Share

4. Pertemuan Keluarga

Setelah selesai sarapan Rania pamit duluan untuk pergi ke kampus karena ada kelas pagi hari ini. Kemudian Karina pun berangkat ke kantor menggunakan mobil pribadinya. Sedangkan tuan Bram masih belum bergerak dari meja makan.

"Loh kamu belum berangkat?" tanya nyonya Lisa yang baru selesai membereskan meja makan.

"Aku kan nunggu kamu," kata tuan Bram.

"Aku? Ngapain kamu nungguin aku?" tanya nyonya Lisa heran.

"Aku akan ngajak kamu ketemu dengan ibunya Ken."

Nyonya Lisa semakin bingung. Tuan Bram menjelaskan tujuan pertemuan itu.

"Sejak malam aku melihat Ken, aku langsung menyuruh orang-orang ku untuk mencari tau latar belakang kehidupan Ken. Aku juga udah menemukan ibunya Ken dan pagi ini kita akan ketemu sama dia. Kita bahas soal pernikahan Kirana dan Ken." Tuan Bram menjelaskan.

"Apa ini tidak terlalu buru-buru?"

"Tidak sama sekali. Lagian Karina dan Ken sudah kenal lama, jadi mereka udah gak perlu lagi untuk saling mengenal."

"Baiklah jika itu yang terbaik untuk putri kita, Karina."

"Ayo kita berangkat keburu ibunya Ken menunggu lama di cafe." Tuan Bram dan nyonya Lisa pun pergi ke sebuah cafe.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di cafe citty. Mereka langsung masuk kedalam cafe itu dan melihat orang suruhan tuan Bram sedang duduk bersama ibu-ibu.

"Maaf menunggu lama," kata tuan Bram.

"Farah," ucap nyonya Lisa ketika melihat perempuan itu adalah sahabat lamanya.

"Lisa, apa kabar?"

"Aku baik, sudah lama kita tidak bertemu. Eh tunggu, jangan bilang kamu ibunya Ken, Kendrick Alfarensky?" tanya nyonya Lisa tidak percaya.

"Iya benar, aku ibunya Ken."

"Waw dunia memang sempit ya. Ternyata kalian udah saling kenal, dan sebentar lagi akan menjadi besan."

Ucapan tuan Bram membuat bu Farah bingung, "besan?"

"Sudah ayo kita duduk dulu biar kita ceritakan semuanya."

Tuan Bram dan nyonya Lisa menceritakan tentang hubungan Karina dan juga Kendrick. Mereka juga merencanakan untuk pernikahan putrinya dengan Ken. Karena tuan Bram sudah yakin kalau Kendrick bisa menjadi pendamping hidup yang baik untuk Karina.

Mendengar penjelasan dari tuan Bram dan juga nyonya Lisa, bu Farah sangat antusias. Tidak perlu berpikir panjang bu Farah menyetujui rencana tuan Bram dan nyonya Lisa.

"Aku setuju banget sama rencana kalian. Lagian aku udah pengen banget punya mantu, selama ini kalau aku tanya Ken soal nikah dia selalu menghindar."

"Ya itu sama seperti putri kami Karina. Sepertinya mereka memiliki sikap yang sama, ingin terus mengejar kariernya tanpa memikirkan pernikahan," sambung tuan Bram.

"Kalau boleh tau, kapan kita akan mengadakan acara pernikahan itu?" tanya bu Farah.

"Secepatnya, kita akan mengadakan acaranya tiga hari dari sekarang," jawab tuan Bram.

"Tiga hari? Tapi apa itu tidak terlalu cepat? Lagian Ken belum ada persiapan sedikit pun untuk dia menikah."

"Kamu tenang aja Farah, semuanya biar kami yang urus," kata nyonya Lisa.

"Benar bu Farah, kalian tidak perlu repot-repot mempersiapkan sesuatu semuanya biar kami yang urus," sambung tuan Bram.

"Baiklah kalau begitu, saya sudah tidak sabar ingin punya mantu dan juga cucu."

Tuan Bram langsung menelfon orang-orang kepercayaannya untuk menyiapkan acara pernikahan putri pertamanya dengan Ken. Tuan Bram menginginkan acaranya sangat mewah karena akan kedatangan banyak tamu rekan bisnisnya.

Tidak sulit untuk seorang tuan Bram mengatur semua rencananya. Selain dia orang terpandang dia juga selalu dengan mudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Maaf tuan Bram, apa mereka yang akan menikah sudah tau soal ini?" tanya bu Farah penasaran.

"Soal itu gampang, aku akan bicarakan ini semua di kantor Karina sekalian aku akan menyuruh mereka untuk ke butik feeting baju."

"Baiklah kalau begitu, aku percaya padamu."

"Boleh aku minta nomor telefon Ken?" ucap tuan Bram.

Bu Farah memberikan nomor telefon Ken. Tuan Bram pun langsung menelfon Ken saat itu juga.

"Halo Ken, ini saya Bram."

"Om Bram, ada apa ya om?" tanya Ken dari telfon.

"Hari ini kamu sibuk ga?"

"Tidak om, kebetulan hari ini jadwal mengajar saya kosong."

"Baguslah kalau begitu. Sekarang kamu datang ke kantor Karina ya, kamu udah tau kan alamatnya?"

"Ada apa ya om?" Ken malah bertanya pada tuan Bram.

"Sudah kamu datang saja, nanti kita bicara disana."

"Baiklah om."

Tuan Bram memutuskan panggilan telfonnya. Dia segera bangkit dari duduknya untuk menuju ke kantor Karina.

Tapi sayangnya bu Farah tidak bisa ikut karena dia ada janji dengan temannya. Tuan Bram dan nyonya Lisa saja yang akan pergi ke kantor Karina untuk membicarakan pernikahan mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status