BROKEN

BROKEN

By:  Eluna  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
100 ratings
89Chapters
6.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Erhan adalah sebuah keluarga yang telah rusak oleh sebuah pengkhianatan. Nick Erhan terpaksa harus menjalani waktu panjangnya di rumah sakit jiwa yang menyedihkan. Padahal, ia tidak gila seperti asumsi para polisi. Ia meninggalkan Jessyca Amora untuk mengurus sendiri dua buah hati mereka dengan cara yang aneh. Jess menderita gangguan jiwa yang tidak diketahui oleh siapa pun. Didikan yang aneh membuat Dev Sasaka dan Elfara selaku anak-anaknya hidup dalam kesalahpahaman hingga keduanya memiliki jalan hidup yang tragis. Apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarga Erhan sehingga pasutri itu hidup dalam tempat yang seolah tertukar dan seperti apakah hidup Dev dan Elfara?

View More
BROKEN Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rai Seika
Menegangkan, keren ini authornya
2021-12-04 15:01:09
1
user avatar
icher
Menegangkan. Semangat terus up nya thor.
2021-12-04 09:41:16
1
user avatar
Syafridawati
Cerita yang bagus sekali. Ditunggu kelanjutannya
2021-12-04 09:30:41
1
user avatar
akun literasi
Ditunggu kelanjutannya
2021-11-06 06:37:12
1
user avatar
Latifah Noviyanti
Semangat dan salam sukses, kak...
2021-10-18 11:52:19
1
user avatar
Pratiwi
Ikut sedih bacanya. Semangat up ya thor
2021-10-14 08:33:46
2
user avatar
Yoyota
Lagi mengandung malah ditinggal, sedih banget rasanya.
2021-10-12 17:26:18
1
user avatar
Cristhina
wow keren banget ... next thor...
2021-10-12 11:40:48
1
user avatar
Laura Pohan
ceritanya menarik, bikin penasaran. lanjut thor
2021-10-09 19:48:25
1
user avatar
Tiara Ameera Tiara
semangat terus dan sukses selalu.......
2021-10-07 15:03:27
1
user avatar
Handdwi
nice story
2021-10-06 09:37:15
2
user avatar
Mega setia
bagus thor ceritanya .... lanjutkan
2021-10-05 09:17:38
1
user avatar
RAZILEE
bagussss bngtttt
2021-10-04 16:55:51
1
user avatar
Giaa Ukary
Ide cerita yang menarik, semangat terus nulisnya ya Kak .........
2021-10-04 10:25:23
1
user avatar
Fn. Nurmala17
bikin penasaran aja nih cerita, smngt trs ngetiknya kak...
2021-10-04 10:00:54
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 7
89 Chapters
Perdebatan
Nick meremas daun pintu demi menghindari api yang berkobar di bola mata Jess. Pria itu merasa harga diri dan reputasinya sedang diinjak-injak. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani menentang kehendaknya. Dia menoleh sekilas ke sosok perempuan yang dipunggunginya, api yang berkilat-kilat di sana telah bercampur dengan lelehan air mata. Ruang hati lelaki berkulit terang itu mendingin, sepasang netra cekungnya berubah sendu. Dengan kaki jenjang, ia berjalan gontai menuju perempuan yang berhasil menjerat hati. “Maafkan aku, Jess!” Nick merengkuh tubuh mungil yang hanya setinggi dada itu. Perempuan itu membiarkan suaminya, tetapi juga tidak membalasnya. “Jess, aku harus pergi. Kau harus mengerti.” “Bagaimana kalau kau gagal? Apa kau akan tetap mengutamakan misi konyolmu itu? Aku tidak mau kau terus-terusan meninggalkanku.” Jess menjauhkan diri satu langkah dari lelaki berdarah Turki itu, pandangannya penuh tuntutan. “Apa kau pernah mendengar kegagalanku?” tanya Nick, hening menje
Read more
Memulai Perjalanan
Setelah beberapa saat, Bell 412 yang mereka tumpangi telah sampai di titik yang mereka tuju. Mereka terjun dengan parasut dan bersiap memasuki paru-paru dunia dengan perasaan yang tak menentu. Nick memimpin perjalanan di depan. Sepasang mata cokelatnya yang terang menyapu seluruh tempat. Tidak ada sesuatu yang berarti, mereka terus berjalan melewati pohon-pohon kapuk dan karet serta rerumputan yang tumbuh liar di bawah kaki mereka. Ternyata hutan itu tak seseram yang dibayangkan. Hampir separuh waktu menyusuri wilayah itu, komunitas memutuskan untuk beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga. Mereka menemukan beberapa batuan besar yang melumut, sepertinya itu tempat yang cocok untuk bersandar. Lutfi, Joe, dan Sanskar menyandarkan punggung di badan bebatuan sedangkan Steve dan Gaffin asyik mengamati bunga-bunga anggrek yang dihinggapi kupu-kupu morpho biru. Seolah tersihir, mereka berdua tak sekali pun mengedipkan mata. “It’s so amazing!” uja
Read more
Gaffin Menghilang
Raja siang mulai bertakhta, sibak emasnya menelanjangi bumi yang terbungkus kabut tipis. Semua orang menyudahi petualangan mereka di alam mimpi dan bergegas mencuci muka dengan air mineral yang mereka bawa. Mereka enggan pergi ke sungai. Udara di hutan sangat segar, mereka merasakan bulir-bulir oksigen memenuhi rongga dada, nyanyian burung pengantar pagi pun menggema sehingga secara otomatis menciptakan mood yang bagus. Kecuali Lutfi, anak itu terlihat lesu. Mungkin tidurnya tidak nyenyak karena rintihan Youvee yang tidak mau berhenti di sepanjang malam. Saat ini Youvee tidak serewel itu, tetapi Nick mengkhawatirkannya karena tidak keluar dari tenda. Dengan diliputi rasa penasaran, dia menyibak tenda dan melihat Youvee sedang meringkuk. Wajahnya seperti kehabisan darah. Segera, Nick menempelkan punggung tangannya ke dahi Youvee. Ekspresi datarnya berubah menjadi tegang. “Yodas! Yodas!” Ia berteriak sembari melirik ke luar tenda. “Ada apa?” tanya Y
Read more
Jessy Melahirkan
Jess terduduk di antara deretan pohon yang mengelilingi parit kecil. Mata sayunya tak henti memandangi ikan-ikan kecil yang bebas berenang di bawah pantulan sinar rembulan. Sesekali ia mengelus perut buncitnya yang ada di balik sweater, bayinya senang sekali menendang-nendang. Tak terasa, sebentar lagi buah cinta itu akan melihat luasnya dunia. Hatinya dirundung kesedihan mengingat sosok Nick yang jauh. Seharusnya, di usia kandungan yang menginjak sembilan bulan, Nick selalu berada di sampingnya, memanjakan dan menjaganya seperti pasangan lain yang ia lihat. Namun, dia harus mengubur dalam-dalam keinginan untuk menikmati masa trimester akhir kandungan bersama pria yang dua tahun ini menjadi suaminya, menuruti ambisi yang sangat berbahaya. Jess menyisir gelenyar rindu yang melintas membentuk garis di pipi, entah ke mana ia akan membawa sepucuk rindu yang membuncah. Banyak lembar cerita yang mengisahkan biduk rumah tangga antara mereka dengan berbagai macam konflik dan
Read more
Yodas Tersesat
Di tepi sungai, Yodas membiarkan gelombang air yang menjadi lintasan makhluk mengerikan itu menerpa tubuhnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihat, Joe mungkin tertidur nyenyak di perut predator dan ia tidak bisa menolongnya. “Dasar makhluk sialan! Jiaaahhaaaahh!” Pemilik kulit eksotis itu meraung sambil menjambak rambut. Yodas mendongak, sekali lagi menatap kepergian Joe. Sesuatu hal yang tidak disangka-sangka terjadi, Yodas terkesiap merasakan percikan air yang mengenai wajahnya hingga ia kesulitan bernapas. Ia mundur beberapa langkah melihat kepala monster yang membawa Joe tiba-tiba menyembul dari dalam sungai. “Apa dia mendengar aku menyalahkannya? Oh, God, tamat riwayatku!” lirih Yodas, matanya terlihat pasrah dan putus asa. “Apa kau juga akan memakanku seperti kau memakan temanku, huh?” Yodas berteriak lantang, seolah itu akan memuaskan hatinya di akhir hidup. Makhluk itu menatapnya dan tanpa basa-basi meleb
Read more
Menemukan Yodas dan Gaffin
Pukul 00.59 dini hari, kabut tebal menerjang pandangan. Udara yang dingin menghasilkan bulir-bulir basah seluruh isi hutan. Tebal jaket tidak melindungi mereka dari suhu yang semakin ekstrem. Di tengah gigil yang mendera, Nick berusaha melawan dingin dan bersikap biasa saja. Sesekali jemarinya mengusap layar yang lembab, sinar matanya menyala, seulas senyum pun melengkung di bibirnya yang eksotis. Semua anggota dapat menebak, apa yang akan dikatakan olehnya karena mereka juga melihat apa yang ada di layar ponsel. Manik mereka jatuh pada objek yang ada di depan, sebuah gua yang ditumbuhi rumput.  Kabut putih di hamparan malam yang pekat membuat penampilan gua itu seperti rumah hantu. Dahi Nick mengernyit. Untuk apa Yodas berada di dalam sana? Nick mengajak teman-teman untuk masuk ke sana melalui bahasa mata. Tidak ada yang membantah, mereka semua mengangguk. Sampai di mulut gua, Nick mengisyaratkan mereka untuk berhenti. Seekor piton raksasa melintas, menghalangi
Read more
Rombongan Terpisah
Berhari-hari menempuh perjalanan, komunitas muda itu tak jua menemukan letak sungai yang dimaksud, mereka hanya berputar-putar dan selalu kembali ke tempat semula. Stok makanan sudah habis sedangkan mereka tidak tahu kapan mereka akan keluar. Nick berpikir keras untuk mendapatkan jalan yang benar, kali ini Nick merasa benar-benar dihimpit kebingungan. Sebagai ketua, ia dibebani tanggungjawab yang besar.   Lelah, Nick menuruti kemauan anggota untuk sekadar mengatur napas yang tersengal. Menuruni tanah berundak, mereka melepas penat di tanah yang datar. Satu tangkai anggur seketika menyejukkan mata, mereka terlihat seperti kawanan anjing hutan yang kelaparan. “Berikan aku sedikit!” ucap Mehmet pada Sanskar yang berhasil mendapatkan banyak bagian. “Hei, kenapa kau memakannya terus?” Sanskar tak menghiraukan Mehmet, ia terus mengunyah semua anggur hingga tak tersisa. “Kenapa kau menghabiskannya sendiri, Sanskar? Satu biji pun kau
Read more
Jessy Kehilangan Velove
“Aaaa!” Suara teriakan membuat orang tergopoh-gopoh ingin mencari tahu apa yang terjadi. Seorang lelaki masuk dengan sangat terpaksa. Bill, pria itu melihat panik kondisi Jess. Ia mengambil segelas air, gadis itu masih berusaha mengendalikan napasnya yang memburu. Butuh waktu lima menit sebelum air mineral itu berpindah tangan, Jess meneguknya bersama butiran pil berwarna putih yang diambilnya dari sebuah botol transparan. “Terima kasih!” Jess melempar senyum kecil pada Bill, pria itu menaruh gelas yang sudah kosong di atas nakas. “Kau memimpikannya lagi?” tanya Bill sambil merapikan perkakas ranjang yang berhamburan di lantai marmer. “Maaf, kalau aku selalu merepotkanmu!” Jemari Jess menyisir poni yang terlihat memanjang. “Bukankah aku dibayar untuk itu?” Bill berujar tanpa melihat wajah Jess, mata elangnya masih melekat di lantai. Jess menarik satu sudut bibirnya kemudian mencebik ketika tangis bayi mengisi kamarnya. Mala
Read more
Bertemu Suku Pedalaman
Di sisi sungai, Nick membasuh wajahnya. Ia melihat pantulan wajahnya di air keruh yang sudah koyak, ia melihat kegagalan dan masa depannya yang buruk. Tiga puluh hari, Nick mengembara bersama Mehmet, mencari jalan juga teman-temannya. Seringkali ia mengingat Jess juga buah hati mereka. Penampilannya kini nyaris tak dikenali. Ia dan Mehmet bertahan hidup dengan memakan buah-buahan yang tumbuh di hutan, tiga puluh hari bukan sesuatu yang mudah. Berbagai macam kesulitan datang bertubi-tubi, dan hal itulah yang membuat mereka terlihat lebih kuat. “Nick!” Suara Mehmet membuyarkan lamunannya, ia berjalan mendekati Mehmet. “Kau mendapatkannya?” Nick melihat sesuatu di tangan Mehmet. “Yeah, ini yang ke lima puluh kali setelah aku mendapatkan piranha lebih dari dua puluh kali.” Mehmet mengangkat kayu yang berhasil menusuk buruannya. “Baguslah, setidaknya kau mendapatkan ikan gabus walau cuma satu!” “Ya, setidaknya ini bisa menjadi t
Read more
Upaya Jess untuk Kepulangan Nick
Aroma lili menyeruak ke sudut-sudut ruang. Jess mematut dirinya di cermin hias, gaun hitam sepanjang lutut melekat apik di tubuhnya. Gaun ketat tanpa lengan dengan kualitas super itu melekat sesuai pahatan tubuhnya yang indah tanpa memberi efek panas dan alergi. Jess terlihat sempurna dengan sapuan lipstik glossy berwarna karamel. Rambut ikalnya digelung, memamerkan leher jenjang berhiaskan berlian kecil yang cantik. Tanpa penebal alis dan maskara, warna alis dan bulu matanya tampak tegas dan menyala. Jess berputar, memindai pantulan dirinya di cermin, raut wajahnya berubah redup. Ia mengelus bagian tangannya yang berotot. Sebelum melahirkan, bahkan urat halus pun tak terlihat. Beruntung, badannya yang sempat kurus kini mulai berisi sehingga ia tak perlu malu mengenakan pakaian-pakaian seksinya kembali. Jess menyambar kunci mobil setelah selesai mengenakan sepatu hak tinggi berwarna serupa dengan pakaiannya. Tak lupa, kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya yang t
Read more
DMCA.com Protection Status