Share

Skandal Pernikahan Sang CEO
Skandal Pernikahan Sang CEO
Author: Vee_nue

Bab 1. Perdebatan Sengit.

Daniel yang sedang bersantai di kantornya tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan seorang gadis cantik bermata biru dari wajahnya saja Daniel mengetahui kalau gadis itu terlihat terlihat sedang marah akan tetapi ia sendiri tidak mengetahui kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai membuat gadis yang sedang berdiri di depan meja kerjanya itu marah besar. “Apa kau tidak punya sopan santun? Setidaknya kau harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke ruanganku.”

Gadis itu langsung melempar selembaran kertas yang sejak tadi dibawanya itu ke wajah Daniel. “Aku datang ke sini bukan untuk bersopan santun seperti yang kau inginkan. Tuan Myers. Kau adalah seorang pengusaha berengsek yang tidak punya hati sehingga kau tidak pantas untuk mendapatkan penghormatan dariku.”

‘’Apa? Coba ulangi lagi kata-katamu.”

“Selain angkuh, sombong dan berengsek ternyata kau juga tuli rupanya. Aku paling benci dengan orang jahat sepertimu seharusnya kau ditendang ke neraka, dasar berengsek!! Jangan mentang-mentang kau adalah pemilik gedung apartemen MYS sampai kau tega melakukan penggusuran,” maki Alice tanpa basa-basi karena ia sudah sangat emosi kepada lelaki berwajah dingin yang sedang duduk di kursi kekuasaannya.”

“Jadi kau datang ke sini lalu memaki diriku hanya untuk memprotes penggusuran gedung apartemen tua itu? Besar sekali nyalimu, Nona.” Emosi Daniel terpancing sudah karena harga dirinya telah diinjak-injak oleh seorang gadis rendahan yang tidak ia kenal.

“Tentu saja aku berani melakukan protes karena gedung itu adalah satu-satunya tempat tinggalku dan aku minta kepadamu untuk segera membatalkan penggusuran apartemen itu atau--”

“Atau apa, hah?! Aku adalah pemilik gedung apartemen tua itu dan itu adalah hakku jika aku ingin merobohkannya ataupun menjualnya, lebih baik tutup saja mulutmu itu lalu tinggalkan kantorku sekarang juga sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeretmu pergi dari sini,”  ancam Daniel cepat setelah ia memotong kata-kata Alice.

Namun, Alice hanya berdiri mematung sambil menatap Daniel dengan tatapan tajam penuh kemarahan. “Aku tidak akan pernah menyerah dan aku akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan gedung apartemen itu.”

“Oh, benarkah? Silahkan saja, kau bisa menggunakan semua kemampuanmu untuk menghalangi penggusuran itu tapi aku tidak yakin kalau kau bisa menghalangi rencanaku. Aku bukanlah tipe orang yang bisa ditundukkan dengan mudah, Nona ….” Daniel menghentikan kata-katanya karena ia tidak tahu nama gadis yang sedang berdiri di hadapannya sekarang ini, tatapan mata Daniel kini tertuju ke arah name tag yang terpasang di baju Alice sehingga Daniel kini mengetahui nama lengkap gadis yang dianggapnya gila itu.

“Nona Alice Morgan, nama yang sangat bagus tapi tidak dengan sikapmu. Sekarang cepat pergi dari kantorku,” usir Daniel.

Alice membalikkan badan kemudian ia pergi meninggalkan kantor Daniel dengan emosi yang masih membara, ia bersumpah akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan gedung yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama 25 tahun ini dan tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup Alice.

“Shit!! Dasar gadis gila tidak berpendidikan, berani sekali dia berkata kasar kepadaku. Lagi pula siapa juga yang menggusur penghuni apartemen tua itu? Kenapa gadis itu seperti orang kesetanan padahal aku tidak mengeluarkan perintah untuk menggusur gedung?“ Daniel mengomel kesal sekaligus penasaran, lelaki itu membaca selebaran kertas yang dilemparkan oleh Alice ke wajahnya tadi.

“Kenapa surat penggusuran ini mengatasnamakanku? Siapa orang yang berani menggunakan namaku untuk melakukan hal gila ini?” Daniel memutar otaknya dan di dalam pikirannya terlintas satu nama yang selama ini sudah membuatnya muak jengah dan muak

“Helena … pasti Helena, wanita itu selalu saja melakukan semua yang diinginkannya bahkan sekarang dia bisa bertindak sejauh ini dengan memalsukan namaku untuk melakukan penggusuran gedung apartemen itu. Gedung itu sangat penting bagi keluarga Myers, aku harus menghentikan wanita itu dan aku akan membatalkan keputusanku untuk mengalihkan gedung itu atas nama Helena atau aku akan mendapat masalah besar nantinya,” ujar Daniel.

Daniel membuka laci lalu  diambilnya sebuah dokumen  yang tersimpan di dalam amplop cokelat kemudian ia pun pergi meninggalkan kantornya.

****

I jam kemudian.

"Cepat tanda tangani surat cerai itu," titah Daniel setelah melemparkan sebuah berkas dokumen ke atas meja rias Helena.

Jari-jari lentik Helena seketika terhenti saat ia sedang memoles bibir mungilnya dengan lipstik warna merah terang. "Surat cerai? Apa kau sekarang ini sedang mabuk?"

"Aku tidak sedang mabuk dan aku sepenuhnya sadar," sanggah Daniel.

"Lalu kenapa tiba-tiba kamu memberiku surat cerai untuk ditandatangani?" Helena menatap tajam wajah Daniel melalui cermin riasnya.

"Kamu sudah tahu jawabannya, bukan? Sudah tidak ada lagi kecocokan di antara kita berdua dan alasan yang utama ada"

"Masalah anak, bukan? Kita berdua sudah berkali-kali membicarakan tentang masalah ini, Daniel! Dan kau mengatakan akan memberiku kesempatan dengan terus mencobanya," potong Helena cepat.

"Aku sudah menepati ucapanku untuk memberimu kesempatan dan maafkan aku, aku tidak bisa lagi memberikanmu kesempatan karena di satu sisi aku juga sangat membutuhkan seorang pewaris kerajaan bisnisku, Helena. Usiaku akan terus bertambah dan aku tidak mau membuang-buang waktuku untuk terus menunggu seorang pewaris yang tak kunjung hadir," ujar Daniel.

BRAKKK!

Helena menggebrak meja riasnya dan menyebabkan botol-botol parfum serta skincare-nya berjatuhan. "Sampai mati

pun aku tidak akan pernah mau menandatangani surat cerai darimu, Daniel. Aku tidak mau bercerai darimu," tegas Helena.

Helena berbalik cepat menghadap

Daniel dan menatap suaminya penuh kemarahan. "Memangnya selama ini kau anggap aku apa?! Aku istrimu yang sah dan aku bukan mesin pencetak anak, seharusnya kau bisa sedikit bersabar dan menunggu sampai aku bisa melahirkan keturunan untukmu," protesnya.

"Lima tahun Helena, aku sudah menunggu selama lima tahun seperti yang kau janjikan. Tapi janjimu itu tak kunjung terealisasi dan bagiku kau sudah benar-benar gagal sebagai seorang istri, terima sajalah nasibmu dan cepat tanda tangani surat cerai itu demi kebaikan kita bersama," jelas Daniel.

Wajah Helena berubah merah padam, kedua tangannya mengepal erat lalu ia langsung menyambar dokumen yang diberikan oleh Daniel kepadanya. "Kau ingin aku menandatangani ini, bukan? Baik ... aku akan memberi apa yang kamu inginkan," ujar Helena seraya mengangkat surat cerai pemberian Daniel tinggi-tinggi.

Helena berbalik cepat lalu ia menggeledah laci meja riasnya untuk mencari sesuatu, senyumnya seketika mengembang saat ia menemukan korek api dari laci kedua dan tanpa berpikir panjang perempuan berambut panjang itu langsung memantik korek api kemudian membakar surat cerai sampai berubah menjadi abu. Tawa Helena pecah dan ia merasa sangat senang saat melihat abu surat cerai yang dibakarnya itu berserakan di atas lantai, tatapan mata perempuan itu kembali tertuju ke arah Daniel.

"Abu kertas itu adalah jawabanku, kalau kau ingin bercerai dariku maka kau harus membunuhku terlebih dahulu dan membakarku sampai jadi abu. Kalau kau ingin menyerah dengan pernikahan kita, silakan. Akan tetapi aku tidak akan pernah mau menyerah," tegas Helena.

Daniel menatap Helena, Daniel berjalan mendekati istrinya lalu memegang dagu Helena kuat-kuat. "Kau sudah benar-benar gila, Helena! Aku memang tidak akan pernah bisa membunuhmu dan menjadikanmu abu, tapi aku bisa membuatmu hidup seperti di dalam neraka. Aku akan membuatmu menyerah sehingga kau sendirilah yang akan berlutut dan memohon kepadaku agar aku mau membebaskanmu dari pernikahan ini," tandasnya.

Daniel mengempaskan dagu Helena kasar sampai istrinya itu terjatuh di lantai, lalu Daniel berjalan menuju ke pintu. "Aku mencintaimu, Daniel! Aku tidak akan pernah menyerah dan aku lebih senang hidup di neraka asalkan aku bisa tetap hidup bersama denganmu," teriak Helena yang membuat langkah kaki Daniel terhenti sejenak lalu ia kembali berjalan keluar dari pintu.

BLAM! Daniel menutup pintu dengan sangat kasar sehingga menimbulkan suara berdebam.

Tangis Helena pecah. "Arrrrrrggghhh! Sialan kau Daniel! Kenapa kau membuangku begitu saja seperti sampah hanya karena kau tidak bisa mendapatkan seorang pewaris," teriaknya dengan suara tangis meraung-raung seraya membanting semua barang-barang yang berada di dalam kamarnya.

“Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Daniel. Semua harta milikmu hanya akan menjadi milikku, kau menginginkan seorang pewaris, bukan? Baik … aku akan memberimu seorang anak yang akan mewarisi semua hartamu tapi akan kupastikan kalau anak itu bukanlah darah dagingmu,” ujar Helena sambil menghapus air matanya, wanita itu kemudian tersenyum menyeringai.

“Gedung tua sialan itu, aku harus merobohkannya secepat mungkin sebelum Daniel berubah pikiran dan mengambil gedung itu dariku. Aku harus mengamankan semua aset kekayaan yang pernah dijanjikan oleh laki-laki sialan itu sebelum semuanya kembali diambil oleh Daniel,” sambung Helena.

2 hari kemudian.

Beberapa berandalan suruhan Helena mendatangi gedung apartemen yang ditinggali oleh Alice, para berandalan itu berbuat onar dan mereka juga berani mengancam para penghuni apartemen dengan menggunakan senjata supaya para penghuni apertemen itu ketakutan sehingga mereka semua bisa secepatnya pindah. Alice pun berpikir kalau berandalan itu adalah orang suruhan Daniel makanya gadis itu pun memutuskan untuk pergi ke perusahaan Daniel Myers untuk melakukan negosiasi.

Kini Alice sudah sampai di depan gedung pencakar langit yang berdiri dengan sangat kokoh dan megah, Alice ingin sekali masuk ke dalam untuk menemui sang pemilik perusahaan akan tetapi itu sangatlah sulit mengingat penjagaan di luar gedung yang sangat ketat. Namun, Alice tidak mau menyerah semudah itu dan ia memutar otak untuk mencari agar ia bisa kembali masuk ke dalam gedung. Alice menyelinap dalam rombongan karyawan tapi sialnya ia malah tertangkap petugas keamanan.

"Lepaskan aku!! Aku ingin bertemu dengan Tuan Myers!! Aku harus bertemu dan berbicara dengan Tuan Myers," teriaknya sembari terus memberontak.

“Maaf, Tuan Myers belum datang dan nona tidak bisa bertemu dengan Tuan Myers tanpa membuat janji terlebih dahulu," sahut sang petugas keamanan.

"Bohong!! Jangan membohongiku, aku tahu kalau tuan Myers ada di dalam gedung ini. Tolonglah aku, biarkan aku masuk dan bertemu dengan Tuan Myers karena ini menyangkut tempat tinggal puluhan keluarga miskin yang akan segera digusur oleh Tuan Myers," pinta Alice.

"Maafkan kami, kami tidak bisa menolongmu karena kami hanya menjalankan tugas kami sesuai perintah," ucap salah seorang petugas keamanan.

"Persetan dengan boss kalian!! Cepat lepaskan aku dan biarkan aku masuk ke dalam," bentak Alice emosi.

Ciiitt ... Di saat yang bersamaan, sebuah mobil Rolls-Royce berwarna hitam berhenti tepat di pintu gerbang dan perhatian sang penumpang mobil mewah itu kini tertuju kepada Alice yang tengah mengamuk.

"Ada apa ini? Kenapa kau tidak menjalankan mobilnya?" Tanya Daniel kepada sopirnya.

"Mobilnya terhalang, Tuan. Sepertinya nona muda itu mengamuk dan ia mengatakan ingin bertemu dengan Tuan," jawab sang sopir.

"Acuhkan saja, suruh petugas keamanan untuk mengusir gadis gila itu dari sini. Aku tidak mau waktuku terbuang sia-sia hanya karena gadis gila itu," perintah Daniel.

Sang sopir mengangguk pelan kemudian ia membuka jendela kaca mobil dan berbicara dengan salah satu petugas keamanan. Saat sang sopir dan petugas keamanan menyebut nama Myers, Alice pun langsung tahu kalau orang yang dicarinya ada di dalam mobil yang kini berada di dekatnya.

Alice menginjak kaki seorang petugas keamanan dan ia juga menyikut perut seorang petugas lainnya yang sedang memegangi kedua lengannya, dan barulah gadis itu bisa bebas sekarang. Alice langsung berlari menghampiri mobil Daniel kemudian menggedor kaca jendela mobil mewah Daniel.

"Hei, Tuan Myers. Cepat buka kaca mobilmu, aku ingin berbicara denganmu sekarang juga!!" Alice terus menggedor-gedor pintu kaca mobil seperti orang kesetanan.

Namun, Daniel tidak menggubris perkataan Alice sama sekali.

"AKU BILANG CEPAT BUKA PINTUNYA, DASAR MYERS SIALAN!!" Alice kesal setengah mati karena tidak dihiraukan oleh Daniel, dan tanpa pikir panjang ia langsung mengambil sebuah batu berukuran sedang yang berada di bawah pohon. Alice langsung memukul kaca mobil Daniel dengan menggunakan batu hingga kaca mobil Daniel retak, tentu saja amarah Daniel seketika tersulut dan pria bertubuh Atletis itu langsung turun dari mobil.

"APA KAU SUDAH GILA!!! BERANI-BERANINYA KAU MERUSAK MOBILKU," hardik Daniel.

Bersambung.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status