Share

Wanita Penakluk Sang Mafia
Wanita Penakluk Sang Mafia
Penulis: Gadis Nakal

Bab 1. Wanita Penghibur

“Amber, kamu mau ke mana, Sayang?” ujar seorang pria dengan rambut memutih seraya melingkarkan tangannya ke pinggang wanita bertubuh molek di pinggir ranjang. Dengan sebuah senyuman mesum yang terlukis di wajahnya, pria itu memelas, “Apa tidak bisa kita melakukannya sekali lagi?” 

Wanita bernama Amber itu menoleh. Dia tertawa sinis, lalu menepis tangan pria itu dari pinggangnya seraya menjawab, “Kamu tahu peraturannya, ‘kan? Aku hanya menerima satu kali transaksi tanpa ada pengulangan.” 

Pria tersebut memasang wajah kecewa. “Huh? Apa aku tidak mendapatkan pengecualian? Aku ini sang menteri, Amber. Aku—”

Amber meletakkan jari telunjuk di bibir seksinya yang tersapu gincu merah menyala. “Tidak ada pengecualian. Sebelum para tamu melakukan transaksi, mereka jelas sudah diberitahukan mengenai syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi.”

Pria berusia 45 tahun itu tertawa. Sebagai seorang petinggi pemerintahan di Kota A, ia memiliki kekuasaan, uang, dan juga dikelilingi wanita. Bisa-bisanya wanita di hadapannya ini, seorang penghibur kelas kakap, menolak keinginannya. Memang hanya dia yang berani. Lagi pula, hanya pria berkuasa yang mampu bermalam dengannya.

“Kalau begitu, untuk membuatmu mendesah di bawah tubuhku, aku harus membuat janji temu lagi?” tanya pria paruh baya itu dengan nada satir, mengejek profesi Amber.

“Menteri kita pintar juga,” balas Amber sinis selagi turun dari tempat tidur tanpa memakai busana. Karena sisa-sisa percintaan masih melekat di seluruh tubuhnya, kaki mulus wanita itu melangkah menuju kamar mandi. “Jika sudah tahu, untuk apa bertanya?”

Sesampainya di kamar mandi, Amber menghadap kaca sembari mengangkat kedua tangan, sebuah usaha untuk menggelung rambut panjangnya. Kulitnya yang putih dan halus, serta lehernya yang jenjang menantang pria paruh baya di tempat tidur tersebut untuk kembali menyentuhnya. 

Melihat wanita itu tanpa sehelai pun benang di tubuhnya, pria itu meneguk ludah.  “Amber, kamu benar-benar sempurna. Kenapa kamu tidak mau kujadikan simpananku?” 

“Bermimpilah terlalu tinggi, dan kamu akan terjatuh begitu keras,” balas Amber sembari tertawa rendah. “Lagi pula, tidak ada satu pria yang bisa memuaskanku,” jawabnya sarkastis sebelum akhirnya menutup pintu.

Amber Johns, tahun ini baru saja menginjak usia 23 tahun. Siapa yang tidak mengenal namanya? Wanita dengan paras bak dewi yang ditemani tubuh molek itu merupakan seorang penghibur kelas atas. Harga yang perlu dibayar untuk menghabiskan malam dengannya bisa disetarakan dengan sebuah mobil Porsche terbaru dan termahal. Dia jelas tidak akan melupakan sosok yang menyebabkan dirinya bisa berada di posisi sekarang.

Di dalam kamar mandi, Amber tersenyum pahit sambil memperhatikan dirinya sendiri. Sempurna … tidak ada sedikit pun cacat pada tubuhnya. Tidak ada wanita yang tidak iri dengan segala lekukan di tubuhnya, dan tentu saja, kekayaannya. Uang dan status bukan masalah untuknya, bahkan wanita itu bisa membuat pria berkuasa mana pun berlutut di kakinya. Namun … apakah dia menginginkan ini semua? Apakah dia benar-benar bahagia dengan apa yang dia punya? Siapa yang ingin menjadi wanita penghibur jika diberi pilihan?

Amber menyeka kabut di cermin dengan tangan kanannya, manik keemasannya memandang sosok yang ada di pantulan cermin itu, individu yang merupakan tameng yang Amber ciptakan sendiri. Kini, dirinya bagaikan cangkang kosong, tanpa adanya jiwa yang hidup di dalamnya.

Selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi, sebuah suara mengejutkan Amber dengan tiba-tiba berkumandang, “Kerja bagus, Amber.” Seorang wanita dengan pakaian profesional berdiri di dekat tempat tidur dengan sebuah senyuman tipis. “Pak Menteri memberikan tip cukup banyak,” imbuh wanita yang tak lain merupakan sekretaris pribadi Amber.

“Ada apa, Selena? Tidak biasanya kamu menerobos masuk kamar secepat ini,” balas Amber seraya berjalan ke meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya. 

Dari cermin meja rias, Amber menyadari bahwa sekretarisnya masuk sambil membawa sebuah buku bersampul kulit di tangan kirinya. Hal itu menandakan bahwa Selena akan berbicara mengenai klien berikutnya.

Selena meletakkan buku yang telah Amber perhatikan ke atas meja rias. “Seorang pria mengirimkan pesan, dengan hanya menyebutkan nama dan mengirimkan foto diri, atasan pria itu ingin memesanmu.”

“Hanya nama dan foto diri?” ulang Amber seraya meletakkan pengering rambut dan membuka buku di hadapan untuk menatapnya sekilas.

“Dia menolak untuk memberikan informasi lebih banyak. Tapi tentu saja, aku sudah menggali informasi lelaki tersebut. Semua ada di buku itu,” jelas Selena.

Mendengar hal itu, Amber mendengus. Dia pun menjawab singkat sembari mulai menyalakan pengering rambutnya lagi, “Tolak. Aku tidak suka pria arogan.”

“Amber, lelaki ini berbeda!” seru Selena sembari mengangkat tiga jari. “Dia sanggup membayarmu tiga kali lipat dari klien-klien lain. Kamu yakin akan menolak tawarannya?” Wanita itu memainkan satu alisnya, memberikan kode pada Amber untuk membaca lebih lanjut buku yang berada di hadapannya.

Mendengar komentar dari Selena menggugah niat Amber untuk meraih buku tersebut. Wanita itu pun mulai membaca isinya dengan saksama. Dalam hitungan detik, pandangan Amber terpaku pada sebuah nama di urutan paling atas.

‘Dominic Grey?’ batin Amber, merasa familiar dengan nama tersebut. ‘Tidak mungkin … pria itukah?’

“Amber Moore!” Teriakan seorang pemuda terngiang di benaknya, membuat Amber menutup mata.

Seketika, ingatan Amber tergugah untuk memanggil memori masa lalu. Kala itu, semua orang memandang ke arahnya, seorang gadis lugu berkacamata dengan penampilan menggelikan. Bukan, bukan karena penampilannya dia menjadi pusat perhatian, melainkan karena pemuda berpenampilan menawan yang berdiri di hadapannya sambil menuding dengan telunjuk kanannya. 

“Jangan bersikap seperti wanita murahan!”

 Satu ucapan itu membekas dalam diri Amber. Sebuah kalimat yang memicu perubahan dalam hidupnya. 

“...ber! Amber Johns!” Guncangan sang sekretaris di pundak membangunkan Amber dari lamunannya. “Astaga, aku pikir kamu kerasukan! Kamu dengar apa yang kubilang barusan?” tutur wanita itu dengan alis bertautan.

Amber mengerjapkan mata. “Maaf, sepertinya aku kelelahan,” ujarnya seraya memijat pelipisnya. “Kamu tadi bilang apa?”

 Selena menggeram rendah dan menunjuk pada dua buah foto yang sekarang tergeletak di atas meja rias, tepat di samping buku berisi daftar klien Amber. “Ini fotonya.” Foto itu menunjukkan tampak wajah beserta perawakan tubuh dari lelaki yang bernama Dominic Grey. 

 Amber tak dapat menjelaskan apa yang dia rasakan saat itu. Wajah tampan dengan fitur rahang yang begitu tegas, kedua bola mata berwarna cokelat terang, hidung mancung, bibir tipis, semua adalah selera Amber. Baru kali ini dia merasakan desiran darah mengalir ke wajahnya hanya karena melihat paras seorang lelaki, terlebih hanya melalui sebuah foto.

Apa itu semua tanda bahwa dia tertarik dengan pria itu? Tidak sesederhana itu.

Isi kepala Amber memintanya untuk menjauhi pria itu, tak ingin memanggil kembali memori kelam masa lalu. Namun, hati dan ambisinya berkata lain. Kemunculan sosok bernama Dominic Grey itu membangkitkan hasrat dirinya untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan sejak dulu.

“Tentukan jadwal pertemuan,” ucap Amber. “Sesegera mungkin.”

“Sesegera mungkin? Bagaimana dengan klien yang lain?” tanya Selena, bingung dengan perubahan sikap Amber, berbeda dari biasanya yang taat aturan, tidak semena-mena mengubah jadwal seperti ini.

Amber mengisap sebatang rokok dan mengembuskan perlahan asap dari bibirnya. Sorot matanya yang tajam terlihat menggoda, tapi juga dingin di saat yang bersamaan. 

“Batalkan saja,” ucap Amber pada akhirnya. “Katamu, klien yang satu ini berbeda, bukan? Sangat spesial … dan aku setuju.” Dia menyeringai sembari melirik foto Dominic. ‘Terlebih karena dia adalah mangsaku.’

Komen (2)
goodnovel comment avatar
jian jimin
Ini sequel nya Adam Evelyn kah,,,
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
wehhh ,apa lelaki ini terkait si amber berada di posisi saat ini ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status