13 tahun lalu...
"Airysh!"
Suara Hendri, Ayah Airysh terdengar keras, namun Airysh sama sekali tidak bisa menjawab panggilan Ayahnya.
'Ayah aku disini...' batinnya lemah.
Airysh begitu lemas, tubuhnya tidak mampu bergerak lagi, ia merasa pasrah.
Sesak dan dingin...
Air danau dimalam hari, membuatnya tenggelam. Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu tidak bisa melakukan apapun setelah ia mencoba berkali-kali melambaikan tangan.
Namun di detik-detik selanjutnya, saat Airysh merasa sudah tahan lagi, ia melihat seseorang melompat kedalam air.
Seorang anak laki-laki remaja berenang ke arahnya lalu menarik Airysh.
Anak laki-laki yang berusia sekitar lima belas tahun tersebut memeluk tubuh gadis kecil yang sudah memejamkan matanya.
Ia membawa Airysh naik dengan cepat.
"Hey, bangun..." Anak laki-laki itu berusaha memanggil nya.
Namun Airysh sudah tidak bisa memb
"Hasil jepretan yang sempurna, pose menatap sang dewa matahari, dengan menyipitkan matanya yang besar." Emilly tertawa sambil menyodorkan kamera digitalnya kepada Jessica dan Camilla. Airysh tampak bingung dengan teman-temannya pagi ini, terlebih Camilla terlihat senyum-senyum sejak bertemu dengannya. "Ada apa ?" Tanya Airysh tidak mengerti. Airysh lalu berjalan mendekati mereka, "kenapa kalian memotret ku," ujar Airysh yang melihat hasil jepretan Emilly yang baginya terlihat sangat buruk. "Selamat untuk hari ini, atau tadi malam," ujar Emilly seperti mengingat ingat namun terlihat tersenyum nakal kepadanya. "Selamat untuk apa?" Tanya Airysh bingung. Jessica dan Emilly malah menahan senyumnya, sedangkan Camilla tidak memberitahunya sama sekali. "Dimana ponselmu sekarang?" Tanya Camilla tanpa menjawab pertanyaan Airysh terlebih dahulu. "Aku tidak tahu, mungkin terjatuh di kolam renang Lily atau hilang," "It
Airysh menatap retakan di ponselnya, kemarahannya semakin menjadi-jadi ketika ia ingat Reece yang membawanya, ia berpikir Reece telah melampiaskan kekesalannya pada ponselnya. "sial, sial, sial!" umpat Airysh pelan. Entah bagaimana ia menjadi sangat bodoh dalam beberapa bulan terakhir ini, pertama Airysh berpikir dengan menjadi pacar Reece selama setahun akan mengalihkan perasaannya dari Felix, kedua ia menuruti semua yang di katakan Reece bahkan ia juga terlibat dalam keluarga Reece yang sangat rumit, lalu yang terakhir Reece benar-benar mengacaukan hati sahabatnya. lalu ditambah lagi sekarang, ponselnya retak dan terlihat berantakan. "Mengapa Reece juga menghancurkan mu?" tanya Airysh kesal pada ponselnya. Airysh menatap jam tangannya kemudian ia teringat sesuatu. Airysh ingat hari ini adalah pertemuan pertamanya dengan seorang pria. Pria yang selalu bicara dengannya setiap hari karena kode undian toko buku lov
Setelah 2 jam berlalu, Airysh menjadi sangat gelisah, tidak ada siapapun di hadapannya membuat Airysh merasa tidak nyaman.Tapi entah mengapa melihat Reece yang terlihat menikmati acara ini membuat Airysh kesal, ia mungkin merasa iri dengan Reece, terlebih ketika melihat Reece banyak bicara dengan gadis di hadapannya.jangan bilang aku cemburu.Airysh tersenyum getir sambil menepiskan batinnya, mana mungkin dia merasa cemburu sedangkan ia sangat kesal dengan Reece.Airysh bahkan sangat yakin jika ia tidak memiliki rasa ketertarikan dengan Reece, apalagi jatuh cinta, itu sungguh tidak mungkin.Namun Airysh sangat penasaran untuk saat ini, Reece sama sekali tidak melihatnya, Airysh tidak tahu apakah Reece pura-pura tidak melihatnya atau ia benar-benar tidak melihatnya sekarang.Tapi dari pada memikirkan pria itu lagi, Airysh lebih baik menelepon Camilla untuk menjemputnya Sekarang, lagipula tidak ada yang ia harapkan lagi, acaranya mungkin akan seg
Reece merasakan jantungnya berdegup dengan kencang, ini perasaan paling langka yang pernah ia alami.Selain ia tidak benar-benar memiliki seseorang untuk dicintai, ia juga tidak pernah memiliki perasaan khusus kepada gadis manapun.Tapi apa yang ia rasakan sekarang?Reece bahkan bingung kenapa ia merasa sangat senang dan bersemangat pagi ini, di tambah perasaan bergejolak akibat perbuatannya semalam membuatnya nyaris tidak tidur hanya karena menggendong Airysh di pelukannya."Apa ini hanya karena Airysh?" pikirnya sendiri.Reece tidak benar-benar merasa seperti itu karena Airysh dan dirinya tidak memiliki hubungan yang jelas, mereka bahkan terlihat sangat kaku satu sama lain."Lagipula mengapa aku harus memikirkan gadis kaku dan aneh seperti dirinya,""Dia tidak terlihat seperti tipe ku sama sekali," Gumam Reece pelan sambil menikmati kejadian semalam lalu tersenyum sendiri."Sial! ada apa denganku!" umpat nya pada diriny
13 tahun lalu.. "Tolong ambil ini dan selamatkan nona Airysh," Ujar bibi Kalina yang masih Airysh dengar. Samar-samar Airysh melihat bibinya memberikan kalung dengan tali hitam berinisial R kepada anak laki-laki yang baru saja membawanya ke daratan. "Bibi, kumohon bertahanlah sebentar, aku sedang memanggil bantuan," Ujar anak lelaki itu sedikit Panik. Bibi Kalina terbatuk, kemudian dengan lemah perempuan paruh baya tersebut menggeleng, "Tolong, berikan kepada nona..." ucapan bibi Kalina terputus, belum selesai ia mengucapkan kalimat terakhirnya namun bibi Kalina sudah tiada. Menyisakan keheningan dan kepanikan anak lelaki yang menyaksikan semua kejadian di malam itu. *** "Jika Reece tidak datang di acara nanti malam, maka aku akan menyeretnya kemari untuk berlutut di hadapanku," Ujar William dengan urat wajah yang sangat marah. "Ayah tenanglah kami semua sedang makan disini," ujar Olivia berusaha mencairkan keadaan.
Selena menatap putranya dan Airysh secara bergantian membuat Airysh menjadi salah tingkah.Selena melihat kecanggungan mereka hingga membuatnya tersenyum."Reece pakai bajumu," Ujar Selena setelah melihat Reece telanjang dada.Airysh masih sedikit canggung, ia takut Selena akan berpikiran yang aneh-aneh tentang Reece.Reece tampak menggaruk kepalanya, kemudian ia memakai kembali kemeja yang ia pakai."Mommy sudah menyiapkan semuanya untuk kalian, ayo keluar," ujar Selena sambil mengajak mereka berjalan keluar kamar Reece.Dibawah sana sudah terdapat Fashion Stylist yang tengah mempersiapkan peralatan mereka."Mommy akan membantumu memilihkan gaun yang sangat cantik seperti mu," ujar Selena sambil menarik tangannya lembut.Reece yang tak asing dengan pemandangan ini langsung berjalan dengan santai untuk di make over, namun Airysh justru bengong sambil melihat sekeliling."Mari nona, anda terlihat sangat cantik," ujar fash
Ratusan pasang mata menatap mereka dengan tatapan yang beraneka macam, seolah-olah tidak ada yang lebih menarik untuk dilihat selain mereka berdua.Reece mengeratkan genggaman tangannya pada Airysh, seperti yang Reece lakukanlah jika ia merasa Airysh sedang gugup, pria itu seolah-olah menyakinkan kepada Airysh bahwa semuanya akan baik-baik saja.Mereka berdua berjalan melewati orang-orang yang masih menatap mereka."Sepertinya aku terlihat aneh," Ujar Airysh Karena ia merasa berbeda ras dari mereka, dan tentu saja itu terlihat dari warna kulitnya."Tidak, kamu cantik," Ujar Reece sambil tersenyum kepadanya, membuat Airysh juga tersenyum karenanya.'Ya Tuhan..' sadarnya dalam hati.Reece membawa Airysh ke ruangan yang jauh dari kakeknya berada, ia yakin kakeknya tidak akan sempat mencarinya di antara ratusan orang yang datang."Sebenarnya pesta apa ini?" Tanya Airysh yang belum mengerti.Reece menarik kursi, mempersilahkan gadis
Airysh POVKenapa ayah ada disini?Dengan hati-hati aku mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan untuk mencari dimana ayah duduk, tapi aku tidak menemukan keberadaan ayah sama sekali.Jika Ayah di undang ke pesta ini, Itu artinya Kakek Reece mengenal ayah.Reece menaruh sepotong tiramisu di piringku, Aku menatapnya, dan ia menunjuk dengan pisaunya ke arah tiramisu itu."Ayo makan," Ucap Reece seolah-olah sedang memperlakukan anak kecil.Sikap Reece seperti itu membuatku mengingat perlakuan Ayah kepadaku saat aku masih kecil.Waktu itu aku sangat mencintai Ayah, bukan seperti sekarang."Kenapa menatapku seperti itu? kau tidak suka?" Tanya Reece membuatku tersadar.Aku menggeleng cepat, "Terimakasih," Ujarku membuat Reece mengangkat sebelah alisnya, mungkin ia berpikir bahwa aku terlihat seperti gadis yang tidak pernah mengucapkan terimakasih kepada orang lain.Reece kemudian tersenyum kepadaku, "Sial, kenapa aku baru menyad