"Aku datang ke sini untuk memperkenalkanmu kepada calon istriku yang bernama Alice Morgan," tegas Daniel.
"Kau sudah gila, Daniel! Apa kau ingin aku percaya kalau pelacur yang kau bawa adalah calon istrimu? Aku adalah istri sahmu dan selamanya akan tetap menjadi istrimu," hardik Helena.
Di saat suasana menjadi semakin tegang karena perdebatan Helena dan Daniel, Alice malah dengan santainya duduk di kursi yang seharusnya menjadi tempat duduk Daniel. Helena pun semakin murka saat melihat Alice mengambil tempat duduk yang dikhususkan untuk Daniel, sepertinya Alice sedang berusaha mendalami perannya menjadi wanita perebut suami orang karena raut wajahnya terlihat begitu santai menanggapi percekcokan suami istri yang sudah lama rumah tangga mereka tidak berjalan dengan harmonis.
"Hei, kau pelacur sialan! Siapa yang menyuruhmu duduk di kursi yang aku sudah persiapkan khusus untuk suamiku!" Helena menunjuk wajah Alice menggunakan jari telunjuknya.
"Maafkan aku, kakiku terasa sangat sakit makanya aku duduk saja di kursi kosong ini. Lagipula di kursi ini tidak ada tertulis nama Daniel, jadi aku bebas duduk di sini, bukan?" Alice menjawab pertanyaan Helena dengan santainya.
"Dasar pelacur sialan!" Helena berteriak mengumpat Alice.
"Tutup mulutmu, Helena! Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menghina atau berbicara kotor kepada calon istriku, apa kau mengerti?!" Daniel tak kalah sengit membalas perkataan istrinya.
Tatapan mata kemarahan Helena kini beralih menatap Daniel. "Jadi ini tipuan kotor yang kau mainkan untuk menyakitiku, kalau kau melakukan ini semua hanya untuk membuatku setuju bercerai darimu, kau salah besar, Daniel. Aku akan pertegas kembali ucapanku, sampai matipun aku tidak akan pernah mau bercerai darimu! Aku akan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan pernikahan kita," tegasnya.
Daniel menghela napas panjang. "Aku tahu ... tapi aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu, sekuat apa pun kau ingin menggenggamku pada akhirnya aku tetap akan lepas dari genggamanmu dan sekeras apa pun kau ingin mempertahankan pernikahan kita, tapi kalau sudah tidak ada lagi keharmonisan di dalamnya pernikahan kita tetap akan hancur. Sebaiknya kau menyerah saja karena mulai hari ini aku tidak akan pernah pulang ke bangunan dingin yang selama ini kau sebut rumah, mulai hari ini aku akan pindah ke mansion lamaku dan tinggal bersama dengan Alice di sana."
"Apa kalian akan tetap bertengkar sambil berdiri seperti ini? Coba lihat di sana, ada banyak mata pasang mata yang sedang melihat pertengkaran kalian berdua. Dan kau, apa kau akan terus memaksa Daniel untuk tetep tinggal bersamamu meski dia sudah tidak lagi mencintaimu? Sebagai seorang istri yang gagal, selain kau sangat egois rupanya kau juga seorang wanita yang sangat egois, Nyonya Helena Myers. Oh, salah. Bukankah sebentar lagi kau sudah tidak menyandang nama Myers lagi, 'kan?" Alice yang sejak tadi hanya duduk diam kini malah berani bersuara mengkritik Helena.
"DASAR PELACUR SIALAN! PERGI SAJA KAU KE NERAKA!"
Mata Helena memerah menahan tangis, namun, bukan Helena namanya kalau ia hanya diam begitu saja menahan hinaan serta rasa sakit hati yang disebabkan oleh Daniel dan Alice. Helena langsung menyambar gelas air putih yang masih terisi penuh lalu menyiramnya ke wajah Alice. Tak hanya menyiram Alice, Helena berjalan maju mendekati Alice akan tetapi Daniel langsung berjalan maju menghadang Helena agar istrinya itu tidak menyerang Alice.
"Cepat minggir! Jangan menghalangi jalanku, Daniel! Aku akan merobek mulut pelacur sialan itu dan akan kuberi dia pelajaran agar tidak seenaknya berkata buruk tentangku atau pernikahanku," bentak Helena seraya terus memberontak mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Daniel.
"HENTIKAN HELENA! Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti Alice atau kau akan menanggung akibatnya kalau kau berani menyakiti calon istriku," sengit Daniel.
"Aku istrimu, Daniel! Aku adalah istrimu dan bukan pelacur itu! Seharusnya kau membela dan berpihak kepadaku bukannya malah membela pelacur sialan itu," teriak Helena seperti orang kesetanan.
Tatapan Daniel kini tertuju ke arah beberapa waiter dan pegawai hotel yang sedang menonton perkelahian Danile dan Helena. "Apa kalian cuma bisa menonton saja, hah?! Cepat panggil orang untuk membawa Nyonya Helena pergi dari sini," perintahnya kepada pegawai hotel.
"Kau memang istri yang dipilihkan oleh keluargaku, tapi selama ini aku tidak pernah mencintaimu, Helena. Selama lima tahun ini aku tidak pernah merasa sedikit pun kebahagiaan karena yang kau nikahi selama ini hanyalah ragaku, sedangkan hatiku selama ini terasa sangat kosong," ungkap Daniel.
"Berikan aku satu kesempatan, berikan aku waktu satu minggu, bersikap baiklah kepadaku dan aku pasti akan segera hamil. Aku pasti bisa memberimu seorang anak asalkan kau bersikap baik kepadaku," pinta Helena memelas.
Beberapa pengawal Daniel akhirnya datang, mereka kini sedang berdiri dalam jaraHelena bersiap untuk menerima perintah dari Daniel.
"Tidak akan ada kesempatan lagi, Helena. Lima tahun adalah waktu yang cukup lama bagiku dan kau tidak bisa membuktikan apa pun," putus Daniel.
"Cepat bawa nyonya Helena pulang ke rumah dan pastikan ia tetap berada di dalam rumah," perintah Daniel kepada pengawalnya.
"Baik, Tuan Daniel."
Para pengawal pun akhirnya membawa pergi Helena yang menangis meraung-raung memanggil nama suami yang sangat ia cintai, namun, Daniel sama sekali tidak perduli dengan tangis serta jeritan putus asa Helena sebab jantung Daniel tidak pernah sama sekali berdebar saat berada di dekat Helena.
"Kau adalah lelaki yang sangat kejam dan tidak punya hati," ujar Alice.
"Aku tahu," timpal Daniel.
"Ayo kita pergi dari sini," ajak Daniel.
"Pergi ke mana?" tanya Alice datar.
"Ke rumah barumu," jawab Daniel seraya berjalan pergi.
*****
Beberapa saat kemudian .…
Mobil mewah Daniel berhenti tepat di depan sebuah mansion mewah lamanya yang ia tinggali sebelum menikah dengan Helena. Daniel langsung turun dari mobil diikuti Alice dari belakang, lelaki itu berjalan masuk ke dalam mansion dengan mata yang berbinar.
"Akhirnya aku bisa kembali ke rumah lamaku," ucap Daniel.
"Selamat untukmu dan bisakah kau antarkan aku pulang ke apartemenku?"
"Siapa yang bilang kalau kau akan pulang ke apartemenmu? Mulai sekarang kau akan tinggal di sini bersamaku dan itu sudah tertulis di surat perjanjian," sahut Daniel.
"Tinggal bersamamu? Aku pikir kau tadi hanya bercanda," pekik Alice.
Daniel berjalan mendekati Alice. "Aku tidak pernah bercanda dengan semua ucapanku, termasuk ucapanku tentang menikahimu. Aku ingin seorang anak yang akan kujadikan sebagai pewaris kekakayaanku dan aku rasa kau adalah wanita yang tepat untuk melahirkan calon anakku."
Bersambung.
Daniel berjalan mendekati Alice. "Aku tidak pernah bercanda dengan semua ucapanku, termasuk ucapanku tentang menikahimu. Aku ingin seorang anak yang akan kujadikan sebagai pewaris kekakayaanku dan aku rasa kau adalah wanita yang tepat untuk melahirkan calon anakku." Alice mendorong perut sixpack Daniel menjauh karena ia merasa sangat risih saat berada di dekat Daniel. "Jangan terlalu dekat denganku, aku bukanlah tipe gadis yang kau inginkan, bukan? Jika wanita sesempurna Helena saja bisa kau campakkan dengan sangat mudah apalagi aku yang tidak ada apa-apanya dengan Helena, bukankah tujuanmu hanya ingin berpisah dari istrimu saja, 'kan? Aku akan membantumu dengan sekuat tenaga akan tetapi kalau masalah melahirkan anak lebih baik kau cari saja wanita lain." Daniel tersenyum sinis. "Tapi masalahnya aku sudah sangat malas untuk mencari wanita untuk aku nikahi, yang aku butuhkan sekarang ini hanyalah seorang anak untuk bisa meneruskan bisnisku. Aku sudah memilihmu untuk mendapatkan posisi
"Maaf, anda mau pergi kemana?" Tanya salah seorang pengawal yang sedang menghalangi jalan Alice saat ingin keluar mansion. "Jangan halangi jalanku, aku ingin kembali ke apartemen lamaku untuk mengambil beberapa barang-barang yang tertinggal," jawab Alice dingin. "Anda tidak bisa pergi kemanapun karena tuan Daniel telah memerintahkan kami untuk menjaga nona Alice dan tuan juga tidak memperbolehkan nona keluar dari mansion apapun alasannya," sahut sang pengawal berbadan tinggi kekar dengan wajah yang sangat datar dan dingin. Alice mulai kesal dan habis sudah kesabarannya saat menghadapi bodyguard Daniel, dan hal yang paling gadis itu benci di dunia ini adalah diatur-atur dan diperintah bagai budak terlebih sekarang ini kebebasannya juga mulai dikekang. Namun, Alice tidak mau menyerah begitu saja meskipun badannya kalah besar dengan badan pengawal Daniel, akan tetapi kalau soal mendamprat orang maka Alice lah juaranya. "Cepat minggir dan jangan pernah menghalangi jalanku atau kalian ak
Peluru melesat kencang dan tepat mengenai targetnya dan tugas si penembak jitu pun telah selesai, pria bertubuh tinggi yang memakai topi serta masker hitam itu bergegas membereskan peralatannya kemudia ia berjalan pergi meninggalkan atap gedung supaya tidak ada satu orang pun yang memergokinya. Daniel memeluk tubuh Alice erat untuk melindungi gadisnya dari serangan orang yang tidak dikenal, para pengawal Daniel langsung mengelilingi mobil seraya mengarahkan senjata api mereka ke arah atap gedung yang disinyalir sebagai tempat persembunyian si penembak jitu. Dua orang pengawal Daniel berlari menuju ke gedung perkantoran, kedua bodyguard itu langsung memasuki gedung tersebut untuk mengejar sang pelaku penembakan sedangkan pengawal yang lainnya fokus menjaga keamanan Daniel dan juga Alice."ALICE!! Kau baik-baik saja, 'kan?" Tanya Daniel khawatir.Alice mengangguk cepat karena saking terkejutnya. "Mmm ... bagaimana denganmu?" Alice bertanya balik kepada Daniel akan tetapi lelaki yang
"Jadi, pertemuan penting yang kamu maksud adalah ....? "Benar ... hari ini adalah hari ulang tahun pernikahanku dan karena alasan inilah aku bersikeras datang ke sini denganmu," jawab Daniel cepat. "Kau benar-benar menyeretku ke dalam masalah besar!! Tidakkah kau bisa melihat semua wajah tegang itu kini menatap ke arahku?! Ini bahkan sangat mengerikan ketimbang masuk ke dalam kandang buaya," ucap Alice bergidik ngeri seraya menatap satu per satu wajah orang di dalam ruangan yang kini menatapnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki/ "Hmm ... kalau yang masuk adalah gadis lain dia pasti akan mati tapi kau adalah Alice, satu-satunya gadis yang berani merusak kaca mobil Daniel Myers. Aku sangat yakin kalau kau pasti akan selamat karena kau adalah gadis yang sangat bar-bar," timpal Daniel lirih. "Kata-katamu itu membuatku sangat merinding, sekarang aku tahu alasan kenapa kau bisa jadi pria segila ini," ujar Alice. "Cepat katakan alasannya," desak Daniel. "Karena kau dikelilingi ole
Daniel melenguh pelan, kelopak matanya bergerak ke kanan dan ke kiri lalu mulai terbuka perlahan-lahan. Pria itu berdecak kesal setelah ia mengetahui kalau dirinya sedang berada di rumah sakit melihat dari suasana kamarnya yang didominasi oleh warna putih, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri dimana setiap sisi ia melihat selang infus serta Alice yang sedang tertidur di sisi ranjang. Daniel menghela napas panjang lalu ia melepaskan selang infus yang berada di tangan kirinya, pria bertubuh atletis itu sekilas menatap malas ke arah baju seragam motif polkadot rumah sakit yang sedang ia kenakan dan tentu saja ia pun semakin bertambah kesal tentunya sehingga ia langsung melepasnya lalu mengganti bajunya dengan kemeja yang terlipat rapi tepat di samping bantalnya. "Rumah sakit, motif polkadot. Aku benci semuanya," ucap Daniel kesal sambil mengancing kemejanya. Daniel turun dari ranjang dan berniat pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, tapi saat ia melihat ke arah Alice rasanya ti
"Jangan Daniel!! Tolong jangan lakukan ini kepadaku, Daniel. Tolong hentikan, tolong jangan lakukan ini."Alice meronta dan terus memberontak saat Daniel yang sedang mabuk itu terus berusaha untuk menyalurkan hasratnya, bagi gadis seperti Alice selain pernikahan yang indah seperti di negeri dongeng ia juga menginginkan untuk melepaskan mahkotanya dengan pria yang dicintainya dan bukan dengan cara paksaan seperti ini.Air mata Alice mengalir dari ekor matanya saat Daniel melepaskan satu per satu pakaiannya dilepaskan oleh Daniel, akan tetapi di saat Daniel hampir merenggut kesucian Alice, Daniel tiba-tiba berhenti dan malah menatap mata Alice yang berlinang air mata dari situlah hati Daniel sedikit melunak."Pergiilah ... sebelum aku berubah pikiran," lirih Daniel.Alice terisak, kemudian ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya lalu gadis itu berlari sambil berlinang air mata menuju ke kamarnya. Saat Alice berlari keluar dari kamar Daniel ternyata di depan pintu kamar ada Mark
Mobil van berwarna hitam berhenti tepat di depan mobil yang dikendarai oleh Mark, saat ia hendak memundurkan mobil ternyata di belakang mobilnya tiba-tiba saja ada satu lagi mobil van yang menghadang dari arah belakang. Saat ini mobil Mark dikepung dari berbagai arah sehingga ia kini sedang terjepit di tengah, dari kedua mobil van itu keluar satu per satu pria berpakaian serba hitam dengan menggunakan masker sebagai penutup wajah."1,2,3,4,5,6-15 ... Shit!! Ada 15 ekor bajingan yang sedang mencari mati," ujar Mark setelah berhasil menghitung total musuh yang harus dia lawan sekarang."Lalu bagaimana sekarang? Kenapa kamu tidak tabrak saja mobil mereka lalu kabur?" Tanya Alice dengan wajah yang polos."Apa kamu mau mengganti kerusakan mobil kesayangan kak Daniel?" Mark bertanya balik yang direspon dengan gelengan kepala."Jangan bertanya tentang ganti rugi kerusakan mobil kepadaku, aku sekarang ini saja terdampar di keluargamu gara-gara aku merusak mobil kakakmu. Aku sudah cukup trauma
Helena tidak menyia-nyiakan waktu dan masih terus mencoba untuk merayu Daniel dengan menggunakan kemolekan tubuh yang sudah lama tidak dijamah oleh Daniel, wanita itu berharap kalau kali ini ia bisa hamil setelah berhubungan intim sehingga Daniel mau kembali kepadanya. Helena merangkak naik ke tubuh Daniel lalu mengangkat tangan kanan Daniel lalu meletakkannya tepat di buah dada sebelah kirinya, saat ini gairah Helena sangat membara.Helena merendahkan tubuhnya kemudian ia mulai mengendus leher Daniel, aroma cologne suaminya itu masih sama seperti biasanya sehingga membuat Helena semakin bergairah. Saat Helena hendak melumat bibir Daniel, pria itu malah memalingkan wajahnya sehingga Helena gagal mencium bibir suaminya. Helena tak kehabisan akal, ia mulai menjamah organ vital Daniel untuk merangsang suaminya dan saat Helena hendak melucuti sabuk celana Daniel, lelaki itu langsung mencengkeram pergelangan tangan Helena."Apa yang sedang kamu lakukan?" Daniel terlihat kesal dengan godaan