Daniel melenguh pelan, kelopak matanya bergerak ke kanan dan ke kiri lalu mulai terbuka perlahan-lahan. Pria itu berdecak kesal setelah ia mengetahui kalau dirinya sedang berada di rumah sakit melihat dari suasana kamarnya yang didominasi oleh warna putih, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri dimana setiap sisi ia melihat selang infus serta Alice yang sedang tertidur di sisi ranjang. Daniel menghela napas panjang lalu ia melepaskan selang infus yang berada di tangan kirinya, pria bertubuh atletis itu sekilas menatap malas ke arah baju seragam motif polkadot rumah sakit yang sedang ia kenakan dan tentu saja ia pun semakin bertambah kesal tentunya sehingga ia langsung melepasnya lalu mengganti bajunya dengan kemeja yang terlipat rapi tepat di samping bantalnya. "Rumah sakit, motif polkadot. Aku benci semuanya," ucap Daniel kesal sambil mengancing kemejanya. Daniel turun dari ranjang dan berniat pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, tapi saat ia melihat ke arah Alice rasanya ti
"Jangan Daniel!! Tolong jangan lakukan ini kepadaku, Daniel. Tolong hentikan, tolong jangan lakukan ini."Alice meronta dan terus memberontak saat Daniel yang sedang mabuk itu terus berusaha untuk menyalurkan hasratnya, bagi gadis seperti Alice selain pernikahan yang indah seperti di negeri dongeng ia juga menginginkan untuk melepaskan mahkotanya dengan pria yang dicintainya dan bukan dengan cara paksaan seperti ini.Air mata Alice mengalir dari ekor matanya saat Daniel melepaskan satu per satu pakaiannya dilepaskan oleh Daniel, akan tetapi di saat Daniel hampir merenggut kesucian Alice, Daniel tiba-tiba berhenti dan malah menatap mata Alice yang berlinang air mata dari situlah hati Daniel sedikit melunak."Pergiilah ... sebelum aku berubah pikiran," lirih Daniel.Alice terisak, kemudian ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya lalu gadis itu berlari sambil berlinang air mata menuju ke kamarnya. Saat Alice berlari keluar dari kamar Daniel ternyata di depan pintu kamar ada Mark
Mobil van berwarna hitam berhenti tepat di depan mobil yang dikendarai oleh Mark, saat ia hendak memundurkan mobil ternyata di belakang mobilnya tiba-tiba saja ada satu lagi mobil van yang menghadang dari arah belakang. Saat ini mobil Mark dikepung dari berbagai arah sehingga ia kini sedang terjepit di tengah, dari kedua mobil van itu keluar satu per satu pria berpakaian serba hitam dengan menggunakan masker sebagai penutup wajah."1,2,3,4,5,6-15 ... Shit!! Ada 15 ekor bajingan yang sedang mencari mati," ujar Mark setelah berhasil menghitung total musuh yang harus dia lawan sekarang."Lalu bagaimana sekarang? Kenapa kamu tidak tabrak saja mobil mereka lalu kabur?" Tanya Alice dengan wajah yang polos."Apa kamu mau mengganti kerusakan mobil kesayangan kak Daniel?" Mark bertanya balik yang direspon dengan gelengan kepala."Jangan bertanya tentang ganti rugi kerusakan mobil kepadaku, aku sekarang ini saja terdampar di keluargamu gara-gara aku merusak mobil kakakmu. Aku sudah cukup trauma
Helena tidak menyia-nyiakan waktu dan masih terus mencoba untuk merayu Daniel dengan menggunakan kemolekan tubuh yang sudah lama tidak dijamah oleh Daniel, wanita itu berharap kalau kali ini ia bisa hamil setelah berhubungan intim sehingga Daniel mau kembali kepadanya. Helena merangkak naik ke tubuh Daniel lalu mengangkat tangan kanan Daniel lalu meletakkannya tepat di buah dada sebelah kirinya, saat ini gairah Helena sangat membara.Helena merendahkan tubuhnya kemudian ia mulai mengendus leher Daniel, aroma cologne suaminya itu masih sama seperti biasanya sehingga membuat Helena semakin bergairah. Saat Helena hendak melumat bibir Daniel, pria itu malah memalingkan wajahnya sehingga Helena gagal mencium bibir suaminya. Helena tak kehabisan akal, ia mulai menjamah organ vital Daniel untuk merangsang suaminya dan saat Helena hendak melucuti sabuk celana Daniel, lelaki itu langsung mencengkeram pergelangan tangan Helena."Apa yang sedang kamu lakukan?" Daniel terlihat kesal dengan godaan
"Aku sudah memutuskan untuk segera menikahi Alice, tentu saja ini bukan seperti pernikahan seperti di negeri dongeng yang banyak diimpikan oleh gadis-gadis pada umumnya karena aku masih berstatus sebagai suami Helena. Tapi bagiku tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini apalagi kalau hanya soal menikah itu adalah perkara mudah," ujar Daniel yang membuat Alice dan Mark tersentak kaget."Menikah?!" Alice dan Mark memekik bersamaan."Iya, menikah. Kenapa kalian berdua sangat terkejut? Bukannya aku sebelumnya sudah mengatakan tentang rencanaku ini?" Daniel mengulangi lagi ucapannya untuk meyakinkan Alice dan Mark."Iya, kamu mengatakannya tapi kamu tidak bilang kalau akan secepat ini dan aku tidak bisa melakukannya. Tidak bisakah kau mencari gadis lain untuk menggantikanku?" Alice mulai dilanda kebimbangan setelah semua yang telah dilaluinya."Jadi sekarang kau berubah pikiran? Tapi kamu tidak bisa melakukannya, Alice." Daniel menegaskan kata-katanya.Mark memegangi kepalanya yang sekara
Alice meronta-ronta saat Daniel membopong tubuh mungilnya itu ke atas ranjang meskipun Alice terus menerus menyerang Daniel dengan pukulan bertubi-tubi akan tetapi sang CEO itu bisa menahannya, tangan Daniel mencengkeram pergelangan tangan Alice erat-erat hanya dengan menggunakan satu tangan saja sedangkan satu tangannya terlihat melucuti satu per satu pakaian Alice.Tubuh Alice sekarang sudah sepenuhnya telanjang, Daniel menindih tubuh Alice agar tidak banyak bergerak saat ia melepaskan kemeja serta celananya. Daniel benar-benar kesetanan saat melucuti semua pakaiannya karena ia sudah terlanjur menggebu-gebu setelah melihat tubuh telanjang Alice yang sangat menggoda. Sekarang ini Daniel bisa bergerak bebas menikmati tubuh mungil yang sudah tersaji di hadapannya, , lelaki itu langsung menyerang bagian leher Alice kemudian mulutnya bergerak turun ke bagian dada gadis itu dan mulai menikmati puting Alice dengan menghisapnya sambil sesekali menggigit gemas bulatan buah dada Alice. Suara
"Nona Alice akan baik-baik saja setelah ia terbangun, untung saja tuan Daniel datang tepat waktu karena kalau terlambat sedikit saja maka nyawa nona Alice sudah dipastikan tidak akan tertolong," jelas sang dokter sembari memasukkan stetoskopnya ke dalam tas kerja.Daniel kini bisa bernapas lega setelah mendengar penjelasan sang dokter yang membuat perasaannya menjadi sedikit lebih tenang. Beruntung ia bisa menyelamatkan Alice karena kalau ia datang terlambat sedikit saja maka Alice sudah menjadi mayat yang terbaring di peti mati dan tentu saja ini akan menjadi masalah besar baginya mengingat ia sudah terikat dengan Alice."Saya pamit dulu dan ada seorang suster yang akan tinggal untuk merawat nona Alice sampai keadaannya kembali pulih," ucap sang dokter kemudian berlalu pergi meninggalkan mansion Daniel.Daniel menatap wajah Alice yang terlihat sangat pucat seperti seorang mayat, gadis itu terbaring lemah di atas ranjang dengan jarum infus yang terpasang di punggung tangan sebelah kir
Daniel menatap jijik ke arah Helena dan Marco yang sedang bercinta di samping kolam renang, sungguh pemandangan yang sangat ingin dihindari olehnya akan tetapi sekarang ini ia malah bisa melihat sisi positif dari adegan panas yang dilakoni oleh sepupu dan juga istrinya. Daniel sebenarnya sudah lama mengetahui bahwa kata-kata cinta yang selalu digaungkan oleh Helena adalah sebuah omong kosong belaka, karena ia tidak pernah merasakan ketulusan ataupun rasa cinta dalam diri Helena.Sebenarnya Daniel sempat menyesali kedatangannya ke mansion tempat Helena tinggal karena selain ia sedang malas bertatap muka dengan istrinya, ia juga merasa malas untuk melihat drama murahan Helena yang selalu merasa tersakiti oleh kelakuannya serta skandal yang ia ciptakan bersama dengan Alice. Namun, rasa malasnya seketika hilang begitu saja setelah ia menyaksikan perselingkuhan Helena dengan Marco.Daniel akhirnya memutuskan untuk pergi dari area kolam renang setelah mengambil beberapa rekamanan hubungan i