Share

Bab 3. Menyerah.

"Bayarlah semua hutang-hutangmu dengan menggunakan tubuhmu dan selain itu aku akan memberikan semua yang kau minta, itu adalah penawaran dariku yang kau bisa lakukan untuk melunasi biaya perbaikan mobilku." ucap Daniel.

"Penawaran katamu?! Ini adalah alasan kenapa aku sangat membenci orang kaya sepertimu, selain kalian itu sombong, gila, tidak punya hati, kejam, semua orang kaya itu tidak punya otak," kritik Alice.

''Terima kasih atas pujiannya," ucap Daniel datar.

"Aku sedang menghinamu bukan memujimu," timpal Alice.

"Tiga hari, kuberi kau waktu untuk berpikir, jika dalam waktu 3 hari kau berubah pikiran langsung saja hubungi nomer ponselku. Setelah kau menyetujui semua syaratku maka aku akan memberimu surat kontrak yang bisa kau tandatangani dan otomatis semua utangmu kuanggap lu"

"Tidak perlu! Langsung saja kau hubungi polisi dan masukkan aku ke dalam penjara sehingga aku bisa mendekam di dalam sel penjara selama bertahun-tahun, aku rasa itu adalah sebuah keputusan yang terbaik," potong Alice cepat.

"Polisi? Jadi kau lebih memilih mendekam di penjara dari pada harus menerima tawaranku, hmm, kau sungguh gadis yang sangat menarik. Saat semua gadis berebut mencari perhatianku tapi kau malah menolakku mentah-mentah," kagum Daniel.

"Tentu saja aku bisa menolakmu karena otakku masih waras, beda lagi dengan gadis-gadis yang kau sebutkan barusan. Aku pikir mereka hanyalah kumpulan gadis bodoh yang hanya ingin mengincar hartamu saja," timpal Alice dengan nada suara ketus.

Daniel mengambil sebuah kartu namanya dari dalam laci kemudian ia meletakkanya di atas meja tepat di hadapan Alice. "Ambillah kartu namaku jika sewaktu-waktu kau berubah pikiran maka kau bisa dengan mudah menghubungiku," ujarnya.

"Kalau aku benar menghubungimu berarti pikiranku memang sudah benar-benar tidak waras, kau tahu bukan di mana tempat tinggalku? Kirimkan saja polisi atau pengacaramu ke apartemen itu untuk menangkapku, aku pergi dulu," ucap Alice lalu berjalan pergi menuju ke pintu keluar.

"Apakah kamu yakin ingin menolak tawaranku? Aku rasa kau bisa menyelamatkan banyak kepala keluarga dan anak-anak yang terlantar itu kalau kau mau menerima tawaranku, aku tidak akan merobohkan apartemen tua itu kalau kau setuju dengan tawaranku." Daniel menggunakan taktik liciknya untuk menjebak Alice dalam permainannya.

Langkah kaki Alice seketika terhenti, ia menghela napas panjang seraya menutup matanya kemudian ia menoleh ke arah Daniel. "Aku tidak perduli," ucapnya kemudian berlalu pergi.

Daniel tersenyum simpul lalu ia mengangkat telepon untuk menghubungi pengacaranya. "Bisakah kau buatkan aku surat perjanjian? Untuk keterangannya isinya akan aku beritahukan langsung saat kau datang ke sini," pintanya lalu menuituip sambungan telepon.

"Kau pasti akan datang ke kantorku, aku sangat yakin." Daniel tersenyum penuh arti.

*****

BRAK!

Begitu sampai di rumah, Daniel langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mencari keberadaan Helena. Raut wajah Daniel terlihat sangat kesal dan tentu saja itu semua disebabkan oleh kelakuan istrinya yang selalu berhasil memancing emosinya, lelaki berhidung mancung lancip itu tidak pernah merasakan ketenangan semenjak ia menikahi Helena. Bagaimana mereka bisa hidup dengan tenang dan bahagia kalau pernikahan mereka saja terjadi karena perjodohan yang diatur oleh keluarga besar Myers, awalnya Daniel tidak merasa keberatan sama sekali akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu ia merasa sangat terbebani dan depresi dengan sikap buruk yang ditunjukkan oleh istrinya tersebut.

"Helena ... sudah berapa kali aku mengatakan untuk tidak ikut campur dalam urusan bisnisku, tapi kenapa kamu terus-terusan mengganggu pekerjaanku?!" Tanpa berbasa-basi atau menyapa istrinya terlebih dahulu, Daniel langsung saja memarahi Helena yang sedang duduk sambil bersolek di depan cermin riasnya.

Helena mengerutkan dahinya, tangannya yang sedang sibuk memasang anting mutiara seketika terhenti. "Apakah ini cara menyapa istrimu? Tidak ada kecupan dahi atau senyuman manis tapi kau langsung saja memarahiku begitu sampai di rumah," protesnya kesal.

"Kau memang sangat pantas mendapatkannya," balas Daniel dingin.

"Sebutkan apa kesalahanku yang membuatmu sangat kesal marah dan kesal, cepat sebutkan!" Helena berdiri dari tempat duduknya lalu menatap sang suami dengan tatapan tajam.

"Gedung apartemen MYS. kenapa kau menggusur semua penghuninya dan ingin merobohkannya? Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak mengusik gedung tua itu?! Tapi kenapa kau malah mengusir semua orang dari tempat tinggal mereka hanya untuk membangun sebuah pusat perbelanjaan sampahmu itu," bentak Daniel.

"Oh ... jadi hanya karena masalah kecil seperti ini kau berani memarahiku," sahut Helena.

"Masalah kecil kau bilang! Pakai hati dan otakmu dengan baik, Helena. Aku sengaja tidak menyentuh gedung tua itu karena aku ingin memberi perlindungan kepada anak-anak terlantar yang tidak mempunyai rumah tapi kau malah mengusir mereka dengan sangat sangat kejam," hardik Daniel.

Helena tersenyum sinis. "Apa kau sedang menyembunyikan anak hasil hubungan harammu di sana? Sampai hati kau memarahiku hanya karena gedung tua itu," tuduhnya.

Tangan Daniel mengepal erat serta rahangnya mengeras setelah mendapat tuduhan dari Helena. "Aku tidak akan menyembunyikan anakku walaupun itu dari hasil hubungan gelap sekalipun, justru aku akan dengan bangga mengenalkannya kepada dunia dan kau tahu apa yang akan aku lakukan kepadamu? Aku akan langsung menceraikanmu agar aku bisa tinggal bersama dengan anak dan ibu dari anakku itu," tukasnya.

Helena berjalan mendekati Daniel, saat suaminya itu sudah berada dalam jangkauannya .

PLAAAKKK!

Helena mendaratkan tamparan ke pipi Daniel, wanita terlihat sangat marah dan tidak terima dengan pernyataan Daniel yang begitu menyakitkan. Hati wanita mana yang tidak sakit saat sang suami memperlakukannya seperti seorang musuh bukan sebagai istri yang seharusnya menerima limpahan kasih sayang serta perlindunga. Helena sudah terlanjur sakit hati akan tetapi ia terus saja bertahan karena rasa cintanya kepada Daniel.

"Tidakkah kau merasa puas setelah menyakitiku? Setidaknya kau bisa sedikit menjaga perasaanku, aku juga sangat ingin memberimu seorang anak akan tetapi Tuhan masih belum mengizinkanku untuk mengandung. Aku juga sangat depresi tapi kau tidak pernah mau mengerti keadaanku serta kesulitanku, kalau kau memang menginginkan seorang anak seharusnya kau bisa bersikap sedikit lembut kepadaku dan kita bisa mulai menjalankan program bayi tabung," ujar Helena.

"Dalam beberapa bulan ini, pernahkah kau menyentuhku? Pernahkah kau bersikap lembut kepadaku dan menatap mataku dengan penuh cinta? Aku setiap hari selalu berdandan cantik untukmu tapi kau tidak pernah memujiku, kau bahkan tidak pernah menatap wajahku lalu dari mana kita bisa memiliki anak kalau selalu bersikap dingin kepadaku," imbuh Helena dengan mata yang berkaca-kaca.

Daniel mengelus rambut Helena lalu ia menarik rambut panjang istrinya itu ke belakang sehingga kepada istrinya mendongak ke atas. "Berdandan cantik untukku, kau bilang? Aku sudah muak dengan semua aktingmu, jadilah seorang aktris dan aku yakin kau akan mendapatkan banyak sekali piala Oscar berkat aktingmu itu," ujarnya.

"Akting apa yang kau maksud, hah?! Dasar laki-laki berengsek," umpat Helena sembari memegang tangan kekar Daniel yang masih menjambak rambutnya.

"Beraktinglah sesuka hatimu dan aku tidak akan pernah perduli, cepat tandatangani surat cerai dariku atau aku akan melakukan segala cara untuk memaksamu menandatangani surat cerai itu," paksa Daniel.

"TIDAK MAU! SAMPAI MATIPUN AKU TIDAK AKAN PERNAH MAU BERCERAI DARIMUUUUU," teriak Helena.

"Baiklah, kau sendiri yang mengingkan ini dariku dan aku tidak akan tinggal diam," ujar Daniel seraya menghempaskan kepala Helena kasar kemudian ia pergi meninggalkan Helena.

*****

Tiga hari kemudian .…

Satu per satu alat berat datang bergantian, puluhan pekerja dari perusahaan konstruksi Myers serta puluhan polisi juga sudah berdatangan. Mereka semua kini telah memenuhi halaman apartemen MYS dan sedang menunggu perintah dari Daniel untuk melakukan pengosongan serta perobohan gedung, Semua penghuni gedung terlihat berkumpul di sebuah aula, semua orang tampak menangis sedih karena sebentar lagi mereka akan menjadi gelandangan yang terlunta-lunta di jalanan saat musim dingin seperti ini.

Alice saat ini sedang berdiri di depan pintu, tatapan matanya terlihat sedih sedangkan pikirannya saat ini sedang kacau memikirkan nasib penghuni gedung. Ia sebenarnya tidak tega melihat para lansia dan anak-anak yatim piatu itu hidup terlunta-lunta di jalanan akan tetapi ia juga tidak mau menjadi budak CEO kejam itu. Namun, sayangnya Alice tidak mempunyai banyak pilihan yang bisa bebas dipilihnya saat ini, dengan langkah yang berat serta linangan air mata gadis itu pun berjalan pergi meninggalkan gedung apartemen MYS.

BRAAAK!

Alice menerobos masuk ke kantor Daniel tanpa permisi terlebih dahulu sehingga membuat Daniel dan juga sekretarisnya yang sedang mengobrol tersentak kaget. Daniel dan sekretarisnya menatap Alice, Daniel tersenyum tipis begitu melihat kedatangan Alice seakan-akan ia sudah mengetahui semua yang akan dikatakan oleh gadis cantik yang sedang diincarnya tersebut.

"Kau sudah datang," ucap Daniel.

"Cepat batalkan perobohan gedung apartemen itu dan aku akan melakukan semua yang kau inginkan," ujar Alice.

Bersambung.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
musyarofahwand
Ada gila-gilanya juga sih daniel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status