3 Minutes With You

3 Minutes With You

Oleh:  Tithi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
46Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Aku tahu tapi kasih aku waktu tiga menit aja untuk seperti ini.” Kael membalas pelukan Chea dengan memeluk Chea tak kalah erat, “Tiga menit.” Kisah cinta antara Chea dan Kael yang bermula hubungan antara siswi dan tutor pribadi. Kael selalu hadir saat Chea membutuhkan seseorang dan hal itu membuatnya jatuh cinta kepada Kael. Tapi, sayangnya Pak Cakra tak lain Ayah Chea tak merestui hubungan mereka karena perbedaan status sosial mereka. Kael pun membuktikan bahwa dirinya memang pantas untuk Chea dan disaat dirinya telah sukses menjadi seorang musisi yang dikenal diseluruh penjuru dunia. Rintangan lain justru menghalangi kisah mereka yang membuat mereka sulit untuk bersama. Info : Pict source by unsplash @Caleb Ekeroth. Edited by Tithi

Lihat lebih banyak
3 Minutes With You Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
46 Bab
PROLOG
“Three Minutes With You. Judul lagu yang Anda bawakan di konser Anda, lagu itu hampir dibicarakan oleh banyak orang. Boleh saya tahu makna lagu itu?” Seorang wanita bertanya kepada pria dihadapannya. “Yah, seperti lirik dalam lagu itu. pasangan yang saling mencintai tapi tidak bisa bersama selamanya,” jelasnya. Wanita itu menyipitkan matanya, “Pasangan. Apa itu cerita pribadi?” tebaknya. Pria itu hanya terkekeh, “Boleh kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya?” “Oke.” Si jurnalis tak memaksak untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, “Lalu rencana Anda selanjutnya apa? Penggemar Anda pasti sangat penasaran.” Pria itu memandang jauh ke depan, “Saya akan merilis album dan mungkin setelah itu saya akan berlibur.” “Berlibur?” Pria itu mengangguk, “Saya sudah bekerja sangat keras untuk sampai di posisi ini. Sudah saatnya saat memberikan penghargaan kepada diri saya dengan berlibur.” “Anda benar. Sejak debut sampai deti
Baca selengkapnya
BAB 1
Kael mulai gelisah menunggu di sebuah Cafe seorang diri. Beberapa kali laki-laki berusia awal dua puluh tahun itu mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk. Sudah setengah jam dia duduk ditemani secangkir latte panas dan dua buku akademik yang menjadi bacaannya karena menunggu seseorang yang seharusnya sudah bersamanya.Kael melihat ponselnya untuk memeriksa pesan yang masuk dari seseorang bernama Chea. Pesan terakhir dari seseorang yang tidak menggunakan foto sebagai profil WhatsApp-nya itu mengabarkan bahwa dia akan terlambat lima menit. Tapi, Kael sudah menunggunya selama empat puluh menit jam.Dan masalah profil WhatsApp yang tidak ada gambarnya. Ada dua kemungkinan. Pertama, gadis yang akan menjadi muridnya memang tidak memasang foto untuk profilnya. Kedua, nomor Kael memang sengaja tidak dia simpan sehingga Kael tidak akan mengetahui wajah muridnya itu.Salah satu teman semasa SMA-nya menawarkan untuk menjadi tutor pribadi seorang anak SMA bern
Baca selengkapnya
BAB 2
Restoran Askara. Salah satu tempat makan yang rasanya tidak kalah jika dibandingkan dengan Restoran bintang lima sekalipun. Letaknya berada di daerah perkantoran di kawasan Jakarta. Banyak kalangan yang datang baik pegawai kantoran bahkan mahasiswa di saat makan siang seperti sekarang atau makan malam. Sebenarnya, Restoran Askara memang lebih pantas disebut dengan tempat makan jika dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya kuota pengunjung yang baru bisa menampung dua belas orang saja. Jam operasionalnya pun dibagi dua yaitu pagi jam sembilan sampai jam dua siang dan malam jam empat sore hingga sembilan malam. Karyawannya juga belum terlalu banyak yaitu tidak lebih dari sepuluh orang yang dibagi dua shift setiap harinya. Bu Nur si pemilik bisnis tersebut memberikan kata Restoran untuk nama bisnisnya karena memiliki harapan jika suatu hari, usaha yang beliau rintis dapat menjadi besar dan terkenal seperti Restoran-Restoran pada umumnya. Kael bekerja di tempat
Baca selengkapnya
BAB 3
Secangkir latte panas tidak pernah absen menemani Kael yang sedang menunggu Chea datang. Dia datang sepuluh menit lebih awal dari kesepakatan mereka. Sesuai permintaan Chea, mereka memilih melakukan les di luar rumah. Gadis itu menjelaskan bahwa dia akan sulit berkonsentrasi jika sewaktu-waktu Pak Cakra pulang dan ikut mengawasinya. Waktu berlalu begitu cepat ketika Kael sibuk membaca buku. Sudah pukul dua siang tepat. Kael memandang ke arah pintu berharap gadis itu tidak terlambat meski sebenarnya Chea yang akan dirugikan jika dirinya yang terlambat. Senyum Kael muncul ketika mendapati Chea turun dari taksi biru. Chea yang berdiri tepat dihadapannya yang berbatas dengan jendela nampak kesal begitu melihat wajahnya yang nampak senang. Tentu saja Kael merasa senang sebab dia berhasil membuat Chea menurut kepadanya karena kesepakatan yang dia buat. Setidaknya, satu kendala menjadi tutor gadis itu berhasil ditanganinya. Chea menyeringai saat men
Baca selengkapnya
BAB 4
Chea tidak hentinya bersenandung sepanjang jalan bersama Ayah. Lalu lintas yang macet siang ini tidak membuat suasana hati Chea yang baik menjadi buruk. Dia bahkan tidak peduli jika mobil Ayah sudah diam selama hampir setengah jam di tengah jalan. Suara klankson kendaraan yang terdengar silih berganti pun juga tidak mempegaruhinya. “Kita mau ke mana?” tanya Ayah. “Nonton?” “Ide yang bagus. Ayah udah lama nggak nonton film. Kamu cari jadwalnya dan pesan langsung biar kita nggak usah nunggu waktu lama.” “Oke, bos.” Chea membuka website bioskop untuk melihat jadwal film yang akan tayang siang ini, “Horor?” “Boleh.” Satu kesamaan Chea dan Ayah adalah mereka menyukai genre film yang sama. Jika tidak film horor, mereka akan menonton film action. Chea pun lekas memilih film horor yang sudah ingin dia lihat. Memilih jam penayangan lalu membeli tiket untuk mereka berdua. “Halo, Dokter Cakra,” suara seorang perempuan meny
Baca selengkapnya
BAB 5
“Perempuan kemarin siapa, Kael?” tanya Bu Nur ketika mereka berada di dapur merapikan bahan-bahan yang baru saja datang. Kael mulai mengingat seorang perempuan yang dimaksud Bu Nur. Kemarin dia bertemu dengan Chea di dekat Restoran. Mereka hampir berbincang selama sepuluh menitan sebelum akhirnya, Chea pulang setelah dia menghentikan taksi untuk Chea. “Chea, maksud Ibu?” “Jadi namanya Chea. Bagus namanya. Pacarmu, Kael?” Kael menggeleng sambil memasukkan tomat di tempatnya dengan rapi. Tomat yang lama dia taruh di paling depan dan tomat baru dia taruh di belakang. Dulu, dia pernah bekerja di Mini Market dan cara menata barang dia aplikasikan saat menata bahan-bahan dapur di Restoran. “Murid saya, Bu.” “Murid kok sampai pelukan seperti itu?” Bu Nur nampaknya tidak percaya dengan jawabannya. Kael terkekeh, “Beneran. Dia lagi sedih dan saya cuman hibur dia dengan meluk dia. Itu aja kok.” “GUYS!” Bu Nur ber
Baca selengkapnya
BAB 6
Sudah sejak pagi, Chea merasa kepalanya sangat pusing dan berkunang-kunang. Dia bahkan tidak masuk ke sekolah karena rasa pusing yang dialaminya. Jika dipaksakan untuk berdiri kepalanya terasa berputar-putar.Chea duduk di sofa ruang tamu saat dia tidak sanggup berdiri untuk kembali ke kamarnya usai meminum obat di dapur. Kepalanya sungguh nyut-nyutan sampai dia harus menjambak rambutnya untuk meredakan rasa sakit. Hari ini dia sudah minum obat untuk kedua kalinya setelah pagi tadi tapi rasa sakit dikepalanya tidak berkurang.Dia sudah memberitahu Ayah perihal sakitnya sebelum Ayah ke Rumah Sakit, Ayah lekas menyuruh Chea untuk ke Rumah Sakit tapi Chea menolak. Ayah pun hanya memberikan obat anemia untuknya.Ponselnya berdering. Chea meraih ponsel yang berada di atas meja ruang tamu. Nama Kael muncul di layar ponselnya sebagai penelpon.“Kael,” ucapnya dengan nada lemah memanggil nama laki-laki yang menelponnya.“Kamu sakit?&rdquo
Baca selengkapnya
BAB 7
Pandangan Chea tidak lepas memandangi Kael yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar di atas panggung. Secara kebetulan ketika Chea sedang ingin menikmati waktu me time-nya, dia tidak sengaja melihat kedatangan Kael di Cafe. Kael yang datang bersama dua temannya tapi Kael lekas meninggalkan kedua temannya dan menuju ke panggung. Chea sudah tidak tahu ke mana dua teman Kael itu. Fokusnya hanya tertuju kepada Kael. Kael nampak menikmati ketika bermain gitar sambil menyanyikan lagu milik band Gigi. Beberapa kali, Kael melakukan kontak mata dengan para pengunjung hingga akhirnya menatap ke arah Chea. Sontak Chea tersenyum meski dirinya tidak yakin bahwa Kael menyadari keberadaannya. Chea lantas memberikan tepuk tangan dengan semangat usai lagu Arman Maulana cs itu selesai Kael nyanyikan. Tidak hanya Chea yang memuji penampilan Kael dengan bertepuk tangan, pengunjung lainnya pun begitu. “Terima kasih atas kesedian anda sekalian mendengarkan suara saya be
Baca selengkapnya
BAB 8
Chea tidak pernah segugup ini menantikan pengumuman nilai ujian yang sudah selesai. Hari ini setelah Chea menyelesaikan ujiannya seminggu lalu, wali kelas akan membagi hasil ujian mereka setelah pelajaran terakhir berakhir. Chea tidak berharap banyak. Dia hanya ingin nilainya meningkat saja. Dia takut nilainya sama saja atau justru menurun dan membuat Kael akan digantikan oleh tutor baru. Suasana kelas tidak sesantai biasanya. Teman-teman Chea dan juga Chea sendiri mulai merasa gugup menunggu wali kelas mereka datang. Sudah lebih dari lima belas menit dari pelajaran terakhir selesai. Seorang wanita mengenakan rok span selutut dengan kemeja merah jambu yang dimasukkan ke dalam rok span hitamnya masuk ke dalam kelas Chea. Kehadiran wanita berusia sekitar awal empat puluh tahunan itu membuat suasana kelas menjadi tegang. Terlebih ketika raut wajah Bu Wanda tidak memperlihatkan seulas senyuman diwajahnya saat memandang murid-muridnya. “Ibu terima kasih karena kal
Baca selengkapnya
BAB 9
“Bentar deh, Kael!” Chea menahan Kael yang akan masuk ke Restoran Aksara. Jika Chea tidak salah ingat. Dia dan Kael pernah bertemu di dekat Restoran yang ada di depannya sekarang. Mungkin sekitar sebulan lalu, saat dia harus pulang sendirian karena Ayah yang harus kembali ke Rumah Sakit. Dua jam lalu, saat Chea masih di rumah. Ia mendapatkan pesan dari Kael yang memintanya bertemu di depan Restoran Askara. Kael pun menjelaskan bahwa mereka tidak bisa pergi ke tempat yang Chea inginkan sebab Kael harus menggantikan temannya yang tidak bisa masuk kerja hari ini. Restoran mendapatkan booking­-an untuk acara renuian dan membutuhkan tenaga tambahan sehingga meminta Chea untuk ikut membantunya. “Kenapa?” “Aku nggak salah denger kan?” “Kamu nggak mau, ya?” Kael menatapnya dengan kecewa dan bingung, “Saya nggak tau lagi mau minta tolong siapa untuk bantu di Restoran. Nino nggak bisa dan Lily belum balas pesen aku.” Chea terkejut ketik
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status