"Jadi kamu cemburu karena ini, Rin?" tanya Arga sembari terkekeh."Ya," jawab Airin ketus. "Dan Mas Arga anggap itu lucu dan kekanak-kanakan. Iya 'kan!" Airin menampakkan kekesalannya."Aku tidak mengatakan seperti itu.""Lalu kenapa Mas Arga tertawa?" Airin semakin kesal. Butuh keberanian tinggi untuk mengungkapkan perasaannya, namun suaminya malah menertawakan nya."Bukan begitu, Sayang." Arga meraih tangan Airin dan mencium nya. "Sebentar," lanjutnya.Arga mengambil sebuah buku di atas nakas. Itu adalah buku cerita milik Aura yang biasa dibacakan nya untuk kedua putrinya sebelum tidur. Arga membuka halaman terakhir buku tersebut."Lihat ini!" Arga menunjukkan sampul belakang bagian dalam buku tersebut."Kamu lihat ini. Ada sampul yang mengelupas.""Dan kamu lihat foto belakang ini, ada bekas lem kering disana. Kamu tau apa itu artinya?"Airin menggelengkan kepalanya. Airin benar-benar tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan suaminya."Kamu tahu foto siapa ini?""Tentu saja.
Setelah Arga meletakkan barang-barang kedalam kamar, bayi Arfan terbangun dari tidurnya. Airin segera menyusuinya kembali sembari rebahan di dalam kamar. "Udah temuin Mas Rahman sama Arya dulu sana. Gak enak. Bertamu kok di kamar aja.""Loh kata Mas Rahman tadi 'kan kita bukan tamu. Jadi mau ngapain aja di kamar bebas toh," jawab Arga asal. Arga malah asik mengganggu bayi Arfan yang sedang menyusu, sementara bayi Arkan masih Lena tertidur sejak di perjalanan tadi."Jangan begitu, ah. Gak enak sama Mas Rahman. Nanti kita dikira sombong loh.""Iya iya. Mas temuin nih mantan penggemar berat mu itu," ucap Arga sekenanya, kemudian beranjak keluar kamar setelah sebelumnya mencium kening istrinya."Mas Arya apa kabarnya?" tanya Arga berbasa-basi."Alhamdulillah, baik." jawab Arya pendek membuat Arga menjadi bingung untuk memulai obrolan. Untungnya ada Mas Rahman yang punya banyak bahan pembicaraan untuk diobrolkan.Menjelang Dhuhur Arya pun pamit. Sebenarnya Bu Ningsih meminta Arya untuk ma
Di kantornya, Arga disibukkan dengan persiapan peresmian Resort Barunya di Anyer yang akan diselenggarakan sebulan lagi. Mr. Smith, mitra sekaligus investor utama di proyek tersebut sangat puas dan senang dengan keberhasilan Arga menyelesaikan proyek tersebut lebih cepat dari target waktu yang direncanakan."Terimakasih semuanya karena telah bekerja cukup keras untuk proyek ini. Semoga acara Peresmian besok berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Terimakasih semuanya." Arga bertepuk tangan diikuti oleh seluruh tim-nya.Arga menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerjanya. Hari ini benar-benar melelahkan. Tapi dia senang tim-nya bekerja dengan sangat baik, solid, dan juga kompak. Dia juga senang proyek yang sudah dikerjakannya hampir genap satu tahun telah selesai dengan baik."Maaf Pak Arga ada tamu," ucap Romi memberitahu."Ini 'kan sudah jam pulang, Rom. Siapa lagi yang bertamu?" tanya Arga kesal."Pak Rudi, Pak.""Pak Rudi?""Iya, Pak. Beliau menunggu di ruang tamu."
Ketika Airin dan Arga sedang menikmati makanannya, dari kamarnya terdengar si kembar menangis. Buru-buru Airin bangkit menuju ke kamarnya. Argapun mengikutinya dari belakang sembari membawa mangkok mienya dan Airin.Airin menimang bayi Arfan kedalam buaiannya. Tidak lama kemudian bayi Arfan sudah tertidur kembali. Airin meletakkan kembali ke dalam keranjang bayi."Pake dibawa ke kamar segala, Mas.""Biar gak bolak-balik. Nanti keburu medok mie-nya."Arga dan Airin menikmati kembali makanannya sembari duduk di sofa kamar."Pasti capek yah ngurusin si kembar?" Arga memulai obrolan setelah mengosongkan mangkuknya."Insyaallah tidak, Mas. Yah walaupun Airin masih agak kewalahan karena ini hal baru untuk Airin. Tapi kan ada kamu, ibu dan yang lainnya ikut membantu.""Aku minta maaf yah jika tidak banyak membantu dalam mengurus si kembar.""Iya Mas tidak apa-apa. Mas Arga juga kan punya tanggung jawab sendiri di perusahaan."Arga meraih kedua tangan Airin, "kemarin Ibu mengusulkan ke Mas te
"Assalamualaikum, Rin." Arga menghubungi Airin."Waalaikumsalam. Sudah sampai mana, Mas?" tanya Airin."Sudah sampai kok. Tadi sebelum dhuhur. Hp Mas lobet, jadi baru bisa nelpon kamu sekarang." Tentu saja handphone Arga kehabisan baterai, karena sepanjang perjalanan Arga mengobrol dan video call dengan istrinya via telepon."Alhamdulillah, iya gak papa. Mas Arga Sudah makan?""Belum, Nih. Mas gak selera makan," jawab Arga lesu."Memangnya kenapa Mas gak berselera? Apa menunya gak cocok yah?""Buka begitu sayang. Mas hanya belum terbiasa makan malam tanpa ditemani istri.""Hmmm raja gombal mulai deh.""Beneran, Sayang. Apa kita video call lagi aja yah? Kamu temenin Mas makan malam.""Ya udah, nanti kita makan malam bareng sambil video call. Kebetulan yang lainnya juga sudah pada kumpul""Asik...." Arga terdengar girang.Di meja makan, Airin dan anak-anaknya menyapa Arga yang sedang menikmati makan malam lewat video call. Bu Lastri dan Mba Irma yang juga duduk di meja makan hanya meng
Pukul lima sore Mba Irma dan rombongan tiba di Anyer. Di resort yang baru selesai di bangun itu, Mba Irma sengaja menyembunyikan Airin dan si kembar di kamar resort yang agak jauh dari kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Mba Irma sengaja merencanakan itu untuk memberikan kejutan kepada Arga."Pokoknya kamu gak boleh keluar-keluar dulu loh, Rin. Biar gak ketahuan sama Arga. Nanti kalau sudah waktunya, baru deh kamu keluar.""Iya, Mba.""Ibu juga, Yah. Temenin Airin disini biar gak bosen.""Terserah kamu saja. Inikan idemu.""Hehehe." Mba Irma tergelak kecil. Dia sendiri sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Adiknya. Arga pasti sudah kesal karena seharian ini dia tidak bisa menghubungi istrinya.Setelah menyembunyikan Airin dan Ibunya. Mba Irma dan anak-anak berencana untuk menemui Arga di lobi resort. Dari informasi yang dia peroleh dari Mas Danu, Arga sedang rapat dengan pegawainya sejak tadi siang. Dan mungkin sekarang Arga sudah selesai dengan rapatnya."Ayah..." Aira dan Aura
Malam pembukaan resort pun tiba. Tamu undangan terlihat sudah mulai berdatangan di Aula Resort. Arga terlihat sibuk menyalami tamu-tamunya.BrughhSalah seorang pegawai laki-laki berpakaian pelayan berjalan terburu-buru hingga menubruk tubuh Arga."Maaf Pak. Saya tidak sengaja," ucap pegawai tersebut sembari menunduk."Tidak apa-apa. Lain kali mohon berhati-hati.""Iya Pak. Terimakasih. Permisi." Buru-buru pelayan tersebut berjalan dengan cepat meninggalkan Arga tanpa memperlihatkan wajahnya."Selamat yah, Mas Arga. Tempatnya indah sekali dan asri. Saya nyaman sekali ada disini. Saya yakin ini akan jadi resort halal pertama yang ada di Anyer.""Terima kasih banyak, Pak Rudi. Ini semua berkat dukungan dari Pak Rudi. Kalau bukan Pak Rudi yang menyodorkan konsep wisata halal saya ke investor. Mungkin resort halal ini hanya jadi rencana saja.""Mas Arga terlalu merendah.." Arga mengantarkan Pak Rudi dan istrinya, ke meja di mana Mr. Smith duduk juga disana."Arga, Airin mana?" tanya Mba
Arga sedang mengurus administrasi ketika dengan tergesa-gesa Mas Danu menghampirinya."Aku punya berita penting, Ga.""Kalau ini mengenai Resort, tolong Mas Danu handle dulu. Saat ini aku hanya ingin fokus untuk kesembuhan Airin." Arga menanggapi dengan tidak semangat."Bukan itu. Ini tentang kecelakaan tadi malam. Polisi menduga ada unsur kesengajaan dalam insiden itu."Dahi Arga berkerut, "Maksud Mas Danu ada orang yang sengaja merencanakan itu? Tapi siapa? Dan untuk apa?""Itu masih dugaan, Ga. Karena orang yang bertanggung jawab dengan dekorasi panggung sekarang tiba-tiba menghilang.""Menghilang?""Mungkin lebih tepatnya lagi, melarikan diri. Dan fakta yang mengejutkan, ternyata asisten pribadi Bayu pernah menemui nya di sebuah hotel.""Asisten Bayu." "Meskipun ini baru dugaan. Tapi kuat kemungkinan Bayu ada hubungannya dengan itu semua, Ga.""Kurang ajar sekali dia. Apa sebenarnya maunya? Awas kamu Bayu," ucap Arga geram sembari mengepalkan tangannya."Mohon rahasiakan ini dulu