All Chapters of Lima Tahun Sebelum Tragedi Pernikahanku: Chapter 1 - Chapter 10
200 Chapters
Malam Pertama Jahanam
“Sakittt ... ,”rintih Kinan tertahan. Netranya sudah berurai air mata sementara tangannya sibuk meremas setiap sudut sprei seakan menahan sakit yang tak terkira. Entah mimpi apa dia semalam hingga harus mengalami nasib seburuk ini.Malam pertamanya seharusnya dinikmati dengan suami tercinta. Namun, Fajar suami yang baru menikahinya kemarin malah menyerahkan Kinan ke seorang lelaki hidung belang hanya demi segepok uang.“Kamu harus melayani Tuan Saka dengan baik, Sayang. Dia sudah memberiku banyak uang bahkan untuk biaya pernikahan kita yang mewah itu, dia yang membiayainya. Jadi layani dia dan puaskan malam ini.” Masih terngiang kata-kata Fajar di telinga Kinan tadi siang.Kinan pikir Fajar akan mengajaknya bulan madu ke puncak dan menginap di villa mewah namun, nyatanya Fajar membawa dirinya ke rumah tuan tanah kaya raya yang bernama Saka dan di kamar inilah dia berakhir.“Hiks ... hiks ... sakittt, Tuan. Tolong hentikan,” cicit Kinan kembali. Ia sudah tidak kuasa menahan gempuran pr
Read more
Kembali Pulang
“Aaaahhhh ... .” “Kinan, Kinan bangun! Kamu tidak apa-apa ‘kan?” seru seorang wanita paruh baya berusaha membangunkan Kinan. Kinan sontak terbangun, dia terjingkat dan langsung duduk di atas kasur dengan napas tersengal. “Ak—aku di mana?” Wanita paruh baya itu langsung tersenyum saat melihat Kinan yang bagai orang linglung. “Jelas kamu di kamarmu. Ini sudah hampir maghrib dan ibu sudah berulang membangunkanmu dari tadi.” Kinan terdiam kemudian menoleh menatap wanita paruh baya di sampingnya dengan tertegun. “Ibu ... ibu?” Kinan mengerjapkan matanya, “benar ini ibu?” kembali Kinan bertanya dengan aneh. Wanita paruh baya itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat reaksi Kinan. “Memang sejak kapan ibu berubah, Kinan? Ini memang ibu. Kamu ini aneh-aneh saja, deh,” ucap wanita paruh baya itu yang tak lain ibu Kinan, Hana Pahlevi. Kinan langsung berhambur memeluk Hana dengan erat membuat Hana kebingungan dibuatnya. “Sudah, burua
Read more
Bertunangan dengan Musuh
“Saka! Syukurlah akhirnya kamu datang juga,” seru Septa dengan gembira. Wanita cantik itu langsung berdiri menyambut kedatangan pria tampan tersebut.“Ini Saka Bramana, putra kami. Saka, itu Kinan! Kamu kenalan dulu,” lanjut Septa kemudian.Pria bernama Saka Bramana itu tersenyum, mata kelamnya, rambut hitam legamnya dan dagu belah tengahnya sama persis dengan yang Kinan kenal di malam itu. Kinan diam, tertegun di tempatnya dan tidak berkata satu patah pun. Dia masih bingung saat tiba-tiba kembali ke lima tahun masa lalunya dan kini harus bertemu dengan orang yang merusaknya di masa depan.“Kinan!” seru Hana mengagetkan.Kinan tergagap dan menoleh spontan ke arah Hana.“Iya, Bu.” Hana tidak menjawab hanya dagunya menunjuk ke arah tangan Saka yang terulur sementara Kinan belum menyambutnya sama sekali.Kinan terdiam mengalihkan pandangannya menatap ke arah pria tampan di depannya ini. Ada banyak kebenci
Read more
Loncatan Ingatan
“Aghrr ... sebenarnya apa yang terjadi dengan hidupku?” lirih Kinan mendesah. Kinan semakin bingung usai berbincang dengan Saka di taman belakang tadi. Saka bilang kalau dia mencarinya untuk minta maaf karena kejadian di malam itu.Kejadian apa yang dimaksud Saka? Apa kejadian malam pertama di kehidupan Kinan yang berbeda? Namun, bagaimana Saka bisa tahu? Apa dia juga mengalami hal yang sama dengan Kinan? Atau ada kejadian berbeda lagi?“Sayangnya aku tidak sempat menanyakannya, ayah dan ibu keburu datang tadi,” keluh Kinan dengan resah.Lagi-lagi hembusan napas keluar masuk dari mulut Kinan. Hari sudah larut namun, mata Kinan sama sekali tak bisa terlelap. Dia masih penasaran dan kebingungan dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Pelan, Kinan bangkit dari kasurnya lalu dengan mengendap dia keluar kamar.Suasana hening langsung menyapa Kinan begitu dia keluar kamar. Lampu-lampu di rumahnya memang selalu dimatikan jika malam hari
Read more
Ayo Kita Nikah!
“Jalan Arif Rahman Hakim, Pak,” seru Kinan lantang ke sopir taxi online.Pagi sekali, Kinan sudah bangun dan tanpa diketahui ayah, ibu serta penghuni rumah yang lain dia menyelinap keluar. Kinan sudah memesan taxi online yang membawanya pergi ke sebuah alamat kantor. Memang ini adalah hasil pencariannya di internet dan Kinan terpaksa bermain gambling. Ia berharap ide konyolnya ini bisa mengubah semua alur hidupnya di masa depan termasuk kematian kedua orangtuanya.Mobil taxi online yang dia tumpangi perlahan memperlambat lajunya dan Kinan tampak celingukan sambil mencocokkan alamat yang dia cari.“Mana kantornya, Mbak?” tanya si Sopir taxi.Kinan masih diam dan matanya terus menelisik mencari kemudian tiba-tiba dia melihat lambang huruf SB di atas sebuah gedung tertinggi. Kinan menghela napas lega. Ia memang sedikit lupa dengan situasi gedung di jalan ini.“Itu, Pak. Yang ada logo huruf SB-nya!” seru Kinan. Pak S
Read more
Cium Aku!
“Nikah? Emang dia gadis yang mana lagi, Saka?” tanya salah satu pria yang duduk di depan Saka. Saka masih diam dan tertegun menatap Kinan yang terpaku di tempatnya.“Bukannya pacar kamu Airin, Saka. Lalu ini siapa lagi?” kata pria yang lain.Saka menghela napas panjang kemudian bangkit dari kursinya. Ia berjalan menghampiri Kinan dan menarik tubuhnya mendekat.“Dia Kinan, tunanganku dan aku akan menikah dengannya,” ucap Saka kemudian.“HAH!!” Sontak dua orang pria yang sedang duduk di depan Kinan terkejut mendengar ucapan Saka.“Aku rasa meeting pagi kita sudah selesai. Kalian bisa kembali ke ruangan kalian dan biarkan aku dengan Kinan membahas pernikahan kami. Benar begitu, Sayang?” lanjut Saka dengan tersenyum manis.Kinan hanya diam, menatap Saka tanpa ekspresi. Dua orang teman Saka itu langsung berdiri. Mereka terdiam sejenak mengamati Kinan dari atas hingga bawah kemudian menyu
Read more
Aku Pelakor?
“GILA!! Aku tidak mau,” tolak Kinan serta merta.Ia sudah memundurkan tubuhnya dan memalingkan wajah dari Saka sembari melipat tangannya. Saka menghela napas panjang sambil mengulum senyum kemenangan.“Ya sudah kalau gak mau. Tapi apa kamu mau bertanggungjawab dengan apa yang akan menimpa orangtuamu nantinya,” ucap Saka.Kinan terdiam, ia mengalihkan wajahnya lagi, menatap Saka dan kini Saka yang pura-pura tidak melihatnya. Pria berdagu belah itu tampak sibuk memainkan ponselnya. Mengapa juga Saka seakan tahu apa yang akan terjadi pada orangtua Kinan hari ini.“Kamu licik juga ternyata.” Saka mengangkat kepala dan menatap ke arah Kinan saat ia berkata seperti itu.“Licik?” Alis Saka sudah terangkat keduanya sementara matanya yang kelam menatap tajam Kinan seakan sedang menelanjanginya.“Kalau aku tidak membutuhkan pertolonganmu aku tidak akan mau menikah denganmu,” geram Kinan. Saka
Read more
Dia Tahu?
“Suami?? Sejak kapan aku menikah denganmu?” sergah Saka tidak kalah terkejutnya. Dia sudah bangkit dan berdiri di samping Kinan.“Diam kamu, Saka! Kamu pikir hubungan kita dan apa yang kita lakukan selama ini tidak seperti layaknya sebuah pernikahan. Kita sudah melakukan banyak hal, Saka. Apa kamu tidak ingat?” seru gadis cantik itu.Kinan hanya diam, ia melirik Saka yang tampak kebingungan kemudian melihat gadis cantik ini dengan seksama. Sementara tangannya masih mengelus pipinya yang kesakitan karena tamparan tadi.“Apa yang terjadi? Apa Saka sudah menikah dan aku sudah merebutnya? Ya Tuhan, kenapa aku tidak menyelidikinya lebih dulu. Bagaimana ini?” sesal Kinan dalam hati.“Airin, DENGAR!! Hubungan kita hanya sekedar pacaran dan bukan suami istri. Kinan, aku harap kamu gak salah paham dengan ucapannya.” Saka mencoba menjelaskan hal itu kepada dua wanita di depannya ini.“Jadi nama pelakor in
Read more
Sang Penolong
“Tunggu dulu! Kenapa kamu tahu alamat rumahku tanpa bertanya?” sergah Kinan. Saat ini Saka memang sudah mengendarai mobilnya mengantar Kinan pulang dan sepertinya sudah mendekati rumah Kinan.“Kamu lupa kalau kemarin malam aku sudah pernah datang ke rumahmu. Jadi jelas saja aku hapal, Kinan,” jawab Saka.Kinan terdiam dan hanya menganggukkan kepala. Ada apa dengan dirinya hari ini? Mengapa semua tampak membingungkan dan membuat dia pusing. Kinan menghela napas panjang, kemudian melirik sekilas ke arah Saka.“Terima kasih, Saka,”cicit Kinan lirih.“Untuk apa?” Saka bertanya tanpa menoleh sedikit pun ke Kinan. Ganti Kinan yang malah menoleh ke arahnya.“Ya, untuk bantuanmu ini. Aku harap kita tidak terlambat.”Saka hanya menghela napas panjang dan menganggukkan kepala. Tak lama mobil Saka sudah masuk ke pelataran rumah Kinan. Tepat dugaan Kinan kalau dua orang deb kolektor itu sudah d
Read more
Pelabuhan Terakhir
“Bukan. Maksudku ... kalau dia menikah denganku dia pasti akan selingkuh,” ralat Saka seketika. Tapi tetap saja jawaban Saka itu tidak membuat Kinan puas. Ia masih menatap tajam ke arah Saka dengan tatapan bertanya.“Oke, baiklah. Airin memang pernah selingkuh dengan temanku dan aku tidak mau itu terjadi lagi. Orang yang sudah penah selingkuh pasti akan melakukan perselingkuhannya lagi. Dia sudah merasa enjoy dengan hal itu,” jelas Saka kemudian.Kinan hanya menghela napas panjang sambil sibuk menganggukkan kepala. Kenapa juga tiba-tiba ingatannya kembali di kehidupannya yang berbeda. Saat dia berpacaran dengan Fajar dulu. Fajar tidak pernah berbuat salah apalagi selingkuh, dia selalu bersikap manis di depan Kinan. Namun, pada akhirnya dia juga yang menghancurkan hidup Kinan dengan berakhir menjadi budak napsu Saka.Kinan mengernyitkan matanya seraya terpejam tanpa sadar ia menggelengkan kepalanya berulang membuat Saka bingung melihatnya.
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status