Share

7. Apa Dia Pria Yang Baik?

Dony langsung mematikan panggilan itu dan melepar ponselnya ke atas meja. Pria itu kembali memijat keningnya.

Dua bulan yang lalu Dony memutuskan untuk menjalankan misi menemukan wanita yang benar-benar tulus mencintainya. Bukan karena harta ataupun kedudukan. Maka dari itu Dony menyamar sebagai pria biasa dan bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran cepat saji di daerah pinggiran kota. Pekerjaannya di perusahaan? Dony serahkan sepenuhnya pada Juan.

Meski awalnya agak sulit, tapi lama kelamaan Dony mulai menikmati peran barunya. Di sini dia banyak belajar tentang kehidupan rakyat biasa. Bagaimana untuk mendapatkan uang adalah hal yang cukup sulit, sedangkan dirinya selama ini dengan mudahnya menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting. Terutama jika Vita sudah merengek meminta ini dan itu.

Siang tadi Dony mengantarkan pesanan makanan ke sebuah area perkantoran. Setelah selesai, Dony mendapat panggilan alam. Karena tidak mampu untuk menahannya, Dony menanyakan pada security di sana di mana letak toilet. Kemudian security itu menunjukkan toilet bassment yang memang jaraknya paling dekat dari tempatnya sekarang.

Begitu selesai dengan urusannya dan hendak pergi dari sana, tiba-tiba Dony mendengar suara teriakan namun cukup lemah dan juga suara pintu yang digedor dari dalam.

Karena sepi, Dony memberanikan diri ke tempat sebelah yang merupakan toilet wanita tempat suara itu berasal. Dirinya melihat satu toilet yang terkunci dari luar dengan kunci yang masih menggantung. Tanpa fikir panjang Dony langsung membuka kunci pintu tersebut.

Begitu pintu terbuka, tiba-tiba saja seorang gadis keluar dan memeluknya begitu erat. Tubuh gadis itu gemetar hebat, mungkin ketakutan. Dony yang bingung dan juga sedikit terkejut, mematung beberapa saat. Ketika hendak menenangkan gadis itu mendadak ada dua security yang memergoki mereka dan menyangka mereka melakukan hal yang tidak-tidak.

"Huft!" Dony membuang nafas berat. Berniat menolong malah terjebak pernikahan dengan gadis belia yang tidak dikenalnya.

"Sepertinya aku harus menyelidiki gadis itu, aku harus tau bagaimana latar belakang Anna." Gumamnya. Dony mengambil kembali ponselnya, menghubungi sang asisten.

"Selidiki siapa Anna. Aku mau semua informasi lengkap tentangnya." Kata Dony begitu panggilannya terhubung, namun dengan suara pelan.

"Baik, Tuan." Seperti biasa, Juan selalu patuh dengan apapun perintah dari Tuannya.

Dony kembali mematikan panggilannya. Tak lama Anna datang dengan semangkuk mie dan juga satu gelas teh panas di masing-masing tangannya.

"Kenapa tidak memanggilku?" Dony beranjak berdiri mengambil alih mangkuk dan juga gelas dari tangan Anna.

"Aku masih bisa membawanya, Kak." Jawab Anna. Gadis itu kembali ke dapur untuk mengambil mie instan miliknya.

Sepasang suami istri dadakan itu tengah menikmati makan siang dengan menu mie instan bersama.

Dony sesekali melirik ke arah Anna yang duduk di depannya. Gadis itu nampak begitu lahap menikmati makanannya seperti tidak makan berhari-hari.

"Seharusnya kamu tadi masak dua bungkus untukmu." Celetuk Dony yang memperhatikan betapa lahapnya Anna makan.

"Aku belum makan dari kemarin, Kak." Sahut Anna dengan mulut penuh makanan.

"Uhuk, uhuk!" Dony langsung tersedak mendengarnya. Anna segera memberikan minum pada suaminya.

"Kamu belum makan dari kemarin? Kenapa tadi tidak bilang?" Tanya Dony, lelaki itu sepertinya khawatir. Andai dia tau, tadi lebih baik membawa istrinya ke warteg saja daripada hanya makan mie instan begini.

"Aku sudah terbiasa tidak makan, Kak." Sahut Anna dengan tenangnya. Dony menatapnya tak percaya, sepertinya orang tua Anna tadi bisa dibilang orang kaya. Tapi kenapa Anna jarang makan?

"Apa kamu diet?"

Biasanya kan gadis muda akan diet ketat untuk menjaga berat badannya, fikir Dony.

"Untuk apa diet, Kak? Untuk mendapat makanan saja itu sulit buatku." Jawab Anna.

"Apa orang tuamu tidak memberimu makan?" Tanya Dony lagi, tatapannya berubah curiga.

"Oh, itu..." Anna seperti baru tersadar akan ucapannya, tidak seharusnya ia mengatakan hal seperti tadi.

"Itu... Mereka..." Anna terbata-bata, Dony semakin menatap curiga padanya.

"Tidak perlu dijawab. Habiskan makananmu, setelah ini kita ke rumah Pak RT." Tukas Dony.

"Iya, Kak." Anna kembali fokus pada mie instannya.

*****

Sebagai warga yang baik, harus melapor jika ada sesuatu pada RT setempat. Rumah Pak RT tidak begitu jauh, Dony dan Anna jalan kaki ke sana. Anna berjalan di belakang Dony, menatap punggung tegak lelaki itu.

"Apa dia pria yang baik? Bagaimana kalau Kak Dony sama saja dengan yang lainnya? Tidak menyukai keberadaanku dan hanya senang menyiksaku saja?" Pertanyaan itu tiba-tiba melesak dalam fikiran Anna membuatnya menghentikan langkah.

Selama ini Anna tak pernah mendapat perlakuan menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Entah apa yang salah dengannya? Semua orang seakan tidak menyukai keberadaan dirinya.

Sadar akan Anna yang tidak mengikuti langkahnya, Dony berhenti dan menoleh ke belakang. Dilihatnya istrinya itu sedang melamun sambil berdiri. Dony menggeram kesal, dan menghampiri istri kecilnya kembali.

"Anna!"

Anna tersadar dari lamunannya, Dony sudah berdiri di hadapannya dengan wajah datar.

"Kenapa berhenti?" Tanya Dony.

"Tidak apa-apa, Kak." Jawab Anna.

"Ck, kamu ini. Ayo jalannya cepat sedikit, panas ini." Dony menarik tangan istrinya agar tidak berhenti di tengah jalan lagi.

Akhirnya mereka sampai di sebuah rumah bercat putih dan memiliki halaman asri yang cukup luas.

Tok. Tok. Tok.

Dony mengetuk pintu rumah Pak RT sementara Anna berdiri di belakangnya. Tidak lama kemudian pintu itu terbuka. Seorang gadis cantik yang membukanya.

"Dony?" Mata gadis itu terlihat berbinar dan senyum lebar terbit di bibirnya melihat Dony yang berdiri di ambang pintu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status