Share

AKU TAKKAN MENYERAH, MAS!
AKU TAKKAN MENYERAH, MAS!
Penulis: ET. Widyastuti

BAB 1

“Saya terima nikah dan kawinnya Anita Prameswari binti Arya Wiguna dengan maskawin perhiasan emas seberat 20 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.”

Suara lantang dalam satu tarikan napas tak ayal membuat hati Anita berbunga-bunga. 

“Saksi sah?”

“Sah!”

“Sah!”

"Sah!"

Anita tersenyum lebar. Impiannya nikah muda dan menjadi nyonya Bayu Wicaksono tercapai sudah. Hatinya mengembang bahagia.

Lelaki di sebelahnya pun tak henti-hentinya menarik kedua unjung bibirnya ke samping. Memberikan senyum terbaiknya pada semua yang hadir di hari bersejarah bagi kedua mempelai. 

Suasana bahagia pun menyelimuti perhelatan itu. Para tetamu juga memberikan selamat dengan suka cita karena melihat roman bahagia terhias di wajah kedua mempelai.

“Makasih ya, Mas. Akhirnya kita menikah, ” kata Anita saat keduanya usai menunaikan sholat dua rekaat di kamarnya. Diciumnya punggung tangan Bayu yang kini telah resmi menjadi suaminya. Anita tak bisa menyembunyikan binar kebahagiaannya. 

Berbeda dengan lelaki yang duduk bersila di depannya. Lelaki itu lalu bangkit usai menempelkan punggung tangannya ke kening Anita. Ia lalu duduk di sisi pembaringan. 

“Kenapa, Mas? Kamu tidak bahagia? Bukannya kamu barusan sudah berdoa untuk pernikahan kita?” tanya Anita seraya menatap Bayu.Perempuan itu lalu membereskan sajadah yang masih membentang. Melipatnya dan meletakkan di tempat mukena dan sajadah di sudut kamar. 

Anita yang masih mengenakan mukena, menatap Bayu lekat. Dadanya bergemuruh menanti apa yang hendak   Bayu katakan padanya. 

Bayu, sosok ideal. Lelaki pujaan yang dikaguminya sejak remaja. Dan kini seolah mimpinya menjadi kenyataan. Doa dan harapannya telah dikabulkan. Lalu, apa yang hendak Bayu katakan padanya? 

“Dik, aku tahu pernikahan ini adalah impianmu. Tapi aku tidak!” 

Deg. 

Kata-kata Bayu serta merta bagai belati menusuk ke ulu hati, bagai sembilu menyayat kalbu. 

Namun, Anita berusaha mengendalikan diri. Bagaimanapun dia sudah tahu bahwa alasan dia harus menikah dengan Bayu bukan karena Bayu mencintainya. Bukan pula kesepakatannya mereka berdua. Tetapi, tak lebih karena perjodohan. 

Ya, perjodohan. Bagi Anita, ini adalah perjodohan yang menyenangkan, karena dia mendapat apa yang dia impikan. Lelaki yang tak hanya tampan, namun juga memiliki kepribadian yang baik. Siapapun wanita, pasti tak mampu menolak pesonanya.

Sebaliknya, bagi Bayu, pernikahan ini bukanlah hal yang ia inginkan. Cintanya sudah berlabuh pada orang lain.

Sayangnya, orangtua Bayu tidak menyukainya. Sinta, pacar Bayu, adalah pribadi yang elegan, cantik dan cerdas. Sayangnya, dengan kelebihannya itu, dia sangat sibuk dengan impian karirnya. 

Tapi Bayu tidak bisa menolak perjodohan ini. Bagaimanapun, orangtuanya lebih memilih Anita yang penurut dan keibuan. Dia begitu pengecut untuk tidak bisa menolak keinginan orantuanya. 

Anita menunduk. Gemuruh dalam dada seolah bertalu-talu. Dadanya naik turun karena menahan sesak.

Tadinya, dia pikir Bayu sudah menerimanya. Bagaimanapun siang tadi lelaki itu terlihat sangat bahagia. Rupanya Bayu mampu menyembunyikan perasaannya. 

“Aku tak akan menyentuhmu, hingga aku benar-benar bisa menerimamu...” kata Bayu lirih. 

Seketika Anita jatuh terduduk di lantai tempatnya berdiri. Bulir bening di ujung matanya tak dapat ditahan. Kini, Anita sadar, dia memang sudah memiliki fisik Bayu. Tapi, tidak dengan hatinya.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status