All Chapters of Memilih Bercerai Daripada Dimadu: Chapter 31 - Chapter 40
80 Chapters
Bertemu Mantan
Airin sedikit terkejut saat mereka memasuki pintu masuk tempat acara, matanya terbelalak membaca ucapan selamat di sebuah rangkaian papan bunga."Selamat Atas Kelahiran Putri Pertama pasangan Bapak Bayu Suseno dan Nyonya Dewi Maharani""Bayu," gumam Airin."Maaf undangan nya, Pak!" ucap salah seorang penjaga di pintu masuk. Argapun memberikan undangan yang dibawanya.Penjaga berjas hitam tersebut kemudian men-scan barcode yang ada di undangan tersebut melalui tabletnya. Dahi penjaga tersebut berkerut melihat foto dan identitas yang muncul di layar."Maaf, Pak. Apakah nama bapak Danu Gunawan?" tanyanya kepada Arga."Oh bukan. Nama saya Arga, saya diminta Pak Danu untuk mewakili nya menghadiri acara ini," terang Arga."Kalau begitu Anda tidak diizinkan masuk, Pak," ucap Penjaga tersebut tegas."Kenapa begitu?" tanya Arga sedikit kecewa."Undangan ini hanya berlaku untuk Nama yang tertera di barcode undangan, Pak. Tidak boleh diwakilkan."Arga menggaruk tengkuknya. Dia merasa sedikit jen
Read more
Terimakasih Cinta
"Selamat, Pak Bayu. Akhirnya anda berhasil juga menjadi ayah. hahaha," ucap pria bertubuh sedikit tambun tanpa malu-malu."Tentu saja Pak, Diakan sudah berganti istri," pria kurus disebelahnya menimpali.Disusul gelak tawa yang lainnya."Apa benar istri pertama anda mandul, Pak Bayu?" tanya Pria itu lagi."Kenapa kalian membahas masa lalu," kilah Bayu. Sekilas dia menatap Airin. Perempuan itu bergeming. Dewi tersenyum sinis, mendengar ocehan para direktur sombong itu. Diapun menatap wajah Airin untuk melihat reaksinya. Namun, perempuan itu wajahnya terlihat datar-datar saja, membuat Dewi semakin kesal.Arga terlihat mulai tidak nyaman dengan tingkah orang-orang kaya yang tidak memiliki adab tersebut, yang bersikap merendahkan orang lain."Saya dengar rumor, anda menanam saham terlebih dahulu Pak Bayu. Secara pernikahan kalian 'kan belum genap setahun," tanya Pria tambun itu lagi.Seketika suasana menjadi hening. Beberapa orang terlihat menghentikan aktivitasnya."Ternyata sekarang an
Read more
Bos Hitler
Pukul sepuluh malam Arga dan Airin sampai di rumahnya. Setelah menengok sebentar Aura dan Aira di kamar nya. Airin pun berjalan memasuki kamarnya. Airin duduk diatasnya ranjang sembari memeluk lututnya. Hari ini benar-benar menjadi hari yang berat baginya.Arga memeluk erat tubuh istrinya, kemudian merebahkannya kedalam pelukannya."Bagaimana jika yang dikatakan orang-orang itu benar, Mas. Jika ternyata aku benar-benar man....""Shutt. Jangan mendahului takdir sayang. Anak itu rezeki, kedatangan nya sudah menjadi ketetapan Nya. Kita hanya harus berdoa dan berusaha, selebihnya serahkan kepadaNya.""Jangan memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Hari esok adalah rahasia Nya."Airin hanya mengangguk. Perkataan suaminya sungguh menyejukkan hatinya. "Tidur lah. Kamu pasti lelah. Besok aku ada kejutan untukmu." Arga mengecup mesra dahi Airin."Kejutan apa, Mas.""Kalau dikasih tau sekarang bukan kejutan dong namanya.""Ah gak asik.""Jadi kamu mau yang asik-asik nih sekarang?" goda Arga ya
Read more
Kejutan
"Katanya tadi malam mau kasih kejutan," tanya Airin."Astagfirullah. Maaf Mas lupa." Arga menepuk dahinya."Tutup matanya dulu yah.""Memang harus yah.""Kan kejutan."Airin pun duduk di tepi ranjang sembari menutup matanya.Arga mengambil amplop kuning yang tadi siang Mas Danu berikan, kemudian memeluk istrinya dari belakang dan menuntun tangan Airin untuk memegang amplop tersebut."Sekarang boleh buka.""Apa ini Mas?""Bukalah." Arga menyandarkan dagunya di bahu Airin.Airin pun membuka amplop tersebut dan melihat isinya. Dahinya berkernyit menatap wajah suaminya. Belum paham dengan maksud isi amplop tersebut."Ini tiket liburan kita besok, Sayang.""Besok Mas?""Yap.""Kita dan anak-anak akan pergi berlibur besok pagi.""Kenapa mendadak Mas?""Siapa bilang mendadak. Aku sudah merencanakan ini tiga hari yang lalu.""Iya tapikan seharusnya Mas bilangin nya jangan mendadak begini. Airin kan perlu mempersiapkan segala sesuatunya.""Kok kamu malah ngomel bukanya senang," ucap Arga semba
Read more
Harapan Baru
Sesuai janjinya, Mas Danu, Mba Irma dan Lisa anaknya yang berusia sepuluh tahun, menyusul Arga berlibur di kepulauan seribu keesokan harinya.Mba Irma sengaja mengajak Aira dan Aura jalan-jalan ke pulau seberang, memberi kesempatan kepada Arga dan istrinya untuk menikmati bulan madu nya berdua saja. Kakaknya yang pengertian itu bahkan sengaja menginap disana bersama Mas Danu dan anak-anak."Apa tidak apa-apa, Mas. Mereka nginep disana?" tanya Airin sedikit cemas."Jangan khawatir sayang. Mereka sudah biasa kok, tidur sama Tentenya." Arga duduk sembari memeluk istrinya. Kini mereka sedang asyik menikmati indahnya pemandangan matahari terbenam dari balkon villa.Nuansa indah nan romantis hanya bertahan hingga malam saja. Karena di pagi harinya, Airin merengek meminta Arga untuk menyusul Aura dan Aira di pulau seberang. Tidak ingin membuat istrinya khawatir tentang anak-anaknya, Arga akhirnya mengajak Airin menyusul di siang harinya.Setelah puas berjalan-jalan dan menikmati pemandangan
Read more
Bos Baru
Satu bulan berlalu, tiba waktunya untuk Arga dan timnya untuk mempresentasikan proyeknya di depan investor.“Apa kabar, Pak Bayu?” Tanya Mas Danu ketika dirinya tidak sengaja bertemu dengan Bayu di lobi hotel.“Baik. Pak Danu ada janji juga disini?" tanya Bayu.“Iya, Pak. Saya ada meeting dengan Mr. Smith.”“Mr. Smith yang dari Swiss?"“Iya Pak. Kebetulan kami dapat undangan khusus untuk mengikuti tender Projek B.”“Oh begitu.”“Selamat yah, Pak. Saya dengar perusahaan anda sudah terpilih dalam Projek A.”“Terimaksih. Ternyata beritanya sudah menyebar yah.”“Proyek bernilai fantastis seperti itu pasti membuat gempar asosiasi Pak.”“Haha. Oh yah tentu.”“Semoga perusahaan saya juga bisa mengikuti jejak perusahaan anda, Pak. Ini pertama kalinya bagi kami bekerjasama dengan pihak asing.”“Semoga anda tidak kecewa, Pak Danu. Saya dengar banyak perusahaan-perusahan besar yang ikut tender proyek ini juga. Dan tentunya Mr. Smith tidak akan sembarangan memilih perusahaan untuk berpartner deng
Read more
Ulah Arya
"Assalamualaikum, Bu.""Waalaikumsalam. Sudah nyampe mana, Rin?""Masih di jalan, Bu. Mungkin sepuluh menit lagi nyampe.""Ya sudah ibu tunggu, yah. Ibu sudah masakin semur ayam kampung kesukaan kamu.""Iya, Bu. Terimakasih.""Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Airin mematikan panggilan telepon nya."Sepertinya Ibu mertua sudah tidak sabar ingin bertemu menantunya yang ganteng ini," ucap Arga memuji diri sendiri."Narsis." Arga dan Airin tertawa bersama.Hari ini Airin, Arga, dan anak-anak pergi mengunjungi Bu Ningsih. Semenjak menikah, secara rutin dua Minggu sekali, Arga mengajak Airin berkunjung ke rumah Ibunya. Hal yang dulu sangat jarang dilakukan Airin saat dirinya menikah dengan Bayu."Assalamualaikum," ucap Arga, Airin, dan anak-anak."Waalaikumsalam," jawab Bu Ningsih."Apa kabarnya, Bu?" tanya Arga sembari mencium punggung tangan mertua nya, disusul Airin dan anak-anak."Alhamdulillah, sehat Nak Arga. Cucu-cucu Nenek yang cantik gimana kabarnya?""Baik, Nek," jawab Aura dan
Read more
Mungkinkah?
"Mas Arya," panggil Airin.Mendengar suara perempuan yang sangat dikenalnya, Arya menghentikan langkahnya. Menganggap suara tersebut hanya hanyalah nya semata, Arya menepiskan tangannya di udara."Mas, Arya," ucap Airin sekali lagi.Kali ini Arya merasa jika suara tersebut benar-benar nyata. Arya akhirnya memberanikan diri untuk memutar badannya. Seketika jantungnya berdegup kencang, begitu melihat wanita yang masih dicintainya kini berada di hadapannya."Airin. Kamu...!" "Kenapa Mas Arya pergi dari rumah," tanya Airin langsung tanpa basa-basi."Itu bukan urusanmu," jawab Arya ketus begitu melihat ternyata Airin bersama suaminya. Arya berbalik badan, bermaksud meninggalkan mereka."Pulang lah, Mas. Pakde dan Bude sangat menghawatirkan Mas Arya. Bude bahkan jatuh sakit setelah kepergian Mas Arya.""Ibu," ucapnya lirih. Arya menghentikan langkahnya. Tiba-tiba saja hatinya terasa nyeri mendengar kabar tentang Ibunya. "Bisa tinggal 'kan kami sebentar, Mas?" Airin meminta izin kepada sua
Read more
Khawatir
"Bu, Airin nitip anak-anak yah." Pinta Airin kepada Bu Lastri."Memangnya kamu mau ke mana Rin pagi-pagi begini?""Airin mau ke dokter, Bu. Mas Arga muntah-muntah pas bangun tidur tadi.""Muntah-muntah?" Bu Lastri segera bergegas ke kamar anaknya. Arga sedang berbaring sembari memijit-mijit dahinya."Kamu kenapa, Ga? Apanya yang sakit?" Tangan Bu Lastri memeriksa dahi Arga, "Tidak panas.""Arga cuma mual Bu, sama sedikit pusing.""Ya sudah buruan ke dokter, gih. Takut kenapa-kenapa.""Iya, Bu."Diantar Pak Supir dan istrinya, Arga berangkat ke Dokter untuk memeriksakan kondisinya."Apa keluhannya, Pak Arga?" tanya Dokter Andi, Dokter keluarga Arga."Pagi ini saya mual dan muntah-muntah, Dok. Mulut saya juga terasa pahit."Arga segera berbaring di atas brakar. Dokter Andi memeriksa bagian jantung, paru-paru, dan perutnya dengan stetoskop. Sedangkan tangannya memeriksa denyut nadi."Secara umum kondisi anda baik-baik saja, Pak Arga. Tidak ada tanda-tanda masalah dengan pencernaan dan
Read more
Alhamdulillah
Sebelum pulang ke rumah, Arga terlebih dahulu mampir ke klinik dokter Andi. Sebelum nya Dokter Andi memberitahu Arga jika hasil tes darah nya sudak keluar."Jadi sebenarnya saya sakit apa Dok?""Dari hasil pemeriksaan laboratorium, tidak ada yang salah dengan darah anda , Pak Arga. Darah anda menunjukkan darahnya orang sehat.""Tetapi kenapa saya masih saja merasa mual dan pusing Dok?""Selain mual dan pusing, keluhannya apa lagi, Pak?""Emm. Penciuman saya menjadi sedikit sensitif, Dok.""Kalau emosi anda bagaimana?""Emm. Entahlah akhir-akhir ini emosi saya tidak terkontrol.""Maafkan saya sebelumnya, Pak Arga. Apa istri anda sedang hamil?""Hah? Maksudnya?""Dari gejala-gejala yang anda sebutkan tadi, ada indikasi anda sedang mengalami Sindrom Couvade.""Sindrom..... Penyakit apa itu Dok?""Sindrom Couvade atau Kehamilan Simpatik, atau bahasa umumnya ngidam. Dari gejala-gejala yang timbul, sepertinya anda sedang ngidam Pak Arga.""Ngidam?" Tentu saja Arga tahu apa itu ngidam, teta
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status