All Chapters of Memilih Bercerai Daripada Dimadu: Chapter 11 - Chapter 20
80 Chapters
Ketemu lagi
Setelah kejadian di Bandara, Arga dan Ibunya terlihat perdebatan hebat. Arga kesal, karena tanpa menanyakan pendapat nya, Ibu dan kakaknya mengatur pertemuan dengan seorang perempuan untuk dijodohkan dengan dirinya.Ibunya bersikukuh bahwa apa yang dilakukannya adalah demi kebaikan. Andai saja Arga bersedia untuk menikah lagi dengan sukarela, tentu dia tidak akan mengatur pertemuan diam-diam tanpa sepengetahuannya. Ibunya bahkan mengancam, jika Arga tidak segera menikah lagi, maka Ibunya akan segera mencarikan pengasuh untuk mengurus cucu-cucunya. Ibunya beralasan, bahwa di usia nya yang sudah lanjut seharusnya dia menikmatinya, bukannya malah direpotkan dengan mengurus anak-anak. Tentu ancaman itu tidak sungguh-sungguh diucapkannya, Bu Lastri hanya menggertak saja, karena dia sangat tahu bahwa Arga tidak akan rela jika anak-anaknya diasuh oleh seorang pengasuh. Dia bahkan rela meninggalkan perusahaan demi menjaga sendiri anak-anaknya, dengan bantuan Ibu dan Kakaknya t
Read more
Resah
Netra Arga tidak berkedip memperhatikan Airin yang mengandeng tangan anaknya memasuki ruangan di ujung toko. Tanpa dia sadari, ada yang berdesir di hatinya. Wanita yang terlihat ketus saat pertemuan pertama mereka kemarin, kini terlihat tersenyum manis kepada anaknya."Ayah sudah," ucap Aira ketika dia sudah kembali dari toilet."Sudah! Pintar," ucap Arga, kemudian menggendong putrinya. Matanya melihat ke sekeliling toko, mencari tempat duduk untuk anak-anaknya."Kalau anda mau, anda bisa menunggunya di dalam, Pak," ucap Airin ramah, dia seperti memahami apa yang sedang dicari laki-laki tersebut.Airin menuntun tamunya memasuki ruangan di ujung toko. Tidak lupa dia membiarkan ke-dua pintunya terbuka lebar sehingga ruangan tersebut dapat terlihat jelas dari toko utama. Ada meja dan sofa panjang yang nyaman untuk mereka duduk di ruangan yang terbilang cukup luas. Tempat itu memang biasa digunakan Mas Rahman menemui tamu-tamunya. Di ujung ruangan ada dua meja kerja
Read more
Bimbang
"Tadi Ibu sudah menghubungi Bulek Sanah yang di Bandung buat nyariin calon istri buat kamu, Ga," Ucap Bu Lastri kepada Arga yang sedang asik menikmati sarapannya.Sejenak Arga menghentikan aktifitasnya. Dia sedikit terkejut mendengar perkataan Ibunya barusan. Tadi malam dia memang sudah berdamai dengan Ibunya, dan menuruti keinginan Ibunya untuk menikah lagi. Tetapi dia tidak berpikir jika Ibunya akan bergerak secepat ini."Terserah Ibu saja. Asal calonnya jangan seperti kemarin, cantik tapi gak punya perasaan. Arga menikah lagi 'kan juga demi anak-anak Bu. Arga gak mau menikahi perempuan yang tidak bisa menyayangi anak-anak Arga," jawab Arga."Iya Ibu ngerti. Insyaallah calon yang dicarikan Bulek mu tidak seperti itu. Bulek mu 'kan ustadzah di pondok pesantren, jadi dia pasti mencarikan calon yang sesuai untuk kamu dan anak-anakmu."Arga diam tidak menanggapi dan memilih melanjutkan sarapannya. Sebenarnya dia belum terlalu yak
Read more
Entahlah
Sesuai saran Arga, Airin langsung membawa motornya ke bengkel motor terdekat kemudian mengantar Raka kesekolah dan pergi ke toko menggunakan ojol.Airin tiba di toko sedikit terlambat diantar ojol perempuan tentunya. Airin memang selalu memilih driver perempuan untuk setiap ojol yang dinaikinya. Agak susah memang, karena driver perempuan tidak sebanyak driver laki-laki. "Mba Airin ada yang nyariin," ucap Sisca kepada Airin yang baru masuk ke toko."Siapa?" tanya Airin."Gak tau, gak kenal. Orangnya sudah nunggu di dalam. Bapak-bapak," ucap Sisca lagi."Bapak-bapak," ucap Airin kemudian berjalan menuju ruangannya. Disana sudah duduk seorang pria paruh baya."Tok tok. Assalamualikum," ucap Airin sembari mengetuk pintu yang sudah terbuka."Waalaikumsalam Airin," ucap pria tersebut."Pakde. Sudah lama nunggu yah?" ucap Airin ramah kepada tamunya yang tidak lain adalah Pak Suryo, Bapak Bima."Baru aja kok, Rin.""Pakde apa kabarnya?""Alh
Read more
Dijodohkan
Airin memandangi wajahnya di depan cermin meja riasnya. Di usia tiga puluh dua tahun dia masih terlihat sangat cantik dengan gamis berwarna peach dan hijab lebar dengan warna senada. Dia sedikit berdandan tadi, hal yang sangat jarang dilakukannya setelah menyandang status janda. Namun di hari spesial ini dia memutuskan untuk memoleskan make up tipis di wajahnya, yang justru menambah aura kecantikan nya."Kenapa Bu ngeliatin Airin begitu? Terlalu medok yah?" tanya Airin kepada Ibu nya yang ternyata sudah berada di belakangnya tanpa disadari."Enggak kok Rin. Kamu cantik sekali. Ibu sampe pangling, Ibu kira anak gadis siapa tadi?""Ibu ini memujinya ketinggian. Airin takut jatuh. Gadis!" ucap Airin terkekeh."Em... jangan salah. Anak Ibu ini dandan tipis aja terlihat seperti gadis. Coba nanti kamu berdiri bareng gadis-gadis pagar ayu, pasti mereka yang melihat bakalan menganggap kamu itu seumuran mereka.""Ibu ini bisaan aja deh kalo memuji
Read more
Virus Merah Jambu
"Sekarang apa Airin sudah mempunyai calon?" tanya Ustadzah Nurul lagi."Calon bagaimana maksudnya Ustadzah?""Ya calon suami toh, Jeng.""Waktu itu memang pernah ada yang melamar, tapi Airin belum berkenan. Yah mungkin belum jodohnya," sebenarnya Bu Ningsih tahu betul alasan anaknya menolak lamaran Arya. Tetapi rasanya tidak patut jika menceritakan hal tersebut kepada temannya itu."Oh begitu," sejenak Ustadzah Nurul berfikir, "Begini Jeng Ningsih. Aku punya keponakan di Jakarta. Dia duda punya anak dua. Istrinya meninggal dunia tiga tahun lalu karena sakit, dan sekarang dia sedang mencari istri yang bisa menyayangi anak-anaknya nanti. Kalau Jeng Ningsih berkenan, aku ingin menjodohkan keponakan ku itu dengan Airin.""Duda!" ucap Bu Ningsih sedikit terkejut."Iya, Jeng. Tapi jangan salah, meskipun duda orangnya masih muda dan ganteng. Iya gak Fira?""Iya bude. Bahkan orang-orang gak bakalan mengira kalau dia sudah punya
Read more
Calon suami?
"Kok sorean, Ga pulangnya?" tanya Bu Lastri yang sedang menonton TV begitu melihat Arga yang baru pulang jalan-jalan dengan anak-anaknya."Tadi anak-anak minta bermain di mall dulu, Bu." "Sekarang anak-anak dimana?""Mereka sedang mandi.""Ibu punya kabar baik, Ga.""Kabar baik apa Bu?""Sini duduk dulu. Ibu kasih tahu?"Arga mengambil duduk di sebelah Ibunya yang sedang menonton Tv.Bu Lastri mematikan Tv dan memulai pembicaraan serius dengan anak laki-laki satu-satunya."Tadi Bulek Sanah kesini, tapi cuma sebentar karena mau langsung pulang ke Bandung. Katanya dia tadi ketemu temen sekolahnya di acara nikahan guru di pesantrennya. Nah sahabat Bulekmu itu punya anak perempuan yang cantik."Arga mengangguk-anggukkan kepalanya pura-pura antusias. Sepertinya dia sudah paham arah pembicaraan Ibunya."Tapi dia janda Ga, tapi belum pun
Read more
Calon Istri?
"Berapa orang Bu yang mau datang kesini besok" tanya Laras antusias."Ustadzah Nurul bilang cuma enam orang. Ustadzah Nurul dengan suaminya, calon suaminya Airin dan keluarganya."Airin terdiam sejenak dari aktifitas makannya. Mendengar kata 'calon suami' tiba-tiba saja wajahnya memanas, ada desir halus menjalar di dadanya. Padahal dia sendiri belum melihat wajah calon suaminya seperti apa."Oh yah Rin. Tadi Ustadzah Nurul bilang, dia mau ngobrol sama kamu nanti di telepon.""Mau ngobrol?" tanya Airin heran."Mungkin dia mau bercerita tentang calonmu yang konon katanya duren guanteng itu loh, Rin," goda Mba Laras."Uhuk uhuk," Airin sedikit tersedak mendengar perkataan Laras barusan. Buru-buru dia mengambil segelas air dan meminumnya."Lihat tuh Bu. Baru denger duren guanteng aja anak ibu sudah salah tingkah," goda Laras lagi. Ibu dan Laras tertawa melihat wajah Airin yang mulai memerah, "apalagi melihat wajahnya besok," lanjut Laras lagi. Dia sangat
Read more
Alhamdulillah, Ternyata Dia
Arga duduk di sofa ruang tamu dengan perasaan tidak menentu. Pakle Wahyu, Mas Danu, dan Mas Rahman, mereka terlihat asik mengobrol. Sedangkan Arga lebih banyak diam, wajahnya terlihat tegang. Degdegan, grogi, tegang, dan penasaran inilah yang saat ini dirasakannya. Arga berpikir, jika ini rumah orang tua Mas Rahman, sudah pasti Airin adiknya juga ada disini.Dari ruang tengah terdengar suara perempuan-perempuan bercengkerama. Antara ruang tamu depan dengan ruang tengah dibatasi tembok, sehingga tidak bisa saling melihat satu sama lain isi ruangan tersebut.Bulek Sanah memperkenalkan Airin dan keluarganya kepada Bu Lastri. Setelah saling bersalaman dan berpelukan mereka kemudian duduk di atas permadi di ruangan tersebut."Apa kabar Airin?" tanya Bu Lastri ramah."Alhamdulillah baik, Bu," jawab Airin sopan.Mereka duduk bersisian. Saling mengobrol akrab satu dengan yang lain. Bu Lastri orangnya sangat ramah dan menyenangkan, jauh dari kesan sombong meski berasal dari keluarga terpandang.
Read more
Kejahilan Nirma
Airin berbaring di kamar sembari menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Dia tidak menduga jika proses perjodohannya dengan Arga akan berjalan secepat ini. Sekarang ini dia bahkan sudah bertunangan dengan laki-laki tersebut.Laki-laki tengil dan penggoda, itulah kesan pertama yang dia dapat setelah pertemuan pertama mereka di toko. Namun secara perlahan penilaiannya berubah begitu melihat kedekatan laki-laki tersebut dengan anak-anaknya. Diam-diam dia pun mengaguminya.***Di malam yang sama"Apa benar ayah akan menikah lagi?" tanya Aura."Iya." Arga mencium kepala putri sulungnya yang sedang berada di dekapannya."Sebentar lagi kalian akan punya ibu baru. Apa Aura senang?"Aura gak tau.""Kenapa? Bukannya Aura ingin ayah menikah lagi agar punya ibu baru?""Aura takut. Ada yang bilang ibu tiri itu jahat.""Siapa yang bilang?""Di TV.""Apa ibu tiri temanmu itu jahat?"
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status