"Assalamu'alaikum," ucap Kendrick dan Karina setelah menekan bel.
"Waalaikumsalam," jawab bu Farah dari dalam.
"Kalian udah sampai, ayo masuk."
Ini adalah kunjungan pertama kali buat Karina. Ketika masuk Karina melihat suasana apartemen yang ditempati suami dan ibu mertuanya. Apartemennya bagus dan penataan setiap ruangannya juga baik. Karina kagum kepada Kendrick dan juga ibu mertuanya.
"Ayo kalian duduk dulu biar ibu bikinin teh."
"Tidak usah repot-repot, ibu. Biar aku saja yang buat," kata Karina.
"Eh kamu ini apaan sih. Masa iya tamu yang harus menyajikan sendiri."
Karina tersenyum, "aku bukan tamu ibu, aku menantu ibu. Aku gak mau ngerepotin ibu."
Bu Farah sempat kaget mendengar Karina sudah menganggap dia sebagai ibu mertuanya. Bu Farah melirik ke arah Kendrick. Kendrick hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.
"Alhamdulillah nak Karin, ahirnya kamu menyebut mu sebagai menantu ku. Aku senang dengernya,
Malam ini sangat dingin sekali. Diluar hujan sangat deras sejak tadi sore. Suara petir nyaris terus terdengar diiringi turunnya air hujan. Suasana seperti ini membuat orang-orang tidak ingin bergerak dari tempat tidur. Menarik selimut dan menutup mata untuk tertidur. Tapi berbeda dengan dengan Karina. Dia sangat takut jika mendengar suara petir. Biasanya dia langsung menuju kamar Rania jika turun ujan. Tapi sekarang keadaannya berbeda, Karina sudah memiliki suami yang tidak mungkin dia tinggalkan sendiri di kamarnya. "Hujan deras sekali suara petir juga terus terdengar aku takut sekali," ucap lirih Karina. Dikamar Karina hanya sendrian. Kendrick sedang pergi ke dapur mengambil air minum. Karina berniat untuk pergi ke kamar Rania. Baru saja membuka pintu dia melihat Rania melewati kamarnya. "Loh kakak mau kemana?" tanya Rania. "Kakak mau ke kamar
Huam! Karina menguap dengan tanpa membuka matanya. Dia merasakan nyaman sekali memeluk guling saat ini. "Kenapa gulingnya nyaman banget," ucap Karina dengan mata masih tertutup. Saat ingin bergeser tubuhnya seperti terkunci karena susah bergerak. Karina pun membuka matanya. Betapa terkejutnya saat melihat dirinya dan Ken saling berpelukan. "Ken!" teriak Karina karena kaget. Kendrick pun langsung terbangun karena kaget, "apa ada apa?" tanya Kendrick tanpa melepaskan pelukannya. Plak! Karina memukul tangan Kendrick. "Kenapa kamu malah memeluk ku? Kan aku udah bilang jangan tidur melewati batas!" protes Karina. "Yang tidur melewati batas itu aku atau kamu? Lihat sebelah sana masih luaskan dan kamu terus bergeser kesini," Kendrick menunjuk guling yang menjadi pembatas. &nbs
"Bulan depan kamu harus menikah, ayah sudah pilihkan calon suami untuk mu." Hampir saja es kopi yang sedang diminum seorang gadis berambut panjang itu tersembur mendengar kalimat yang di lontarkan oleh ayahnya. "Menikah, bulan depan?" Karina tercengang mendengar ayahnya meminta Karina menikah bulan depan. Apalagi saat ini ayahnya sudah menemukan calon suami untuk Karina. "Yang benar saja, ayah tidak bisa mengambil keputusan secepat itu," sambung Karina. Karina Fredikha Ibrani adalah anak pertama dari tuan Bram Ibrani dan juga nyonya Lisa Ibrani. Dia seorang gadis berumur 27 tahun yang sampai saat ini belum menikah. Entah apa yang membuat dia sulit jatuh cinta kepada lawan jenisnya. Padahal banyak laki-laki yang yang selalu berusaha mendekati dirinya. Bagaimana tidak, Karina memiliki paras yang cantik, kulit putih berambut panjang dan memiliki bola mata coklat terlebih dia juga seorang CEO dari perusahaan cabang milik ayahnya. "Apakah k
Tiba-tiba terlintas dalam pikiran Karina. Dia bisa minta bantuan sama Kendrick untuk masalah yang dia hadapi saat ini. Dia bisa minta Kendrick untuk menjadi pacar pura-puranya untuk bertemu ayah Karina nanti malam. "Okay aku akan coba bicara sama Kendrick, semoga dia mau bantu aku." Karina buru-buru menuruni anak tangga untuk sampai kebawah. Di meja makan ayah, ibu dan juga Rania sudah menunggu untuk sarapan. "Pagi semua," sapa Karina. "Kenapa kakak lama sekali?" protes Rania. "Barusan ada yang menelfon kakak, maaf ya." Karina mengambil sepotong sandwich dan segelas susu. Dia menghabiskannya dengan terburu-buru. "Pelan-pelan Karin, nanti kamu keselek," kata ibunya. "Pagi ini aku ada meeting dengan client, mom," jawab Karina. Dengan cepat Karina menghabiskan sandwich dan juga segelas susunya. Kemudian dia pamit untuk berangkat duluan. "Yah, mom, aku berangkat duluan ya." "Yasudah kamu hati-hati, K
Malam pun tiba, Kendrick sedang memandang dirinya di depan cermin. Hati dan pikirannya tidak bisa tenang. Bagaimana pun juga ini kali pertamanya dia berkunjung ke rumah perempuan. "Kenapa aku deg-degan begini ya? Apa yang harus aku lakukan nanti?" Kendrick bertanya pada dirinya sendiri. Ting! Suara ponsel Kendrick berbunyi. "Kamu dimana?" tanya Karina lewat pesan. "Aku masih di apartemen, ini baru mau berangkat." "Oke, aku tunggu." Kendrick menarik nafas dan menenangkan dirinya. Di tengah perjalanannya Kendrick berhenti sebentar di toko roti. Dia membeli beberapa roti untuk dia bawa ke rumah Karina sebagai buah tangan. Setelah sampai di rumah Karina, satpam membukakan gerbang untuk Kendrick biar bisa memasukkan mobilnya. Karina sudah berdiri menunggu kedatangan Kendrick di depan pintu rumahnya. "Hai Ken," teriak Karina. Kendrick melihat ke arah Karina. Dia terpesona dengan penampilan Karina malam ini. Karina
Setelah selesai sarapan Rania pamit duluan untuk pergi ke kampus karena ada kelas pagi hari ini. Kemudian Karina pun berangkat ke kantor menggunakan mobil pribadinya. Sedangkan tuan Bram masih belum bergerak dari meja makan. "Loh kamu belum berangkat?" tanya nyonya Lisa yang baru selesai membereskan meja makan. "Aku kan nunggu kamu," kata tuan Bram. "Aku? Ngapain kamu nungguin aku?" tanya nyonya Lisa heran. "Aku akan ngajak kamu ketemu dengan ibunya Ken." Nyonya Lisa semakin bingung. Tuan Bram menjelaskan tujuan pertemuan itu. "Sejak malam aku melihat Ken, aku langsung menyuruh orang-orang ku untuk mencari tau latar belakang kehidupan Ken. Aku juga udah menemukan ibunya Ken dan pagi ini kita akan ketemu sama dia. Kita bahas soal pernikahan Kirana dan Ken." Tuan Bram menjelaskan. "Apa ini tidak terlalu buru-buru?" "Tidak sama sekali. Lagian Karina dan Ken sudah kenal lama, jadi mereka udah gak perlu lagi untuk saling men
Semua orang sudah berada di ruangan Karina. Kendrick dan Karina saling pandang dan bertanya pada diri mereka masing-masing. Apa tujuan tuan Bram dan nyonya Lisa dengan pertemuan ini. "Ayah sebenarnya ada apa ini?" "Jadi begini Karin, Ken tujuan kita bertemu disini ada yang akan kita bicarakan pada kalian. Oh iya barusan kita udah ketemu sama ibunya Ken," ucap nyonya Lisa. "Kita udah sepakat kalau tiga hari lagi kalian akan menikah," kata tuan Bram. "Menikah!" Kendrick dan Karina kaget mendengarnya. "Begini Karin dan juga Ken, ternyata ibunya Ken itu sahabat lamanya saya. Dan kita udah mengobrol panjang lebar dengan bu Farah, ahirnya kita juga sudah menyepakati kalau kalian akan menikah tiga hari lagi." "Ayah, mom ini apa-apaan sih. Kenapa kalian memutuskan sesuatu tanpa persetujuan kita?" ujar Karina. "Karena kami tau Karin, kalau kami bertanya kepada kalian soal pernikahan pasti kalian akan menunda-nunda terus. Lagian apa yang
Hari pernikahan pun tiba. Walaupun mereka terjebak dalam permainan sendiri, mereka tetap melakukan apa yang orang tua mereka inginkan. Kendrick yang membantu Karina menjadi pacar pura-puranya sebentar lagi akan menjadi suami beneran. Tidak pernah terbayangkan oleh mereka kalau sandiwara yang mereka lakukan akan membuat mereka menikah. Saat ini Kendrick sudah berada di depan penghulu yang disampingnya juga berada calon istri Kendrick, yaitu Karina. Dengan lancar dan tanpa kendala Kendrick mengucapkan ijab qobul. "Saya terima nikah dan kawinnya Karina Fredikha Ibrani binti Bram Ibrani dengan maskawin tersebut dibayar tunai." "Bagaimana para saksi, sah?" "Sah," jawab semua orang. "Alhamdulillah." Penghulu membacakan do'a untuk Karina dan juga Kendrick. "Sekarang kalian udah sah menjadi suami istri," kata penghulu.