Airysh POV
Reece mencium temanku bukan aku, hal pertama yang kupikirkan tentang dia adalah 'brengsek!' aku ingin mengumpat dan menamparnya…
Saat ini Reece duduk di hadapan ku sambil menatapku dengan tatapan yang entah bagaimana bisa ku artikan.
Aku juga membalas tatapan Reece dengan tatapan sebal, namun aku tetap santai seolah-olah aku baik-baik saja, ini balasan nya jika tidak menuruti seorang Reece Andromeda.
Ia akan melakukan apapun agar orang lain bisa menuruti keinginannya.
Aku tidak habis pikir Reece akan melakukan hal segila itu, terlebih kepada temanku sendiri, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya Lily jika tersebar gosip buruk tentang nya di kampus ini.
"Bisakah aku pergi?"
Reece mengalihkan pandangannya setelah mengeluarkan ponsel dari sakunya.
"Bisakah kamu bersikap waras?"
"Setidaknya berpikirlah sedikit,"
Aku benar-benar merasa sangat emosi. Namun bagaimana pun juga aku harus mengendalikannya, Reece hanya akan bertingkah menyebalkan.
Cowok itu bahkan sangat jujur kepadaku bahwa ia playboy, aku tidak mengerti mengapa ia membanggakan hal itu, aku bahkan tidak berpikir jika itu keren.
Reece memicingkan matanya, "Apa sulitnya itu untukmu?"
"Aku bahkan sudah bilang akan membayarmu," Ujar Reece terdengar sangat mudah
"Ada atau tidaknya aku sama sekali tidak ada artinya ditempat itu," Balasku
Aku tidak masalah ia melakukan apapun dengan wanita lain, tapi akan sangat menjijikan jika ia melakukan itu didepan ku.
"Aku tidak akan melakukan apapun di hadapan mu, aku janji," Ujar Reece.
"Lagipula mommy selalu ingin kamu bersamaku, kamu bahkan tau itu,"
"Jika nanti malam kamu tidak pergi denganku, aku tidak tahu apakah aku masih bisa menjadi model, mommy selalu melakukan apapun untuk mengacaukan nya,"
Reece anak tunggal, itulah mengapa ibunya begitu mengawasinya. Terlebih Reece memiliki pergaulan yang buruk, ibunya tentu tidak ingin Reece terus-terusan terjerumus.
Tapi keluarganya begitu kaya, sehingga apapun bisa ibunya lakukan untuk menyuruh orang-orang mengawasi Reece dengan membayar mereka, dengan begitu aku tahu Reece benar-benar merasa muak. Kupikir itulah mengapa selain permainan bodoh di klub malam itu Reece masih bertahan dengan ku, mungkin karena ia ingin memiliki pacar yang bisa dipercaya oleh ibunya, agar ia tidak selalu di awasi oleh orang lain, dan aku tahu rencana itu sukses.
Tapi, aku sangat kesal jika ia mengatakan tentang ibunya di saat-saat seperti ini, aku tidak berani menolak jika itu tentang ibunya, ibu Reece sangat menyukaiku dan bahkan sangat menyayangiku sama seperti Reece.
Sebenarnya itu tidak buruk, Reece hanya ingin aku menemaninya saat ia bersama teman-teman modelnya, tapi akan sangat buruk setelah Reece minum dan mabuk ia akan melakukan hal yang sangat menjijikkan dengan wanita lain.
Itu membuatku ingin muntah.
"Oke, kamu tidak melakukan hal hal seperti itu dihadapan ku, tapi jika gosip antara kamu dan Lily tersebar, kamu harus mengatakan bahwa kamu sangat mabuk di malam itu, bilang ke semua orang jika kamu tidak sadar," Ujarku.
Aku pikir itu masuk akal, dengan begitu Lily bisa tenang, Pacarnya tidak akan memintanya putus karena itu tidak sengaja.
"Itu sangat mudah, aku akan melakukannya," Jawab Reece menerima perkataan ku.
"Tapi kamu juga harus menepati janji,"
"Setelah kuliah selesai kita pergi ke rumah ku, aku sudah menyiapkan semuanya untukmu,"
"Setelah itu kita baru bisa pergi untuk menandatangani kontrak nya,"
Reece mengerlingkan matanya, itu membuatku muak.
"Kamu bisa pergi sekarang, sebentar lagi akan ada seorang gadis yang datang," Ujar Reece mengusirku dengan santai
Tentu saja aku tidak mau.
"Tidak, kamu yang harus pergi, aku datang ke tempat ini lebih dulu," Ujarku angkuh.
Reece seperti ingin mengumpat, tapi mungkin karena ia tidak ingin suasana menjadi lebih rumit, Reece memutuskan untuk pergi.
Seharusnya kamu selalu mengalah seperti itu.
***
Dua bulan lalu..
"Dare!" Reece mengucapkan kalimat itu setelah sebuah botol mengarah kepadanya.
Alasannya simpel saja ia memilih dare dari pada truth, jika ia mengatakan truth maka temannya akan menyuruh nya mengatakan hal-hal yang memalukan, seperti ukuran bagian pria, Reece tahu itu terjadi.
Reece sangat malas jika pertanyaan-pertanyaan seperti itu harus ia jawab dengan jujur.
"Aku menantang mu untuk pacaran dengan satu gadis selama satu tahun,"
Ujar Alex, pria itu meneguk segelas wine, lalu menatap Reece dengan serius.
Reece mengerti Alex tidak menyukainya karena Reece suka menggoda para gadis termasuk pacarnya.
Alex takut Reece akan mengencani Gadisnya, karena Reece begitu Playboy.
Reece tampak menghela napas, ia hanya berpikir jika itu bisa dicoba. Lagipula ia tidak berniat untuk menjadi Playboy seumur hidup.
Teman-temannya yang lain terdengar sangat bersemangat.
"Okay, aku coba,"
Beberapa teman-teman semeja nya berteriak, Suatu keajaiban jika seorang Reece Andromeda setia pada seorang gadis.
"Kalau kamu tidak bisa menepati ucapan mu, kamu harus menyerahkan kunci mobilmu kepadaku," Ujar Alex.
Reece mengangguk.
"Setuju!"
Bar semakin ramai ketika Reece menyetujui untuk memberikan mobilnya kepada Alex.
Bagaimana tidak, bagi Reece sebuah mobil tidak ada apa-apanya, ia memiliki belasan koleksi mobil dirumah nya.
Reece pikir itu bukan hal yang besar.
"Sekarang siapa yang ingin kamu pilih untuk menjadi pacarmu?" Sahut salah seorang temannya.
"Aku yang akan memberikan tantangan untuk Reece," Ujar Leon.
Untuk aturannya, dalam permainan konyol ini mereka akan mendapatkan tiga tantangan ataupun kebenaran.
Kini giliran Leon memberikan tantangan.
"Sekarang kamu cium salah satu gadis yang berada disana, orang yang kamu cium harus menjadi pacarmu. Tapi… Kamu tidak boleh melihat wajahnya sebelum kamu mencium nya," Ujar Leon yang langsung disetujui oleh banyak orang disana.
"Ah shit!" Ucap Reece.
Ini benar-benar tantangan paling gila, ia pikir ia akan memilih sendiri gadis yang ingin ia pacari, tapi kenapa harus sekarang dan ditempat remang seperti ini.
'baik.. jika aku tidak melakukannya kalian akan menganggap ku seperti pengecut.'
'Lihat saja bagaimana ini bisa terjadi.'
Reece melakukan aksi gilanya, pria itu berjalan mendekati seorang gadis yang menghadap membelakanginya, karena ia juga tidak boleh melihat wajah gadis itu.
Dengan cepat, tanpa gadis itu sadari Reece sudah memutar tempat duduk gadis itu lalu menciumnya.
Semua orang disana terkejut, termasuk gadis yang Reece cium, ciuman yang berlangsung selama dua detik itu mendapat sorotan heboh dari teman-teman gadis itu disana.
Pasalnya mereka datang berombongan dan tiba-tiba insiden tak terduga pun terjadi.
"Kamu harus menjadi pacarku," Ujar Reece langsung setelah ia melepaskan ciumannya.
Gadis itu mendorong tubuh Reece.
"Apa maksudmu?!" Ujarnya setengah berteriak.
"Apakah kamu mau menjadi pacarku?" Ujar Reece santai.
"Aku akan melakukan apa saja, aku juga akan membayarmu, aku janji," tambahnya.
Gadis itu menatap Reece dengan tatapan bingung.
Itu tidak masuk akal sama sekali.
"Kupikir kamu sedang mabuk, aku tidak akan mempermasalahkan hal ini." Ujar gadis itu lalu menghadap lagi ke arah teman-temannya.
"Tidak!, Aku serius,"
"Aku tidak peduli, mulai sekarang kamu telah menjadi pacarku," Ujar Reece lalu meninggalkan gadis itu dengan santai.
"Ayo makan siang," Seorang gadis dengan rambut pirang menepuk bahu Airysh hingga membuatnya menoleh. "Aku sangat lapar," Ujarnya lagi. Camilla, gadis cantik dengan rambut pirang itu menarik-narik tangan Airysh. "Aku sangat malas," balas Airysh. Ia masih terus membaca buku dihadapan nya tanpa memperhatikan Camilla yang mulai kesal. "Kamu tidak merasa kasihan dengan sahabatmu," Camilla mulai merengek seperti anak kecil. Airysh menatapnya sekilas, biasanya ia yang selalu merengek seperti itu kepada Camilla, tapi kenapa sekarang malah sebaliknya. "Kamu selalu mengajakku makan ketika aku ingin diet, tapi kamu sama sekali tidak makan jika aku yang mengajakmu makan," Airysh menggerutu sambil menutup novelnya yang tadi ia baca. Camilla tertawa, "Lebih baik kita tidak diet sama sekali, bagaimana menurutmu?, Aku benci harus menahan nafsu makan ketika aku merasa lapar," ujar Camilla. "Kamu yang mengajakku diet, tap
Reece membawa Airysh ke suatu tempat tanpa berbicara apapun, sejak dari mansion itu Reece terlihat sangat dingin, Airysh mengerti Reece sedang dalam perasaan yang amat buruk, itulah sebabnya ia juga tidak berbicara ataupun mengganggu pria itu. Airysh mengerti, mungkin perasaan Reece sedang terluka akibat dari tamparan keras sang kakek, namun Airysh juga tidak mengerti mengapa mereka bertengkar. Tiga kali pergi ke mansion itu, Airysh menyimpulkan bahwa Reece dan kakeknya tidak pernah akur, terbukti sudah tiga kali ia pergi ke tempat itu, kakek Reece selalu saja mengatakan sesuatu yang kasar terhadap Reece namun bedanya Reece tidak pernah menjawab, biasanya ia hanya diam lalu pergi dengan acuh, berbeda halnya dengan hari ini, Reece bahkan berani membentak kakeknya. "Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan minum hari ini," ujar Reece setelah mereka keluar dari mobil. Mereka datang di salah satu cafe yang terkenal di New Yor
"Bisakah kami kembali seperti dulu?" Felix menatap Airysh sendu.Pria itu sudah menunggu Airysh di depan kelas gadis itu untuk menunggunya datang.Airysh menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, ia hanya bersikap santai tanpa terlihat salah tingkah didepan Felix."Aku hanya berpikir jika aku mencintaimu," ujar Felix lagi"kamu sudah punya calon istri," ujar Airysh tenang."Lalu kenapa?" Tanya Felix yang membuat Airysh menjadi kesal, namun Airysh ingin tetap terlihat tenang.Sekarang Airysh berpikir bahwa Felix lebih brengsek dari Reece."Berarti kami tidak perlu memulainya lagi, ini tidak ada artinya sama sekali karena aku tahu kami pasti akan putus lagi, jadi apa gunanya?" Ucap Airysh menahan dirinya."tapi aku ingin kamu,"Kalimat itu membuat Airysh tersenyum miring, sekarang ia tahu jika seorang Felix Wilson adalah pria yang sangat brengsek."Apa yang kamu bicarakan dengan pacar ku?" Tanya
Airysh POV Aku terkejut ketika Reece tiba-tiba mentransfer uang yang sangat banyak kepadaku, aku bahkan sempat meneleponnya tadi karena sangat penasaran dengan apa yang ingin ia lakukan kepadaku menggunakan hal seperti itu. Tapi sampai sekarang Reece belum mengangkat teleponku. Hingga beberapa saat setelah itu Reece yang menelepon ku. "Yes, baby," ujar Reece dari seberang saat ia meneleponku. "Aku lupa membawa ponsel, jadi aku melewatkan panggilan mu," Lanjutnya. "Kenapa kamu mentransfer uang sebanyak ini kepadaku?" Tanyaku tidak sabaran. "Aku mentransfer mu karena aku mengatakan akan membayarmu waktu itu," jawab Reece ringan. Aku mendegus, padahal aku sudah memperingatkannya. Lagipula kalimat itu tidak cocok dengan ku, aku sama sekali bukan wanita bayaran. "Aku bilang itu tidak perlu," ujar ku kepada Reece. "Apa salahnya memberikan uang kepada pacar sendiri?, Aku bahkan belum pernah
Airysh terbangun dengan mata yang masih sembab, gadis itu sempat mengerjapkan matanya beberapa kali karena terasa sakit. Airysh menatap cermin dan mendapati matanya bengkak karena menangis semalaman, beberapa saat kemudian ponsel nya berbunyi, suara pesan masuk yang sangat banyak membuat Airysh harus meraih ponselnya di atas kasur. Banyak pesan yang masuk dari Camilla dan juga Reece. "Mengapa Reece mengirim pesan?, tidak biasanya," gumam Airysh. Camilla Kamu tidak mengangkat telepon ku. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah ayahmu memarahi mu? Airysh kenapa tidak menjawab😭 Aku sangat khawatir. Dan 5 panggilan tidak terjawab dari Camilla. Airysh tersenyum, setidaknya ia harus bersyukur memiliki sahabat yang begitu menyayanginya, jika tidak ada sahabat nya, Airysh yakin tidak akan bisa hidup seperti ini. Ia pasti tidak akan punya teman. Airysh membalas pesan Camilla.
Suasana pesta ulang tahun di rumah Lily sangat ramai, banyak tamu undangan dari kalangan mahasiswa yang datang, gadis itu sangat populer sehingga tamu undangan yang datang pun sangat banyak. Mata Lily menatap satu persatu tamu undangan yang hadir, gadis itu tampak mencari-cari seseorang, ia juga berkali kali menatap jam dinding, kemudian mendegus putus asa ketika tidak mendapati seseorang yang ia harapkan. Camilla yang melihat keresahan Lily mendekat. Seperti tahu segalanya Camilla menepuk bahu Lily, " Alex pasti datang, kamu tidak perlu cemas, dia tidak mungkin Setega itu kepada mu," ujar Camilla mencoba menenangkan Lily. Lily mengangguk, " Tapi, kami sempat bertengkar kemarin," ujar Lily lalu menunduk. "Kalian sudah sering bertengkar, tapi itu bukan masalah besar, kalian baik-baik saja setelah itu, sudahlah percaya padaku," ujar Camilla lagi. Emilly, Jessica, Camilla yang tiba-tiba datangpun kemudian memeluk Lily, bagi m
13 tahun lalu... "Airysh!" Suara Hendri, Ayah Airysh terdengar keras, namun Airysh sama sekali tidak bisa menjawab panggilan Ayahnya. 'Ayah aku disini...' batinnya lemah. Airysh begitu lemas, tubuhnya tidak mampu bergerak lagi, ia merasa pasrah. Sesak dan dingin... Air danau dimalam hari, membuatnya tenggelam. Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu tidak bisa melakukan apapun setelah ia mencoba berkali-kali melambaikan tangan. Namun di detik-detik selanjutnya, saat Airysh merasa sudah tahan lagi, ia melihat seseorang melompat kedalam air. Seorang anak laki-laki remaja berenang ke arahnya lalu menarik Airysh. Anak laki-laki yang berusia sekitar lima belas tahun tersebut memeluk tubuh gadis kecil yang sudah memejamkan matanya. Ia membawa Airysh naik dengan cepat. "Hey, bangun..." Anak laki-laki itu berusaha memanggil nya. Namun Airysh sudah tidak bisa memb
"Hasil jepretan yang sempurna, pose menatap sang dewa matahari, dengan menyipitkan matanya yang besar." Emilly tertawa sambil menyodorkan kamera digitalnya kepada Jessica dan Camilla. Airysh tampak bingung dengan teman-temannya pagi ini, terlebih Camilla terlihat senyum-senyum sejak bertemu dengannya. "Ada apa ?" Tanya Airysh tidak mengerti. Airysh lalu berjalan mendekati mereka, "kenapa kalian memotret ku," ujar Airysh yang melihat hasil jepretan Emilly yang baginya terlihat sangat buruk. "Selamat untuk hari ini, atau tadi malam," ujar Emilly seperti mengingat ingat namun terlihat tersenyum nakal kepadanya. "Selamat untuk apa?" Tanya Airysh bingung. Jessica dan Emilly malah menahan senyumnya, sedangkan Camilla tidak memberitahunya sama sekali. "Dimana ponselmu sekarang?" Tanya Camilla tanpa menjawab pertanyaan Airysh terlebih dahulu. "Aku tidak tahu, mungkin terjatuh di kolam renang Lily atau hilang," "It