Share

Loncatan Ingatan

“Aghrr ... sebenarnya apa yang terjadi dengan hidupku?” lirih Kinan mendesah. Kinan semakin bingung usai berbincang dengan Saka di taman belakang tadi. Saka bilang kalau dia mencarinya untuk minta maaf karena kejadian di malam itu.

Kejadian apa yang dimaksud Saka? Apa kejadian malam pertama di kehidupan Kinan yang berbeda? Namun, bagaimana Saka bisa tahu? Apa dia juga mengalami hal yang sama dengan Kinan? Atau ada kejadian berbeda lagi?

“Sayangnya aku tidak sempat menanyakannya, ayah dan ibu keburu datang tadi,” keluh Kinan dengan resah.

Lagi-lagi hembusan napas keluar masuk dari mulut Kinan. Hari sudah larut namun, mata Kinan sama sekali tak bisa terlelap. Dia masih penasaran dan kebingungan dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Pelan, Kinan bangkit dari kasurnya lalu dengan mengendap dia keluar kamar.

Suasana hening langsung menyapa Kinan begitu dia keluar kamar. Lampu-lampu di rumahnya memang selalu dimatikan jika malam hari. Namun, Kinan melihat ada satu lampu yang masih menyala di ruang kerja ayahnya. Dengan berjingkat Kinan melangkah mendekat. Dari jauh ia melihat bayang ayah dan ibunya tampak duduk saling berhadapan. Kinan bahkan mendengar sayup-sayup pembicaraan mereka kini.

“Yah, gimana? Apa Tuan Arya mau meminjamkan uangnya?” tanya Hana. Terdengar helaan napas panjang dari mulut Bayu.

“Entahlah, Bu. Ini semua tergantung Kinan. Kalau Kinan mau menerima pertunangan itu pasti Tuan Arya akan melepas uangnya untuk menutup semua hutang kita.” Kini giliran Hana yang menghela napas panjang. Wanita paruh baya itu tampak menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa.

“Ini semua salah kita, Yah. Kok segitu mudahnya percaya ke orang dan menginvestasikan dana kita ke sana. Sekarang orangnya menghilang dan uang kita juga lenyap. Aku sebenarnya kasihan ke Kinan. Akhirnya dia yang menanggung semuanya.”

Kinan diam, bergeming di tempatnya. Sedikit banyak dia akhirnya tahu kalau perjodohannya dengan Saka tadi hanyalah demi kepentingan bisnis.

“Iya, Bu. Maafkan Ayah. Dalam hal ini Ayah yang salah. Semoga saja Kinan mau menerima perjodohan ini.” Hana menganggukkan kepala sambil mengelus lembut lengan suaminya.

“Aku lihat Saka tidak seperti yang dibicarakan orang. Dia tampak sopan, santun dan sepertinya tertarik ke Kinan. Aku harap mereka sama-sama suka sehingga pertunangan mereka dapat segera kita resmikan,” lanjut Hana.

Kinan masih terdiam di tempatnya. Kepalanya sudah menyandar ke tembok sembunyi di balik pintu. Perlahan ingatan Kinan kembali berloncatan, campur aduk antara yang dulu dan sekarang. Kinan sangat pusing, ia harus kembali ke kamar agar tidak jatuh pingsan di lantai.

Dengan tertatih, Kinan berjalan kembali ke kamar lalu duduk di atas kasur dengan napas tersenggal. Tanpa sadar ingatannya kembali ke sebuah malam di kehidupan sebelumnya.

**

“Kinan, ayah dan ibu ingin mengenalkanmu dengan seorang pria. Ayah harap kamu mau menerima dia dan siapa tahu berjodoh menjadi suamimu,” ucap Bayu di sore itu.

Kinan yang baru pulang kuliah hanya terdiam sambil menegakkan telinganya berusaha mencerna semua ucapan ayahnya kali ini.

“Maksud Ayah ingin menjodohkan Kinan, begitu?” tanya gadis manis berambut sebahu itu. Bayu tersenyum kemudian Hana ikut duduk di sampingnya dan juga tersenyum.

“Iya, Kinan. Ada anak teman ayahmu yang sedang mencari istri. Dia seorang pengusaha muda, usianya juga cukup matang. Ibu yakin kamu akan cocok dengannya,” urai Hana. Kinan hanya diam mendengarkan.

“Nanti dia akan datang bersama ayah dan ibunya. Ibu harap kamu mau bertemu dengannya, Kinan.”

Kinan menghela napas panjang sambil menatap sendu ke arah ayah ibunya.

“Bu, Yah, tapi Kinan belum mau nikah dulu. Kinan mau berkarir dulu. Untuk apa Kinan sekolah tinggi-tinggi kalau belum selesai wisuda sudah disuruh nikah,” elak Kinan.

Bayu dan Hana tersenyum mendengar ucapan Kinan. “Kami juga tidak ingin kamu langsung nikah. Kamu kenalan dulu saja, ya!”

Kinan tidak menjawab lalu bergegas masuk kamar. Dia sudah harus bersiap untuk makan malam dan bertemu dengan calon suaminya.

Pukul tujuh, tamu yang ditunggu datang. Persis seperti kejadian yang baru saja dialami Kinan hanya saja sosok Saka Bramana tidak pernah datang di malam itu. Kinan tentu saja senang dengan begitu, dia batal menikah dengan pria tidak dikenal.

Tuan Arya dan Nyonya Septa terlihat kecewa serta tampak marah. Apalagi saat di tengah mereka makan malam ada telepon masuk yang menerangkan kalau Saka, putra mereka terlibat perkelahian di sebuah pub. Bahkan karena ulahnya Saka telah membunuh seseorang. Malam itu makan malam mereka kacau, Tuan Arya pulang tanpa berkata apa-apa. Wajahnya terus tertekuk rapat sangat berbanding terbalik dengan kejadian yang baru saja dialami Kinan tadi.

Awalnya Kinan senang karena perjodohannya batal. Namun, keesokan harinya mimpi buruknya berawal.

“BUKA PINTU!!” seru dua orang pria bertubuh gempal. Mbok Sumi tergopoh keluar membukakan pintu.

“Mana Tuan dan Nyonyamu? Katakan kami datang mau menagih hutang!” lanjut dua pria bertubuh gempal itu.

Kinan yang saat itu sedang menikmati makan siang terkejut dan shock. Dia bahkan baru tahu kalau ayah dan ibunya mempunyai hutang. Bayu dan Hana keluar menemui dua orang tersebut dengan tubuh gemeteran.

“Mana uangnya? Kami ke sini mau mengambil uang!” ucap pria tersebut.

“I—iya. Nanti sore akan kami antar, sekarang kami mau pergi menagih dulu,” jawab Bayu menenangkan. Dua pria bertubuh gempal itu hanya manggut-manggut sambil tersenyum masam.

“Baik, tapi ingat kalau nanti sore tidak ada. Rumah kalian kami sita!” ancam pria bertubuh gempal itu. Bayu dan Hana mengangguk dengan gemetaran. Kinan yang mengintip pembicaraan mereka terpaku di tempatnya dia juga ikut ketakutan namun tidak bisa melakukan apa-apa.

Bayu dan Hana bergegas pergi tanpa pamit ke Kinan. Mereka tampak tergesa keluar rumah, entah apa yang hendak dilakukan. Yang pasti itu adalah saat terakhir Kinan melihat ayah dan ibunya. Karena malam harinya dia menerima kabar kalau ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil.

**

Kinan terjingkat kaget dengan uraian air mata. Loncatan ingatannya yang tiba-tiba datang akhirnya membuat Kinan sadar dan mengingat semua.

“Aku ingat sekarang. Aku ingat kejadian di malam itu. Namun, sepertinya ada yang berbeda. Apa karena aku telah kembali jadi semuanya sudah berubah? Apa itu artinya aku bisa mengubah semuanya?” gumam Kinan lirih.

Gadis itu masih terdiam duduk di atas kasurnya. Ia masih ingat kalau besok siang akan ada dua orang debt colector yang menagih ke rumahnya. Gara-gara kedatangan dua orang itu juga membuat kedua orangtua Kinan pergi tanpa pamit kemudian mengalami kecelakaan.

Semua bergulir kembali di ingatan Kinan. Usai orangtuanya meninggal di kehidupan sebelumnya, semua harta benda bahkan rumah dan mobil milik keluarga Kinan disita bank. Kemudian Kinan dipertemukan dengan Fajar, seorang pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Di Fajar juga awal mula cintanya tumbuh lalu malah berakhir dengan menghabiskan malam pertama dengan penuh paksaan bersama Saka.

“TIDAK!! Aku tidak akan membiarkannya terulang lagi. Aku harus mencari solusi.” Kinan bangkit dari kasur kemudian berjalan menuju laptopnya. Ada satu nama yang harus dia cari keberadaannya. Hanya orang itu yang bisa membantunya saat ini, meski Kinan pada akhirnya harus mengorbankan dirinya.

Kinan tersenyum menyeringai saat melihat semua informasi tentang orang yang dia cari sudah tertera di laman pencarian. Sebuah senyuman aneh terukir di wajah manis Kinan.

“Saka Bramana ... kita akan semakin sering bertemu sekarang!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status