Share

BAB 8

Di tengah perjalanan, keluarga Prajana menuju ke rumah calon perempuan. Tetapi, di saat perjalanan Gara dan Aji masih saja membicarakan sahabatnya, yaitu Adit. Di situlah, Aji dan Gara sedang menyanyikan lagu untuk menyindir sahabatnya. Aji yang memainkan gitar, sedangkan Gara yang menjadi vokalisnya mereka berdua.

"Pertemuan yang kuimpikan

Kini jadi kenyataan

Pertemuan yang kudambakan

Ternyata bukan khayalan

Sakit karena perpisahan 

Kini telah terobati 

Kebahagiaan yang hilang

Kini kembali lagi

Pertemuan yang kuimpikan

Kini jadi kenyataan

Pertemuan yang kudambakan

Ternyata bukan khayalan

Rindu yang selama ini menggunung 

Mencair diterpa cinta dalam

Sendandung

Cinta yang selama ini masih

Terpendam

Tercurah sudah penuh dengan

Kemesraan

Tak ingin lagi terpisah

Cukup sekali terpisah

Tak ingin lagi merana

Cukup sekali merana

Na a a a a a...." Ucap Gara yang sedang menyanyikan lagu Pertemuan diiringi musik gitar dari Aji.

Sontak Rangga dan Gina juga ikutan bernyanyi untuk menghibur dan meledek anaknya.

"Mi!, Pi! Apa-apaan sih? Kenapa kalian juga ikut-ikutan gila kaya mereka-mereka" Ucapnya kesal.

"Weh, siapa yang kamu sebut gila" Jawabnya tak terima dengan serempak.

"Siapa lagi, kalau bukan loh kalian berdua!" Jawab Adit dengan cepat. Sambil menengok kedua sahabatnya.

"Loh menyindir kita?" Ucap Gara, sambil menunjuk dirinya sendiri dan menunjuk Aji.

"Tidak Gue menyindir Monster."

"Memang di sini ada Monster? Mana? Jangan bohong loh, kata Mama Gara, kalau bohong loh masuk neraka" Jawab Gara dengan sok bijak.

Saat itu pun, Aji menjitak kepala Gara yang oon nya minta ampun.

"Aw sakit bangsat" Ucapnya dengan tak terima.

"Makanya, kalau punya otak di pakai! jangan di simpan! bego banget Gue punya sahabat" Jawab Aji, sambil matanya mengarah ke Gara.

"Kalian semua bego!" Sahut Adit, dengan suara tinggi.

"Mi, Pi kalian dapat anak ini dari mana sih?" Lanjutnya.

"Dari matamu, matamu

Kumulai jatuh cinta

Kumelihat, melihat

Ada bayangnya

Dari mata

Kau buatku jatuh

Jatuh terus, jatuh ke hati" Kompak berdua, menyahut ucapan Adit sambil bernyanyi.

"Stres" Jawabnya marah.

Di rumah Eca.

"Kok belum datang?" Gumam perempuan itu, sambil menunggu di depan pintu rumahnya.

"Nak kamu sedang apa?."

"Menunggu pria yang mau di jodohkan sama Eca Bun"

"Mungkin sebentar lagi" Kata wanda.

*****

Setelah semuanya sudah datang, dan berkumpul di rumah calon wanita, di sana tampaklah ramai, banyak sekali tamu-tamu yang berdatangan.

"Eca sayang ayo, cepatan keluarga laki-laki sudah datang!" Teriak Mamanya, yang sedang memanggil anaknya dari bawah tangga.

"Gaes Gue deg-degan tahu" Ucap Eca, sembari tangannya menyentuh dadanya yang sedang senam.

"Ayo cepatan, simpan gerogi kau, kasian tahu calon tunanganmu" Jawab Caca dan Dewi.

"Oke, bismillah, semoga ganteng" Gumam Eca.

Eca pun langsung menuruni tangga, dan didampingi oleh kedua sahabatnya. Setelah itu, Eca langsung berdiri di samping Adit, tanpa menoleh wajah Adit sedikit pun, karna grogi dan Adit pun sama.

"Ayo nak, sekarang pakaikan cincin kamu, ke jari manis wanitamu" Ucap mami Adit, sambil tersenyum.

Setelah itu, keduanya langsung berhadapan dan seketika deg!.

"Kamu!" Ucap kedua serempak. Dengan nada kaget.

"L-l-loh? Kenapa elo?" Kata Eca sambil terbata-bata.

"Loh? Kalian sudah saling kenal toh? Ah syukur" Jawab Gina.

"Iya mi" sahut Adit, dengan muka memelas.

"Eh ayo pasang cincinnya!" Suara papi Rangga, membuat Adit langsung kaget dari melamunnya.

******

Setelah itu, acara tunangan sudah selesai. Adit masih memikirkan tentang wanita itu.

"Kenapa bisa dia sih?" Gumam Adit, dalam hatinya.

Seketika telepon Adit berbunyi, tanda ada notifikasi masuk.

Drttttt!!!!!!

Olivia

Hai sayang

Sontak, wajah Adit sedikit kaget. Bagaimana caranya, agar Olivia tidak tahu, kalau Adit sudah punya tunangan?.

Olivia

Sayang! Kok tidak Di balas sih!

Notifikasi dari Olivia masuk lagi.

Adit

Ia sayang, ada apa?

Olivia

Aku kira kamu lagi Sibuk

Adit

Enggak!

Olivia

Eh Sayang, tebak dong Gue sedang lagi di mana?

Adit

Mana Gue tahu

Olivia

Ih tebak dong apa gitu

Adit

Sedang di pemotretan

Olivia

Bukan, Gue sedang lagi di bandara

Adit

Hah!

Olivia

Kok hah? Harusnya senang dong

Adit

Sedang apa kamu di bandara?

Olivia

pulang ke Indonesialah masa jadi Pramugari

Adit

Pulang kapan?

Olivia

Sekarang!

Seketika, Adit tak membalas pesan dari Olivia. Dia masih bingung.

"Kalau Olivia sampai tahu, Gue harus jawab apa yah?" Kata Adit, dengan nada kebingungan.

Drttttt!!!!

Suara getar hp Adit berbunyi nyaring, membuat Adit terbangun di pagi hari "Siapa sih yang telefon di jam segini" gumamnya.

"Halo!" Ucap Adit.

"Ih sayang, kenapa sih lama angkatnya" Jawab Olivia.

Seketika, Adit langsung kaget dan bangun. Langsung duduk di tepi ranjangnya.

"Kenapa telefon pagi-pagi?" Ucapnya, dengan nada masih mengantuk.

"Ih kamu tidak tahu, kalau aku sudah sampai, di Jakarta?" Jawab Olivia, yang semakin kesal dengan jawaban Adit yang terlalu tidak peka.

"Hah, serius!" Kaget.

"Iya! Cepat jemput Gue, Gue capek tahu berdiri di sini terus!" Sahutnya dengan manja.

"Oke! Gue ke san."

Adit pun, langsung bersiap-siap untuk menjemput Olivia dari bandara. Dia langsung bergegas mencuci muka dan mengenakan jaket berwarna hitam, lalu turun ke bawah dengan terburu-buru.

"Loh, Anak Mami mau ke mana? Buru-buru amat?" Kata Wanita itu, dari arah dapur.

"Mau jemput teman Mi" Sahutnya, dengan berbohong.

"Tidak mau sarapan dulu?."

"Tidak Mi, entar keburu telat."

"Ya sudah hati-hati."

"Adit pamit dulu ya Mi" Ucap Adit sembari mencium tangan Gina, seketika Adit pun langsung masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas melaju ke bandara.

*******

Sesampainya di bandara, Adit mencari keberadaan Olivia. Dia berjalan menyelusuri pintu masuk keluar bandara. Seketika, ada suara yang memanggil namanya.

"Adit sayang!" Kata Olivia sambil melambai-lambai tangannya ke arah Adit, dan diikuti senyum gembiranya.

"Maaf tadi Gue telat" Ucapnya, dengan nada lembut dan menarik Olivia ke dekapannya dengan erat. Sambil mencium puncak dahi Olivia.

"Sayang Gue lapar" Rengek Olivia sambil bibir ditekuk.

"Oh, ya sudah Kita makan yuk" Balasnya.

"Mau makan di mana."

"Cafe dekat sini" Sambil melihat jam yang ada di tangannya.

"Oke lah."

********

Di sisi lain, Eca dan Gengnya sedang ada di Cafe tersebut. Sambil menikmati Caffe latte, Eca tak menyadari bahwa Adit juga ada di situ, tetapi beda dengan Adit, yang dari tadi sudah menyadari kehadiran Eca di situ.

"Eh yang, kita ke tempat lain yuk" Ajaknya.

"Lah memang kenapa? Tidak keburu sayang, Gue itu sudah lapar banget" Tolak Olivia, sambil merengek tidak mau pergi dari Cafe tersebut.

"Hm oke" Jawab Adit dengan ekspresi mengalah.

Sementara itu, Caca tidak sengaja melihat Adit sedang makan dengan Perempuan lain, dengan sigap Caca langsung menyenggol bahu Dewi.

"Apaan sih Caca, Gue lagi makan juga" Dengan nada kesal, Dewi menghindari tubuhnya kepojok agar jauh-jauh dari Caca.

"Loh, kenapa jauh-jauh? Sini cepatan" Bisik Caca dengan mata melotot sambil melambaikan tangannya.

"Why?" Sahutnya dengan ekspresi bingung.

Dan Caca pun, langsung memegang kedua pipi Dewi dan menariknya ke depan. Pas persis ke arah Adit, Dewi pun sontak kaget karena, melihat tunangan Eca sedang memegang tangan Cewek lain, sambil mencium tangan Olivia.

"Itu benaran?" Ucap Dewi, sambil melirik kearah Caca.

Caca pun mengangguk dengan cepat.

"Ca pacar loh sekarang sedang apa?" Selidik Dewi.

"Mana Gue tahu" Jawab Eca, sambil menikmati Cafe Lattenya.

"Loh tidak kontekan sama dia?" Selidiknya lagi.

"Gue tidak punya nomor W******p dia" Jawabnya dengan nada datar.

"Kenapa memangnya, loh menanyakan hal tentang dia?" Lanjutnya.

"Noh!" Seketika Dewi dan Caca serempak jarinya menunjuk ke arah Adit, yang sedang menyuapi Olivia dengan kasih sayang.

Degggg!!!!!

Hati Eca langsung sakit, dan badan Eca langsung panas. Hawanya ingin melabrak Adit dan Cewek itu. Tapi, langsung tersadar "kenapa Gue cemburu? Memang dia siapa? Gue juga tunangan sama dia karena perjodohan, lagian juga baru saling kenal" gumam Eca dalam pikiran dan hatinya.

"Ya sudah sih biarkan saja" Ucap Eca dengan muka datar lagi.

"Why?" Sahut Dewi dan Caca serempak.

"Loh serius tidak cemburu? Dia tunanganmu loh" Ditambah ucapan Dewi.

"Iya loh serius tidak cemburu? Kalau Gue liat tunangannya sedang bermesraan sama cewek lain, malah inginnya emosi" Lanjut omongan Caca.

"Sudah yuk pulang, Gue sudah dicari sama bunda Gue" Jawab Eca dengan alasan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status