All Chapters of Memilih Bercerai Daripada Dimadu: Chapter 51 - Chapter 60
80 Chapters
Patah Hati Lagi
"Wah kebetulan kamu kesini, Nes. Anak-anak jadi ada yang nemenin main." Arga merangkul bahu istrinya tiba-tiba. Membuat Airin sedikit terkejut dibuatnya."Iya Tante, Temenin kita main yah," rengek Aura. Tangannya menarik-narik lengan Nesya."Eh iya. Memangnya kalian mau main apa?""Kita mau naik itu." Aura menunjuk wahana Bumper Car di depannya."Oke." Ajak Nesya.Arga mengambil dompet nya dan mengeluarkan kartu untuk diberikan kepada Nesya."Loh Mas Arga gak ikutan main?" tanya Nesya."Gak perlu. Kan sudah ada kamu yang nemanin."Nesya menerima malas kartu tersebut, raut kecewa jelas tergambar di wajahnya. Dia pikir tadi Arga akan ikut bermain bersamanya dan anak-anak."Tante ayok." Aira dan Aura menarik lengan Nesya dan membuyarkan lamunannya. Dengan langkah berat dia mengikuti kedua keponakannya berjalan menuju wahana bermain.Arga merangkul pinggang Airin menuju bangku panjang di dekat wahana. Sebenarnya Airin merasa sedikit risih dengan perlakuan suaminya itu. Dia merasa malu den
Read more
love you
Setelah melihat foto Queena yang sangat mirip dengan fotonya di masa kecil. Bayu akhirnya menyadari jika Queena ternyata memang anaknya. Bayu pun memutuskan untuk menemui Toni. Toni pasti mengetahui kejadian yang sebenarnya dibalik peristiwa penganiayaan yang dilakukannya terhadap Dewi di hotel sebulan yang lalu."Dimana Dewi, Ton?" tanya Bayu tiba-tiba, setelah ia berhasil menerobos masuk ke ruang kerja Toni."Apa orang terhormat seperti Bayu Suseno sekarang sudah kehilangan sopan santunnya?" Sarkas Toni."Sekarang bukan saatnya berbasa-basi lagi. Jadi katakan kemana Dewi pergi?"Toni tersenyum masam."Bukankah kamu yang menginginkan dia pergi. Kenapa sekarang kamu sibuk mencarinya.""Jangan pura-pura bodoh. Aku tau kamu dan Dewi sudah bersekongkol untuk membohongiku.""Maksud kamu?" Toni mengernyit kan dahinya."Aku tahu Dewi sudah menipuku dengan mengatakan Queena bukan anakku. Kamu dan Dewi sengaja menjebakku di hotel waktu itu. Iya 'kan!""Kalian sengaja membohongiku dengan menga
Read more
Alhamdulillah Part 2
Mendekati dua Minggu HPL kehamilan Airin, kemaren malam ia merasakan nyeri dan kontraksi-kontraksi kecil. Arga langsung bergegas membawanya ke rumah sakit sebanyak dua kali, tetapi akhirnya mereka harus kembali pulang kerena yang dialami Airin hanyalah kontraksi palsu. Keesokan harinya, Airin pun kembali beraktifitas seperti biasa.Siang ini Airin kedatangan tamu istimewa di rumahnya. Nirma sahabat dekatnya datang mengunjunginya bersama Hasan, suaminya. Ini adalah kunjungan pertama Nirma setelah kepindahnya ke Bandung lima bulan yang lalu."Kamu curang, Rin. Kan aku yang nikah duluan. Kenapa sekarang malah kamu yang hamil duluan?" seloroh Nirma, tangannya dengan lembut membelai perut Airin.Airin hanya menanggapinya dengan senyuman."Apa karena Partnernya udah berpengalaman kali yah?" ucap Nirma sembari tersenyum jail kepada suaminya yang duduk di sofa terpisah. Hasan, suaminya hanya menanggapi nya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya."Hus. Kalau ngomong masih saja sembarangan Bu Ust
Read more
Puasa
Dua hari kemudian, Arga membawa Airin dan anak-anaknya pulang kerumah. Dan di hari ketujuh kelahiran, Arga mengadakan acara akikah an untuk kedua anak laki-laki kembar nya. Arga memberi nama Arkan untuk anak laki-laki pertamanya, dan Arfan untuk anak laki-laki yang ke-dua. Minggu-minggu berlalu dengan cepat, kehidupan Airin kini berkisar antara bayi-bayinya dan juga Aira dan Aura. Mengurus bayi kembar membuat Airin sedikit kewalahan, untungnya suaminya dengan sigap selalu membantunya. Arga selalu siap sedia untuk menemaninya begadang setiap malamnya, padahal dia sendiri memiliki kesibukan di tempat kerjanya.Bu Ningsih Ibunya Airin juga ikut membantu. Tidak jarang wanita paruh baya itu sering menginap dirumah Airin untuk membantu nya mengurus kedua bayinya. Meskipun melelahkan, hari-hari Airin berlalu dengan cepat karena banyak yang membantunya dalam mengurus bayi-bayinya. Kedua bayinya juga tumbuh dengan sehat dan menggemaskan. Tidak terasa, kini kedua bayi kembarnya sudah berumur
Read more
Terimakasih Cinta
Siang ini Aira pulang dari sekolah sembari menangis. Matanya sembab dan merah. Airin yang baru selesai menyusui Arfan dan Arkan segera menghampiri Aira di kamarnya."Kok pulang-pulang nangis?" tanya Airin kepada Aira yang sedang menelungkup kan badannya di atas kasur dan masih mengenakan seragam sekolahnya."Kakak Aira kenapa?" tanya Airin lembut sembari membelai rambut Aira.Aira bangun dan langsung memeluk Airin."Kata teman-teman Aira, Aira ini anak tirinya Bunda. Apa itu benar, Bunda?" Aira bertanya dengan tenang sembari menangis."Anak tiri itu apa sih Bunda?" tanya Aira di pelukan Airin dan masih menangis."Mereka bilang Aira gak bakalan disayang lagi sama Bunda karena sekarang Bunda sudah punya anak sendiri," cerita Aira sembari terus menangis sesenggukan."Astaghfirullah. Siapa yang bilang sayang?" "Teman-teman di sekolah, Bunda," jawab Aira sedih."Itu semua tidak benar, Sayang." Airin mendekapkan kepala Aira ke dadanya. Tangannya dengan lembut membelai rambut Aira."Aira de
Read more
Terimakasih Cinta 2
Pukul lima sore Arga sudah sampai di rumahnya. Dia merasa senang hari ini bisa pulang lebih awal."Assalamualaikum." Arga membuka pintu kamarnya dan mendapati Airin sedang menyusui bayi Arfan."Waalaikumsalam Ayah," jawab Airin pelan. Bayi Arfan sudah akan tertidur lagi. Sedangkan bayi Arkan sudah tertidur di box bayinya.Arga meletakkan tas kerjanya dan melepaskan jasnya, kemudian berjalan mendekati istrinya yang duduk di tepi ranjang."Bagaimana kabar anak-anak?""Alhamdulillah mereka semakin pintar, Mas.""Syukurlah. Mas mandi dulu yah, biar bersih.""Iya Mas. Handuk nya di tempat seperti biasanya yah. Baju gantinya juga sudah Airin siapkan.""Iya, terimakasih Sayang." Arga berjalan menuju kamar mandi.Tidak lama kemudian Arga sudah selesai mandi. Dia juga sudah berganti pakaian. Kini Arga sudah merasa lebih bersih dan segar untuk mendekati istri dan anak-anaknya.Berkali-kali Arga menelan ludahnya ketika Dia duduk di samping Airin yang masih menyusui bayi Arfan."Boleh?" tanya Arg
Read more
Maaf
Pukul dua siang Arga dan kedua putrinya sampai di rumah. Karena sudah lama tidak diajak jalan-jalan oleh Ayahnya, Aira dan Aura meminta Ayahnya untuk mengunjungi beberapa tempat bermain tadi."Assalamualaikum, Ayah pulang," ucap Arga ketika memasuki kamarnya."Waalaikumsalam," jawab Airin datar. Matanya terlihat merah karena menangis tadi."Maaf yah lama. Anak-anak ngajak muter-muter tadi. Maklum sudah lama tidak diajak jalan-jalan.""Iya Mas gap papa," jawab Airin datar.Arga berjalan mendekati Airin untuk mencium keningnya, Namun Airin menghindarinya. Membuat Arga sedikit terheran dibuatnya."Ada apa?" "Tidak ada apa-apa kok, Mas. Airin cuma sedikit capek.""Maaf, seharusnya Mas tidak pergi tadi. Seharusnya Mas menemani kamu dan si kembar." Arga menarik tubuh Airin kedalam pelukannya. Diciumnya kening istrinya lama.Airin menengadahkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh. Berada dalam pelukan suaminya sungguh hal yang sangat disukainya. Namun memikirkan foto tadi dadanya kembali
Read more
Makin Cinta
"Jadi kamu cemburu karena ini, Rin?" tanya Arga sembari terkekeh."Ya," jawab Airin ketus. "Dan Mas Arga anggap itu lucu dan kekanak-kanakan. Iya 'kan!" Airin menampakkan kekesalannya."Aku tidak mengatakan seperti itu.""Lalu kenapa Mas Arga tertawa?" Airin semakin kesal. Butuh keberanian tinggi untuk mengungkapkan perasaannya, namun suaminya malah menertawakan nya."Bukan begitu, Sayang." Arga meraih tangan Airin dan mencium nya. "Sebentar," lanjutnya.Arga mengambil sebuah buku di atas nakas. Itu adalah buku cerita milik Aura yang biasa dibacakan nya untuk kedua putrinya sebelum tidur. Arga membuka halaman terakhir buku tersebut."Lihat ini!" Arga menunjukkan sampul belakang bagian dalam buku tersebut."Kamu lihat ini. Ada sampul yang mengelupas.""Dan kamu lihat foto belakang ini, ada bekas lem kering disana. Kamu tau apa itu artinya?"Airin menggelengkan kepalanya. Airin benar-benar tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan suaminya."Kamu tahu foto siapa ini?""Tentu saja.
Read more
Masalah Baru
Setelah Arga meletakkan barang-barang kedalam kamar, bayi Arfan terbangun dari tidurnya. Airin segera menyusuinya kembali sembari rebahan di dalam kamar. "Udah temuin Mas Rahman sama Arya dulu sana. Gak enak. Bertamu kok di kamar aja.""Loh kata Mas Rahman tadi 'kan kita bukan tamu. Jadi mau ngapain aja di kamar bebas toh," jawab Arga asal. Arga malah asik mengganggu bayi Arfan yang sedang menyusu, sementara bayi Arkan masih Lena tertidur sejak di perjalanan tadi."Jangan begitu, ah. Gak enak sama Mas Rahman. Nanti kita dikira sombong loh.""Iya iya. Mas temuin nih mantan penggemar berat mu itu," ucap Arga sekenanya, kemudian beranjak keluar kamar setelah sebelumnya mencium kening istrinya."Mas Arya apa kabarnya?" tanya Arga berbasa-basi."Alhamdulillah, baik." jawab Arya pendek membuat Arga menjadi bingung untuk memulai obrolan. Untungnya ada Mas Rahman yang punya banyak bahan pembicaraan untuk diobrolkan.Menjelang Dhuhur Arya pun pamit. Sebenarnya Bu Ningsih meminta Arya untuk ma
Read more
Makan Malam
Di kantornya, Arga disibukkan dengan persiapan peresmian Resort Barunya di Anyer yang akan diselenggarakan sebulan lagi. Mr. Smith, mitra sekaligus investor utama di proyek tersebut sangat puas dan senang dengan keberhasilan Arga menyelesaikan proyek tersebut lebih cepat dari target waktu yang direncanakan."Terimakasih semuanya karena telah bekerja cukup keras untuk proyek ini. Semoga acara Peresmian besok berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Terimakasih semuanya." Arga bertepuk tangan diikuti oleh seluruh tim-nya.Arga menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerjanya. Hari ini benar-benar melelahkan. Tapi dia senang tim-nya bekerja dengan sangat baik, solid, dan juga kompak. Dia juga senang proyek yang sudah dikerjakannya hampir genap satu tahun telah selesai dengan baik."Maaf Pak Arga ada tamu," ucap Romi memberitahu."Ini 'kan sudah jam pulang, Rom. Siapa lagi yang bertamu?" tanya Arga kesal."Pak Rudi, Pak.""Pak Rudi?""Iya, Pak. Beliau menunggu di ruang tamu."
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status