Skandal Pengawal Dan Nona Muda

Skandal Pengawal Dan Nona Muda

Oleh:  Ucing Ucay  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat
160Bab
9.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebagai pengawal-Arthur berhasil menjaga Lintang-Nona Muda dari keluarga Adiwilaga. Akan tetapi, dia gagal dalam menjaga hati dan cintanya. Arthur jatuh hati dan mencintai Lintang, begitu juga dengan gadis itu. Dia mencintai Sang Kapten pengawal pribadinya. Akankah cinta mereka bersatu?

Lihat lebih banyak
Skandal Pengawal Dan Nona Muda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dwi Novita
cerita nya bagus. ada konflik keluarga, konflik pernikahan. Sangat salut dgn karakter Lintang. walaupun happy ending, tapi ku ngerasa ending nya agak gantung nih. pingin ada extra part nya gtu, Lintang hamil lagi misal nya hehehe trus penerimaan Artha terhadap Arthur diceritakan dgn detail.
2023-10-10 21:30:21
1
default avatar
Ceu Mar Aja
bacaan bermutu, menguras emosi tapi bikin penasaran. 4 jempol utk penulisnya............ Gak rugi baca marathon dari subuh sampe malam...
2023-10-06 09:13:31
1
user avatar
nura0484
keren ceritanya
2023-05-03 15:55:34
1
user avatar
Ochinae Kinah
Kebut baca td MLM dr part 1 s/d 118 ceritanya cukup bagus , hbs tissu 1 gebok part mengandung Bawang tp ceritanya mmng ... Marko ...
2023-04-03 18:57:53
1
user avatar
ita soegiarto
lanjut thorr... daily up please
2023-02-08 21:25:02
1
user avatar
ita soegiarto
daily up kk
2023-02-06 07:32:34
1
user avatar
ita soegiarto
bikin penasaran....
2023-02-05 23:25:50
1
user avatar
intan
lanjut thor
2022-12-14 23:28:13
2
user avatar
Ucing Ucay
Good Luck .........
2022-12-02 12:09:03
1
160 Bab
Menghilang Sebentar
Pria dengan seragam anti peluru itu menyipit, fokus pada tujuan di depan sana. Bukan hanya membaca semilir angin, namun target yang berdenting di arah ratusan meter juga ikut jadi pertimbangannya.Ritme gerakan, suara, detik-detik sebelum ...Duar!Tembakan dilepaskan."Yash!" pekik Arthur, puas. Mengepalkan tangan dengan perasaan lega sebab berhasil melumpuhkan target.Seseorang menepuk pundaknya dan tersenyum lebar, entah sejak kapan berada di sana."Kemampuan menembak jarak jauh kau makin bagus, Arthur. Pertahankan!" tukas sosok itu, berkomentar bangga.Menyaksikan secara langsung anak asuh yang telah tumbuh menjadi pentolan di pasukan ini membuatnya tak bisa berhenti kagum.Yang dipuji melengkungkan senyuman tipis."Kau terus berlatih walau libur?""Saya masih harus terbiasa melakukannya diantara gelap, Komandan. Ini bukan apa-apa," balas pria itu, merasa sungkan menerima penghargaan dengan satu bakat saja.Komandan mengangguk."Sebagai seorang prajurit, cepat puas adalah kebiasaa
Baca selengkapnya
VIP Kabur
"Boleh aku tahu wanita seperti apa yang jadi idamanmu, Kapten?"Arthur hampir tersedak es krimnya sendiri saat mendengar pertanyaan itu diberikan padanya, secara tiba-tiba sekali.Tidak ada angin, tidak ada hujan. Begitu saja, dilontarkan oleh sosok yang diam-diam menempati hatinya.Lama pria itu menatap wanita idamannya, tanpa mengatakan apapun. Bibirnya kelu, ingin mengutarakan yang sebenarnya tapi tahu batasan.Bahwa kejujurannya, mungkin akan menimbulkan masalah, nanti."Nona," jawab Arthur, setelah diam cukup lama.Lintang membulatkan matanya. "A-aku?""Ada noda es krim. Mau saya bersihkan atau dibersihkan sendiri?" sambung Arthur, benar-benar menyebalkan dengan tingkah polosnya.Menatap lekat ujung bibir Lintang, ranum, cantik sekali.Untuk beberapa saat, Lintang mengira bahwa balasan itu memang diperuntukkan sebagai jawaban dari pertanyaannya. Tipe wanita idaman Arthur.Rupanya bukan."Aku bisa bersihkan sendiri!" ucapnya, terdengar kesal, menghentak. "Kenapa tiba-tiba membahas
Baca selengkapnya
Lintang Ditemukan
Kedua mata pria itu membulat sempurna saat mendengar kabar bahwa Lintang meninggalkan ruangan tanpa sepengatahuan siapapun. "VIP kabur?!" pekiknya.Apa lagi ini?Kenapa mendadak wanita itu terus mengusik ketenangan milik Arthur?Tidak bisakah sekali saja membiarkan dirinya tenang sebentar?"Lokasi terakhir, bukankah Nona Lintang masuk ke dalam?" Arthur berujar serak. "Bahkan CCTV memperlihatkan VIP masuk ke kamarnya!""Benar, ta-tapi saat aku memberi makanan ini dan masuk, Nona sudah tidak ada," terang salah seorang pelayan, gemetar takut. "A-aku tidak tahu Nona pergi ke mana!""Kamar jendela terbuka, Kapt," ucap bawahan Arthur, mengatakan cara Lintang kabur. "Ada tali yang dibiarkan terurai sampai bawah," tambahnya, melampirkan bukti itu ke hadapan Arthur."Yang digunakannya kabur pergi dari sini," cicit Arthur. "Kemana sebenarnya Nona Lintang pergi?" bisik pria itu, mengusap dagunya tegang.Tanpa ba-bi-bu, Kapten tim itu langsung segera pergi. mengikuti instingnya, menebak di mana k
Baca selengkapnya
Membenci Arthur
Butuh sepersekian detik bagi Arthur mencerna kalimat tersebut. Baru berujar serak, "Te-tentu saja," jawabnya, dengan nada terputus-putus."Boleh?" tanya Lintang memastikan, maju mendorong pria itu ke belakang.Arthur mengangguk.Gemas sekali, sangat berbeda dengan aura kapten tim yang nampak menakutkan beberapa waktu yang lalu.Bertemu dengan bola mata indah wanita di hadapannya membuatnya salah tingkah, membuang pandangannya ke arah lain.Pria itu tidak bernyali saat menatap Lintang, jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari sebelumnya. "Kan Nona yang menyukai saya, sayanya tidak.""Dasar!" Lintang memukul dada bidang itu, mendorong jauh. "Kenapa ada orang semenyebalkan dirimu, sih?""Memang saya menyebalkan? Tapi kamu suka!" Arthur membela diri, diam-diam tersenyum tipis sebab berhasil menggoda Lintang dan membuat wajah manis itu seketika merona.Mereka saling diam dan tenggelam pada pikiran masing-masing. Membiarkan diri larut pada kehangatan sore yang terlihat menakjubkan, jau
Baca selengkapnya
Perasaan Arthur
Arthur meletakkan tubuh mungil Lintang ke atas kasur dengan hati-hati, merapihkannya dengan gerakan perlahan agar tidak membangunkan wanita yang tertidur akibat puas menangis tersebut."Saya masih bertanya-tanya, apakah tugas yang sebenarnya harus saya jalankan? Jadi pengawal atau pengasuh," bisik pria itu, gemas.Sebelum memutuskan pergi, Arthur mengamati sekali lagi wajah Lintang, menatapnya lama. "Cantik," pujinya, hampir tidak terdengar.Seseorang yang selalu membuatnya diliputi rasa penyesalan dan selalu ingin mengutarakan permohonan maaf tiap kali berada dekat dengannya, Lintang Candraningtyas Adiwilaga, Nona muda dari Keluarga Adiwilaga."Saya pastikan saat kamu terbangun nanti, semua rasa kesedihan ini sudah hilang. Tidak akan saya biarkan kamu menderita, Nona.""Ini akan jadi terakhir kalinya kamu menangis."Meski dengan begitu Arthur harus menanggung segalanya, demi Lintang dan kebahagiaan wanita itu, akan ia lakukan.Tidak ingin berlama-lama dan menimbulkan kesalahpahaman k
Baca selengkapnya
Pertunangan
Hanya butuh waktu seminggu persiapan pertunangan selesai dirancang. Acara inti diberlangsungkan tepat setelah kedua keluarga sepakat, begitu cepat. Waktu berlalu bagai air yang mengalir, tak terasa.Baru pertunangan namun sudah sangat spektakuler, acara yang terjadi di keluarga Adiwilaga begitu menarik perhatian semua orang. Muncul di portal berita, sempat jadi kabar utama menyatunya dua keluarga terhormat yang diramalkan akan jadi kekuatan baru di dunia bisnis.Sementara di pesta, ribuan orang terlihat bahagia. Hanya Arthur yang menatap ke arah panggung dengan wajah dinginnya."Selamat untukmu, Nona Lintang," bisiknya, serak. Suara baritonnya tidak terdengar oleh siapapun.Menyedihkan.Harusnya Arthur bukan menjadi seseorang yang memberikan selamat di hari bahagia wanita itu, melainkan sosok yang bersama dengannya bertukar cincin pertunangan.Sungguh takdir yang kejam.Pujaan hati yang sudah benar-benar tidak bisa ia harapkan lagi, telah menjadi milik orang lain, yang bukan untuknya.
Baca selengkapnya
Malam Panas
Arthur menatap tak berkedip pada Lintang, yang berdiri di ambang pintu dengan pakaian tidur tipis. Dan, entah kesialan atau anugerah baginya, karena angin berhembus membuat lekukan tubuh gadis itu semakin jelas dimatanya.Itu mengganggu jiwa kelelakiannya.Tapi Arthur masih cukup waras untuk mengerjap dan memalingkan pandangannya ke arah lain. Dan mengatur nafas."Nona, tolong kembali ke dalam, angin malam tidak bagus untuk kesehatan!" pintanya."Tidak bagus untuk kesehatan, apa tidak baik untuk jantungmu?"Arthur terpaku mendengar perkataan Lintang. Dengan memberanikan diri, ia pun menoleh melihat ke arah gadis itu. Dan alisnya pun terangkat tinggi saat melihat Lintang tengah mendongak, menenggak minuman langsung dari botolnya.Sontak saja Arthur melangkah lebar ke arah Lintang dan merebut botol itu dari tangannya. "Kembalikan! Jangan dibuang!" pekik Lintang meninggi saat melihat Arthur menuangkan semua isi botol ke dalam pot tanaman, lalu menjauhkan botol itu ke sudut balkon. "Apa
Baca selengkapnya
Ancaman Kedua Yasmin
Arthur terbiasa bangun di pagi buta. Tubuhnya sudah terlatih untuk tetap siaga meski baru saja sedetik matanya terlelap memeluk perempuan tercintanya. Ia tersenyum menatap wajah cantik Lintang yang masih terlelap dalam tidurnya. Tak habis-habis ia mengagumi perempuan itu. Sosok lembut dan anggun yang mengguncang seluruh dunia, hati dan pikirannya. Tak sedikit pun ia tak memikirkan Lintang dalam di dalam benaknya. Meski sesibuk apapun dan berkecamuknya badai dalam pikirannya, Lintang akan selalu jadi penenang yang membuatnya menyerah. Seperti malam tadi, ia bahkan tak mampu melawan hasrat dan rasa ingin memiliki yang menggebu-gebu. Mengingat jika perempuan yang ia cintai harus menjadi milik orang lain, sejujurnya ia tak rela. Membayangkan Lintang bersanding di pelaminan seperti saat acara pertunangan kemarin saja hatinya memberontak marah, apalagi jika ...Arthur memejamkan mata. Menarik nafas dalam-dalam. Menenangkan ego dan ambisi yang bergolak di dadanya. Dan saat membuka mata, di
Baca selengkapnya
Wira Yang Kasar
Arthur segera membukakan pintu mobil ketika Lintang keluar dari rumah. Gadis itu tampak menahan tangis dan ketika sudah berada di dalam mobil, air matanya pun tumpah. Arthur sendiri segera masuk ke ruang kemudi, dan tanpa bertanya lagi segera membawa Lintang pergi dari situ. Sepertinya Lintang dan Yasmin sedikit beradu mulut di dalam.Arthur diam dan hanya memperhatikan Lintang dari spion. Membiarkannya menangis. "Apa kita langsung ke butik, Nona?" tanya Arthur.Lintang menghela nafas panjang, lalu menggeleng tanpa bicara. Arthur pun mengerti. Ia pun melajukan mobilnya lurus memasuki jalan tol, memperpanjang perjalanan mereka.Hening. Lintang menatap keluar jendela. "Ibu mengancamku," Lintang bersuara. Arthur meliriknya dari spion dan mendengarkan. Mata Lintang pun lalu menoleh pada Arthur, saling berpandangan melalui kaca spion."Aku tidak bisa, Arthur," ucap Lintang kembali terisak. Air Matanya kembali mengalir."Nyonya Yasmin melakukan apa yang diinginkan semua ibu, beliau tent
Baca selengkapnya
Gaun Pengantin Pilihan Arthur
Arthur mengikuti mobil Wira, dengan hati cemas dan menahan amarah. Sekarang saja Wira berani berlaku kasar, Arthur tak bisa membayangkan jika laki-laki sombong itu menikahi Lintang. Dihelanya nafas dalam-dalam. Berusaha berpikir tenang dan lurus. Menenangkan diri jika semua akan baik-baik saja. dan berprasangka baik. Butik yang menjadi tujuan Wira tentunya adalah butik terkenal. Arthur buru-buru keluar ketika mobil mereka baru saja berhenti. Tak sabar ingin memastikan jika Lintang dalam keadaan baik-baik saja.Dan untuk kedua kalinya Arthur harus menahan amarah saat melihat Wira menarik Lintang keluar dari mobil. Gadis itu sempat terantuk kakinya sendiri ketika hendak berjalan. "Nona!" Arthur mendekat segera hendak membantu. Matanya menatap tajam ke arah Wira. "Aku tidak apa-apa, Kapten! Jangan khawatir!" ucap Lintang tersenyum, sekilas menatap Arthur.Wira hanya tersenyum miring. Melihat reaksi Arthur membuatnya ingin bermain-main dengan perasaan laki-laki itu, dia terkekeh dan m
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status