Share

BAB 3

Saat Adit terbangun dari tempat tidur, ia mendapati kegaduhan yang tidak biasanya.

"Siapa sih? yang berisik di pagi-pagi buta kaya begini, mengganggu Orang tidur saja" Gumam Adit, yang sedikit emosi. Karena, kegaduhan di luar kamar.

Akhirnya, Adit turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket untuk dibersihkan.

Sedangkan, disisi ruangan tempat makan, ada Mami Papi Adit dan kedua sahabatnya yaitu Gara dan Aji. Bukan cuman mereka doang, Xiao jin sekretaris direktur Adit juga ada di situ. Karena, sedang menyediakan makanan dan kejutan untuk merayakan pembangunan yang hampir selesai.

"Akhirnya selesai juga ya Pi? " Kata Gina Maminya Adit, sembari mengusap tangannya yang sedikit kotor. Karena, baru selesai masak dengan senyum senang tanda bahagia.

"Ia Mi, akhirnya selesai juga, tidak sabar?" Sahut Pak Rangga Papi Adit, sembari ikut-ikutan senang tanda bahagia, dan sudah tidak sabar bagaimana reaksi anaknya saat dibuatkan kejutan mendadak.

Saat itu, Aji celingak-cenglinguk kiri kanan untuk menunggu Adit turun tetapi, tidak ada tanda-tanda Adit turun "Oh ia Om pikir-pikir Adit kok belum turun? masa jam tujuh belum bangun-bangun?" Celetuk Aji, dengan ekspresi muka yang kebingungan dan ia menoleh ke arah tangga yang di mana terdapat ruang kamar tidur Adit.

"Biasalah Ji, dia kan keturunan anak kebo, jadi tidak usah heran dan pusing, tunggu saja paling dia bentar lagi nongol " Jawab Gara, yang di mana Mami Gina, Pak Rangga, Aji, dan Xiao jin sekretaris direktur Adit menoleh ke arah Gara karena, perkataan dia.

Saat semua mata tertuju pada Gara, Gara merasa ada mata yang menatapnya, dan ia heran karena semua orang menatapnya " Loh kok pada lihat in Gara sih? memang ada yang salah dari muka Gara? " Gumam Gara, sambil menoleh satu persatu ke semua arah, yang menatapnya sambil menyenggol lengan Aji untuk meminta jawaban.

"Ji semua orang pada lihat in Gue memang Gue kenapa?" Bisik Gara, dengan ekspresi bingung.

"Ya omongan elu tadi, kalau ngomong tidak di asah dulu Lo kan tahu? ada papi sama maminya Adit" Sahut Aji, berbisik ditelinga Gara dengan suara sedikit lebih lirih.

Seketika Gara ingat, dengan perkataan dia "Bodohnya Gue, kenapa Gue tidak ke pikiran ada papi sama maminya Adit sih bodoh-bodoh" Dalam hati Gara, sambil menepuk jidat.

"Eh ia, hehehe maaf tante om, tadi Gara cuman bercanda hehehe serius" Ucap Gara, dengan ekspresi malu dan salah.

"Hem ia tidak apa-apa Gar, untung kamu sudah tante anggap anak tante, kalau bukan sudah tante gantung di atas pohon" Jawab mama Gina, dengan nafas kasar ditambah senyum melebar, dan di ikuti kepala geleng-geleng pelan tanda memaklumi teman Adit.

"Iya sudah sana mandi dulu dan ganti pakaiannya karena, pasti belum pada mandikan" Tanya Pak Rangga, Papi Adit dengan senyum tipisnya.

"Hm baiklah Om Tante, Gara dan Aji ke kamar dulu ya, mau ganti pakaian dan juga mandi" Jawab Aji, dengan senyuman dan balik menuju kamar untuk mandi.

Saat Adit selesai mandi, ia bersiap-siap untuk menuju ruang makan, dan saat menuruni tangga Adit langsung terkejut karena, ia tidak tahu bahwa keluarga dan Teman-temanya datang tanpa mengabari dulu. 

"Loh kok, semuanya ada di sini? Mami Papi kenapa tidak bilang kalau mau kesini?" Jawab Adit, sedikit terkejut dan ekspresi yang tidak percaya bahwa, Keluarganya akan datang menyusul kesini.

"Ia, Mami Papi sengaja tidak memberitahu kamu, kalau mau kesini. Karena, Mami, Papi, Gara, dan Aji mau memberi kejutan untuk kamu " Kata mami Gina, sambil tersenyum lebar dan mengelus kepala anaknya dengan lembut.

"Terima kasih ya Mi, Pi, Gar, Ji untuk kejutannya, Adit senang sekali, tak menyangka semuanya pada peduli dengan Adit, Adit pikir kalian tidak akan datang ke sini karena, sibuk dengan urusan pribadi masing-masing" Jawab Adit, sembari tersenyum senang karena, bahagia di sabut hangat oleh Keluarganya dan kedua sahabatnya dari kecil sampai besar.

*****

Disisi lain, keluarga Pak Rangga dan Mami Gina sedang bahagia sembari berkumpul untuk merayakan proyek yang sudah selesai. 

Sedangkan, di sisi lain Eca suasananya sedang tidak bahagia karena, ke pikiran soal kemarin yang sempat membuat jantungnya hampir mau copot gara-gara bentakan Adit.

Caca dan Dewi yang sedang bersama Eca, ikut merasakan suasana Eca yang sedang terpuruk dan tidak senang "Wi, si Eca kenapa lagi sih? dari kemarin sampai sekarang suasananya kayak Orang sedang putus asa saja" Kata Caca.

"Ah apa gara-gara di tolak sama Seseorang, jadi kaya begini patah hati?" Lanjut omongan Caca sambil mengacungkan jari, dengan ekspresi sok tahu.

Biasanya, setiap kumpul Eca selalu paling berisik dan bobrok sampai-sampai semua orang yang lewat selalu mengira Eca sedikit gila, karena kebobrokannya.

"Entah lah Caca, Gue juga bingung sama itu anak jadi malas kumpul-kumpul lagi kalau suasananya kek begini, jadi membosankan" Jawab Dewi. 

"Eca Lo kenapa sih, dari kemarin cemberut terus bosan tahu liat muka Lo di tekuk kek begitu" Jawab Dewi, yang menoleh ke arah Eca sambil menatap Eca dengan penuh pertanyaan.

"Begini Friend, kan kemarin pas Gue pulangkan, Gue tidak sengaja menabrak Orang sampai jatuh, dan orang itu minta ganti rugi ke gua" Ucap Eca, sembari menatap kedua Sahabatnya.

"Lah terus kenapa pusing-pusing, ya sudah ganti rugi saja kenapa, apa susahnya sih? ya tidak?" Jawab Dewi, sembari mengangkat kedua alisnya dengan senyuman khasnya.

"Masalahnya, mau ganti rugi pakai apa? pakai daun?" Cetus Eca, dengan nada kesal dan cemberut.

"Memang berapa sih, minta ganti ruginya?" Jawab Caca.

"Dua puluh tujuh" Dengan nada cuek.

"Ya elah, dua puluh tujuh ribu saja di ingat terus Gue pikir berapa" Sahut Dewi.

"Bukan bego! dua puluh tujuh juta" Balas Eca, dengan muka sewot.

"Hah?" Jawab serempak, dengan ekspresi melongo saling tatap-tatapan mata, diikuti mata yang melotot karena tidak percaya.

"Dasar budek Lo! dua puluh tujuh juta paham tidak?" Celetuk Eca, dengan ekspresi sewot gara-gara temanya budek.

"Ia Gue tidak budek bego, Gue kaget kenapa banyak banget memang Lo jatuh in barang apaan sih, sampai begitu mahalnya" Jawab Dewi, dan di angguki Caca setuju dengan ucapan si Dewi.

"Gue tidak jatuh in barang, tapi, Gue menabrak Orang itu sampai jatuh ke lumpur, dan dia ganti rugi dengan pakaiannya yang kotor dan harga bajunya untuk ganti rugi dua puluh tujuh juta" Ucap Eca sambil frustasi. 

Karena, Dia bingung mau ganti rugi pakai apa sedangkan, Dia belum kerja baru lulus tahun ini, kalau Dia minta uang ke wanda Ibunya Eca pasti Wanda akan menanyakan untuk apa uang sebanyak itu? dan lagi pasti Wanda tidak punya uang sebanyak itu, uang buat makanan sehari-hari saja masih kurang, apa lagi uang begitu banyak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status