Share

3. Tertangkap Basah

"Mau apa dia?" Tanya Dony datar.

"Nona Vita memaksa untuk bertemu dengan Tuan. Nona Vita juga memohon sambil menangis di bawah sana." Juan menirukan laporan yang dia terima. Dony membuang nafasnya kasar, mau apalagi wanita itu menemuinya?

"Biarkan dia masuk, aku ingin tau apa yang mau dia lakukan." Jawab Dony. Juan segera memerintahkan bawahannya untuk melaksanakan perintah Dony.

Tak lama, Vita datang dan langsung masuk begitu saja ke ruangan Dony.

"Dony..." Lirihnya.

Kening Dony berkerut heran melihat penampilan Vita yang sangat berantakan. Rambut dan pakaian gadis itu begitu kusut dan ada beberapa memar di wajah cantiknya.

"Nona Vita, mohon jaga jarak anda." Juan memperingatkan karena Vita semakin mendekat ke arah Dony.

"Apa maumu?" Tanya Dony yang menatap datar pada mantan kekasihnya yang baru ia putuskan kemarin.

"Dony, aku mohon maafkan aku. Aku ingin kembali padamu." Pinta Vita memelas.

"Hah, apa kamu bilang?" Dony bangkit dari kursi kebesarannya, melangkah menatap ke luar jendela.

"Dony, aku tau kalau aku sudah membuat kesalahan fatal. Tapi aku mohon maafkan aku, beri aku satu kesempatan untuk menebus kesalahanku padamu." Vita kembali memelas bahkan sampai mengatupkan tangan di depan dada.

Sesuatu yang tidak pernah Vita lakukan sebelumnya. Karena selama ini cukup berucap dengan nada sedikit manja, Dony pasti akan menuruti keinginannya.

"Cih, kamu fikir aku akan termakan kembali oleh kata-kata manismu? Jangan harap." Timpal Dony begitu dingin tanpa menoleh ke arah Vita. Tapi tiba-tiba terdengar suara isakan tertahan yang berasal dari Vita.

"Kamu mau berakting seperti apalagi?" Tanya Dony yang merasa jengah dengan tingkah sang mantan.

"Tidak apa kalau kamu tidak mau memaafkanku. Aku tau, kesalahanku sudah sangat fatal. Tapi ku mohon tolong aku." Ucap Vita di antara isakannya.

"Sungguh tidak tau diri." Celetuk Juan, sudah mengkhianati dan sekarang mau minta tolong. Vita langsung menoleh ke arah pemuda itu.

"Kamu tidak tau apa yang terjadi padaku, Juan! Jadi jangan asal bicara." Raung Vita.

"Cukup!" Tukas Dony.

"Apa sebenarnya maumu?" Lanjutnya.

"Gio, dia memaksaku untuk meminta maaf dan membujukmu agar kembali padaku. Kalau tidak, dia akan menghajarku habis-habisan. Tolong aku, Dony. Kalau terus seperti ini, aku bisa mati..." Tangis Vita semakin kencang.

Jadi memar di wajah Vita adalah akibat dari ulah Gio? Haha, Dony dan Juan tertawa dalam hati. Rasakan!

"Bukannya dia adalah pria yang kamu cintai? Seharusnya kamu bisa menerima semua perlakuannya terhadapmu bukan?" Tanya Dony sarkastik.

"Aku tidak tau kalau dia mempunyai sifat seperti itu. Dony, tolong aku. Bantu agar aku lepas darinya. Aku janji, tidak akan lagi mengusik hidupmu." Lagi, Vita mengiba. Sejujurnya Dony tidak tega, bagaimanapun Vita adalah wanita yang pernah mengisi relung hatinya, apalagi melihat tampang Vita yang berantakan seperti itu.

"Okey, aku akan membantumu. Tapi setelah itu, jangan pernah lagi kamu menampakan wajahmu di hadapanku." Putus Dony, Juan langsung menganga mendengarnya. Untuk apa juga menolong pengkhianat seperti Vita?

Senyum lebar langsung tercetak di wajah Vita, dengan cepat dia menghapus air matanya.

"Terima kasih, Dony. Aku akan memenuhi janjiku." Rasa lega menyelimuti hati Vita, akhirnya dia terbebas dari pria jahat itu.

Sebenarnya Vita dan Gio sudah lama menjalin hubungan, mereka berdua saling mencintai. Tapi setelah Gio tau kalau pemilik dari tempatnya bekerja menyukai Vita, Gio mulai menyusun rencana. Dengan memanfaatkan Vita, Gio fikir bisa mendapatkan semua kekayaan Dony.

"Kenapa Tuan membantu dia?" Tanya Juan begitu Vita sudah pergi dari sana.

"Biar sajalah. Anggap ini sebagai penutup hubunganku dengan dia." Jawab Dony sekenanya.

"Penutup? Tuan kira sedang makan di restoran ada hidangan penutup." Timpal Juan. Dony hanya menatap datar pada asistennya.

"Perintahkan orang untuk mengurus Gio. Pastikan dia tidak mengganggu Vita lagi." Titahnya.

Juan hanya mengangguk patuh, dia sudah malas berurusan dengan gadis itu setelah Dony nenceritakan apa yang terjadi kemarin. Tapi sekarang justru Dony sendiri yang memerintahkannya menyelesaikan masalah Vita.

"Apa Tuan masih mencintai Nona Vita?" Tanya Juan kemudian. Dony langsung melayangkan tatapan membunuh pada asistennya.

"Apa kamu fikir aku buta? Untuk apa aku masih mencintai seorang pengkhianat?" Desisnya.

"Aku hanya bertanya, Tuan." Timpal Juan acuh.

*****

Dua bulan berlalu...

Siang itu matahari bersinar cerah, di sebuah perusahaan yang terletak di pinggir kota.

Dua orang security berbadan tegap menatap tajam pada pemandangan yang tersaji di hadapan mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" Teriakan itu membuat sepasang insan yang terlihat sedang berpelukan terkejut bukan main, keduanya langsung menjauh.

Seorang pria dengan seragam restoran cepat saji dan seorang gadis muda yang mengenakan seragam cleaning service perusahaan tersebut.

"Beraninya kalian berbuat mesum di perusahaan ini!" Bentak security tersebut.

"Pak, kami tidak berbuat apa-apa." Sanggah sang pria mencoba membela diri, ia menggeleng cepat.

"Tidak berbuat apa-apa bagaimana? Kami melihat dengan mata kepala kami sendiri kalian sedang berpelukan! Kalau tidak ketahuan, kalian pasti akan melakukan lebih dari itu!" Sentak security itu lagi.

"Pak, ini hanya salah paham. Aku hanya menolongnya, tadi dia terkunci di kamar mandi." Jelas pria itu sambil menunjuk ke arah seorang gadis muda yang tengah menundukkan wajahnya.

"Tidak ada alasan. Kalian harus mempertanggung jawabkan perbuatan kalian!" Seru security itu tak terbantahkan.

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status