Share

2. Pengkhianatan

"Gio, sampai kapan kita akan menjalin hubungan sembunyi-sembunyi seperti ini? Aku ingin kita segera menikah." Tanya Vita manja, ia menyandarkan kepalanya di dada Gio yang masih berpeluh.

"Sabar, sayang. Sekarang kamu kan baru diberi apartemen saja, nanti setelah mansion dan perusahaan Morgan Grup jatuh ke tanganmu baru kita menikah." Jawab Gio yang menghujani pucuk kepala Vita dengan kecupannya.

"Jadi aku masih harus berpura-pura mencintai Dony?" Vita mengerucutkan bibirnya.

"Iya, Vita. Kamu harus terus memanfaatkannya. Lagipula dia tidak pernah berbuat macam-macam kan?"

"Ya memang. Aku pun tak sudi jika disentuh lebih olehnya."

Rahang Dony mengeras, dadanya bergemuruh, jadi selama ini Vita hanya menipu dan memanfaatkannya saja? Padahal Dony setulus hati mencintai Vita.

Selama menjalin hubungan, Dony memang tidak pernah sekalipun berbuat kurang ajar. Karena bagi Dony, mencintai artinya menjaga bukan merusak. Tapi bodohnya Vita tidak bisa melihat hal itu.

Vita memainkan jemarinya di dada Gio yang terbuka dan mengecupnya.

"Kamu menginginkannya lagi?" Tanya Gio, suaranya sudah berubah parau. Sentuhan nakal Vita membuat gairahnya kembali bangkit.

"Mana mungkin aku tidak menginginkanmu." Jawab Vita dengan nada sensual. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, menggoda sang kekasih. Kalau sudah begini mana ada pria yang bisa menolak. Gio menyibak selimut dan bersiap kembali menindih tubuh Vita.

Baru saja Gio akan memulai lagi permainan panas mereka, sebuah suara menghentikan pergerakannya.

PROK PROK PROK, terdengar suara tepuk tangan.

"Oh, jadi begini kelakuan kalian di belakangku?"

Suara bariton itu membuat Vita dan Gio tersentak dan langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah pintu. Seorang pria berdiri di sana.

"Dony?" Pekik mereka serentak dan langsung terduduk. Dengan cepat Vita meraih selimut untuk menutup tubuh atasnya yang terbuka.

"Kenapa?"

Dony berjalan santai mendekat ke arah ranjang namun tatapan matanya setajam elang

"Ka-pan ka-mu kem-bali?" Tanya Vita terbata dengan wajah yang sudah berubah pias.

"Kapan aku kembali? Aku sudah sejak sore tadi berada di sini sebelum kalian berdua sampai." Jawab Dony datar. Dua orang yang berada di atas ranjang lantas membeku.

"Kamu tau? Sengaja aku tidak memberi tau tentang kepulanganku karena ingin memberi kejutan untukmu, tapi ternyata justru aku yang mendapat kejutan." Sambung Dony.

"Dony ini..."

Lidah Vita mendadak kelu, sedangkan Gio dengan susah payah menelan salivanya. Mereka dalam masalah besar.

"Jadi selama ini kamu hanya berpura-pura mencintaiku? Bagus sekali aktingmu. Dan ternyata kalian sudah merencanakan semuanya? Ingin merebut perusahaanku dan juga mansionku? Ha!" Dony tergelak, sedangkan Vita dan Gio masih mematung di tempatnya.

"Anggap aku masih baik terhadap kalian. Silakan ambil apartemen ini, yang menjadi saksi bisu cinta nafsu kalian. Tapi jangan harap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian inginkan." Ucap Dony dengan dinginnya.

"Dasar wanita murahan, beruntung aku belum menikahimu. Dan Gio, kamu dipecat. Jangan harap kamu bisa bekerja di Morgan Grup ataupun perusahaan lainnya karena aku akan memblacklist namamu."

Dony tersenyum miring lalu pergi begitu saja meninggalkan dua orang di atas ranjang yang masih sama-sama polos.

Gio dan Vita saling pandang.

"Vita bagaimana ini? Kalau aku tidak bekerja, bagaimana aku akan punya uang?" Seloroh Gio panik.

"Kamu juga kenapa bodoh sekali? Kenapa tidak tau kalau Dony sudah kembali?" Cecarnya.

"Kenapa kamu jadi menyalahkan aku, Gio? Apa kamu tidak dengar tadi apa yang Dony bilang?" Sanggah Vita tidak terima.

"Ya karena memang ini semua kesalahanmu! Kamu yang bodoh! Aku tidak mau tau, kamu harus membujuk Dony bagaimanapun caranya! Aku tidak ingin kehilangan karirku di Morgan Grup!" Bentak Gio, bekarir di Morgan Brup adalah impian hampir semua orang. Sepasang netra Vita berkaca-kaca mendengar bentakan dari pria yang dicintainya.

PLAK!

Satu tamparan mendarat cukup keras di pipi Gio.

"Dasar pria jahat! Bisa-bisanya kamu membentakku!" Maki Vita, Gio yang tidak terima langsung menjambak rambut wanita itu.

"Berani sekali kamu menamparku!" Gio menyentak balik.

"Sakit, Gio..." Vita meringis merasakan rambutnya seperti akan tercabut dari kulit kepalanya.

"Dengar, kamu harus bisa membujuk Dony. Kalau tidak, kamu akan mendapatkan lebih dari ini." Desis Gio, ia menghempaskan tubuh Vita dengan kasar dan berlalu ke kamar mandi meninggalkan Vita yang terisak. Gadis itu begitu syok begitu tau perangai asli kekasihnya.

*****

Dony Dave Morgan, seorang pria berusia tiga puluh tahun pemilik dari perusahaan Morgan Grup. Perusahan yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Entah sudah berapa banyak produk yang sukses di pasaran produksi dari Morgan Grup. Belum lagi aset mewah lainnya, hotel dan pusat perbelanjaan yang tersebar hampir di seluruh kota.

Namun karirnya berbanding terbalik dengan kehidupan pribadi dan asmaranya. Dony harus kehilangan kedua orang tuanya ketika berusia sebelas tahun yang dibunuh oleh salah satu pesaing bisnis mereka.

Selama beberapa tahun, Dony mencari pembunuh orang tuanya tapi tak pernah menemukan titik terang. Pelakunya hilang bagai ditelan bumi.

Sejak remaja Dony juga disibukkan dengan pendidikan dan pekerjaan hingga tak ada waktu untuknya berfikir tentang pasangan hidup, hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita bernama Vita Violina yang berhasil merebut hatinya.

Dony mencintai Vita, apapun ia berikan untuk wanita itu. Dony juga sudah mempersiapkan sebuah pernikahan mewah untuk Vita setelah keduanya menjalin kasih selama enam bulan lamanya. Dony tidak ingin mengulur waktu lagi, mengingat usianya sudah cukup untuk menikah.

Semua rencana sudah tersusun rapi, namun sayang semuanya tidak berjalan mulus. Berniat memberikan kejutan untuk sang kekasih, tapi siapa sangka justru dirinyalah yang mendapat kejutan. Melihat wanita yang dicintainya tengah bergulat di atas ranjang dengan salah satu pegawainya.

*****

Perusahaan Morgan Grup

Seorang pemuda memandang iba pada atasannya.

"Tuan, aku minta maaf." Ujarnya.

"Untuk apa?" Tanya Dony pada Juan.

"Tentang apa yang sudah terjadi antara Tuan dan Nona Vita..." Juan menghentikan ucapannya saat melihat Dony mengangkat tangan.

"Jangan sebut nama itu lagi." Desis Dony.

"Maaf, Tuan..."

"Ck, apa tidak ada kata lain yang bisa kamu ucapkan selain kata maaf?" Dony berdecak kesal, Juan hanya bisa tersenyum kaku.

Sebenarnya mudah bagi Dony untuk mengawasi seluruh gerak gerik Vita, tapi ia tidak melakukan itu. Selama ini Dony begitu percaya dengan Vita, ia yakin gadis itu tidak akan mengkhianatinya. Tapi ternyata kepercayaannya justru di salah gunakan oleh Vita.

Suara dering telepon mengalihkan perhatian dua pria itu, dengan sigap Juan mengangkatnya.

"Ya, ada apa?"

Juan mengerutkan kening mendengar bawahannya yang bicara di balik telepon, kemudian mengangguk paham.

"Tuan, ada Nona Vita di bawah. Dia ingin bertemu dengan Tuan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status