Share

Bab 5. Pindah Ke Neraka.

"Aku datang ke sini untuk memperkenalkanmu kepada calon istriku yang bernama Alice Morgan," tegas Daniel.

"Kau sudah gila, Daniel! Apa kau ingin aku percaya kalau pelacur yang kau bawa adalah calon istrimu? Aku adalah istri sahmu dan selamanya akan tetap menjadi istrimu," hardik Helena.

Di saat suasana menjadi semakin tegang karena perdebatan Helena dan Daniel, Alice malah dengan santainya duduk di kursi yang seharusnya menjadi tempat duduk Daniel. Helena pun semakin murka saat melihat Alice mengambil tempat duduk yang dikhususkan untuk Daniel, sepertinya Alice sedang berusaha mendalami perannya menjadi wanita perebut suami orang karena raut wajahnya terlihat begitu santai menanggapi percekcokan suami istri yang sudah lama rumah tangga mereka tidak berjalan dengan harmonis.

"Hei, kau pelacur sialan! Siapa yang menyuruhmu duduk di kursi yang aku sudah persiapkan khusus untuk suamiku!" Helena menunjuk wajah Alice menggunakan jari telunjuknya.

"Maafkan aku, kakiku terasa sangat sakit makanya aku duduk saja di kursi kosong ini. Lagipula di kursi ini tidak ada tertulis nama Daniel, jadi aku bebas duduk di sini, bukan?" Alice menjawab pertanyaan Helena dengan santainya.

"Dasar pelacur sialan!" Helena berteriak mengumpat Alice.

"Tutup mulutmu, Helena! Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menghina atau berbicara kotor kepada calon istriku, apa kau mengerti?!" Daniel tak kalah sengit membalas perkataan istrinya.

Tatapan mata kemarahan Helena kini beralih menatap Daniel. "Jadi ini tipuan kotor yang kau mainkan untuk menyakitiku, kalau kau melakukan ini semua hanya untuk membuatku setuju bercerai darimu, kau salah besar, Daniel. Aku akan pertegas kembali ucapanku, sampai matipun aku tidak akan pernah mau bercerai darimu! Aku akan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan pernikahan kita," tegasnya.

Daniel menghela napas panjang. "Aku tahu ... tapi aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu, sekuat apa pun kau ingin menggenggamku pada akhirnya aku tetap akan lepas dari genggamanmu dan sekeras apa pun kau ingin mempertahankan pernikahan kita, tapi kalau sudah tidak ada lagi keharmonisan di dalamnya pernikahan kita tetap akan hancur. Sebaiknya kau menyerah saja karena mulai hari ini aku tidak akan pernah pulang ke bangunan dingin yang selama ini kau sebut rumah, mulai hari ini aku akan pindah ke mansion lamaku dan tinggal bersama dengan Alice di sana."

"Apa kalian akan tetap bertengkar sambil berdiri seperti ini? Coba lihat di sana, ada banyak mata pasang mata yang sedang melihat pertengkaran kalian berdua. Dan kau, apa kau akan terus memaksa Daniel untuk tetep tinggal bersamamu meski dia sudah tidak lagi mencintaimu? Sebagai seorang istri yang gagal, selain kau sangat egois rupanya kau juga seorang wanita yang sangat egois, Nyonya Helena Myers. Oh, salah. Bukankah sebentar lagi kau sudah tidak menyandang nama Myers lagi, 'kan?" Alice yang sejak tadi hanya duduk diam kini malah berani bersuara mengkritik Helena.

"DASAR PELACUR SIALAN! PERGI SAJA KAU KE NERAKA!"

Mata Helena memerah menahan tangis, namun, bukan Helena namanya kalau ia hanya diam begitu saja menahan hinaan serta rasa sakit hati yang disebabkan oleh Daniel dan Alice. Helena langsung menyambar gelas air putih yang masih terisi penuh lalu menyiramnya ke wajah Alice. Tak hanya menyiram Alice, Helena berjalan maju mendekati Alice akan tetapi Daniel langsung berjalan maju menghadang Helena agar istrinya itu tidak menyerang Alice.

"Cepat minggir! Jangan menghalangi jalanku, Daniel! Aku akan merobek mulut pelacur sialan itu dan akan kuberi dia pelajaran agar tidak seenaknya berkata buruk tentangku atau pernikahanku," bentak Helena seraya terus memberontak mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Daniel.

"HENTIKAN HELENA! Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti Alice atau kau akan menanggung akibatnya kalau kau berani menyakiti calon istriku," sengit Daniel.

"Aku istrimu, Daniel! Aku adalah istrimu dan bukan pelacur itu! Seharusnya kau membela dan berpihak kepadaku bukannya malah membela pelacur sialan itu," teriak Helena seperti orang kesetanan.

Tatapan Daniel kini tertuju ke arah beberapa waiter dan pegawai hotel yang sedang menonton perkelahian Danile dan Helena. "Apa kalian cuma bisa menonton saja, hah?! Cepat panggil orang untuk membawa Nyonya Helena pergi dari sini," perintahnya kepada pegawai hotel.

"Kau memang istri yang dipilihkan oleh keluargaku, tapi selama ini aku tidak pernah mencintaimu, Helena. Selama lima tahun ini aku tidak pernah merasa sedikit pun kebahagiaan karena yang kau nikahi selama ini hanyalah ragaku, sedangkan hatiku selama ini terasa sangat kosong," ungkap Daniel.

"Berikan aku satu kesempatan, berikan aku waktu satu minggu, bersikap baiklah kepadaku dan aku pasti akan segera hamil. Aku pasti bisa memberimu seorang anak asalkan kau bersikap baik kepadaku," pinta Helena memelas.

Beberapa pengawal Daniel akhirnya datang, mereka kini sedang berdiri dalam jaraHelena bersiap untuk menerima perintah dari Daniel.

"Tidak akan ada kesempatan lagi, Helena. Lima tahun adalah waktu yang cukup lama bagiku dan kau tidak bisa membuktikan apa pun," putus Daniel.

"Cepat bawa nyonya Helena pulang ke rumah dan pastikan ia tetap berada di dalam rumah," perintah Daniel kepada pengawalnya.

"Baik, Tuan Daniel."

Para pengawal pun akhirnya membawa pergi Helena yang menangis meraung-raung memanggil nama suami yang sangat ia cintai, namun, Daniel sama sekali tidak perduli dengan tangis serta jeritan putus asa Helena sebab jantung Daniel tidak pernah sama sekali berdebar saat berada di dekat Helena.

"Kau adalah lelaki yang sangat kejam dan tidak punya hati," ujar Alice.

"Aku tahu," timpal Daniel.

"Ayo kita pergi dari sini," ajak Daniel.

"Pergi ke mana?" tanya Alice datar.

"Ke rumah barumu," jawab Daniel seraya berjalan pergi.

*****

Beberapa saat kemudian .…

Mobil mewah Daniel berhenti tepat di depan sebuah mansion mewah lamanya yang ia tinggali sebelum menikah dengan Helena. Daniel langsung turun dari mobil diikuti Alice dari belakang, lelaki itu berjalan masuk ke dalam mansion dengan mata yang berbinar.

"Akhirnya aku bisa kembali ke rumah lamaku," ucap Daniel.

"Selamat untukmu dan bisakah kau antarkan aku pulang ke apartemenku?"

"Siapa yang bilang kalau kau akan pulang ke apartemenmu? Mulai sekarang kau akan tinggal di sini bersamaku dan itu sudah tertulis di surat perjanjian," sahut Daniel.

"Tinggal bersamamu? Aku pikir kau tadi hanya bercanda," pekik Alice.

Daniel berjalan mendekati Alice. "Aku tidak pernah bercanda dengan semua ucapanku, termasuk ucapanku tentang menikahimu. Aku ingin seorang anak yang akan kujadikan sebagai pewaris kekakayaanku dan aku rasa kau adalah wanita yang tepat untuk melahirkan calon anakku."

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status