Share

Bab 2. Syarat Daniel.

Bab 2.

"Lepaskan tanganku, sakit! Kamu mau bawa aku ke mana?!" Alice meronta-ronta dan terus mencoba memberontak saat pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Daniel Myers.

Ting! Pintu lift terbuka dan di dalamnya terdapat beberapa karyawan yang saat ini sedang menatap ke arah Daniel dan juga Alice, bahkan beberapa pasang mata karyawan saat ini sedang tertuju ke arah tangan Daniel yang tengah menggenggam pergelangan tangan Alice dan kejadian ini membuat para karyawan itu menjadi canggung.

"Apa kalian sedang menonton drama?! Cepat, keluar kalian semua dari lift!" Daniel menatap semua karyawannya dengan tatapan iblis sehingga tidak ada satu orang pun karyawan yang berani menolak perintah sang boss dan setelah semua orang keluar dari lift, Daniel langsung menyeret Alice masuk ke dalam lift.

"Sebenarnya kau mau membawaku ke mana?! Tanganku sakit sekali bisakah kau melepaskan tanganku sebentar saja," pinta Alice dengan wajah memelas.

"Apa kau amnesia?! Bukannya kamu sendiri yang mengatakan ingin berbicara dendanku?! Aku sudah mengabulkan keinginanmu dan tujuanku menyeretmu sekarang ini adalah untuk mencegah pelaku kriminal yang telah merusak mobil mewahku kabur tanpa memberikan kompensasi apa pun," sahut Daniel datar.

Alice terdiam dan ia baru ingat tentang mobil mewah Daniel yang ia rusak akhirnya gadis itu pun pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh sang pimpinan perusahaan Myers yang terkenal dingin serta kejam kepada semua orang.

Sesampainya di ruang kerjanya, Daniel langsung menghempaskan tubuh Alice ke sofa sedangkan ia duduk di kursi yang menjadi singgasananya. "Cepat katakan apa yang kau inginkan dariku?

Alice menegakkan tubuhnya serta menunjukkan wajah penuh ketegasan untuk menunjukkan kepada Daniel kalau ia bukanlah seorang gadis lemah yang bisa diinjak-injaki seenaknya. "MYS Apartemen, batalkan perintah penggusuran dan perobohan gedung apartemen itu."

Daniel mengerutkan dahinya, ia tidak paham dengan masalah yang disampaikan oleh Alice.

"Penggusuran? Perobohan gedung?"

"Aku tahu kalau kau adalah orang kaya yang bisa melakukan apa pun yang kau inginkan. tapi tidakkah kau mempunyai sedikit rasa kasihan kepada para penghuni apartemen yang sebagian besar adalah lansia yang sudah tidak memiliki keluarga?! Kalau satu-satunya rumah yang mereka miliki akan dirobohkan lalu ke mana para lansia dan juga orang-orang miskin itu akan tinggal di musim dingin ini?" Alice menyampaikan semua kekhawatiran serta rasa ketakutannya mewakili seluruh penghuni apartemen tempatnya tinggal.

"Lalu apa urusannya denganku?! Bisnis tetaplah bisnis dan tidak ada rasa kasihan kalau semua itu menyangkut tentang uang dan bisnis," timpal Daniel dingin.

"Setidaknya kau bisa mempertimbangkannya dahulu sebelum memutuskan untuk menggusur para penghuni yang kebanyakan dari mereka adalah keluarga miskin serta anak-anak terlantar," ucap Alice.

"Itu bukan urusanku! Kalau kau mau protes langsung saja tulis surat terbuka langsung kepada perdana menteri atau orang-orang di pemerintahan bukannya kepada seorang pengusaha sepertiku yang hanya mengutamakan keuntungan perusahaan saja," tukas Daniel.

Alice berdiri lalu berjalan mendekati meja kerja Daniel dan ia menatap sang CEO itu dengan tatapan memelas. "Tolonglah, aku dan semua penghuni apartemen itu akan melakukan apa saja untuk bisa mempertahankan tempat tinggal kami."

"Pikirkan saja tentang ganti rugi yang akan kau tanggung untuk perbaikan mobilku," ujar Daniel yang menatap Alice dengan sorot tajam.

"Aku janji akan mengganti rugi biaya perbaikan mobilmu itu meskipun dengan mengangsurnya tapi tolong dengarkan aku, masalah apartemen itu lebih penting karena menyangkut puluhan kepala keluarga serta ratusan orang yang akan kehilangan rumah di musim dingin sekarang ini. Mereka semua akan tinggal di mana nantinya?" Alice tidak menyerah untuk memperjuangkan nasib para penghuni apartemen yang sudah menjadi keluarganya selama belasan tahun ini.

Daniel berdiri dari tempat duduknya lalu ia berjalan mendekati Alice, gadis itu berjalan mundur ke belakang sampai punggungnya menabrak dinding. Daniel mengukung tubuh mungil Alice dan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Alice hingga jarak wajah keduanya hanya beberapa senti saja. Jantung Alice berdebar sangat kencang karena ia belum pernah sedekat ini dengan seorang pria manapun, ia bisa mencium aroma cologne Daniel yang begitu membius indra penciumannya, dada bidang Daniel terlihat sangat kokoh sehingga dan mampu menyembunyikan tubuh mungil Alice. Sebagai seorang lelaki, sosok Daniel terlihat sangat sempurna selain wajah yang sangat tampan tubuh lelaki itu juga sangat menggoda, pantas saja jika banyak wanita tergila-gila kepada pimpinan Myers Company bahkan Helena saja sampai mati-matian mempertahankan suaminya itu untuk terus berada di sisinya.

"Lima puluh ribu dolar, total biaya yang harus kau bayar untuk perbaikan mobilku. Cepat bayar sekarang juga, cash."

Netra Alice membulat sempurna setelah ia mendengar jumlah biaya yang harus ia tanggung, jumlah yang tidak sedikit tentunya. "Li--lima puluh ribu dollar? Ta--tapi aku tidak mempunyai uang sebanyak itu, untuk makan sehari-hari saja aku masih kesulitan lalu ba--bagaimana bisa aku membayar tagihan perbaikan mobilmu itu," ucapnya gagap.

"Sudah kuduga kalau kau akan mengatakan hal itu," ucap Daniel seraya menatap mata indah Alice.

"Apa kau masih perawan? Apakah kau bisa mengandung seorang anak?" tanya Daniel kepada Alice yang membuat gadis bertubuh mungil itu tercengang.

"A--pa?! Apa maksud dari pertanyaanmu itu? Bukankah pertanyaan itu sangat tidak sopan, Tuan Myers?!" Alice menunjukkan rasa ketidaknyamanannya dengan pertanyaan yang Daniel lontarkan.

"Jawab saja pertanyaanku!"

"Aku tidak mau menjawab pertanyaan bodohmu itu," sentak Alice.

"Aku tahu kalau kau tidak mempunyai uang sebanyak itu, bagaimana kalau kau membayar semua ganti rugi perbaikan mobilku dengan menggunakan tubuhmu? Aku bahkan akan memberi semua yang kau minta dan menganggap hutangmu lunas hanya dengan menggunakan tubuhmu itu," tegas Daniel.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status