Share

7. Kejadian di pesta Lily

   Suasana pesta ulang tahun di rumah Lily sangat ramai, banyak tamu undangan dari kalangan mahasiswa yang datang, gadis itu sangat populer sehingga tamu undangan yang datang pun sangat banyak.

Mata Lily menatap satu persatu tamu undangan yang hadir, gadis itu tampak mencari-cari seseorang, ia juga berkali kali menatap jam dinding, kemudian mendegus putus asa ketika tidak mendapati seseorang yang ia harapkan.

Camilla yang melihat keresahan Lily mendekat.

Seperti tahu segalanya Camilla menepuk bahu Lily, " Alex pasti datang, kamu tidak perlu cemas, dia tidak mungkin Setega itu kepada mu," ujar Camilla mencoba menenangkan Lily.

Lily mengangguk, " Tapi, kami sempat bertengkar kemarin," ujar Lily lalu menunduk.

"Kalian sudah sering bertengkar, tapi itu bukan masalah besar, kalian baik-baik saja setelah itu, sudahlah percaya padaku," ujar Camilla lagi.

Emilly, Jessica, Camilla yang tiba-tiba datangpun kemudian memeluk Lily, bagi mereka Lily adalah adik kesayangan mereka.

"Dimana Airysh?" Tanya Emilly.

"Dia mungkin akan datang terlambat, dia pergi ke panti asuhan sejak tadi siang," jawab Camilla.

"Tega sekali, ini bahkan perayaan ulang tahun sahabatnya sendiri, mengapa ia sengaja berbuat seperti itu," ujar Jessica yang tiba-tiba menjadi kesal.

"Tidak apa-apa, aku yakin Airysh punya urusan yang sangat penting," ujar Lily.

"Ah, kamu benar-benar sangat baik, aku tidak percaya kamu berpikir seperti itu," gerutu Jessica.

"Lily memang selalu baik," timpal Emilly membela gadis itu.

Camilla melihat jam, ia tahu acanya harus segera dimulai, tanpa menunggu Alex dan Airysh.

"Kamu Harus segera tampil," ujar Camilla.

Emilly langsung merapikan tatanan gaun Lily, lalu membenarkan sedikit letak rambut.

"Wah kamu sangat cantik, seperti seorang princess dalam dunia nyata," puji Emilly.

"Terimakasih Emilly, kamu juga cantik," ujar Lily.

Selain sangat cantik, dan pintar, Lily juga sangat baik dan rendah hati kepada siapapun, tak heran jika banyak laki-laki atau bahkan perempuan menyukainya.

Sama seperti Emilly, "Jika kamu seorang aktris atau model aku pasti sudah menjadi penggemar berat mu," ujar Emilly.

"Sttt.. diamlah, Lily akan segera tampil," ujar Jessica kepada Emilly.

"Aku tahu," jawab Emilly sebal.

Setelah itu Lily berjalan menuju tempat yang sudah sengaja disediakan untuknya bermain piano dan bernyanyi di hari ulang tahun nya.

Ini pesta yang sedikit berbeda dari biasanya, jika biasanya acaranya hanya bersenang-senang, tapi kali ini sahabat nya ingin Lily bermain alat musik, lagipula Lily juga mendapatkan hadiah sebuah grand piano dari orang tuanya, jadi ia harus memainkan nya saat ini juga, bukan dengan gitar yang ia beli kemarin.

***

"Aku terlambat," Ujar Airysh pelan ketika ia baru saja turun dari taksi.

Airysh langsung bergegas menuju keramaian, namun saat ia tiba disana, ia melihat Lily selesai memainkan grand piano nya.

Airysh sangat menyesal, tapi bagaimana pun ia juga tidak bisa datang lebih awal.

Airysh langsung berlari menghampiri Lily.

"Lily selamat ulangtahun," ujar Airysh lalu memeluk Lily.

"Maaf, aku terlambat," ucap Airysh menyesali perbuatannya diiringi tatapan kesal Jessica kepadanya.

"Tidak masalah, yang penting kamu sudah datang kesini," ujar Lily ramah.

Airysh tersenyum canggung, bagaimana pun ia merasa sangat bersalah kepada Lily.

"Kamu melewatkan acara tiup lilin dan potong kue, untuk apa kamu datang, acanya sudah selesai," ujar Jessica kesal.

Jessica selalu mengatakan apapun dengan langsung apa yang dia suka atau tidak, dia selalu mengatakan semuanya secara terang-terangan.

"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak mengira akan terlambat begitu lama," ujar Airysh.

"Tidak apa-apa," ujar Lily lagi.

"Terimakasih Lily,"

"Aku melihat Alex datang, cepat berikan kuenya pada dia," ujar Emilly semangat.

Lily mengedarkan pandangannya, namun ia tidak melihat sosok Alex sedikit pun.

"Aku tidak melihatnya, dimana dia?" Tanya Lily.

"Aku melihat nya di tepi kolam renang, kupikir dia datang sejak tadi, tapi dia sengaja tidak mendekat saat kamu meniup lilin ataupun memotong kue," ujar Emilly yang mengerti bahwa Lily dan Alex sedang tidak baik-baik saja.

Lily terlihat sedih, Alex sangat keterlaluan hingga tega tidak mengucapkan selamat ulangtahun untuknya di hari special seperti ini, bahkan disaat semua orang meneriakkan namanya, Alex juga tidak datang.

Terkadang Lily berpikir jika Alex sangatlah egois, dia hanya mementingkan kemauannya sendiri.

"Ayo berikan kepadanya," ujar Camilla sambil memberikan potongan kue yang telah Lily potong.

Lily mengambil kue dari tangan Camilla, "kalau begitu aku harus mencari Alex," 

Sedangkan disisi lain Reece yang sedang minum dengan teman-teman nya melihat Airysh yang baru saja tiba sedang berdiri sendirian, Reece memperhatikan gadis itu sebelum ia berniat untuk menghampiri nya.

Namun seorang temannya tiba-tiba menepuk bahunya.

"Alex tampaknya tidak ingin bergabung dengan kita lagi, apa kalian masih bertengkar sampai saat ini?" Tanya leon sambil meneguk minumannya.

Reece tersenyum miring, "Kupikir dia senang mencari masalah seperti ini, Alex hanya mencari alasan," ujarnya sarkastik.

"Bagaimana pun kamu mencium pacar nya," timpal Jack yang sejak tadi juga mendengar obrolan mereka.

"Kupikir Lily menikmati nya," Reece tertawa disusul oleh Leon namun tidak dengan Jack, cowok itu tampak tidak menyukai mereka berdua.

"Dia sangat cantik, kamu pasti merasa beruntung," ujar Leon.

Reece hanya tersenyum, kemudian dia menatap ke arah Airysh yang masih berdiri disana dengan Camilla.

"Kupikir tidak," gumam Reece menanggapi Leon.

"Apa kamu memberi Alex mobil?"  Tanya leon kemudian.

"Ya, tapi dia mengembalikan nya," 

Seperti perjanjian waktu itu, jika Reece masih menggoda gadis lain maka mobilnya harus diberikan kepada teman-teman nya untuk di jual dan digunakan untuk bersenang-senang, untungnya Reece tidak pernah ketahuan berkencan dengan gadis lain setelah ia berpacaran dengan Airysh, tentu saja karena Reece melakukan nya secara diam-diam.

"Apakah kamu benar-benar menyukai Airysh?" Tanya Jack kemudian.

Reece hanya tersenyum sambil lagi-lagi menatap Airysh yang sama sekali tidak melihatnya.

"Bagaimana menurutmu tentang dia?" Ujar Reece balik bertanya.

"Dia imut, kupikir dia juga manis dan cantik, tapi tetap saja Lily nomor satu," sambar Leon menimpali lebih dulu.

"Kupikir juga begitu," jawab Jack pada akhirnya.

Reece menepuk pundak Jack.

"Aku setuju denganmu," tawanya.

***

Airysh POV

Aku menunggu mu di dekat kolam babe, Kenapa kamu tidak datang?

Aku menatap ke sekeliling, aku pikir tidak ada Reece disini, dimana dia sekarang?, padahal aku juga sudah bertanya kepada teman-temannya disana, tapi mereka tidak tahu keberadaan Reece.

Kolam renang juga sangat luas sehingga aku tidak tahu di bagian mana Reece berada, aku tidak tahu kenapa Reece sering sekali merepotkan ku  Padahal aku sangat jarang meminta bantuan kepada nya.

'aku melihat kamu berdiri disana, coba lihat ke kiri,'

Aku menoleh ke kiri seperti yang dikatakan Reece pada pesannya baru saja, aku menatap satu persatu orang yang berada disana namun aku juga tidak melihat Reece sedikit.

'tidak!, Maksudku ke kanan'

Pesan Reece lagi.

Sialan!, Reece pasti sedang mempermainkan ku 

'katakan dirimu sebenarnya ada dimana, atau aku akan pergi!' tulisku mengancam.

'Aku tidak berbohong babe, cepat lihat ke kanan, aku akan melambaikan tangan'

Ujar Reece

Akhirnya aku menoleh, lalu aku melihat Reece yang melambaikan tangan nya sambil berdiri dan aku juga melihatnya tertawa puas seperti melihat ku sebagai badut.

"Sial!" Umpat ku berkali-kali.

Aku pasti akan membalas Reece, tunggu saja.

Aku berjalan ke arah Reece yang masih menatap ku sambil tertawa, aku mencoba tidak peduli dan berpura pura tidak merasakan apapun atas perlakuan Reece yang membuatku kesal.

Reece yang melihat ku datang lalu menyodorkan segelas minuman.

"Aku tidak minum," Ujarku yang tahu bahwa Reece mengambilkan ku segelas wine.

Reece menarik kembali gelasnya lalu meneguknya setelah gelas yang satu habis, itu seperti dalam satu tegukan.

"Mengapa kamu tidak menyukainya?" Tanya Reece penasaran.

Aku mengalihkan pandanganku ke kolam renang di belakang Reece untuk menghindari tatapan mata Reece secara langsung, entahlah aku merasa sangat gugup ketika bertatapan dengannya.

"Aku hanya tidak suka," jawabku.

"Apa kamu pernah mencoba?" Tanya Reece lagi.

Aku menggeleng, aku pikir tidak ingin minum karena aku tidak ingin mabuk, itu memalukan.

"Bagus, Aku suka gadis yang tidak banyak minum," ujar Reece.

Aku bahkan tidak minum sama sekali, tapi entahlah apa maksud Reece yang sebenarnya.

"Jadi, Kenapa kamu memanggil ku kemari?" Tanyaku pada Reece yang masih menatap ku.

"Kamu aneh," ujar Reece membuat ku menautkan alis karena tidak mengerti.

"Kita pacaran, jadi aku harus menemui gadis ku kapan saja," 

Aku hampir melotot mendengar ucapannya.

"Bukankah kita tidak serius melakukan ini?" Tanyaku tidak yakin.

"Aku tidak pernah mengatakan itu," Jawab Reece santai.

Aku tidak mengerti, kupikir ini hanya permainan kami yang saling menguntungkan, Reece menjalani tantangannya sedangkan aku ingin balas dendam kepada Felix.

Bukankah itu masuk akal?

"Sejak awal aku mengatakannya dengan serius, kita pacaran, dan kamu setuju," ujar Reece.

Aku mulai salah tingkah, aku sungguh tidak menginginkan ini.

Sekalipun aku sadar bahwa Reece sangat tampan, populer, dan juga kaya.

Tapi aku tidak ingin menjadi pacar Reece sungguhan.

"Tapi aku tidak mengerti kenapa kita tidak bersikap seperti pasangan kekasih pada umumnya," Reece terlihat memikirkan itu, namun aku sibuk dengan pikiran ku yang sekarang, lagipula Reece tidak mencintai ku jadi itu tetap tidak bisa terjadi.

Kita bukan pasangan kekasih.

"Kita tidak dalam hubungan yang serius, lagipula aku dan kamu tidak saling mencintai," Ujarku setenang mungkin.

"Apa kamu berpikir begitu?" Tanya Reece.

Pria itu langsung menyentuh tangan ku kemudian mengenggengam kedua tangan ku, namun aku dengan cepat menariknya kembali.

"Mungkin salah satu dari kita mencintai lebih dulu," ujar Reece kemudian.

Siapa yang Reece maksud?

Aku atau dirinya?

Sungguh aku tidak berpikir untuk mencintai pria brengsek seperti Reece.

"Tapi tetap tidak bisa menjadi kekasih jika hanya salah satu pihak saja yang mencintai," balasku.

"Ya, tapi mungkin diam-diam kami saling menyukai, itu mungkin saja terjadi,"

Pernyataan Reece membuat ku ingin menampar nya, dia sudah biasa mencintai banyak gadis sekaligus, tapi aku tidak seperti itu, butuh waktu lama untukku benar-benar mencintai seorang pria.

Aku berdesis, Entah mengapa Reece malah tersenyum menatapku ku, bohong jika aku tidak mengagumi ketampanan Reece, aku sangat menyukai wajahnya, ya tentu saja hanya wajahnya karena aku tidak suka sikap dan perilaku Playboynya.

Reece memiliki alis yang tebal, hidung mancung yang terlihat sempurna, mata biru yang indah, dan juga bibir yang seksi.

'sial! Mengapa aku menatap bibirnya,'  Aku merutukki diriku sendiri, setampan apapun Reece aku yakin, aku tidak akan jatuh cinta kepadanya, aku hanya sekedar kagum, karena dia terlihat seperti pangeran dalam dunia nyata.

Tidak heran jika banyak gadis tergila-gila padanya.

Lima belas menit kemudian suasana menjadi canggung, kami tidak saling bicara sama seperti biasanya, namun anehnya jantungku malah berpacu sangat cepat, aku tidak mengerti mengapa ini membuatku merasa aneh, tidak sama seperti biasanya.

Aku menatap Reece yang masih menatapku sejak tadi.

"Apa?!" Tanyaku dingin.

Reece tertawa sebentar, "Aku menatap mu sejak tadi, kupikir kamu tidak terlalu buruk," ujar Reece sekenanya.

Reece menganggap ku tidak terlalu buruk itu berarti aku tidak cantik, aku sadar aku tidak secantik pacar-pacar Reece.

padahal aku mengakui ketampanan Reece dalam hati, itu benar-benar membuatku menyesal.

Aku hanya membalas ucapan Reece dengan tatapan sarkastik ku, lagipula aku tidak ingin bicara apapun.

***

Plakk!!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Reece setelah seorang pria yang baru saja datang tiba-tiba menampar reece dengan keras.

Alex, cowok itu tampak sangat marah sambil mencengkram krah baju Reece.

"Singkirkan tanganmu, atau akan kupatahkan lenganmu!" Teriak Reece yang langsung emosi.

Reece meninjau wajah Alex hingga membuat cengkraman nya terlepas.

"Apa maksudmu?!" Tanya Reece langsung terlihat emosi.

Alex tang terjatuh karena pukulan keras Reece bangkit, lalu berdiri menatap Reece yang juga menatapnya.

"Berapa kali aku harus bilang kepada mu untuk tidak mendekati pacar orang lain?" Ujar Alex memanas.

Airysh mundur beberapa langkah, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Reece tampak tersenyum miring tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kita sudah membahas hal ini sebelumnya," ujar Reece.

"Kamu mendapatkan mobil, lagipula aku tidak sengaja melakukan itu," tambah Reece lagi.

Alex yang mendengar itu langsung geram, pria itu langsung melempar pukulan keras ke rahang Reece.

Tidak sampai disitu, perkelahian sengit pun terjadi.

Semua orang menatap mereka, Beberapa teman-teman Reece dan Alex juga berhamburan melerai mereka berdua, namun Reece dan Alex sama sekali tidak peduli.

"Reece berhenti!" Teriak Airysh yang Bingung harus melakukan apa untuk menghentikan perkelahian mereka.

Reece sempat menatap Airysh yang berteriak, namun setelah itu ia kembali melancarkan pukulannya.

"Alex!!" Lily berteriak sangat keras.

Gadis itu menangis, tampak terlihat dari matanya yang memerah.

Mendengar teriakan Lily, Reece dan Alex berhenti.

Lily langsung menghampiri Alex.

Lagi-lagi suara tamparan terdengar, Lily baru saja menampar Alex.

"Kita putus Sekarang!" Ujar Lily.

Gadis itu mengatakan Kalimat itu dengan nada yang bergetar.

Alex tidak tampak terkejut, pria sedingin Alex memang tidak mempan dengan kalimat seperti itu, yang terlihat di mata Alex adalah api Amarah dan kecemburuan.

"Kamu tidak hanya menghancurkan hatiku, tapi kamu juga menghancurkan hari ulang tahun ku yang seharusnya menjadi menyenangkan," lirih Lily.

Airysh mengerti apa yang gadis itu rasakan, Airysh juga merasa bahwa ini adalah salahnya Karena telah membiarkan hal itu terjadi.

"Tidak ada seorang pria pun yang bisa membiarkan kekasihnya di ambil pria lain." Ujar Alex dengan penuh penekanan.

Reece yang mendengarkan itu seolah tutup telinga tidak peduli apapun.

"Reece, tolong minta maaf pada Alex," ujar Airysh memberanikan diri.

Reece memicingkan matanya.

"Hal gila apalagi itu," ujar Reece setengah berbisik.

"Jika kamu melakukannya maka keadaan akan menjadi lebih baik," jelas Airysh.

"Lagipula kamu yang salah," tambah Airysh.

Semua orang menatap mereka berempat, beberapa orang mengira bahwa Airysh yang salah karena telah diam saja tanpa menanggapi masalah Reece dan Lily yang telah tersebar di kampus.

Namun, beberapa juga menyalahkan Reece karena pria itu juga sudah terkenal karena Playboy tingkat dewa nya.

Orang-orang mengira jika Airysh hanya di manfaatkan oleh Reece, dan Airysh terlalu tergila-gila dengan Reece sehingga ia tidak ingin putus dengan Reece meskipun tahu Reece sangat playboy.

Meskipun Airysh sudah mendengar gosip itu, namun Airysh memutuskan untuk tidak terlalu peduli.

"Aku tetap tidak ingin minta maaf," balas Reece menyebalkan.

Airysh menatap Lily yang tengah menangis disampingnya.

Namun Alex tidak melakukan apapun selain diam.

Alex menatap Reece yang masih bersikeras.

Mereka sama-sama keras kepala, bahkan tidak ada yang mengalah sedikit pun.

"Bisakah kamu pergi dari sini?" Ujar Lily kepada Alex yang langsung mengalihkan tatapannya ke arah gadis itu.

"Apakah kamu membela dia?!" Tunjuk Alex marah.

"Alex sudahlah, aku tidak ingin bertengkar lagi denganmu," ujar lily.

"Kamu bersikap seperti ini kepadaku tapi kamu tidak melakukan apapun kepadanya!" Bentak Alex.

Melihat hal itu, Airysh tidak ingin diam saja, Alex terus menerus membentak Lily, dia bahkan mengacaukan semuanya.

"Alex cukup, mengapa kamu masih kurang puas dengan kekesalanmu, kamu sudah mengacaukan pesta ulangtahun Lily, jika kamu masih memiliki perasaan, setidaknya bersikaplah sedikit lebih mengerti, kamu bahkan tidak punya hak untuk membentak Lily seperti itu," ujar Airysh yang tidak tahan mendengar perlakuan Alex kepada sahabatnya.

Alex tersenyum miring, "kamu selalu ikut campur," desisnya.

"Aku mengerti kenapa gadis seperti mu di selingkuhi oleh pacar yang kamu cintai ini," Ujar Alex sambil mengarahkan tatapannya ke arah Reece.

Mendengar itu Reece langsung mengepalkan tangannya.

Reece kembali meninju rahang Alex.

"Reece tenang.." ujar Airysh.

Reece bahkan menghiraukannya, hingga Airysh terpaksa menarik tangan Reece saat akan memukul Alex lagi yang sudah terkapar.

Reece menyingkirkan tangan Airysh darinya hingga tanpa sadar mendorong Airysh kebelakang dengan kuat.

Byurr!!

Airysh langsung terdorong ke dalam kolam renang.

Reece yang terkejut langsung menghentikan pukulannya.

"Airysh!" Teriak Lily terkejut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status