkan sesuatu di internet. Raymond Samudra, investor dan pengusaha trading yang kaya raya. Ella mengamati setiap informasi orang itu. Benarkah pria itu adalah ayah Ella? Dadanya sesak ketika melihat mata emas milik Raymond. Mata itu… sama persis dengan mata Ella. Kulit Raymond yang putih bersih juga sama persis dengan milik Ella. Ditambah hidung mereka yang sama-sama mancung. Mereka berdua memang mirip atau bahkan sangat mirip.Ella tidak melihat satu informasi pun yang menunjukkan bahwa Raymond sudah menikah. Jari Ella memencet satu artikel yang memuat kisah perjalanan cinta
Di bawah langit malam, Ella dan Ares duduk berdua di taman kota seraya memakan kentang goreng. Mereka sedang melakukan kencan, hal yang sudah lama Ares tak rasakan setelah putus dengan Helena. Ada sensasi baru yang ia rasakan karena selama ini dia selalu berkencan dengan gadis seumuran. Sedangkan gadis yang menikah dengannya adalah gadis yang berumur hampir setengah dari umur Ares."Ella aku ingin bertanya kepadamu, kamu sebelumnya tidak pernah berpacaran?" tanya Ares.Ella mengurungkan niatnya yang ingin memasukan kentang goreng ke dalam mulutnya. Ella menatap Ares yang juga sedang menatapnya."Kenapa kamu menanyakan itu?" tanya Ella pelan."Kamu istriku jadi aku wajar menanyakan itu, aku memang hampir tahu segala hal tentang dirimu. Namun ada salah satu hal yang tidak ku ketahui, apakah kamu pernah berpacaran?" tanya Ares.Cukup lama Ella terdiam hingga dia mengatakan sesuatu dengan lirih, "Tidak."Ares mengangguk-angguk dan lanjut memakan kentang gorengnya. "Kata Liam kamu pernah d
Ella saat ini sedang diperjalanan pulang dengan menaiki taksi. Ia sebenarnya sangat gelisah, apakah Ares akan marah kepadanya? Ella pun menjadi tidak tenang ditambah tadi Ares menghubunginya terus. Ponsel Ella sudah Ella matikan agar Ares tidak dapat menghubunginya lagi.Ella akui ini salah Ella yang berlebihan dalam menanggapi perkataan Ares. Tapi sungguh, Ella tidak bisa mengontrol diri ketika dikaitkan dengan hal yang berhubungan dengannya dan Rayhan.Bermenit-menit kemudian, Ella sampai di depan mansion mewah suaminya. Ia menarik nafas dan menguatkan hati untuk apa yang akan ia alami nanti. Ella turun dari mobil lalu memberikan uang kepada sopir taksi. Tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih.Para bodyguard membungkuk ketika melihat Ella datang, lalu mereka membukakan gerbang. Ella pun masuk dengan lengkah pelan dan hatinya mencelos ketika melihat mobil Ares terparkir di halaman. Langkah Ella semakin pelan karena jujur saja dia merasa sangat takut."Nona Ella kemana saja? Tuan Ar
Tiga hari Helena koma di rumah sakit namun wanita itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan kembali sadar. Para wanita simpanan Ryan tentu sangat bahagia mendengar kabar tentang Helena. Mereka bahkan mengadakan party untuk merayakannya.Ryan selalu bolak-balik ke rumah sakit setiap hari untuk melihat kondisi Helena atau mempertemukan Mark dengan ibunya. Ada rasa tak tega atau menyesal di hati Ryan ketika melihat kondisi Helena. Ryan memang mencintai Helena, namun kebiasaan dikelilingi banyak wanita itu sudah ada sebelum Ryan bertemu dengan Helena.Dengan Mark digendongannya, Ryan berdiri di samping brankar Helena. Ryan terus mengajak Mark bicara agar bayi itu tak menangis. Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dan munculah seorang wanita di ambang pintu."Ryan," panggil wanita tersebut."Siska," sahut Ryan kaget.Wanita yang dipanggil Siska tersebut tersenyum dan melangkah dengan anggun ke arah Ryan."Aku kemari membawakanmu makanan," ucap Siska.Siska adalah simpanan wanita yang pal
Sore hari, Lia dan Ella membuat janji untuk bertemu di kafe tengah kota. Ella yang mengajak Lia karena ada yang ingin Ella sampaikan. Saat Lia masuk ke dalam kafe, sudah terdapat Ella yang menunggu sambil memainkan ponselnya."Halo Ella," sapa Lia."Halo juga Kak Lia," balas Ella.Mereka berdua pun berpelukan lalu duduk di kursi yang berhadapan."Ada apa Ella?" tanya Lia."Diminum dulu Kak," ucap Ella.Lia pun mengangguk dan meminum jus alpukat yang sudah dipesankan oleh Ella."Jadi begini, kemarin Ares bilang kepadaku bahwa Kak Ella tidak perlu bekerja karena Ares akan membiayai hidup Kak Ella sampai Kak Ella kuliah dan Kak Ella bisa bekerja di perusahaannya Ares setelah Kak Ella lulus kuliah. Dan soal kuliah Kak Ella tidak perlu khawatir karena Ares akan membiayai biaya kuliah Kakak," ujar Ella."Uhuk uhuk." Tenggorokan Lia tersendat setelah mendengar ucapan Ella."Kamu serius?" tanya Lia."Apa wajahku terlihat bercanda?" tanya Ella seraya menunjuk wajahnya sendiri."Iya-iya aku per
Ella dan Ryan duduk di kursi taman rumah sakit. Suasananya tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi. Keheningan melanda mereka sampai akhirnya Ryan berdehem untuk menghilangkan kecanggungan sebelum memulai pembicaraan."Ella, kamu tahu siapa aku?" tanya Ryan."Tahu, kamu Ryan," jawab Ella.Ryan menepuk jidatnya sekaligus tertawa kecil mendengar jawaban Ella."Maksud aku bukan itu. Kamu lucu. maksudku kamu tahu tidak aku ini siapa?" tanya Ryan di sela-sela tawanya."Tidak," sahut Ella.Setelah tawanya reda, raut wajah Ryan berubah serius. "Perkenalkan, aku suami Helena Lei Sant mantan Ares," tutur Ryan.Refleks Ella menoleh dan menatap Ryan intens. Tak pernah terbayangkan di benak Ella jika pria itu adalah suami Helena. Wajah Helena saja Ella tidak tahu apalagi suaminya."Ada urusan apa?" Ella mengajukan tanya dengan raut wajah tak seramah sebelumnya."Aku hanya ingin bertemu suamimu. Begini, aku tidak punya nomor ponselnya dan aku masih ragu jika harus datang ke tempat tinggal Ares.