"Kembali! Atau aku akan menyiksamu lebih kejam!" ucap Mu Bai.
"Tidak. Aku tidak akan kembali!" gumam Li Lin memejamkan matanya menahan rasa sakit.Tinggal beberapa langkah lagi, Li Lin bisa keluar dari Kediaman Lin yang saat ini seperti neraka. Akan tetapi, dia telah kehilangan penglihatannya. Hal ini sangat menghambat segala pergerakan anak itu."Ugh!" rintihnya masih terasa denyutan perih pada matanya hingga mengganggu organ syaraf lainnya. Kepalanya mulai berputar, pusing yang tak tertahankan. Akankah aku berakhir menyedihkan seperti ayahku? Pikirnya.Tiba-tiba, pedang kayu yang masih berada dalam genggamannya bergetar. Pedang itu mengeluarkan suara."Mari buat perjanjian! Biarkan aku bersemayam di dalam tubuhmu. Maka, aku akan membantu semua masalahmu!""Ka-kau! Bisa bi-ca-ra?" ujar Li Lin tersentak."Iya atau tidak, sebelum kau benar-benar mati di tangannya!" balasnya kembali menawarkan diri."Iya!"Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Yang Li Lin pikirkan, saat ini juga dia harus selamat.Setelah mendapat persetujuan Li Lin, gumpalan roh yang berasal dari pedang kayu itu merasukinya dan mengendalikan tubuhnya. Seperti kejadian waktu itu. Namun, bedanya kali ini roh pedang kayu itu tidak menenggelamkan jiwa Li Lin, sehingga kesadarannya bisa mengetahui apa yang roh pedang kayu itu lakukan dengan tubuhnya. Mata Li Lin yang tadinya hanya dipejamkan untuk menahan rasa sakit, kini ia berlahan membukanya. Tampak mata gelap itu menyala berwarna biru."Menyiksaku lebih kejam? Heh, persetanan! Kejar aku kalau bisa!" ucap Li Lin yang telah dirasuki oleh roh pedang kayu. Ia lebih memilih kabur, karena keadaan tubuhnya saat ini sedang terluka parah.Wuuuush!Li Lin berlari cepat dengan langkah angin. Setelah sampai di pagar belakang Kediaman Lin, anak itu melompat dengan lincah melewatinya. Dia melangkahkan kakinya menuju Hutan Mblesek.Mu Bai pun mengejar Li Lin sembari menghunuskan pedangnya."Pedang perak kegelapan! Bunuh anak itu!"Swuuuush!Mu Bai melesatkan pedangnya, hingga hampir sampai mengenai punggung Li Lin. Namun, pada saat itu, Li Lin telah menyadari pergerakan pedang tersebut. Sehingga, ia membungkukan badan untuk menghindarinya."Cih!" decak Mu Bai membalikan arah serangan pedangnya.Thak!Li Lin menahan ujung pedang itu dengan badan pedang kayu, lalu bergerak ke samping dan mengembalikan pedang itu kepada pemiliknya. Saat pandangan Mu Bai teralihkan oleh pedangnya sendiri, Li Lin tidak melewatkan kesempatan ini untuk menghilang dari hadapannya. Dia naik ke atas pohon dan bersembunyi di balik dedaunan."Ke mana perginya anak itu? Lukanya terlihat cukup serius, bagaimana dia bisa bergerak begitu cepat dalam keadaan buta?" ucap Mu Bai terheran-heran.Beberapa saat kemudian, akhirnya Mu Bai menyerah dan kembali ke Kediaman Lin. Dia memerintahkan sebagian bawahannya agar menemaninya ke Hutan Mblesek untuk mencari anak itu.Di sisi lain, jiwa Li Lin kembali menguasai tubuhnya sendiri. Dia bertanya kepada gumpalan roh yang berada di alam bawah sadarnya."Kau ini, sebenarnya apa? Dan dari mana asal usulmu?""Aku adalah roh dari pedang kayu yang kau pegang.""Roh pedang kayu?""Benar. Dahulu kala, di Dataran Benua Me ada seorang pria ahli pembuat pedang. Saat dia baru belajar membuat pedang, aku adalah pedang percobaan pertamanya. Dia berhasil membangkitkanku setelah genap satu tahun berlatih bersamaku. Dia adalah tuanku yang pertama. Walaupun dia telah membuat beberapa pedang baru yang terbuat dari besi, dia sama sekali tidak meninggalkanku dan selalu membawaku kemanapun ia pergi. Suatu hari, saat tuanku sedang beristirahat di sebuah gua berlumut, dia bertemu seekor monster laba-laba dan tewas menjadi santapannya. Aku terlempar dan menancapkan diri di sebuah batu.""Sejak saat itu, meskipun terkadang ada beberapa manusia yang melihatku, tidak ada seorang pun yang menginginkanku. Tahun demi tahun berganti sampai aku bersemayam di dalam pedang kayu yang tampak lapuk itu selama 999.999 tahun. Andaikan aku belum dibangkitkan, niscaya pedang kayu itu sudah benar-benar lapuk. Dan pada akhirnya, aku bertemu dengan bocah yang bernama Renggin Ang. Kekuatan mentalnya sangat kuat membuatku takluk kepadanya. Dia memberiku nama 'Suluh'." lanjutnya.Secara tidak sadar, Renggin Ang dan Suluh sudah mengikat perjanjian kapitalis sejak Suluh berkata, bahwa dia akan mengikuti Renggin Ang. Dengan artian, Suluh akan mengikuti dalam hal apapun yang telah diperintahkannya, termasuk membantu sahabatnya. Semakin lama suatu gumpalan roh yang bersemayam di dalam sebuah pedang, maka ia akan semakin kuat kekuatannya dan roh pedang kayu ini, adalah roh pedang yang terkuat di antara roh-roh pedang lainnya."Lalu, apa yang akan terjadi jika kau membangkang?" ucap Li Lin bertanya lagi."Dia akan melenyapkanku. Dan sia-sia lah kekuatanku setelah besemayam selama 999.999 tahun ini."Kemudian, Li Lin turun dari pohon dan memulihkan diri di bawah pohon itu. Sayangnya, dia belum menguasai teknik regenerasi sehingga pemulihan energi spiritualnya sangat lambat.Tap tap tap!Tiba-tiba, Li Lin merasakan suara hentakkan kaki dari sekelompok orang."Sembunyi! Dia kembali mencarimu dengan membawa banyak pasukan! Di sebelah kirimu, sekitar lima langkah ada semak-semak yang sangat lebat. Bersembunyilah di sana!" kata Suluh.Li Lin merangkak bersembunyi ke tempat yang ditunjukan roh pedang kayu. Jantungnya berdegub kencang badannya gemetar mengeluarkan keringat dingin."Aku tidak ingin tertangkap! Mereka sangat kejam!" gumam anak itu berjongkok memeluk dua kakinya yang dirapatkan."Jangan khawatir. Semak-semak ini cukup lebat untuk menutupi tubuh kecilmu. Mereka tidak akan menemukanmu," ucap Suluh menenangkannya.Li Lin pun tertidur hingga malam berganti pagi. Sebagian energinya, merasa telah pulih kembali setelah ia terbangun dari tidur."Udara yang sejuk dan banyak suara kicauan burung. Apakah ini sudah pagi?" ucap Li Lin sembari merenggangkan otot-ototnya."Benar. Kau tertidur tadi malam," sahut roh pedang kayu."Bagaimana dengan orang-orang itu?""Sepertinya mereka benar-benar menyerah mengejarmu. Tapi, aku dengar mereka akan membuat lukisan wajahmu dan menjadikanmu segabai buronan dengan hadiah satu karung berlian.""Huft!" Li Lin mendesah.Klotak ... klotak!Sebuah kereta kuda, datang melewati Li Lin dengan membawa dua muatan. Tiba-tiba kereta itu berhenti."Hey, Bocah! Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya seorang pria botak berbadan gemuk kepada Li Lin."Apakah Anda bertanya padaku, Tuan?" ujar Li Lin balik bertanya.Pria itu melihat Li Lin berbicara dengannya tanpa menatapnya. Kemudian dia berkata, "Iya. Siapa lagi? Bukankah hanya ada kau di hutan ini? Apa kau buta?""Benar, Tuan. Aku buta.""Apa kau tersesat?""Tidak. Aku ...""Jika kau tidak punya tujuan, ikutlah aku ke Benua Ku. Kau akan mendapatkan kehidupan yang baru di sana," ucap pria itu memotong perkataan Li Lin."Benarkah?""Tentu saja!" Pria gemuk itu turun dan membantu Li Lin menaiki keretanya. "Siapa Namamu?""Li si buta dari Hutan Mblesek."Saat Li Lin memasuki kereta, rupanya ia tidak sendiri. Suluh memberitahu kepadanya bahwa ada tiga anak lain bersamanya dalam satu muatan. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan tampak lebih tua beberapa tahun dari Li Lin serta seorang gadis kecil kurang lebih berusia 5 tahun. Kedua anak yang lebih tua itu, memeluk si gadis kecil sembari menengkannya.Kereta kuda yang mereka naiki telah sampai di padang pasir Benua Ji. Laju sang kuda mulai melambat saat menerjang badai. Li Lin mendengar suara degup jantung salah satu dari mereka semakin cepat dengan kecepatan yang tidak wajar."Gadis kecil itu terlihat sangat ketakutan meskipun dua anak di sampingnya sudah berusaha menenangkannya," kata Suluh."Apa yang membuatmu takut, gadis kecil? Apakah kau takut dengan badai?" tanya Li Lin."Tidak. Bukan itu yang dia takutkan," jawab si anak laki-laki."Lalu?""Kita akan dijual di pasar perbudakkan," timpal si anak perempuan. Suara seraknya terdengar dari sebelah kanan, sedangkan anak laki-laki tadi berada di sebelah kiri si gadis yang ketakutan.Apa! Dijual di pasar perbudakkan? Jadi, ini yang dimaksud akan mendapatkan kehidupan baru. Kehidupan sebagai budak?"Suluh, bisakah kau membantuku membebaskan mereka?" ucap Li Lin kepada roh pedang kayu."Itu hal yang mudah. Tapi, apa kau ingin melepaskan mereka di tempat gersang seperti ini?""Gersang? Sudah di Benua Ji rupanya. Kita harus menunggu sampai tiba di Benua Ku."Benua Ku terbagi menjadi tujuh daerah. Yaitu Daerah Qizhi, Hong, Baise, Zai, Zuo, Wu, dan Liu. Daerah Qizhi terbagi menjadi empat wilayah kekuasaan. Yaitu wilayah kekuasaan Keluarga Zhi, Huo, Xiao, dan Wei. Pasar perbudakkan terletak di Daerah Qizhi tepatnya di wilayah kekuasaan Keluarga Zhi.Sesampainya di perbatasan wilayah kekuasaan Keluarga Zhi, mereka dihadang oleh tiga penjaga perbatasan."Berhenti! Apa yang kau bawa?!" ucap salah satu penjaga kepada si kusir botak."Aku membawa empat budak di muatan pertama dan beberapa makanan di muatan kedua."Saat para penjaga perbatasan mencegat si kusir, Li Lin berkata kepada tiga anak yang bersamanya."Kalian, pergilah! Aku akan berusaha menghadang mereka untuk tidak mengejar kalia
"Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Li Lin kepada roh pedang kayu."Panggil Miao Cing untuk mengambil kunci sangkar ini dari si botak itu! Setelah dia mendapatkan kuncinya, aku akan membantumu keluar dari sini."Ketika Li Lin hendak memanggil Miao Cing, ia dikagetkan oleh teriakan seorang gadis di depannya."Ayah! Aku menginginkan Kakak tampan ini." Gadis itu menunjuk Li Lin."Apa kau yakin ingin memilih anak buta ini, Yu Jin?" timpal seorang pria bertubuh tegap, perawakan ideal, wajah tampan, dan memiliki sikap yang berwibawa. Dia adalah Fu Jin, sang penguasa Daerah Hong.Sepuluh tahun yang lalu, Daerah Hong terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan. Namun, karena terjadi peperangan dan hanya ada satu pemimpin yang masih berdiri kokoh di atas pemimpin yang lain. Yaitu Pemimpin Keluarga Jin yang saat itu dipimpin oleh Fu Jin, seorang pemuda gagah nan perkasa.Fu Jin sendiri sebenarnya adalah anak angkat dari Keluarga Jin, karena satu-satunya sisa generasi Keluarga Jin yang terakhir a
"Seorang gadis seumuranmu bersama kelompoknya, menutup jalan menghadang kalian. Keadaan ini membuat Yu Jin kesal. Kau bisa meminjam mataku untuk melihat dengan menyatukan ragamu dan rohku. Akan tetapi, setelah kita bersatu, kau harus segera mencari suatu benda sebagai pengikat yang bisa kau pakai setiap saat di bagian matamu. Dan benda itu harus terbuat dari batu spiritual. Jika tidak, kau hanya bisa meminjam mataku ketika aku mengendalikanmu," kata Suluh dari alam bawah sadar Li Lin.Benda pengikat? Hmm. Benda apa yang bisa diletakan pada bagian mata setiap saat? Pikir Li Lin.Sementara itu, gadis yang menghadang Yu Jin pun berkata, "Aku merasa heran denganmu, Nona Jin. Kau menolak untuk berteman denganku dan lebih memilih anak buta ini?" Gadis itu menunjuk Li Lin. Gadis itu adalah Hua Wei, anak ketiga Pemimpin Keluarga Wei. Di belakangnya ada tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan yang selalu mengiringinya. Keempat anak yang selalu mengikutinya itu, sangat membuat Yu Jin muak
"Awas!" ucap Li Lin mengulurkan tangannya di depan Yu Jin.Dia bergerak menyamping dan sedikit mendorong Yu Jin untuk menghindari serangan itu. Insting dan pendengaran Li Lin yang peka terhadap suara, sangat mempermudah anak itu untuk mengetahui posisi Yu Jin.Aliran angin pada lesatan tinju tersebut, membuat Li Lin menyadari bahwa tangan Feng Ji saat ini sedang berada di depan wajahnya. Anak itu pun bergerak cepat mencengkeram tangan Feng Ji, lalu menarik dan membantingnya dengan sekuat tenaga.Buagh!Aksi Li Lin mulai membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi heboh. Mereka saling berbisik satu sama lain."Wah! Aku tidak menyangka bahwa anak buta itu ternyata memiliki kemampuan.""Lumayan. Tapi, apakah dia bisa mengalahkan Senior Feng?""Kekuatan Senior Feng tidak bisa diremehkan. Aku pikir, dia hanya lengah dan kurang waspada.""Benar. Bahkan kekuatannya telah mendapat pengakuan dari pemimpin. Mana mungkin Senior Feng dapat dikalahkan dengan mudah."Feng Ji tidak pernah menduga b
Kraaank!Satu tebasan pedang kayu, berhasil mematahkan pedang besi milik Feng Ji. Feng Ji sangat tercengang dengan situasi saat ini.Ba-bagaimana bisa? Bukankah tadi anak buta ini masih tertunduk merintih kesakitan? Pikirnya.Feng Ji tiba-tiba melihat Li Lin berdiri tegak tanpa goyah. Dia bahkan dengan percaya diri menebas pedang besinya menggunakan pedang kayu itu. Feng Ji akhirnya menyadari sesuatu yang aneh terjadi dalam diri Li Lin. Mata anak itu memancarkan sinar berwarna biru di lubang matanya yang menghitam.Apakah ini adalah aura roh pedang miliknya? Aura ini sangat menekan sampai membuat badanku merinding. Feng Ji sedikit bergidik sembari melangkah mundur dengan memegangi pedang besinya yang patah. Pemuda itu bahkan tak lagi merasakan kehadiran roh pedang miliknya."Tanpa pedang, apakah seseorang ahli seni pedang masih bisa bertarung?" ucap Li Lin dengan tatapan kosong.Bruuuk!Feng Ji menjatuhkan lututnya ke tanah dan berkata sembari menudukkan kepalanya, "Aku mengaku kalah!
Peringatan? Sepertinya tidak mungkin. Baik Mu Bai ataupun pria bertopeng itu, tidak ada yang mengetahui keberadaanku. Batin Li Lin. Mungkinkah Tuan Jin sedang mengujiku? Di pagi buta begini? Bahkan suara jangkrik masih terdengar saling bersahutan.Sreeek!Suara injakan dedaunan kering, membuat Li Lin sadar, bahwa ada seseorang berada di halaman penginapan."Kau bisa keluar untuk mengeceknya. Aku akan melihat siapa orang itu," kata roh pedang kayu.Li Lin pun berjalan menuju pintu kamar dengan membawa pedang kayunya. Ketika dia membuka pintu tersebut, anak itu merasakan suara lesatan angin yang cukup kencang di hadapannya."Ada banyak pedang menyambutmu," ujar Suluh mengabarkan bahwa di hadapan Li Lin saat ini banyak lesatan pedang menuju ke arahnya.Whuuuuuus!Syuuut syuuut syuuut!Secara reflek, Li Lin mengayunkan pedangnya sembari melangkah maju untuk menangkis lesatan pedang-pedang tersebut. Setelah dia berhasil menaklukan semua pedang itu, datang lagi sebuah pedang meluncur ke ara
"Ka-kau! Roh dari pedang kayu yang tampak lapuk itu?" tanya roh pedang perak bergidik."Kalau bukan, siapa lagi yang bisa membatu anak kecil yang buta ini?" jawab Suluh. "Jadi, kau mau mati di tanganku, atau lenyap di tangan tuanmu?""Apa! Grrrr .... Kau pikir, kau bisa mengalahkanku dengan mudah!"Mereka pun, bertarung di alam bawah sadar Li Lin. Suluh membelenggu jiwa Li Lin untuk melindunginya dari serangan apapun, sekaligus agar Suluh sendiri bisa mengendalikan tubuh anak itu lebih leluasa. Hingga akhirnya, roh pedang kayu itu berhasil menendang keluar gumpalan roh pedang perak dari alam bawah sadar Li Lin kembali ke asalnya, yaitu pedang perak bermata hitam.Bruuuuk!Pedang perak itu terjatuh ke tanah. Kemudian, Suluh melepas jiwa Li Lin dan menyadarkannya kembali.Anak ini, memiliki bakat yang luar biasa. Dia mampu menutupi kekurangannya dengan kelebihannya. Batin Fu Jin menatap Li Lin dengan serius."Tak disangka, aku menemukan harta karun di pasar perbudakkan. Mulai saat ini, k
Suara gong berbunyi menandakan dimulainya pertandingan."Aku sangat penasaran. Bagaimana bisa Guru Fu mengangkatmu menjadi muridnya? Meskipun kau buta, aku rasa, kau pasti bukan orang yang mudah dihadapi," ucap Xiao Long Zi."Anda terlalu melebihkanku, Senior. Aku hanya beruntung karena dekat dengan Yu Jin.""Yah ... itu memang suatu keberuntungan. Tapi, Guru Fu sangat jeli dalam memilih seorang murid. Ayahku bahkan pernah mengajukanku untuk menjadi muridnya, tapi aku gagal saat diuji olehnya. Jadi, aku sangat ingin tahu, bagaimana kau bisa melewati ujian yang sulit itu. Di pertarungan ini, aku tidak akan berbelas kasih kepadamu! Rasakan ini! Formasi pedang matahari!"Xiao Long Zi merentangkan kedua tangannya. Pedang merah milik pemuda itu melayang di belakang kepala. Kemudian, pedang itu mengeluarkan cahaya membentuk lingkaran seperti matahari di belakang Xiao Long Zi."Lesatan seribu pedang matahari!"Xiao Long Zi menggerakkan tangannya ke atas, lalu menyatukan keduanya di depan dad