Share

2. Apa yang salah?

"Ayo makan siang,"

Seorang gadis dengan rambut pirang menepuk bahu Airysh hingga membuatnya menoleh.

"Aku sangat lapar," Ujarnya lagi.

Camilla, gadis cantik dengan rambut pirang itu menarik-narik tangan Airysh.

"Aku sangat malas," balas Airysh.

Ia masih terus membaca buku dihadapan nya tanpa memperhatikan Camilla yang mulai kesal.

"Kamu tidak merasa kasihan dengan sahabatmu," Camilla mulai merengek seperti anak kecil.

Airysh menatapnya sekilas, biasanya ia yang selalu merengek seperti itu kepada Camilla, tapi kenapa sekarang malah sebaliknya.

"Kamu selalu mengajakku makan ketika aku ingin diet, tapi kamu sama sekali tidak makan jika aku yang mengajakmu makan," Airysh menggerutu sambil menutup novelnya yang tadi ia baca.

Camilla tertawa, "Lebih baik kita tidak diet sama sekali, bagaimana menurutmu?, Aku benci harus menahan nafsu makan ketika aku merasa lapar," ujar Camilla.

"Kamu yang mengajakku diet, tapi sekarang kamu berubah pikiran," balas Airysh.

"Ya, aku menyesal, mari kita batalkan semuanya,"

Airysh tampak berpikir, namun beberapa saat menyetujuinya, sejujurnya ia juga tidak ingin melakukan itu.

"Dimana Lily?" Tanya Airysh karena tidak melihat gadis itu.

Biasanya ada lima orang gadis di meja ini, mereka berteman dekat.

Airysh, Camilla, Lily, Jessica dan Emily.

Dari kelima gadis tersebut bagi mereka Lily adalah yang paling cantik, Lily seperti kesayangan mereka, bahkan dianggap seperti adik. 

Lalu Jessica gadis paling tomboi dan terkenal suka memukuli cowok.

Kemudian ada lagi Emily, dia yang paling pintar dan eksis di berbagai organisasi makadari itu Emily sangat jarang berkumpul dengan mereka.

Camilla adalah yang paling cerewet, perhatian, dan Paling baik, Camilla juga yang paling ada di setiap waktu dengan mereka, kapan pun dan dimana pun salah satu diantara mereka ingin dijemput maka Camilla siap menjemput, Camilla yang terbaik bagi mereka.

Dan terakhir Airysh, gadis itu sedikit berbeda dari segi wajah, rambut, dan lain-lain.

Karena hanya dia satu-satunya yang berasal dari Asia, lebih tepatnya Indonesia, hanya dia dari kelima sahabatnya yang semuanya asli dari Amerika. Tapi meskipun lahir di Indonesia, ia tinggal di Amerika sejak kecil.

Mereka berlima biasanya bersama jika akan makan siang, namun hari ini hanya tersisa Camilla dan Airysh saja karena mereka sedang memiliki urusan masing-masing.

"Kupikir dia bertengkar dengan pacarnya," Jawab Camilla.

Airysh yakin ini pasti karena kejadian semalam, karena Reece berulah dengan mencium Lily. Ini juga sebenarnya salahnya, ia tahu Reece akan melakukan hal diluar dugaan, tapi ia tetap tidak melakukan apa yang Reece katakan.

Itulah balasan nya.

Airysh dan Camilla akhirnya pergi ke kantin tanpa Lily, mereka berharap menemukan Lily di jalan.

"Apa kamu sudah bicara dengan Reece?" Tanya Camilla sesaat setelah mereka memesan makanan.

Airysh mengangguk, "Itulah mengapa aku ingin bicara dengannya,"

"Lily pasti mendapatkan masalah karena pria brengsek itu,"

Airysh mendegus.

"Lalu kenapa kamu tidak putus dengan Reece saja?" Tanya Camilla heran.

"Aku sudah berjanji tidak akan putus sebelum satu tahun," sesal Airysh merasa telah dibodohi.

Lagipula ia sangat ingin balas dendam dengan mantan pacarnya.

"Itu terlalu lama untuk bertahan disamping pria segila Reece," ucap Camilla.

"Aku tahu, tapi setidaknya aku bisa membuktikan kepada Felix, jika aku baik-baik saja tanpa dia,"

Camilla tidak mengerti, dia berpikir jika Airysh sangat berlebihan, itu bukan cara balas dendam yang baik, Airysh bahkan mendapatkan masalah karena Reece.

"Aku berpikir bahwa kamu  masih sangat mencintai Felix," ujar Camilla.

"Tapi kamu terlalu bodoh, ketika kalian putus kamu tidak memberikan kesempatan kedua meskipun kamu masih mencintainya, kamu ingin balas dendam tapi malah menjadi seperti ini, aku tidak berpikir itu balas dendam yang menyenangkan,"

Airysh tidak menanggapi, Ia tidak ingin memberikan kesempatan kedua kepada Felix karena ia tahu itu tidak akan berubah.

Lagipula saat ia menerima Reece menjadi pacarnya, semua orang di kampus pasti akan tahu, karena Reece biasanya hanya mendekati para gadis tanpa mengajaknya pacaran, agar ia bisa dekat dengan gadis-gadis lain. Tapi tetap saja ada gadis yang menjadi pacar Reece hanya saja mereka tidak akan bertahan sampai satu bulan tentu saja karena sikap Reece yang selalu mempermainkan para gadis.

Sangat berbeda dengan Reece dan Airysh sekarang, mereka sudah lebih dari dua bulan berpacaran, meskipun tidak saling menyukai satu sama lain, namun Airysh sangat yakin bahwa orang-orang tidak akan mengira bahwa Reece dan dirinya tidak saling mencintai.

"Aku tahu," ujar Airysh.

"Lagipula tidak ada yang berubah karena Felix juga menerima perjodohan orangtuanya," ujar Airysh lesu.

Camilla tidak tahu harus kasihan atau kesal kepada sahabatnya itu, Airysh juga tidak pernah menerima sarannya.

Ponsel Airysh berdering, Airysh yang melihat nama Reece menjadi sangat malas ketika ingin membuka nya.

Reece.

Baby ..

Aku menjemputmu jam 8.

Okay?

Jangan lupa.

Airysh berdesis, lalu bergumam setelah membaca kata 'baby', Reece akan selalu mengatakan itu jika ia membutuhkan Airysh.

Reece.

Kamu tidak menjawab.

Kamu dimana?

Haruskah aku menjemputmu sekarang?

Heyy .

Baby..

Cepat jawab aku, aku merindukanmu.

Airysh tertawa, ia tahu jika Reece sangat playboy makanya dia sangat berbakat menggunakan kalimat seperti itu.

Ok, jam 8

Jawab Airysh.

Reece

Kamu sangat dingin.

Tapi tidak masalah, aku mencintaimu.

Camilla juga ikut bergidik membaca pesan-pesan dari Reece, Camilla berpikir Reece seperti pacar sungguhan yang benar-benar mencintai gadisnya.

"Kamu tidak benar-benar menyukai Reece bukan?" Camilla bertanya untuk memastikan.

"Tentu saja tidak,"

"Ya, untuk saat ini," tambah Camilla.

***

Reece mengerjapkan sebelah matanya, lalu tersenyum kepada Airysh, sedangkan gadis itu hanya menatap Reece dengan tatapan datar tanpa ekspresi.

Mungkin ia merasa muak.

"Mengapa kamu tidak tersenyum?" Tanya Reece setelah mereka berdua masuk kedalam mobil.

Reece mengatakan itu untuk mencairkan suasana.

"Kenapa aku harus tersenyum?" Ujar Airysh balik bertanya.

"Kamu akan terlihat lebih cantik,"

Reece mengatakan itu sambil menatap Airysh.

Namun Airysh tidak mengatakan apapun, bahkan tidak menoleh sedikit pun.

"Cepat nyalakan musiknya," ujar Airysh.

"Apa?!" Reece terkejut.

"Nyalakan musiknya," ulang Airysh lagi.

Reece menatap Airysh lagi, namun gadis itu malah menatap keluar jendela.

"Kamu benar-benar terlalu berani," gumam Reece kesal.

Ini pertama kalinya seorang gadis berani menyuruh nya.

Reece akhirnya menyalakan musik, meskipun ia kesal.

Beberapa saat kemudian hanya suara musik yang terdengar, sedangkan mereka hanya diam menikmati pikirannya masing-masing.

***

Airysh POV

Entah mengapa aku selalu merasa berdebar ketika mobil Reece melewati pintu gerbang mansion keluarganya.

Aku tidak mengerti apa masalahnya, tapi aku merasakan nya sejak pertama kali masuk ke mansion ini, aku merasakan Sesuatu yang berbeda.

Daripada mansion aku lebih memilih menyebutnya sebagai istana, ini benar-benar sangat mewah.

Aku bahkan merasa berjalan diatas red karpet ketika aku turun dari mobil, karena terlalu banyaknya pengawal yang menyambut dengan seragam hitam dan juga para pelayan dengan seragam hitam putih yang berbaris rapi.

Sama seperti saat ini setelah aku dan Reece keluar dari mobil semua orang langsung berkumpul layaknya menyambut seorang pangeran.

Saat pertama kali aku benar-benar merasa terkejut namun Reece langsung mengenggengam tanganku, seperti ia merasakan apa yang sedang kurasakan.

Dan Sekarangpun Reece juga melakukan hal yang sama.

Kami berjalan beriringan, Reece selalu bersikap pendiam dihadapan keluarganya ketika bersama ku. Ia juga selalu mengenggengam tanganku ketika kami berhadapan langsung dengan kakek Reece.

Aku merasa Reece sangat tegang ketika kakeknya memanggil Reece untuk berbicara dengannya, aku merasakan genggaman Reece semakin erat.

Sejujurnya aku sangat penasaran dengan keluarga ini, mansion mewah ini ditinggali oleh keluarga besar Reece. Ibunya, kakeknya, paman, bibi dan juga sepupu-sepupu Reece. Tapi mengapa  Reece memilih untuk tinggal sendiri? ia malah membeli rumah yang letaknya tidak jauh dari kampus.

Apa yang membuatku penasaran adalah tentang Reece yang memilih untuk tinggal sendiri.

"Reece…, Mommy sudah menunggu mu," ujar Selena, ibu Reece  yang langsung menghampiri putra semata wayangnya.

Mommy memeluk Reece.

Kemudian menatapku setelah melepaskan Reece.

"Apa kabar?," Tanya mommy  ramah.

Aku tersenyum, "baik mommy, terimakasih, bagaimana dengan mommy?" Tanya ku berbasa-basi terlebih dahulu.

Aku juga harus memanggil ibu Reece dengan panggilan mommy karena permintaan ibu Reece sendiri.

"Aku selalu baik-baik saja, aku harus berterimakasih karena kamu sudah membawa Reece kemari," ujar mommy.

Aku hanya tersenyum, padahal Reece yang membawanku kemari, bukan malah sebaliknya.

Namun, Aku tetap diam seolah-olah aku  terlah berhasil membujuk Reece , sekalipun aku tidak tahu dalam situasi apa saat ini.

"Kalian bisa beristirahat terlebih dahulu," ujar Selena yang meninggalkan kami berdua.

Kini hanya aku dan Reece disini. Reece menatap ku.

"Kamu harus ingat bahwa kamu tidak boleh mengatakan kepadan siapapun bahwa aku adalah bagian dai keluarga ini," ujar Reece.

Aku mengangguk, aku benar-benar tidak lupa, pertama kali mengetahui hal ini aku memang sangat terkejut. Reece sangat kaya, keluarga nya adalah pemilik perusahaan mobil yang sangat terkenal.

Kakeknya merupakan pendiri perusahaan, lalu semua anak-anak dan cucunya ditempatkan di perusahaan itu kecuali Reece.

Aku tidak tahu apa alasannya, dan aku juga tidak terlalu paham bagaimana kakek Reece menempatkan semua anggota keluarga dirumah ini dalam perusahaan.

Aku dan Reece tidak saling bicara, kami hanya duduk dan beberapa pelayan berbaris untuk bertanya apa yang ingin kami makan atau minum, 

Namun Reece tidak ingin apapun, dan aku juga hanya diam meniru Reece.

Selang beberapa saat muncul seorang pria tampan dengan setelan jas hitam diikuti seseorang di belakangnya, aku belum pernah melihat mereka, namun saat aku melihat gayanya berjalan itu seperti seseorang yang sangat terhormat dan elegan.

Tanpa ku sangka pria itu menghampiri kami, pria itu tampak tersenyum kepada Reece, namun senyum yang aneh.

"Lama tidak bertemu," gumam pria itu lalu duduk di hadapan kami.

Aku menatap mereka secara bergantian, sudah 3 kali aku ke mansion ini tapi aku tidak pernah bertemu dengan pria itu.

"Aku baru melihat mu di rumah ini," ujar pria itu lagi, Joseph yang tak lain adalah sepupu Reece.

"Aku sering datang kesini, tapi sayangnya kamu tidak melihat ku," ujar Reece datar.

Apapun yang Reece ucapkan saat berada di mansion ini, sangat berbeda dengan gaya bicara Reece saat berada di kampus, aku melihat Reece yang lain saat berada disini.

"Oh aku lupa menanyakan kabarmu, kupikir kamu baik-baik saja, bukankah begitu?" Ucap pria itu.

"Seperti yang kamu lihat, aku memang baik-baik saja," 

Reece menjawab sekedarnya, aku melihat ketidaknyamanan Reece saat bicara dengan pria itu.

"Aku melihat mu muncul di majalah, kupikir kamu akan segera menjadi model terkenal," 

"Sangat cocok untuk seseorang seperti mu," tambah pria itu.

Kupikir ini tidak terdengar seperti pujian, aku malah berpikir jika ini adalah nada sindiran, terlihat jelas jika pria itu tidak menyukai Reece.

Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka berdua, terlebih melihat Reece yang terlihat tidak menyukainya. 

"Oh ya, kakek akan bicara padamu, mungkin dia akan memberimu kejutan," pria itu bangkit dari tempatnya duduk, lalu menatap Reece yang tidak bicara lagi.

"Kuharap kamu sangat menikmatinya,"

Ucap pria itu lagi sebelum benar-benar pergi.

"Woah," Ujarku tanpa sengaja.

Reece menatapku, lalu aku juga membalas tatapannya.

Dia menatapku heran. "Apa?" Tanyaku.

"Apa katamu tadi?" Tanya Reece.

"Aku tidak mengatakan apapun, tapi.. orang yang baru saja bicara denganmu itu tampan," Ujarku jujur namun terdengar acuh.

Reece masih menatapku, 

"Dia tidak terlihat seperti itu sama sekali," 

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," 

Sepertinya Reece kesal, ia ingin berbicara, namun seseorang memanggil Reece.

"Tuan will memanggil tuan muda di halaman belakang," ujar seorang pelayan.

Aku mengikuti langkah Reece, dia sempat menghela nafas beberapa kali, aku pikir dia sangat takut.

Kami sampai di halaman belakang, disini sangat indah, aku melihat banyak macam bunga dan tumbuhan yang terawat, beberapa pohon yang tumbuh juga menjadikan halaman belakang terlihat sangat sejuk.

Aku sangat menyukainya. Namun aku menjadi sangat terkejut tatkala mendengar seseorang berkata dengan sangat keras.

"Reece!!"

***

Reece!!" Suara tinggi khas dari William Dellson, kakek Reece sontak membuat Reece dan Airysh menoleh.

Dengan langkah tergesa-gesa Will  menghampiri Reece, dari tatapannya sudah menunjukkan bahwa ia tidak senang melihat Reece.

hingga tiba-tiba...

Plakk!! 

Suara tamparan keras mengejutkan Airysh, ia melihat sendiri bagaimana Reece ditampar oleh kakeknya sendiri.

Reece yang hampir jatuh karena tamparan keras kakeknya perlahan mengangkat kepalanya.

"Ini balasan mu sekarang?!" Suara Will bergetar.

Ia menatap marah ke arah Reece, sedangkan pria itu hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Aku memberimu kebebasan tapi ini yang kamu lakukan!" 

"Kamu tahu sedang berhadapan siapa?!!" Nada suara Will kembali meninggi.

Reece tersenyum miring, ia seperti tidak merasakan apapun atas tamparan kakeknya.

Pria itu menatap Will lalu tersenyum,

"Apakah kamu takut?" Reece melemparkan pertanyaan, membuat Will seketika terdiam sambil menatap Reece tajam.

"Aku tahu dengan siapa aku bekerjasama, tapi aku tidak tahu jika itu membuatmu takut," ujar Reece dengan penuh penekanan di setiap kalimat nya.

Mendengar ucapan Reece, Will semakin marah, ia ingin menampar Reece lagi, namun pria itu menahan tangannya.

"Kamu tidak perlu membuang tenaga mu untuk ini, pikirkan saja perusahaan ini, dan jangan pikirkan apapun tentang aku," ujar Reece lagi.

"Kurang ajar!" Umpat Will keras

Membuat Selena berlari ke arah Reece dan juga Will.

Ia tahu mereka pasti akan seperti ini.

"Reece, lepaskan," pinta Selena.

Reece yang mendengarkan ibunya langsung melepaskan tangan Will darinya.

"Aku tidak minta apapun darimu, maka jangan campuri urusanku," ujar Reece.

"Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan perusahaan mu," 

"Aku menuruti apa yang kamu katakan tapi Itu akan membuat ku sangat menyesal, maka dari itu, aku tidak menuruti mu lagi sejak saat itu, jadi jangan harap aku akan kembali kesini untuk mengemis uangmu," ujar Reece.

Airysh terkejut dengan perkataan kasar Reece kepada kakeknya, tapi ia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa.

"Lihat perilaku anakmu!, Dia berani melawanku," ujar Will kepada Selena.

Selena menghampiri Reece dan Airysh yang diam di tempatnya.

"Reece tolong...dengarkan mommy,"

Pinta Selena lalu menggenggam tangan Reece.

Reece menatap ibunya yang hampir menangis, beberapa detik kemudian Reece melepaskan tangannya dari ibunya dengan pelan.

"Aku akan melakukan apapun yang mommy mau tapi tidak ada yang bisa menghentikan apa yang  aku inginkan termasuk mommy ataupun... Kakek," ujar Reece sambil mengarahkan pandangannya ke arah Will.

Reece menarik tangan Airysh tiba-tiba lalu mengajak gadis itu berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status