"Aku tahu kau pasti akan datang menemuiku," ucap Daniel seraya menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Jangan banyak bicara, cepat berikan surat perjanjian yang harus aku tandatangani dan segera berikan perintah kepada semua anak buahmu untuk segera pergi dari apartemen MYS," ujar Alice datar.
Daniel menatap sejenak wajah putih mulus Alice tanpa berkedip. Oke ... karena aku juga tidak mempunyai banyak waktu untuk disia-siakan lebih baik kita segera mulai saja."
Daniel memencet tombol intercom. "Cepat datang ke ruanganku sekarang juga dengan membawa surat perjanjian yang aku minta," perintahnya.
"Baik, sekarang juga saya datang ke ruangan bapak."
Daniel mengakhiri panggilan intercom dan kembali menatap Alice yang masih berdiri mematung di hadapannya seraya menundukkan kepalanya sampai ada seorang pria bertubuh tinggi dan memakai setelan jas berwarna hitam memasuki ruang Daniel dengan membawa sebuah tas warna hitam.
"Duduklah dan jangan bersikap seolah-olah aku ini adalah orang yang ingin berbuat jahat kepadamu," titah Daniel kepada Alice.
Alice berjalan duduk di sofa tepat di depan Daniel, pengacara Daniel terlihat sibuk menata dokumen surat-surat perjanjian di atas meja setelah selesai ia berjalan pergi meninggalkan kantor sang bos dan hanya meninggalkan Daniel serta Alice di dalam ruangan.
Daniel meletakkan pena yang terbuat dari emas murni di atas meja dan tepat di depan Alice. "Cepat tanda tangani dokumen perjanjian itu."
Dengan tangan yang gemetaran, Alice mengambil pena emas milik Daniel lalu menandatangani surat perjanjian tanpa membaca terlebih dahulu isi perjanjiannya.
"Surat perjanjian itu berisi tentang pernyataan kalau kau bersedia melakukan semua yang kuperintahkan tanpa terkecuali, dan sebagai gantinya semua biaya perbaikan mobil sudah lunas serta gedung apartemen MYS telah kualihkan kepemilikannya atas namamu. Jadi, karena kau telah menandatangani semua surat yang berada di atas meja itu artinya kesepakatan kita telah berjalan mulai hari ini,'' jelas Daniel.
Kepala Alice seketika terangkat, tatapan matanya kini tertuju ke arah Daniel. Alice terlihat terkejut dengan keputusan yang telah dibuat oleh Daniel, ia tidak menyangka kalau kalau pimpinan perusahaan Myers itu malah menyerahkan apartemen ke tangan Alice. "Apa?! Apakah aku tidak salah mendengar? Aku hanya memintamu untuk tidak mengusir semua penghuni apartemen, tapi kenapa kau malah memberikan gedung itu kepadaku?"
"Kenapa? Kau tidak mau? Padahal kau sudah menandatangani semua surat perjanjiannya serta surat pengalihan kepemilikan apartemen MYS yang sudah menjadi milikmu," jelas Daniel.
"A--aku hanya bertanya bukan berarti aku menolaknya," sahut Alice cepat.
"Semua yang aku telah putuskan pastinya sudah melalui pertimbangan yang sangat matang, satu hal lagi. Aku akan memberikanmu satu permintaan yang boleh kau ajukan kepadaku dan aku pasti akan mengabulkannya. Kau boleh minta apa saja kepdaku, uang, mansion mewah, mobil. Semuanya akan keberikan kepa--"
"Kesucianku ... aku hanya ingin mempertahankan kesucianku," potong Alice cepat.
"Apa?" Daniel menatap Alice dengan setengah terkejut.
Alice menatap Daniel tajam. "Kau boleh menjadikanku budak atau apa pun yang kau inginkan tapi aku minta agar kau tidak menyentuhku, itu adalah permintaanku."
Daniel tersenyum sinis. "Kalau masalah itu aku tidak bisa menepati janjiku, karena yang aku inginkan adalah kita segera menikah dan aku tidak bisa menjamin untuk terus menjaga keperawananmu. Asal kau tahu saja, saat aku mabuk dan kesadaranku sepenuhnya hilang maka aku akan melakukan hal-hal di luar kendali."
"Ta--tapi kau sudah berjanji kepadaku untuk mengabulkan satu pemintaanku," protes Alice.
"Kalau kau meminta harta maka aku akan langsung memberimu tanpa perlu berpikir, tapi kalau soal gadis dan keperawanan jangan pernah kau berharap lebih kepadaku, Nona Alice. Salah besar kalau kau meminta seekor harimau kelaparan untuk menjaga seekor anak rusa untuk tetap utuh anggota badannya," ujar Daniel yang membuat wajah Alice seketika pucat pasi.
Drrrrt Drrrrtt ...
Ponsel Daniel bergetar, Daniel langsung melihat jendela layar ponselnya yang ternyata itu adalah satu pesan singkat dari Helena. Helena meminta Daniel untuk pulang cepat dan datang ke hotel bintang 5 milik keluarga Myers, Helena telah menyiapkan sebuah makan malam romantis di rooftoof hotel. Sepertinya Helena sedang merencanakan sesuatu untuk memperbaiki hubungan pernikahan mereka yang sedang berada di ambang kehancuran, namun, bagi Daniel upaya Helena itu sia-sia saja mengigat Daniel sudah terlalu muak dengan pernikahannya dan ingin cepat-cepat mengakhirinya.
"Hei ... jangan melamun terus dan cepat ikut denganku, aku ingin memperkenalkanmu kepada seseorang dan aku ingin kita bersikpa selayaknya sepasang kekasih yang sangat mesra. Aku harap kau bisa melakukan semua tugasmu dengan sangat baik karena aku sudah memberimu semua yang kau minta," ujar Daniel seraya melemparkan surat kepemilikan gedung apartemen MYS ke Alice.
Alice menghela napas panjang lalu ia mengambil surat yang berhamburan di lantai karena dilempar oleh Daniel. "Kita akan pergi ke mana dan menemui siapa?"
"Kita akan pergi menemui istriku, aku harap kau bisa melakukan semua arahan dan juga perintahku dengan sangat baik," jawab Daniel dingin.
Daniel berdiri dari tempatnya duduk kemudian ia menyambar lalu menggenggam erat pergelangan tangan Alice, Laki-laki bertubuh tinggi tegap itu menyeret Alice pergi keluar dari kantornya, Daniel membawa Alice ke sebuah butik ternama di mana semua baju-bajunya berkualitas premium yang harganya saja bisa mencapai ratusan dollar bahkan jutaan dollar. Daniel memilih semua baju, sepatu, bahkan riasan yang cocok untuk Alice, hanya dalam sekejap saja si bebek buruk rupa telah berubah menjadi seekor angsa cantik.
Daniel sengaja memilih sebuah gaun malam dengan belahan dada sangat rendah yang hampir memperlihatkan buah dada Alice, pun sama halnya dengan belahan baju di bagian paha yang begitu tinggi sehingga mengekspos kaki jenjang Alice. Rambut hitam panjang Alice ditata sangat apik. bagian ujung rambutnya dikeriting gantung yang membuat penampilan Alice terlihat sangat anggun dan cantik bak seorang gadis dari kelas bangsawan.
Namun, Alice terlihat sangat tidak nyaman dengan baju yang mengekspos tubuhnya sehingga kedua tangan gadis itu terlihat sangat sibuk menutupi bagian dada serta pahanya. Diam-diam Daniel mengagumi kecantikan Alice dan tak melepaskan tatapan matanya dari wajah serta tubuh Alice barang sedetik pun, akan tetapi Daniel tidak mau menunjukkan rasa kagumnya di hadapan Alice untuk menjaga harga dirinya.
"Penampilanku terlihat seperti seorang pelacur," ucap Alice sembari menutupi dadanya dengan tas kecillnya.
"Hmm ... kata-kata itulah yang akan diucapkan oleh Helena begitu melihatmu," timpal Daniel.
"Aku rasa istrimu akan menyiramku dengan wine mahal," ucap Alice lagi.
Daniel tersenyum. "Sepertinya kau terlalu banyak menonton drama perselingkuhan orang-orang kaya, tapi aku akui kalau ucapanmu itu 100% akan terjadi. Jadi, lebih baik kau persiapkan mentalmu untuk menghadapi istriku dan jadilah gadis yang kuat agar kau tidak ditindas oleh Helena," pesannya.
"Sebaiknya kau juga persiapkan es batu untuk mengompres wajah tampanmu," usul Alice.
Dahi Daniel mengerut. "Kenapa aku harus menyediakan es batu?"
"Karena Helena pasti akan menamparmu," jawab Alice.
"Sebelum dia berani menamparku, aku pasti akan membunuhnya terlebih dahulu. Aku bukanlah lelaki yang mudah direndahkan oleh satu orang wanita pun," timpal Daniel dengan harga diri yang tinggi.
*****
Helena berkali-kali mematut wajahnya di depan cermin, wajah cantiknya terlihat sangat sempurna dengan sapuan make-up tipis serta lipstik berwarna merah. Helena terlihat begitu gembira saat membayangkan makan malam romantis di bawah sinar lilin bersama dengan Daniel, bibir mungil nan ranum Helena terus mengulas senyuman manis dan ia sudah tidak sabar untuk menunggu kedatangan sang suami tercinta.
Jantung Helena berdebar sangat kencang saat gendang telinganya mendengar sayup-sayup suara Daniel yang berbicara dengan waitres, senyum Helena mengembang dan memperlihatkan deretan gigi putih bersihnya begitu ia melihat Daniel kini sudah berada di hadapannya.
"Kau sudah datang, Sayang. Kenapa kau lama sekali datangnya padahal aku sudah menunggu satu jam lebih," sapa Helena seraya tersenyum lebar.
"Aku datang terlambat karena harus menjemput seseorang," ucap Daniel datar.
Senyum Helena perlahan-lahan menghilang. "Seseorang? Siapa yang kamu maksud?"
Alice berjalan mendekati Daniel dan tubuh langsingnya kini berada di dalam pelukan Daniel.
"Perkenalkan, dia adalah Alice. Calon nyonya Myers," ucap Daniel.
BRAAAKK!
Helena langsung berdiri dari duduknya sambil menggebrak meja. "A--apa? Kau bilang apa?! Coba katakan sekali lagi," ucap Helena yang menatap tajam ke arah Daniel dan Alice.
"Aku datang ke sini bukan untuk makan malam denganmu tapi aku datang ke sini hanya untuk memperkenalkan calon istriku, namanya Alice," jelas Daniel.
Bersambung.
"Aku datang ke sini untuk memperkenalkanmu kepada calon istriku yang bernama Alice Morgan," tegas Daniel. "Kau sudah gila, Daniel! Apa kau ingin aku percaya kalau pelacur yang kau bawa adalah calon istrimu? Aku adalah istri sahmu dan selamanya akan tetap menjadi istrimu," hardik Helena. Di saat suasana menjadi semakin tegang karena perdebatan Helena dan Daniel, Alice malah dengan santainya duduk di kursi yang seharusnya menjadi tempat duduk Daniel. Helena pun semakin murka saat melihat Alice mengambil tempat duduk yang dikhususkan untuk Daniel, sepertinya Alice sedang berusaha mendalami perannya menjadi wanita perebut suami orang karena raut wajahnya terlihat begitu santai menanggapi percekcokan suami istri yang sudah lama rumah tangga mereka tidak berjalan dengan harmonis. "Hei, kau pelacur sialan! Siapa yang menyuruhmu duduk di kursi yang aku sudah persiapkan khusus untuk suamiku!" Helena menunjuk wajah Alice menggunakan jari telunjuknya. "Maafkan aku, kakiku terasa sangat sakit
Daniel berjalan mendekati Alice. "Aku tidak pernah bercanda dengan semua ucapanku, termasuk ucapanku tentang menikahimu. Aku ingin seorang anak yang akan kujadikan sebagai pewaris kekakayaanku dan aku rasa kau adalah wanita yang tepat untuk melahirkan calon anakku." Alice mendorong perut sixpack Daniel menjauh karena ia merasa sangat risih saat berada di dekat Daniel. "Jangan terlalu dekat denganku, aku bukanlah tipe gadis yang kau inginkan, bukan? Jika wanita sesempurna Helena saja bisa kau campakkan dengan sangat mudah apalagi aku yang tidak ada apa-apanya dengan Helena, bukankah tujuanmu hanya ingin berpisah dari istrimu saja, 'kan? Aku akan membantumu dengan sekuat tenaga akan tetapi kalau masalah melahirkan anak lebih baik kau cari saja wanita lain." Daniel tersenyum sinis. "Tapi masalahnya aku sudah sangat malas untuk mencari wanita untuk aku nikahi, yang aku butuhkan sekarang ini hanyalah seorang anak untuk bisa meneruskan bisnisku. Aku sudah memilihmu untuk mendapatkan posisi
"Maaf, anda mau pergi kemana?" Tanya salah seorang pengawal yang sedang menghalangi jalan Alice saat ingin keluar mansion. "Jangan halangi jalanku, aku ingin kembali ke apartemen lamaku untuk mengambil beberapa barang-barang yang tertinggal," jawab Alice dingin. "Anda tidak bisa pergi kemanapun karena tuan Daniel telah memerintahkan kami untuk menjaga nona Alice dan tuan juga tidak memperbolehkan nona keluar dari mansion apapun alasannya," sahut sang pengawal berbadan tinggi kekar dengan wajah yang sangat datar dan dingin. Alice mulai kesal dan habis sudah kesabarannya saat menghadapi bodyguard Daniel, dan hal yang paling gadis itu benci di dunia ini adalah diatur-atur dan diperintah bagai budak terlebih sekarang ini kebebasannya juga mulai dikekang. Namun, Alice tidak mau menyerah begitu saja meskipun badannya kalah besar dengan badan pengawal Daniel, akan tetapi kalau soal mendamprat orang maka Alice lah juaranya. "Cepat minggir dan jangan pernah menghalangi jalanku atau kalian ak
Peluru melesat kencang dan tepat mengenai targetnya dan tugas si penembak jitu pun telah selesai, pria bertubuh tinggi yang memakai topi serta masker hitam itu bergegas membereskan peralatannya kemudia ia berjalan pergi meninggalkan atap gedung supaya tidak ada satu orang pun yang memergokinya. Daniel memeluk tubuh Alice erat untuk melindungi gadisnya dari serangan orang yang tidak dikenal, para pengawal Daniel langsung mengelilingi mobil seraya mengarahkan senjata api mereka ke arah atap gedung yang disinyalir sebagai tempat persembunyian si penembak jitu. Dua orang pengawal Daniel berlari menuju ke gedung perkantoran, kedua bodyguard itu langsung memasuki gedung tersebut untuk mengejar sang pelaku penembakan sedangkan pengawal yang lainnya fokus menjaga keamanan Daniel dan juga Alice."ALICE!! Kau baik-baik saja, 'kan?" Tanya Daniel khawatir.Alice mengangguk cepat karena saking terkejutnya. "Mmm ... bagaimana denganmu?" Alice bertanya balik kepada Daniel akan tetapi lelaki yang
"Jadi, pertemuan penting yang kamu maksud adalah ....? "Benar ... hari ini adalah hari ulang tahun pernikahanku dan karena alasan inilah aku bersikeras datang ke sini denganmu," jawab Daniel cepat. "Kau benar-benar menyeretku ke dalam masalah besar!! Tidakkah kau bisa melihat semua wajah tegang itu kini menatap ke arahku?! Ini bahkan sangat mengerikan ketimbang masuk ke dalam kandang buaya," ucap Alice bergidik ngeri seraya menatap satu per satu wajah orang di dalam ruangan yang kini menatapnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki/ "Hmm ... kalau yang masuk adalah gadis lain dia pasti akan mati tapi kau adalah Alice, satu-satunya gadis yang berani merusak kaca mobil Daniel Myers. Aku sangat yakin kalau kau pasti akan selamat karena kau adalah gadis yang sangat bar-bar," timpal Daniel lirih. "Kata-katamu itu membuatku sangat merinding, sekarang aku tahu alasan kenapa kau bisa jadi pria segila ini," ujar Alice. "Cepat katakan alasannya," desak Daniel. "Karena kau dikelilingi ole
Daniel melenguh pelan, kelopak matanya bergerak ke kanan dan ke kiri lalu mulai terbuka perlahan-lahan. Pria itu berdecak kesal setelah ia mengetahui kalau dirinya sedang berada di rumah sakit melihat dari suasana kamarnya yang didominasi oleh warna putih, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri dimana setiap sisi ia melihat selang infus serta Alice yang sedang tertidur di sisi ranjang. Daniel menghela napas panjang lalu ia melepaskan selang infus yang berada di tangan kirinya, pria bertubuh atletis itu sekilas menatap malas ke arah baju seragam motif polkadot rumah sakit yang sedang ia kenakan dan tentu saja ia pun semakin bertambah kesal tentunya sehingga ia langsung melepasnya lalu mengganti bajunya dengan kemeja yang terlipat rapi tepat di samping bantalnya. "Rumah sakit, motif polkadot. Aku benci semuanya," ucap Daniel kesal sambil mengancing kemejanya. Daniel turun dari ranjang dan berniat pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, tapi saat ia melihat ke arah Alice rasanya ti
"Jangan Daniel!! Tolong jangan lakukan ini kepadaku, Daniel. Tolong hentikan, tolong jangan lakukan ini."Alice meronta dan terus memberontak saat Daniel yang sedang mabuk itu terus berusaha untuk menyalurkan hasratnya, bagi gadis seperti Alice selain pernikahan yang indah seperti di negeri dongeng ia juga menginginkan untuk melepaskan mahkotanya dengan pria yang dicintainya dan bukan dengan cara paksaan seperti ini.Air mata Alice mengalir dari ekor matanya saat Daniel melepaskan satu per satu pakaiannya dilepaskan oleh Daniel, akan tetapi di saat Daniel hampir merenggut kesucian Alice, Daniel tiba-tiba berhenti dan malah menatap mata Alice yang berlinang air mata dari situlah hati Daniel sedikit melunak."Pergiilah ... sebelum aku berubah pikiran," lirih Daniel.Alice terisak, kemudian ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya lalu gadis itu berlari sambil berlinang air mata menuju ke kamarnya. Saat Alice berlari keluar dari kamar Daniel ternyata di depan pintu kamar ada Mark
Mobil van berwarna hitam berhenti tepat di depan mobil yang dikendarai oleh Mark, saat ia hendak memundurkan mobil ternyata di belakang mobilnya tiba-tiba saja ada satu lagi mobil van yang menghadang dari arah belakang. Saat ini mobil Mark dikepung dari berbagai arah sehingga ia kini sedang terjepit di tengah, dari kedua mobil van itu keluar satu per satu pria berpakaian serba hitam dengan menggunakan masker sebagai penutup wajah."1,2,3,4,5,6-15 ... Shit!! Ada 15 ekor bajingan yang sedang mencari mati," ujar Mark setelah berhasil menghitung total musuh yang harus dia lawan sekarang."Lalu bagaimana sekarang? Kenapa kamu tidak tabrak saja mobil mereka lalu kabur?" Tanya Alice dengan wajah yang polos."Apa kamu mau mengganti kerusakan mobil kesayangan kak Daniel?" Mark bertanya balik yang direspon dengan gelengan kepala."Jangan bertanya tentang ganti rugi kerusakan mobil kepadaku, aku sekarang ini saja terdampar di keluargamu gara-gara aku merusak mobil kakakmu. Aku sudah cukup trauma