Mata gadis itu terpejam, suhu tubuhnya sangat panas saat Reece menyentuh dahi gadis itu dan bibirnya bahkan terlihat membiru.
Reece menatap gadis itu cemas, ia mengompres dahi gadis itu dan menyelimutinya dengan selimut tebal, penghangat ruangan juga telah bekerja dengan baik sehingga Reece berharap Airysh akan cepat tersadar."Seharusnya aku datang lebih cepat," Ucap reece menyalahkan dirinya sendiri.Reece tahu Airysh tidak bisa berlama-lama diluar saat musim dingin, Reece tahu jika Airysh tidak pernah bisa meminum es, ia tahu Airysh tidak bisa berenang dan trauma dengan segala sesuatu yang dingin, Reece tahu semua itu tanpa Airysh memberitahunya lebih dulu.Diam-diam ia juga mengikuti Airysh, mengamati gadis itu dari jauh, melihat cara gadis itu tersenyum dan tertawa.Tapi Reece tidak pernah melihat gadis itu menangis dihadapannya kecuali saat membela Lily.Airysh selalu ingin melindungi orang-orang yang dekat dengannya.Reece mengatupkan rahangnya, ia"Semua ini?" Airysh mengerjap tidak percaya ketika Reece membukakan sebuah lemari lalu menunjukkan banyaknya pakaian wanita disana."Ya, kau harus memakainya," ucap Reece sambil mengambil satu mantel dari dalamnya."Tapi ini yang paling penting, kupastikan kamu tidak akan kedinginan lagi," ujar Reece kemudian.Airysh menatap Reece yang menyodorkan mantel tebal kepadanya."Jangan bilang banyak gadis yang tidur bersamamu dan kamu membeli pakaian ini untuk mereka yang menginap," tuduh Airysh yang tak yakin jika Reece membelikan semua itu untuknya.Reece menaikkan alisnya, mendengar Airysh mengatakan itu membuatnya naik darah."Hei... nona merylia, apa kau pikir aku murahan?""Apa kamu berpikir aku terbiasa tidur dengan para gadis??" tanya Reece dengan nada tinggi meskipun ekspresinya tidak ada kemarahan sedikitpun."Em, bukan itu maksutku," Airysh jadi merasa bersalah dan canggung, ia sungguh tidak berniat untuk menuduh Reece dengan jahatnya."Tuan A
Airysh POVReece mencium temanku bukan aku, hal pertama yang kupikirkan tentang dia adalah 'brengsek!' aku ingin mengumpat dan menamparnya…Saat ini Reece duduk di hadapan ku sambil menatapku dengan tatapan yang entah bagaimana bisa ku artikan.Aku juga membalas tatapan Reece dengan tatapan sebal, namun aku tetap santai seolah-olah aku baik-baik saja, ini balasan nya jika tidak menuruti seorang Reece Andromeda.Ia akan melakukan apapun agar orang lain bisa menuruti keinginannya.Aku tidak habis pikir Reece akan melakukan hal segila itu, terlebih kepada temanku sendiri, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya Lily jika tersebar gosip buruk tentang nya di kampus ini."Bisakah aku pergi?"Reece mengalihkan pandangannya setelah mengeluarkan ponsel dari sakunya."Bisakah kamu
"Ayo makan siang," Seorang gadis dengan rambut pirang menepuk bahu Airysh hingga membuatnya menoleh. "Aku sangat lapar," Ujarnya lagi. Camilla, gadis cantik dengan rambut pirang itu menarik-narik tangan Airysh. "Aku sangat malas," balas Airysh. Ia masih terus membaca buku dihadapan nya tanpa memperhatikan Camilla yang mulai kesal. "Kamu tidak merasa kasihan dengan sahabatmu," Camilla mulai merengek seperti anak kecil. Airysh menatapnya sekilas, biasanya ia yang selalu merengek seperti itu kepada Camilla, tapi kenapa sekarang malah sebaliknya. "Kamu selalu mengajakku makan ketika aku ingin diet, tapi kamu sama sekali tidak makan jika aku yang mengajakmu makan," Airysh menggerutu sambil menutup novelnya yang tadi ia baca. Camilla tertawa, "Lebih baik kita tidak diet sama sekali, bagaimana menurutmu?, Aku benci harus menahan nafsu makan ketika aku merasa lapar," ujar Camilla. "Kamu yang mengajakku diet, tap
Reece membawa Airysh ke suatu tempat tanpa berbicara apapun, sejak dari mansion itu Reece terlihat sangat dingin, Airysh mengerti Reece sedang dalam perasaan yang amat buruk, itulah sebabnya ia juga tidak berbicara ataupun mengganggu pria itu. Airysh mengerti, mungkin perasaan Reece sedang terluka akibat dari tamparan keras sang kakek, namun Airysh juga tidak mengerti mengapa mereka bertengkar. Tiga kali pergi ke mansion itu, Airysh menyimpulkan bahwa Reece dan kakeknya tidak pernah akur, terbukti sudah tiga kali ia pergi ke tempat itu, kakek Reece selalu saja mengatakan sesuatu yang kasar terhadap Reece namun bedanya Reece tidak pernah menjawab, biasanya ia hanya diam lalu pergi dengan acuh, berbeda halnya dengan hari ini, Reece bahkan berani membentak kakeknya. "Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan minum hari ini," ujar Reece setelah mereka keluar dari mobil. Mereka datang di salah satu cafe yang terkenal di New Yor
"Bisakah kami kembali seperti dulu?" Felix menatap Airysh sendu.Pria itu sudah menunggu Airysh di depan kelas gadis itu untuk menunggunya datang.Airysh menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, ia hanya bersikap santai tanpa terlihat salah tingkah didepan Felix."Aku hanya berpikir jika aku mencintaimu," ujar Felix lagi"kamu sudah punya calon istri," ujar Airysh tenang."Lalu kenapa?" Tanya Felix yang membuat Airysh menjadi kesal, namun Airysh ingin tetap terlihat tenang.Sekarang Airysh berpikir bahwa Felix lebih brengsek dari Reece."Berarti kami tidak perlu memulainya lagi, ini tidak ada artinya sama sekali karena aku tahu kami pasti akan putus lagi, jadi apa gunanya?" Ucap Airysh menahan dirinya."tapi aku ingin kamu,"Kalimat itu membuat Airysh tersenyum miring, sekarang ia tahu jika seorang Felix Wilson adalah pria yang sangat brengsek."Apa yang kamu bicarakan dengan pacar ku?" Tanya
Airysh POV Aku terkejut ketika Reece tiba-tiba mentransfer uang yang sangat banyak kepadaku, aku bahkan sempat meneleponnya tadi karena sangat penasaran dengan apa yang ingin ia lakukan kepadaku menggunakan hal seperti itu. Tapi sampai sekarang Reece belum mengangkat teleponku. Hingga beberapa saat setelah itu Reece yang menelepon ku. "Yes, baby," ujar Reece dari seberang saat ia meneleponku. "Aku lupa membawa ponsel, jadi aku melewatkan panggilan mu," Lanjutnya. "Kenapa kamu mentransfer uang sebanyak ini kepadaku?" Tanyaku tidak sabaran. "Aku mentransfer mu karena aku mengatakan akan membayarmu waktu itu," jawab Reece ringan. Aku mendegus, padahal aku sudah memperingatkannya. Lagipula kalimat itu tidak cocok dengan ku, aku sama sekali bukan wanita bayaran. "Aku bilang itu tidak perlu," ujar ku kepada Reece. "Apa salahnya memberikan uang kepada pacar sendiri?, Aku bahkan belum pernah
Airysh terbangun dengan mata yang masih sembab, gadis itu sempat mengerjapkan matanya beberapa kali karena terasa sakit. Airysh menatap cermin dan mendapati matanya bengkak karena menangis semalaman, beberapa saat kemudian ponsel nya berbunyi, suara pesan masuk yang sangat banyak membuat Airysh harus meraih ponselnya di atas kasur. Banyak pesan yang masuk dari Camilla dan juga Reece. "Mengapa Reece mengirim pesan?, tidak biasanya," gumam Airysh. Camilla Kamu tidak mengangkat telepon ku. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah ayahmu memarahi mu? Airysh kenapa tidak menjawab😭 Aku sangat khawatir. Dan 5 panggilan tidak terjawab dari Camilla. Airysh tersenyum, setidaknya ia harus bersyukur memiliki sahabat yang begitu menyayanginya, jika tidak ada sahabat nya, Airysh yakin tidak akan bisa hidup seperti ini. Ia pasti tidak akan punya teman. Airysh membalas pesan Camilla.
Suasana pesta ulang tahun di rumah Lily sangat ramai, banyak tamu undangan dari kalangan mahasiswa yang datang, gadis itu sangat populer sehingga tamu undangan yang datang pun sangat banyak. Mata Lily menatap satu persatu tamu undangan yang hadir, gadis itu tampak mencari-cari seseorang, ia juga berkali kali menatap jam dinding, kemudian mendegus putus asa ketika tidak mendapati seseorang yang ia harapkan. Camilla yang melihat keresahan Lily mendekat. Seperti tahu segalanya Camilla menepuk bahu Lily, " Alex pasti datang, kamu tidak perlu cemas, dia tidak mungkin Setega itu kepada mu," ujar Camilla mencoba menenangkan Lily. Lily mengangguk, " Tapi, kami sempat bertengkar kemarin," ujar Lily lalu menunduk. "Kalian sudah sering bertengkar, tapi itu bukan masalah besar, kalian baik-baik saja setelah itu, sudahlah percaya padaku," ujar Camilla lagi. Emilly, Jessica, Camilla yang tiba-tiba datangpun kemudian memeluk Lily, bagi m