Share

2. Asal usul roh pedang kayu

"Kembali! Atau aku akan menyiksamu lebih kejam!" ucap Mu Bai.

"Tidak. Aku tidak akan kembali!" gumam Li Lin memejamkan matanya menahan rasa sakit.

Tinggal beberapa langkah lagi, Li Lin bisa keluar dari Kediaman Lin yang saat ini seperti neraka. Akan tetapi, dia telah kehilangan penglihatannya. Hal ini sangat menghambat segala pergerakan anak itu.

"Ugh!" rintihnya masih terasa denyutan perih pada matanya hingga mengganggu organ syaraf lainnya. Kepalanya mulai berputar, pusing yang tak tertahankan. Akankah aku berakhir menyedihkan seperti ayahku? Pikirnya.

Tiba-tiba, pedang kayu yang masih berada dalam genggamannya bergetar. Pedang itu mengeluarkan suara.

"Mari buat perjanjian! Biarkan aku bersemayam di dalam tubuhmu. Maka, aku akan membantu semua masalahmu!"

"Ka-kau! Bisa bi-ca-ra?" ujar Li Lin tersentak.

"Iya atau tidak, sebelum kau benar-benar mati di tangannya!" balasnya kembali menawarkan diri.

"Iya!"

Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Yang Li Lin pikirkan, saat ini juga dia harus selamat.

Setelah mendapat persetujuan Li Lin, gumpalan roh yang berasal dari pedang kayu itu merasukinya dan mengendalikan tubuhnya. Seperti kejadian waktu itu. Namun, bedanya kali ini roh pedang kayu itu tidak menenggelamkan jiwa Li Lin, sehingga kesadarannya bisa mengetahui apa yang roh pedang kayu itu lakukan dengan tubuhnya. Mata Li Lin yang tadinya hanya dipejamkan untuk menahan rasa sakit, kini ia berlahan membukanya. Tampak mata gelap itu menyala berwarna biru.

"Menyiksaku lebih kejam? Heh, persetanan! Kejar aku kalau bisa!" ucap Li Lin yang telah dirasuki oleh roh pedang kayu. Ia lebih memilih kabur, karena keadaan tubuhnya saat ini sedang terluka parah.

Wuuuush!

Li Lin berlari cepat dengan langkah angin. Setelah sampai di pagar belakang Kediaman Lin, anak itu melompat dengan lincah melewatinya. Dia melangkahkan kakinya menuju Hutan Mblesek.

Mu Bai pun mengejar Li Lin sembari menghunuskan pedangnya.

"Pedang perak kegelapan! Bunuh anak itu!"

Swuuuush!

Mu Bai melesatkan pedangnya, hingga hampir sampai mengenai punggung Li Lin. Namun, pada saat itu, Li Lin telah menyadari pergerakan pedang tersebut. Sehingga, ia membungkukan badan untuk menghindarinya.

"Cih!" decak Mu Bai membalikan arah serangan pedangnya.

Thak!

Li Lin menahan ujung pedang itu dengan badan pedang kayu, lalu bergerak ke samping dan mengembalikan pedang itu kepada pemiliknya. Saat pandangan Mu Bai teralihkan oleh pedangnya sendiri, Li Lin tidak melewatkan kesempatan ini untuk menghilang dari hadapannya. Dia naik ke atas pohon dan bersembunyi di balik dedaunan.

"Ke mana perginya anak itu? Lukanya terlihat cukup serius, bagaimana dia bisa bergerak begitu cepat dalam keadaan buta?" ucap Mu Bai terheran-heran.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Mu Bai menyerah dan kembali ke Kediaman Lin. Dia memerintahkan sebagian bawahannya agar menemaninya ke Hutan Mblesek untuk mencari anak itu.

Di sisi lain, jiwa Li Lin kembali menguasai tubuhnya sendiri. Dia bertanya kepada gumpalan roh yang berada di alam bawah sadarnya.

"Kau ini, sebenarnya apa? Dan dari mana asal usulmu?"

"Aku adalah roh dari pedang kayu yang kau pegang."

"Roh pedang kayu?"

"Benar. Dahulu kala, di Dataran Benua Me ada seorang pria ahli pembuat pedang. Saat dia baru belajar membuat pedang, aku adalah pedang percobaan pertamanya. Dia berhasil membangkitkanku setelah genap satu tahun berlatih bersamaku. Dia adalah tuanku yang pertama. Walaupun dia telah membuat beberapa pedang baru yang terbuat dari besi, dia sama sekali tidak meninggalkanku dan selalu membawaku kemanapun ia pergi. Suatu hari, saat tuanku sedang beristirahat di sebuah gua berlumut, dia bertemu seekor monster laba-laba dan tewas menjadi santapannya. Aku terlempar dan menancapkan diri di sebuah batu."

"Sejak saat itu, meskipun terkadang ada beberapa manusia yang melihatku, tidak ada seorang pun yang menginginkanku. Tahun demi tahun berganti sampai aku bersemayam di dalam pedang kayu yang tampak lapuk itu selama 999.999 tahun. Andaikan aku belum dibangkitkan, niscaya pedang kayu itu sudah benar-benar lapuk. Dan pada akhirnya, aku bertemu dengan bocah yang bernama Renggin Ang. Kekuatan mentalnya sangat kuat membuatku takluk kepadanya. Dia memberiku nama 'Suluh'." lanjutnya.

Secara tidak sadar, Renggin Ang dan Suluh sudah mengikat perjanjian kapitalis sejak Suluh berkata, bahwa dia akan mengikuti Renggin Ang. Dengan artian, Suluh akan mengikuti dalam hal apapun yang telah diperintahkannya, termasuk membantu sahabatnya. Semakin lama suatu gumpalan roh yang bersemayam di dalam sebuah pedang, maka ia akan semakin kuat kekuatannya dan roh pedang kayu ini, adalah roh pedang yang terkuat di antara roh-roh pedang lainnya.

"Lalu, apa yang akan terjadi jika kau membangkang?" ucap Li Lin bertanya lagi.

"Dia akan melenyapkanku. Dan sia-sia lah kekuatanku setelah besemayam selama 999.999 tahun ini."

Kemudian, Li Lin turun dari pohon dan memulihkan diri di bawah pohon itu. Sayangnya, dia belum menguasai teknik regenerasi sehingga pemulihan energi spiritualnya sangat lambat.

Tap tap tap!

Tiba-tiba, Li Lin merasakan suara hentakkan kaki dari sekelompok orang.

"Sembunyi! Dia kembali mencarimu dengan membawa banyak pasukan! Di sebelah kirimu, sekitar lima langkah ada semak-semak yang sangat lebat. Bersembunyilah di sana!" kata Suluh.

Li Lin merangkak bersembunyi ke tempat yang ditunjukan roh pedang kayu. Jantungnya berdegub kencang badannya gemetar mengeluarkan keringat dingin.

"Aku tidak ingin tertangkap! Mereka sangat kejam!" gumam anak itu berjongkok memeluk dua kakinya yang dirapatkan.

"Jangan khawatir. Semak-semak ini cukup lebat untuk menutupi tubuh kecilmu. Mereka tidak akan menemukanmu," ucap Suluh menenangkannya.

Li Lin pun tertidur hingga malam berganti pagi. Sebagian energinya, merasa telah pulih kembali setelah ia terbangun dari tidur.

"Udara yang sejuk dan banyak suara kicauan burung. Apakah ini sudah pagi?" ucap Li Lin sembari merenggangkan otot-ototnya.

"Benar. Kau tertidur tadi malam," sahut roh pedang kayu.

"Bagaimana dengan orang-orang itu?"

"Sepertinya mereka benar-benar menyerah mengejarmu. Tapi, aku dengar mereka akan membuat lukisan wajahmu dan menjadikanmu segabai buronan dengan hadiah satu karung berlian."

"Huft!" Li Lin mendesah.

Klotak ... klotak!

Sebuah kereta kuda, datang melewati Li Lin dengan membawa dua muatan. Tiba-tiba kereta itu berhenti.

"Hey, Bocah! Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya seorang pria botak berbadan gemuk kepada Li Lin.

"Apakah Anda bertanya padaku, Tuan?" ujar Li Lin balik bertanya.

Pria itu melihat Li Lin berbicara dengannya tanpa menatapnya. Kemudian dia berkata, "Iya. Siapa lagi? Bukankah hanya ada kau di hutan ini? Apa kau buta?"

"Benar, Tuan. Aku buta."

"Apa kau tersesat?"

"Tidak. Aku ..."

"Jika kau tidak punya tujuan, ikutlah aku ke Benua Ku. Kau akan mendapatkan kehidupan yang baru di sana," ucap pria itu memotong perkataan Li Lin.

"Benarkah?"

"Tentu saja!" Pria gemuk itu turun dan membantu Li Lin menaiki keretanya. "Siapa Namamu?"

"Li si buta dari Hutan Mblesek."

Saat Li Lin memasuki kereta, rupanya ia tidak sendiri. Suluh memberitahu kepadanya bahwa ada tiga anak lain bersamanya dalam satu muatan. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan tampak lebih tua beberapa tahun dari Li Lin serta seorang gadis kecil kurang lebih berusia 5 tahun. Kedua anak yang lebih tua itu, memeluk si gadis kecil sembari menengkannya.

Kereta kuda yang mereka naiki telah sampai di padang pasir Benua Ji. Laju sang kuda mulai melambat saat menerjang badai. Li Lin mendengar suara degup jantung salah satu dari mereka semakin cepat dengan kecepatan yang tidak wajar.

"Gadis kecil itu terlihat sangat ketakutan meskipun dua anak di sampingnya sudah berusaha menenangkannya," kata Suluh.

"Apa yang membuatmu takut, gadis kecil? Apakah kau takut dengan badai?" tanya Li Lin.

"Tidak. Bukan itu yang dia takutkan," jawab si anak laki-laki.

"Lalu?"

"Kita akan dijual di pasar perbudakkan," timpal si anak perempuan. Suara seraknya terdengar dari sebelah kanan, sedangkan anak laki-laki tadi berada di sebelah kiri si gadis yang ketakutan.

Apa! Dijual di pasar perbudakkan? Jadi, ini yang dimaksud akan mendapatkan kehidupan baru. Kehidupan sebagai budak?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status