Empat bulan berlalu.
Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar.
"Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda.
Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar.
"Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi.
Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan.
"Sebentar ya...." Kata Eca.
Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya.
Cklekk! (Suara pintu di buka)
Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
Saat hari minggu, matahari di pedesaan mulai naik ke atas, saat Eca sedang duduk menikmati pemandangan yang segar nan indah, Eca mulai bosan karena teman-teman Eca sedang tidak ada di sini menemaninya. biasanya, saat hari libur geng bala-bala akan berkumpul. "Ah semua Orang pada ke mana sih? dari tadi di tunggu lama benar bosan sendiri di sini" Kata Eca. Saat Eca sedang uring-uringan karena temannya belum datang, tiba-tiba ada sebuah mobil mewah memasuki desanya. "Tumben ada mobil masuk ke sini mobil siapa ya?" Gumam Eca. "Dor! Hayo loh sedang mengapa melamun?" Sontak Eca kaget. "Astaga Caca! Kamu kaget in saja jadi Orang, kalau Aku kena serangan jantung bagaimana! mau tanggung jawab loh!"Membuat Eca maki uring-uringan dan darah tinggi. "Begitu saja marah" Ujar Caca dengan wajah sedikit ngambek. "Tahu, lagian suruh siapa melamun, kerasukan baru tahu rasa Lo" Kata Dewi sambil mencolek lengan Caca. "Jangan sumpah in Gue" Ujar
Saat Eca sedang berbaring di kamarnya untuk tidur, Eca teringat sesuatu dengan berkas tersebut. Alhasil, Eca mengambil berkas yang ada di meja, untuk dibaca isi berkasnya. "Tunggu-tunggu gak salah ini? Masa ia, ganti rugi baju dua puluh tujuh juta? ini baju apa perhiasaan sampe mahal gitu, pokoknya gue gak trima" Kata Eca, sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Saat Adit terbangun dari tempat tidur, ia mendapati kegaduhan yang tidak biasanya. "Siapa sih? yang berisik di pagi-pagi buta kaya begini, mengganggu Orang tidur saja" Gumam Adit, yang sedikit emosi. Karena, kegaduhan di luar kamar. Akhirnya, Adit turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket untuk dibersihkan. Sedangkan, disisi ruangan tempat makan, ada Mami Papi Adit dan kedua sahabatnya yaitu Gara dan Aji. Bukan cuman mereka doang, Xiao jin sekretaris direktur Adit juga ada di situ. Karena, sedang menyediakan makanan dan
Saat Adit terbangun dari tempat tidur, ia mendapati kegaduhan yang tidak biasanya. "Siapa sih? yang berisik di pagi-pagi buta kaya begini, mengganggu Orang tidur saja" Gumam Adit, yang sedikit emosi. Karena, kegaduhan di luar kamar. Akhirnya, Adit turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket untuk dibersihkan. Sedangkan, disisi ruangan tempat makan, ada Mami Papi Adit dan kedua sahabatnya yaitu Gara dan Aji. Bukan cuman mereka doang, Xiao jin sekretaris direktur Adit juga ada di situ. Karena, sedang menyediakan makanan dan kejutan untuk merayakan pembangunan yang hampir selesai. "Akhirnya selesai juga ya Pi? " Kata Gina Maminya Adit, sembari mengusap tangannya yang sedikit kotor. Karena, baru selesai masak dengan senyum senang tanda bahagia. "Ia Mi, akhirnya selesai juga, tidak sabar?" Sahut Pak Rangga Papi Adit, sembari ikut-ikutan senang tanda bahagia, dan sudah tidak sabar bagaimana reaks
Saat semuanya sedang makan-makan, Rangga dan Gina sedang bertatap muka untuk mempertanyakan soal perjodohan kepada Adit. Tapi, Rangga dan Gina bingung mau bicara mulai dari mana. Saat Adit menatap Gina Mamanya, dia heran kenapa kedua orang tuanya saling tatap-tatapan muka? dan ekspresi wajahnya kaya sedang bingung? "Mami, Papi? Kalian kenapa? Ada yang mau ditanyakankah?" Jawab Adit, dengan muka serius sambil mengangkat kedua alisnya dan menatap orang tuanya. "Begini Dit, Papi sama Mami sedang berdiskusi soal Kamu, soal perjodohan kamu sama anak teman almarhum Papi" Jawab Rangga dengan nada serius. Dan Adit pun sontak kaget, serta menghentikan aktivitas makannya yang tadi lahap sekarang berhenti mendadak karena kaget Papinya membicarakan perjodohan "Jaman sekarang masih saja menanyakan soal perjodohan kek jaman Siti nurbaya saja, padahal kan ini sudah modern masa masih saja memikirkan perjodohan, memangnya Gue tidak laku apa" Gumam Adit, dengan ekspresi cember
Adit langsung keluar rumah dengan ekspresi kesal, serta kecewa dengan Rangga karena keegoisannya. Lalu, Adit langsung masuk ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal sembari memukul-mukul setir mobil serta berdecak kesal. Saat Adit masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ada perempuan yang secara tiba-tiba langsung menyeberang tanpa tengak-tengok. bahwa, ada mobil yang melaju sangat kencang sontak Adit yang langsung mengetahuinya langsung mendadak tancap rem. dan Gadis itu langsung menoleh sambil teriak histeris karena syok, hampir Dia mati konyol karena kecelakaan. Lantas, Adit juga ikut syok karena, hampir saja mau menabrak Orang dan Adit pun langsung keluar dari mobil sambil berjalan menghampiri Gadis itu, dengan ekspresi kesal serta wajah syok. "Woy! Kalau mau menyeberang tengak-tengok dulu bego! Jangan asal menyeberang begitu saja! apa Lo mau Gue tabrak hah? Ah, apa jangan-jangan Lo sengaja ya menabrak diri biar dik
"Ca apa kabar?" Jawabnya. "Oh Jons, Gue baik, Lo sudah kembali?" Sahut Eca. "Ia Ca, tadi Gue kira Gue salah orang eh ternyata benaran Lo, sekarang Lo sudah berubah ya, jadi cantikkan sekarang" Kata Jons sambil memandang tubuh Eca dari bawah sampai ke atas, Jons takjub perubahan Eca, dari mulai cupu menjadi lebih cantik. Sekarang Jons menyesal telah mempermainkan Eca "Andai dari dulu Eca cantik, pasti sudah Gue gebet jadi pacar Gue setelah Olivia" Gumamnya, sambil masih memandangi tubuh Eca tanpa berkedip sedikit pun. "Hah biasa saja kali, Gue tidak berubah masih kaya dulu, kenapa Lo melihat Gue?" Ucapnya. Jons langsung kaget karena baru pertama kali Eca ngomong Lo-Gue, sedangkan Jons tahu betul karakter Eca seperti apa, dia tidak pernah ngomong kasar kaya begitu. Pas masih SMA Eca selalu berbicara aku-kamu "Ternyata dia benar-benar berubah cepat ya, bukan cuman wajah dan gayanya tapi, omongannya juga ikut berubah" Gumam Jons, sambil kepalanya mangut-m
Tok Tok Tok! "Nak! Bangun, ini sudah jam berapa? Ayo cepatan!" Jawab seorang Perempuan, yang dari tadi berteriak dibalik pintu, ia tidak sabar untuk melihat Calon Menantunya yang cantik, yang akan berdampingan dengan Anak tunggalnya nanti. "Bagaimana Mi? Adit sudah keluar?" Jawab Rangga, sambil melipat lengan baju ke pergelangan tangan dan mengancingnya. "Papi bagaimana sih? Papi budek ya? Orang dari tadi mami teriak-teriak kenceng, ya berarti itu anak belum keluar" Ucapnya, dengan nada kesal. "Adit! Ayo cepatan! Nanti terlambat loh!" Jawab Rangga, sambil menggedor-gedor pintu kamar Adit. Sedangkan di dalam kamar, Adit terganggu dengan tidurnya. Lantas, Adit bangun sambil berjalan mendekati pintu, saat sudah di depan pintu lantas Adit membukanya. "Apaan sih Pi, Mi pagi-pagi sudah ribut saja, telinga Adit sampai sakit tahu!" Ucapnya, dengan nada kesal sembari menguap, ditambah matanya yang masih mengantuk. Lantas tak lama,
Di tengah perjalanan, keluarga Prajana menuju ke rumah calon perempuan. Tetapi, di saat perjalanan Gara dan Aji masih saja membicarakan sahabatnya, yaitu Adit. Di situlah, Aji dan Gara sedang menyanyikan lagu untuk menyindir sahabatnya. Aji yang memainkan gitar, sedangkan Gara yang menjadi vokalisnya mereka berdua. "Pertemuan yang kuimpikanKini jadi kenyataanPertemuan yang kudambakanTernyata bukan khayalan Sakit karena perpisahanKini telah terobatiKebahagiaan yang hilangKini kembali lagi Pertemuan yang kuimpikanKini jadi kenyataanPertemuan yang kudambakanTernyata bukan khayalan Rindu yang selama ini menggunungMencair diterpa cinta dalamSendandung Cinta yang selama ini masihTerpendamTercurah sudah penuh denganKemesraan Tak ingin lagi terpisahCukup sekali terpisahTak ingin lagi meranaCukup sekali merana Na a a a a a...." Ucap Gara yang sedang me