Share

BAB 4

Saat semuanya sedang makan-makan, Rangga dan Gina sedang bertatap muka untuk mempertanyakan soal perjodohan kepada Adit. Tapi, Rangga dan Gina bingung mau bicara mulai dari mana.

Saat Adit menatap Gina Mamanya, dia heran kenapa kedua orang tuanya saling tatap-tatapan muka? dan ekspresi wajahnya kaya sedang bingung? "Mami, Papi? Kalian kenapa? Ada yang mau ditanyakankah?" Jawab Adit, dengan muka serius sambil mengangkat kedua alisnya dan menatap orang tuanya.

"Begini Dit, Papi sama Mami sedang berdiskusi soal Kamu, soal perjodohan kamu sama anak teman almarhum Papi" Jawab Rangga dengan nada serius.

Dan Adit pun sontak kaget, serta menghentikan aktivitas makannya yang tadi lahap sekarang berhenti mendadak karena kaget Papinya membicarakan perjodohan "Jaman sekarang masih saja menanyakan soal perjodohan kek jaman Siti nurbaya saja, padahal kan ini sudah modern masa masih saja memikirkan perjodohan, memangnya Gue tidak laku apa" Gumam Adit, dengan ekspresi cemberut. Pasalnya, Dia tidak mau di jodohkan sebab, Dia sudah punya pacar di Jakarta dan Adit pun sudah mau mempersiapkan acara Tunangan. Padahal, kedua Orang Tuanya tahu kalau Adit sudah punya Pacar di Jakarta.

"Wah, Lo mau di jodoh in Bro? masa jaman sekarang masih ada perjodohan hahaha" Ketus Gara, sambil menepuk-nepuk punggung Adit dan tertawa terbahak-bahak.

"Berisik Lo diam kenapa?" Jawab Adit, dengan nada kesal dan menatap Gara.

"Mending Adit di jodoh in, lah Lo masa sampai sekarang tidak laku-laku?" Balas Aji, dengan ekspresi meledek sambil makan.

"Bagaimana Dit mau kan? Papi jodoh in Kamu sama teman Papi? soalnya Papi sudah janji saat teman Papi mau meninggal Dia bilang, ingin menjodohkan Anaknya dengan Kamu lagian juga, Teman Papi sudah membantu keluarga Kita saat Kita belum sukses, dia selalu bantu Papi sampai Papi punya segalanya, Papi ingin balas budi Papi kepada almarhum Teman Papi dulu" Jawab Rangga, dengan nada memohon agar anaknya mau dijodohkan. 

Sebenarnya, Rangga sudah tahu kalau Anaknya sudah punya Pacar saat di Jakarta, dan Adit pernah memperkenalkan Pacarnya ke Mereka. Tapi, sayangnya Rangga dan Gina tidak setuju sebab, sebelum Adit memperkenalkan Olivia. Dia sudah tahu kalau Pacarnya tidak baik buat Anaknya karena, Rangga dan Gina sudah tahu kelakuan Olivia Pacar Adit. 

Di situlah, Rangga dan Gina tidak setuju kalau Adit berhubungan dengan Olivia karena, Adit belum tahu seluk beluk Olivia. Di mata Adit, Olivia itu Orangnya pendiam, cantik, imut. Tapi nyatanya, Dia itu suka uang dan suka mempermainkan Laki-laki karena harta. 

Sebab itu, Rangga dan Gina tidak sudi Anaknya berhubungan dengan Olivia sebab, Rangga selalu menyuruh mata-matanya untuk mematai Olivia setiap saat, setiap Olivia aktivitas dan di situlah Rangga dan Gina mengetahuinya.

"Papi kan tahu, kalau Adit sudah punya Pacar dan Adit sudah memperkenalkan pacar Adit ke Papi dan Mami. Lagian, bentar lagi Adit mau tunangan sama Olivia" Jawab Adit, dengan muka memelas memohon kepada Rangga dan Gina agar perjodohannya di batalkan. 

Lagian, Adit tidak kenal sama dia dan tidak tahu wajah Gadis yang akan di jodohnya siapa tahu Dia jelek dan tua, mau di taruh di mana muka Adit pasti Teman-temanya akan menertawainya.

"Kan Papi sudah bilang tinggalkan Perempuan itu! lagian kamu tidak pantas berhubungan sama Perempuan itu Adit! Kenapa Kamu tetap ngeyel untuk Tunangan sama Dia, Papi tidak setuju!" Jawab Rangga marah, sambil menggebrak meja dengan mukanya yang mulai memerah. 

Rangga, tidak setuju kalau Adit masih berhubungan sama Perempuan itu, pasalnya Rangga sudah tau kebusukan Olivia, Olivia dekat dengan Adit karena uang, karena harta di situlah suasananya menjadi sangat tegang dan hawa mulai menjadi panas saat Rangga menggebrak meja dan marah.

Semua orang terdiam, tidak satu pun yang berkutik di situlah, Adit mulai angkat bicara "Pi apa-apaan sih! kenapa Papi selalu egois! padahal Adit sudah mengikuti kemauan Papi!, Papi mau Adit jadi penerus perusahaan Papi Adit terima? padahal Adit tidak mau jadi penerus perusahaan, Adit ingin melukis tapi, apa? Papi melarangnya, Adit sudah tidak mau lagi menurut in kemauan Papi! Adit sudah cukup diatur-atur kek begini! padahal Adit sudah mandiri Pi!, Mending Adit keluar dari rumah! dari pada makin pusing!" Saat itu Adit keluar rumah dan melangkah cepat meninggalkan Rangga dan Gina beserta sahabat-sahabatnya.

"Papi sih kan Mami sudah bilang, kalau mau ngomong sama Anak dengan kepala dingin, jadinya kan kek begini Dia pergi padahal tadi adem ayem tapi, Papi malah mengacaukannya kan jadi kek begini, Papi kan tahu kalau anak kita sifatnya kek mana? harusnya ngomong pelan-pelan, jadi malas kek begini kacau gara-gara Papi, mending Mami ke kamar saja" Ucapnya, dengan muka cemberut sambil membuang muka kepada Rangga suaminya. 

Di situlah Gara dan Aji saling menatap muka dengan ekspresi matanya melebar, dan ekspresi mulutnya membulat karena tidak percaya bakal seperti ini kejadiannya.

Adit langsung keluar rumah dengan ekspresi kesal, serta kecewa dengan Rangga karena keegoisannya. Lalu, Adit langsung masuk ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal sembari memukul-mukul setir mobil serta berdecak kesal.

Saat Adit masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ada perempuan yang secara tiba-tiba langsung menyeberang tanpa tengak-tengok. bahwa, ada mobil yang melaju sangat kencang sontak Adit yang langsung mengetahuinya langsung mendadak tancap rem. dan Gadis itu langsung menoleh sambil teriak histeris karena syok, hampir Dia mati konyol karena kecelakaan.

Lantas, Adit juga ikut syok karena, hampir saja mau menabrak Orang dan Adit pun langsung keluar dari mobil sambil berjalan menghampiri Gadis itu, dengan ekspresi kesal serta wajah syok. 

"Woy! Kalau mau menyeberang tengak-tengok dulu bego! Jangan asal menyeberang begitu saja! apa Lo mau Gue tabrak hah? Ah, apa jangan-jangan Lo sengaja ya menabrak diri biar dikasih uang? Untuk ganti rugi? Cih jaman sekarang masih kek begitu kalau mau cari uang tidak halal!" Ucapnya sambil maki-maki panjang lebar.

Sontak, Eca tidak terima gara-gara di fitnah, serta di caci maki dan Eca langsung bangun sambil menepuk-nepuk lutut yang kotor Eca langsung terkejut. Saat, menengok Orang yang mau menabraknya ternyata Dia lagi, Orang gila yang kemarin Eca tabrak karena tidak sengaja.

Sontak Adit juga ikut-ikutan terkejut, sambil matanya ikut melotot tidak percaya, bahwa Dia akan bertemu dengan Perempuan ini lagi, yang sempat Dia tabrak. Bukanya ganti rugi, malah ceramah panjang lebar tidak jelas.

"Gue heran, kenapa Gue ketemu Lo terus sih? Lo ikut in Gue? Atau bagaimana? Dan juga kalau ketemu Lo hidup Gue jadi apes terus. Jadi bencana terus buat Gue mengerti tidak!" Ucap Adit, dengan nada tinggi sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Heh! memangnya Gue juga enggak? Gue juga malas ketemu burok kaya loh! apa lagi buroknya ke geeran amat!" Jawabnya dengan nada tak kalah tinggi.

"What? Burok? Heh! Lo pasang ya telinganya baik-baik nama Gue Adit, ADITIA PRAJANA bukan burok!"

"Bodo amat! Muka Lo tetap persis sama kaya muka burok!" Jawabnya, dengan menjulurkan lidahnya.

"Heh? memangnya muka Lo cantik? Muka kek ondel-ondel mengatai Orang muka burok" Jawab Adit, tak mau kalah sambil berbalik arah meninggalkan Eca, yang sedang melotot terdiam. 

Karena, tidak terima dibilang muka mirip kaya ondel-ondel. Sebab, didesa Eca yang paling cantik menurut laki-laki di sana. Banyak sekali yang suka sama Eca, mulai dari laki-laki muda sampai laki-laki tua. Tetapi Eca langsung menolaknya, kalau ada yang tiba-tiba melamarnya tanpa sepengetahuan Eca dan Wanda. 

Karena, Eca ingin fokus mencari pekerjaan bukan mencari Pacar. Karena, kata Eca Pacar gampang dicari atau jodoh sudah ada yang mengatur tetapi, pekerjaan susah dicari sebab banyak perusahaan-perusahaan memakai orang dalem, agar cepat diterima ke perusahaan yang kita inginkan.

"TINNNN!!!" Suara klakson mobil.

"Minggir Lo! Lo Ingin Gue tabrak apa!"

"Gue juga akan minggir kali!"

"Ya sudah awas! Eh Lo tetap masih ada utang sama Gue awas kalau Lo masih lari!" Teriaknya.

"Ia tahu! memangnya Gue amnesia apa!" Balas Eca.

Lantas Adit pun langsung menancapkan gasnya dan melaju kencang begitu saja meninggalkan Eca sendirian.

"Dasar burok, kalau menyetir mobil yang benar, moga saja Dia mati di jalan" Ucap Eca, sambil tertawa karena mendoakan Orang lain mati.

Lantas, Eca pun pulang berjalan menuju ke arah rumahnya. Akan tetapi, saat Eca sedang melangkah Eca mendengar suara di belakang ada Orang yang sedang memanggil namanya, sontak Eca pun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status