Share

Bab 4. Memulai Drama.

"Aku tahu kau pasti akan datang menemuiku," ucap Daniel seraya menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Jangan banyak bicara, cepat berikan surat perjanjian yang harus aku tandatangani dan segera berikan perintah kepada semua anak buahmu untuk segera pergi dari apartemen MYS," ujar Alice datar.

Daniel menatap sejenak wajah putih mulus Alice tanpa berkedip. Oke ... karena aku juga tidak mempunyai banyak waktu untuk disia-siakan lebih baik kita segera mulai saja."

Daniel memencet tombol intercom. "Cepat datang ke ruanganku sekarang juga dengan membawa surat perjanjian yang aku minta," perintahnya.

"Baik, sekarang juga saya datang ke ruangan bapak."

Daniel mengakhiri panggilan intercom dan kembali menatap Alice yang masih berdiri mematung di hadapannya seraya menundukkan kepalanya sampai ada seorang pria bertubuh tinggi dan memakai setelan jas berwarna hitam memasuki ruang Daniel dengan membawa sebuah tas warna hitam.

"Duduklah dan jangan bersikap seolah-olah aku ini adalah orang yang ingin berbuat jahat kepadamu," titah Daniel kepada Alice.

Alice berjalan duduk di sofa tepat di depan Daniel, pengacara Daniel terlihat sibuk menata dokumen surat-surat perjanjian di atas meja setelah selesai ia berjalan pergi meninggalkan kantor sang bos dan hanya meninggalkan Daniel serta Alice di dalam ruangan.

Daniel meletakkan pena yang terbuat dari emas murni di atas meja dan tepat di depan Alice. "Cepat tanda tangani dokumen perjanjian itu."

Dengan tangan yang gemetaran, Alice mengambil pena emas milik Daniel lalu menandatangani surat perjanjian tanpa membaca terlebih dahulu isi perjanjiannya.

"Surat perjanjian itu berisi tentang pernyataan kalau kau bersedia melakukan semua yang kuperintahkan tanpa terkecuali, dan sebagai gantinya semua biaya perbaikan mobil sudah lunas serta gedung apartemen MYS telah kualihkan kepemilikannya atas namamu. Jadi, karena kau telah menandatangani semua surat yang berada di atas meja itu artinya kesepakatan kita telah berjalan mulai hari ini,'' jelas Daniel.

Kepala Alice seketika terangkat, tatapan matanya kini tertuju ke arah Daniel. Alice terlihat terkejut dengan keputusan yang telah dibuat oleh Daniel, ia tidak menyangka kalau kalau pimpinan perusahaan Myers itu malah menyerahkan apartemen ke tangan Alice. "Apa?! Apakah aku tidak salah mendengar? Aku hanya memintamu untuk tidak mengusir semua penghuni apartemen, tapi kenapa kau malah memberikan gedung itu kepadaku?"

"Kenapa? Kau tidak mau? Padahal kau sudah menandatangani semua surat perjanjiannya serta surat pengalihan kepemilikan apartemen MYS yang sudah menjadi milikmu," jelas Daniel.

"A--aku hanya bertanya bukan berarti aku menolaknya," sahut Alice cepat.

"Semua yang aku telah putuskan pastinya sudah melalui pertimbangan yang sangat matang, satu hal lagi. Aku akan memberikanmu satu permintaan yang boleh kau ajukan kepadaku dan aku pasti akan mengabulkannya. Kau boleh minta apa saja kepdaku, uang, mansion mewah, mobil. Semuanya akan keberikan kepa--"

"Kesucianku ... aku hanya ingin mempertahankan kesucianku," potong Alice cepat.

"Apa?" Daniel menatap Alice dengan setengah terkejut.

Alice menatap Daniel tajam. "Kau boleh menjadikanku budak atau apa pun yang kau inginkan tapi aku minta agar kau tidak menyentuhku, itu adalah permintaanku."

Daniel tersenyum sinis. "Kalau masalah itu aku tidak bisa menepati janjiku, karena yang aku inginkan adalah kita segera menikah dan aku tidak bisa menjamin untuk terus menjaga keperawananmu. Asal kau tahu saja, saat aku mabuk dan kesadaranku sepenuhnya hilang maka aku akan melakukan hal-hal di luar kendali."

"Ta--tapi kau sudah berjanji kepadaku untuk mengabulkan satu pemintaanku," protes Alice.

"Kalau kau meminta harta maka aku akan langsung memberimu tanpa perlu berpikir, tapi kalau soal gadis dan keperawanan jangan pernah kau berharap lebih kepadaku, Nona Alice. Salah besar kalau kau meminta seekor harimau kelaparan untuk menjaga seekor anak rusa untuk tetap utuh anggota badannya," ujar Daniel yang membuat wajah Alice seketika pucat pasi.

Drrrrt Drrrrtt ...

Ponsel Daniel bergetar, Daniel langsung melihat jendela layar ponselnya yang ternyata itu adalah satu pesan singkat dari Helena. Helena meminta Daniel untuk pulang cepat dan datang ke hotel bintang 5 milik keluarga Myers, Helena telah menyiapkan sebuah makan malam romantis di rooftoof hotel. Sepertinya Helena sedang merencanakan sesuatu untuk memperbaiki hubungan pernikahan mereka yang sedang berada di ambang kehancuran, namun, bagi Daniel upaya Helena itu sia-sia saja mengigat Daniel sudah terlalu muak dengan pernikahannya dan ingin cepat-cepat mengakhirinya.

"Hei ... jangan melamun terus dan cepat ikut denganku, aku ingin memperkenalkanmu kepada seseorang dan aku ingin kita bersikpa selayaknya sepasang kekasih yang sangat mesra. Aku harap kau bisa melakukan semua tugasmu dengan sangat baik karena aku sudah memberimu semua yang kau minta," ujar Daniel seraya melemparkan surat kepemilikan gedung apartemen MYS ke Alice.

Alice menghela napas panjang lalu ia mengambil surat yang berhamburan di lantai karena dilempar oleh Daniel. "Kita akan pergi ke mana dan menemui siapa?"

"Kita akan pergi menemui istriku, aku harap kau bisa melakukan semua arahan dan juga perintahku dengan sangat baik," jawab Daniel dingin.

Daniel berdiri dari tempatnya duduk kemudian ia menyambar lalu menggenggam erat pergelangan tangan Alice, Laki-laki bertubuh tinggi tegap itu menyeret Alice pergi keluar dari kantornya, Daniel membawa Alice ke sebuah butik ternama di mana semua baju-bajunya berkualitas premium yang harganya saja bisa mencapai ratusan dollar bahkan jutaan dollar. Daniel memilih semua baju, sepatu, bahkan riasan yang cocok untuk Alice, hanya dalam sekejap saja si bebek buruk rupa telah berubah menjadi seekor angsa cantik.

Daniel sengaja memilih sebuah gaun malam dengan belahan dada sangat rendah yang hampir memperlihatkan buah dada Alice, pun sama halnya dengan belahan baju di bagian paha yang begitu tinggi sehingga mengekspos kaki jenjang Alice. Rambut hitam panjang Alice ditata sangat apik. bagian ujung rambutnya dikeriting gantung yang membuat penampilan Alice terlihat sangat anggun dan cantik bak seorang gadis dari kelas bangsawan.

Namun, Alice terlihat sangat tidak nyaman dengan baju yang mengekspos tubuhnya sehingga kedua tangan gadis itu terlihat sangat sibuk menutupi bagian dada serta pahanya. Diam-diam Daniel mengagumi kecantikan Alice dan tak melepaskan tatapan matanya dari wajah serta tubuh Alice barang sedetik pun, akan tetapi Daniel tidak mau menunjukkan rasa kagumnya di hadapan Alice untuk menjaga harga dirinya.

"Penampilanku terlihat seperti seorang pelacur," ucap Alice sembari menutupi dadanya dengan tas kecillnya.

"Hmm ... kata-kata itulah yang akan diucapkan oleh Helena begitu melihatmu," timpal Daniel.

"Aku rasa istrimu akan menyiramku dengan wine mahal," ucap Alice lagi.

Daniel tersenyum. "Sepertinya kau terlalu banyak menonton drama perselingkuhan orang-orang kaya, tapi aku akui kalau ucapanmu itu 100% akan terjadi. Jadi, lebih baik kau persiapkan mentalmu untuk menghadapi istriku dan jadilah gadis yang kuat agar kau tidak ditindas oleh Helena," pesannya.

"Sebaiknya kau juga persiapkan es batu untuk mengompres wajah tampanmu," usul Alice.

Dahi Daniel mengerut. "Kenapa aku harus menyediakan es batu?"

"Karena Helena pasti akan menamparmu," jawab Alice.

"Sebelum dia berani menamparku, aku pasti akan membunuhnya terlebih dahulu. Aku bukanlah lelaki yang mudah direndahkan oleh satu orang wanita pun," timpal Daniel dengan harga diri yang tinggi.

*****

Helena berkali-kali mematut wajahnya di depan cermin, wajah cantiknya terlihat sangat sempurna dengan sapuan make-up tipis serta lipstik berwarna merah. Helena terlihat begitu gembira saat membayangkan makan malam romantis di bawah sinar lilin bersama dengan Daniel, bibir mungil nan ranum Helena terus mengulas senyuman manis dan ia sudah tidak sabar untuk menunggu kedatangan sang suami tercinta.

Jantung Helena berdebar sangat kencang saat gendang telinganya mendengar sayup-sayup suara Daniel yang berbicara dengan waitres, senyum Helena mengembang dan memperlihatkan deretan gigi putih bersihnya begitu ia melihat Daniel kini sudah berada di hadapannya.

"Kau sudah datang, Sayang. Kenapa kau lama sekali datangnya padahal aku sudah menunggu satu jam lebih," sapa Helena seraya tersenyum lebar.

"Aku datang terlambat karena harus menjemput seseorang," ucap Daniel datar.

Senyum Helena perlahan-lahan menghilang. "Seseorang? Siapa yang kamu maksud?"

Alice berjalan mendekati Daniel dan tubuh langsingnya kini berada di dalam pelukan Daniel.

"Perkenalkan, dia adalah Alice. Calon nyonya Myers," ucap Daniel.

BRAAAKK!

Helena langsung berdiri dari duduknya sambil menggebrak meja. "A--apa? Kau bilang apa?! Coba katakan sekali lagi," ucap Helena yang menatap tajam ke arah Daniel dan Alice.

"Aku datang ke sini bukan untuk makan malam denganmu tapi aku datang ke sini hanya untuk memperkenalkan calon istriku, namanya Alice," jelas Daniel.

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status