Share

Bab 6. Musuh Yang Tak Terduga.

Daniel berjalan mendekati Alice. "Aku tidak pernah bercanda dengan semua ucapanku, termasuk ucapanku tentang menikahimu. Aku ingin seorang anak yang akan kujadikan sebagai pewaris kekakayaanku dan aku rasa kau adalah wanita yang tepat untuk melahirkan calon anakku."

Alice mendorong perut sixpack Daniel menjauh karena ia merasa sangat risih saat berada di dekat Daniel. "Jangan terlalu dekat denganku, aku bukanlah tipe gadis yang kau inginkan, bukan? Jika wanita sesempurna Helena saja bisa kau campakkan dengan sangat mudah apalagi aku yang tidak ada apa-apanya dengan Helena, bukankah tujuanmu hanya ingin berpisah dari istrimu saja, 'kan? Aku akan membantumu dengan sekuat tenaga akan tetapi kalau masalah melahirkan anak lebih baik kau cari saja wanita lain."

Daniel tersenyum sinis. "Tapi masalahnya aku sudah sangat malas untuk mencari wanita untuk aku nikahi, yang aku butuhkan sekarang ini hanyalah seorang anak untuk bisa meneruskan bisnisku. Aku sudah memilihmu untuk mendapatkan posisi terhormat itu lalu apa lagi yang kau takutkan? Kau hanya cukup tidur denganku sehingga kau bisa hamil lalu melahirkan anakku, lalu susahnya dimana? Di luar sana banyak sekali wanita yang mengantri hanya untuk tidur tdenganku, tapi kenapa kau sangat sombong kepadaku?!"

"Jangan lupa kalau aku sudah memberimu gedung tua itu dan menhanggap lunas semua hutangmu, bersikap baiklah kepadaku sesuai dengan perjanjian yang sudah kau tanda-tangani, Nona Alice." Daniel menekankan semua yang telah ia berikan kepada Alice untuk menyadarkan gadis itu kalau hidup dan matinya sepenuhnya berada di dalam genggaman tangan Daniel

"Lalu ....?! Bukankah kau sendiri yang memberiku gedung itu, kalau kau ingin mengambilnya lagi, silahkan!! Aku tidak akan perduli karena aku sekarang sudah malas berurusan denganmu ataupun dengan Helena," tantang Alice seraya mendongakkan wajahnya.

Daniel memegang dagu Alice erat dan ia terlihat kesal karena sikap Alice yang sangat susah untuk ditundukkan. "Jangan berbicara omong kosong kepadaku, aku mengalihkan kepemilikan gedung itu hanya karena aku ingin menyelamatkan apa yang ingin kuselamatkan. Kalau kau sudah tidak menginginkannya lagi itu artinya kau sudah siap untuk menanggung akibatnya jika gedung apartemen itu berhasil direbut oleh Helena, anak-anak yatim piatu dan juga para lansia penghuni gedung akan kehilangan tempat tinggal lalu mereka akan terlunta-lunta di jalanan dan jika itu semua terjadi maka kau lah yang patut disalalhkan, apa kau paham Nona Morgan?!"

"Kalau kau sudah tidak tertarik lagi dengan gedung tua itu lalu kenapa kau terus saja membicarakan gedung yang telah kau berikan kepadaku? Apa kau tidak ikhlas karena telah memberikan gedung itu kepadaku?! Kalau kau memang tidak ikhlas melepaskan gedung itu tinggal ambil saja dariku," kesal Alice.

Alice menepis kasar tangan Daniel dari dagunya. "Apa kau sedang mengancamku? Aku tahu kalau kau mempunyai segalanya dan bisa melakukan semua yang kau mau tapi asal kau tahu saja, Tuan Myers. Aku bukanlah seorang budak yang bisa kau perintah dengan sesuka hati meskipun kau telah berjasa menyelamatkan banyak orang."

"Hmm ... sangat menarik, aku sangat menyukainya. Ternyata aku memang tidak salah memilih," ujar Daniel sambil tersenyum senang karena ia telah mendapatkan mainan baru yang membuatnya tertantang.

"Apa maksudmu? Di bagian mana dari kata-kataku yang menurutmu sangat menarik?" Tanya Alice penasaran.

"Hal yang membuatku tertarik adalah ...." Daniel tidak meneruskan ucapannya ia malah berjalan perlahan-lahan mendekati Alice.

Alice langsung mengambil ancang-ancang jika Daniel ingin berbuat macam-macam kepadanya, kedua tangan mungil gadis itu sekarang mengepal kuat meskipun ia tidak pernah belajar ilmu bela diri akan tetapi kalau soal pukul memukul ia adalah jagonya. Namun, saat tubuh Daniel semakin mendekatinya nyatanya Alice tidak bisa berbuat apapun karena ukuran tubuhnya yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tubuh Daniel, alih-alih bisa memukul Daniel. Tangan Alice malah gemetaran dan nyalinya seketika menciut saat Daniel berhasil mengukung tubuh gadis mungil itu ke dinding.

"Hal yang aku suka darimu adalah jiwa pemberontakmu, aku sangat suka gadis liar yang tidak mudah ditaklukkan sepertimu karena jika aku membawamu ke atas ranjang bisa membuat hasratku semakin bergelora," ujar Daniel sambil menatap Alice dengan tatapan mendominasi.

"Kau benar-benar gila!! Aku tidak akan segan-segan membunuhmu jika kau berbuat macam-macam kepadaku," ancam Alice.

"Lakukan saja semua sesuka hatimu karena aku tidak pernah takut akan ancamanmu," timpal Daniel.

"Menjauhlah dariku," usir Alice seraya mendorong perut sixpack Daniel yang selalu terbalut setelan kemeja.

"Baiklah ... aku pergi mandi lalu berisrirahat dan kalau kau mau tahu dimana kamarmu, itu adalah kamarmu tepat di belakangmu," ucap Daniel seraya menunjuk pintu yang berada tepat di belakang Alice.

Setelah menunjukkan kamar Alice, Daniel pun langsung pergi meninggalkan gadis yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

Sementara itu ....

"Dasar pelacur sialan!! Berani-beraninya kau merebut suamiku!! Aku tidak akan pernah membiarkanmu merebut Daniel dan juga harta yang menjadi hakku, aku pasti akan membunuhmu. Aku pasti akan menyingkirkan benalu itu dan takkan kubiarkan perempuan sialan itu menguasai harta Daniel," teriak Helena.

Helena mengamuk sambil memecahkan semua koleksi vas serta barang pecah belah yang koleksinya yang tertata rapi dan tersebar di setiap sudut ruangan dengan menggunakan tongkat golf milik Daniel, setelah semua vas pecah ia berjalan ke dapur lalu melemparkan semua piring ke lantai hingga pecah berkeping-keping. Semua barang pecah belahnya kini telah hancur menjadi pecahan-pecahan kecil yang berserakan di lantai, Helena seperti orang kesetanan sehingga membuat semua pelayan ketakutan akan tetapu kemarahannya itu tidak berlangsung lama karena ia berhenti memecahkan semua barang pecah belahnya setelah tubuhnya kelelahan.

Tubuh Helena yang kelelahan akhirnya terjatuh duduk di lantai, air mata yang tadinya terbendung di pelupuk matanya kini terjatuh setetes demi setetes hingga akhirnya tangis Helena pun pecah dan berubah menjadi tangisan yang meraung-raung. Di saat Helena sedang menangis histeris, tiba-tiba datanglah seorang pria yang usianya sebaya dengan Helena, pria itu menghela napas panjang setelah melihat semua pecahan vas dan barang pecah belah yang berserakan di seluruh lantai.

"Apakah hanya ini saja yang bisa kau lakukan? Aku rasa memecahkan vas dan barang pecah belah adalah satu-satunya hal yang bisa kau lakukan setelah suamimu pergi bersama dengan gadis lain," ucap Marco.

"Apa? Kau ternyata sudah mengetahuinya? Katakan kepadaku sudah berapa lama kau tahu tentang perselingkuhan Daniel dengan pelacur itu? Kau sudah tahu semuanya tapi kenapa kau malah diam dan tidak memberitahuku," hardik Helena.

"Aku juga baru mengetahuinya dari orang kepercayaanku dan setelah itu aku langsung datang kemari untuk melihat keadaanmu. Kau benar-benar sudah tidak tertolong lagi, Helena." Marco menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuan istri Daniel yang seperti anak TK kalau sedang marah.

"BOHONG!! KAU PEMBOHONG!! Kau adalah sepupu Daniel, kau pasti tahu hal ini sejak lama dan merahasiakan hal ini dariku!!  Jangan membohongiku lagi atau aku akan membunuhmu," bentak Helena kasar.

"Kau meragukanku lagi?! Setelah sekian lama aku berpihak kepadamu tapi kenapa kau masih saja meragukanku, aku selalu berdiri di pihakmu tapi kenapa kau masih saja tidak mempercayaiku." Marco terlihat sangat kecewa mendengar tuduhan yang dilontarkan oleh Helena lepadanya.

"Karena kau adalah sepupu Daniel," timpal Helena.

"Aku memang sepupu Daniel tapi aku tidak pernah memihaknya," balas Marco.

"Kalau kau memang benar-benar memihakku, bisakah kau bawa Daniel kepadaku?  Kalau aku kehilangan Daniel maka tamatlah riwayat kita, jika pelacur kecil itu berhasil meluluhkan hati Daniel maka semua harta kekayaan Daniel tidak akan pernah bisa kita dapatkan."

Marco menggeleng pelan karena ia tidak bisa memenuhi permintaan Helena. "Daniel tidak akan pulang malam ini, dia sekarang berada di mansion lamanya bersama dengan selingkuhannya. Aku rasa kali ini Daniel tidak akan pernah pulang lagi ke rumah," jawabnya.

"Apa?!! Kau bilang apa barusan, coba ulangi lagi." Helena terlihat sangat terkejut dan ia tidak percaya dengan kata-kata Marco.

"Daniel memutuskan untuk tinggal bersama dengan gadisnya di mansion lamanya dan menurut informasi yang aku dapat, Daniel tidak akan pernah mau tinggal lagi bersama dengamu," jelas Marco.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau kehilangan Daniel, a--aku akan membawa Daniel pulang kembali ke rumah. Kalau perlu aku akan menyeret suamiku pulang ke rumah," ujar Helena yang langsung berdiri dari duduknya.

Saat Helena berjalan melewati Marco, pria itu langsung mencengakeram lengan Helena yang otomatis menghentikan langkahnya. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan menyeret Daniel pulang!! Kalau perlu aku akan membawa banyak pengawal untuk membawa suamiku pulang ke rumah," jawab Helena dengan nada tinggi.

"Jangan bodoh, Helena. Daniel bukanlah seorang anak kecil yang bisa kau atur atau kau seret pulang. Dia adalah Daniel Myers dan kau tahu betul sifat suamimu. Daniel telah membuangmu dan ia tidak akan pernah mau kembali lagi dalam pelukanmu," tegas Marco.

Emosi Helena tersulut dan ia tidak terima dengan ucapan Marco yang seakan menjadi  kepurusan final. "Katakan sekali lagi dan aku tidak akan pernah mengampunimu!! Aku akan membunuhmu sekarang juga kalau kau berani mengatakan omong kosong itu di hadapanku!!" Helena kembali mengancam Marco.

"Dasar wanita bodoh!! Kalau kau ingin membunuh, kenapa kau tidak bunuh saja si pelacur sialan yang telah merebut Daniel dari pelukanmu, begitu si pelacur sialan itu mati maka Daniel otomatis kembali kepadamu. Apakah kau lupa satu hal? Daniel tidak bisa menceraikanmu makanya ia membuat skandal perselingkuhan dengan perempuan itu agar kalian bisa bercerai, coba pikirkan baik-baik. Kau adalah istri sah Daniel Myers yang tidak akan pernah bisa ia ceraikan dan kalau kau berhasil menyingkirkan selingkuhan Daniel maka--"

"Maka Daniel akan kembali dalam pelukanku?"  Helena memotong ucapan Marco dengan cepat.

"Aku rasa otakmu sudah bisa berfungsi dengan normal sekarang?" Marco tersenyum Sinis.

"Apa yang harus aku lakukan? Cepat katakan kepadaku semua rencanamu," desak Helena.

"Merebut perusahaan Daniel dan menyingkirkan si pelacur itu tentunya." Marco tersenyum menyeringai, sejumlah rencana licik telah ia persiapkan untuk bisa menghancurkan Daniel karena selama ini ia diam-diam menyimpan dendam kepada sepupunya itu dan kini ia mendapatkan sedikit celah untuk bisa mulai menjalankan rencana liciknya.

Bersambung

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Erva day
ceritanya bagus jh
goodnovel comment avatar
musyarofahwand
helena bikin gregetan rasanya pengen tak pites kayak kutu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status