"Awas!" ucap Li Lin mengulurkan tangannya di depan Yu Jin.
Dia bergerak menyamping dan sedikit mendorong Yu Jin untuk menghindari serangan itu. Insting dan pendengaran Li Lin yang peka terhadap suara, sangat mempermudah anak itu untuk mengetahui posisi Yu Jin.Aliran angin pada lesatan tinju tersebut, membuat Li Lin menyadari bahwa tangan Feng Ji saat ini sedang berada di depan wajahnya. Anak itu pun bergerak cepat mencengkeram tangan Feng Ji, lalu menarik dan membantingnya dengan sekuat tenaga.Buagh!Aksi Li Lin mulai membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi heboh. Mereka saling berbisik satu sama lain."Wah! Aku tidak menyangka bahwa anak buta itu ternyata memiliki kemampuan.""Lumayan. Tapi, apakah dia bisa mengalahkan Senior Feng?""Kekuatan Senior Feng tidak bisa diremehkan. Aku pikir, dia hanya lengah dan kurang waspada.""Benar. Bahkan kekuatannya telah mendapat pengakuan dari pemimpin. Mana mungkin Senior Feng dapat dikalahkan dengan mudah."Feng Ji tidak pernah menduga bahwa dia akan dipermalukan oleh seorang anak kecil yang buta. Dia kembali terbangun dengan wajah berkerut dan mulut terkantup. Kedua tangannya mengepal kuat seraya bergumam, "Sial, aku terlalu meremehkannya!"Kewaspadaanya pun meningkat berkali-kali lipat. Tanpa basa-basi lagi, dia langsung menghunuskan pedangnya. Tampak aura gelap menyelimuti pedang tersebut."Aku tidak akan membuang waktu lagi untuk bermain-main," ujarnya."Pedang kegelapan!" Mata Yu Jin terbuka lebar menatap pedang tersebut. "Berhati-hatilah, Jin Li! Feng Ji adalah salah satu murid berbakat yang dibimbing oleh Guru Han Wu. Dia telah menguasai teknik pedang kegelapan tahap empat."Pedang besi dengan ketebalan 4 mm itu diselimuti oleh gumpalan hitam yang sangat pekat di sekelilingnya. Feng Ji mengayunkan pedangnya ke arah Li Lin dengan gerakan teknik pertama pedang kegelapan."Tebasan kilat pedang kegelapan!"Whuuuush!Thak!Whuuuush!Thak!Mereka beradu pedang dengan sengit. Li Lin berjalan mundur menangkis tebasan demi tebasan gerakan pedang Feng Ji dengan pedang kayu miliknya. Sampai akhirnya, anak itu terpojok ke dinding depan rumah makan."Ckck. Hanya segini kemampuan berpedangmu?" ejek Feng Ji.Li Lin terpojok dengan menahan serangan pedang Feng Ji menggunakan pedang kayu yang berada dalam genggamannya, tepat di depan wajah Li Lin. Posisi pedang Li Lin sejajar dengan tubuhnya dan tegak lurus dengan pedang Feng Ji.Yu Jin sebebarnya ingin membantu Li Lin. Namun, gadis itu menyadari bahwa ayahnya sedang menatap tajam dirinya, seolah-olah dia berkata, "Jangan ikut campur!"Fu Jin ingin mengetahui sejauh mana kemampuan Li Lin. Dan apakah anak itu pantas menjadi muridnya?"Miao Cing!" ucap Li Lin memanggil roh hewan spiritualnya.Seekor kucing meloncat mencakar wajah Feng Ji secara tiba-tiba. Pemuda itu pun jatuh setengah terbaring karena kaget. Dia merintih sembari memegang wajahnya."Argh! Kucing sialan! Aku tidak akan berbelas kasih kepadamu bedebah buta!"Feng Ji segera bangkit dan menyerang Miao Cing secara membabi buta. Akan tetapi, gerakan Miao Cing yang begitu lincah senantiasa lolos dari serangannya."Dasar bodoh! Untuk apa kau terus menyerang kucing itu! Dia hanya seekor hewan spiritual yang dikendalikan oleh orang yang membentuknya! Dia akan lenyap dengan sendirinya jika kau berhasil membunuh anak itu," ujar roh pedang dalam genggaman Feng Ji.Amarah Feng Ji memuncak, matanya mendelik, wajahnya merah padam dan dia mendengus kasar seolah-olah keluar asap dari bawah hidungnya. Kemudian, Feng Ji menggerakkan tangan, mengendalikan pedang dengan energi spiritualnya."Tarian seribu pedang kegelapan!"Ini adalah kombinasi jurus dari teknik pedang kegelapan tahap kedua dan ketiga yang telah dikuasai Feng Ji. Seribu pedang menari-nari bergerak mengikuti pergerakan tangannya.Tarian pedang tersebut berhasil mengacaukan pendengaran Li Lin. Seribu lesatan pedang itu menyerbu Li Lin secara tak beraturan membuatnya kebingungan."Astaga! Pedang-pedang ini terlalu banyak. Bagaimana aku harus menghadapinya?" gumam anak itu kebingungan.Syuuut syuuut syuuut!Akhirnya pedang-pedang itu menembus tubuhnya tanpa perlawanan."Aaaaargh!"Tubuh Li Lin serasa tercabik-cabik memucratkan banyak darah. Bahkan Miao Cing juga mengorbankan tubuhnya untuk melindungi tuannya. Kucing itu lenyap terkena beberapa kali serangan pedang."Malang sekali. Hari ini akan menjadi hari kematiannya," kata seseorang yang menyaksikan pertarungan tersebut."Jin Li ..."Mata Yu Jin menjadi sayu melihat seorang yang baru saja merasa akrab dengannya merintih kesakitan di hadapannya."Jangan membantunya!" Terdengar lirih suara sang ayah terbawa desiran angin.Mengapa? Mengapa aku tidak boleh membantunya? Bukankah ayah membelinya untuk menjadi temanku? Batin Yu Jin sembari meremas dadanya yang terasa sesak."Jika kau ingin anak itu menjadi muridku, kau harus bisa menahan diri. Pertarungan ini, akan kujadikan sebagai salah satu ujian untuknya!" Lagi-lagi suara lirih sang ayah menjelajah ke lubang telinga Yu Jin dan hanya dia yang bisa mendengarnya."Ujian? Huh!" Yu Jin tak bisa berkata-kata. Dia memalingkan wajahnya dan berusaha tak acuh kepada Li Lin."Bukan hanya membuatku cemburu, kau bahkan berani mempermalukanku di hadapan Yu Jin! Ucapkan selamat tinggal pada dunia!" teriak Feng Ji menggenggam erat dan mengangkat pedang andalannya di atas sisinya."Pedang kegelapan pelahap jiwa!"Whuuuush!Feng Ji melesatkan pedang besinya ke arah Li Lin. Pedang itu di selimuti oleh aura kegelapan yang sangat pekat, seperti ada gumpalan hitam yang meraung-raung hendak menelan jiwa manusia hidup-hidup.Tiba-tiba ...Kraaank!Kraaank!Satu tebasan pedang kayu, berhasil mematahkan pedang besi milik Feng Ji. Feng Ji sangat tercengang dengan situasi saat ini.Ba-bagaimana bisa? Bukankah tadi anak buta ini masih tertunduk merintih kesakitan? Pikirnya.Feng Ji tiba-tiba melihat Li Lin berdiri tegak tanpa goyah. Dia bahkan dengan percaya diri menebas pedang besinya menggunakan pedang kayu itu. Feng Ji akhirnya menyadari sesuatu yang aneh terjadi dalam diri Li Lin. Mata anak itu memancarkan sinar berwarna biru di lubang matanya yang menghitam.Apakah ini adalah aura roh pedang miliknya? Aura ini sangat menekan sampai membuat badanku merinding. Feng Ji sedikit bergidik sembari melangkah mundur dengan memegangi pedang besinya yang patah. Pemuda itu bahkan tak lagi merasakan kehadiran roh pedang miliknya."Tanpa pedang, apakah seseorang ahli seni pedang masih bisa bertarung?" ucap Li Lin dengan tatapan kosong.Bruuuk!Feng Ji menjatuhkan lututnya ke tanah dan berkata sembari menudukkan kepalanya, "Aku mengaku kalah!
Peringatan? Sepertinya tidak mungkin. Baik Mu Bai ataupun pria bertopeng itu, tidak ada yang mengetahui keberadaanku. Batin Li Lin. Mungkinkah Tuan Jin sedang mengujiku? Di pagi buta begini? Bahkan suara jangkrik masih terdengar saling bersahutan.Sreeek!Suara injakan dedaunan kering, membuat Li Lin sadar, bahwa ada seseorang berada di halaman penginapan."Kau bisa keluar untuk mengeceknya. Aku akan melihat siapa orang itu," kata roh pedang kayu.Li Lin pun berjalan menuju pintu kamar dengan membawa pedang kayunya. Ketika dia membuka pintu tersebut, anak itu merasakan suara lesatan angin yang cukup kencang di hadapannya."Ada banyak pedang menyambutmu," ujar Suluh mengabarkan bahwa di hadapan Li Lin saat ini banyak lesatan pedang menuju ke arahnya.Whuuuuuus!Syuuut syuuut syuuut!Secara reflek, Li Lin mengayunkan pedangnya sembari melangkah maju untuk menangkis lesatan pedang-pedang tersebut. Setelah dia berhasil menaklukan semua pedang itu, datang lagi sebuah pedang meluncur ke ara
"Ka-kau! Roh dari pedang kayu yang tampak lapuk itu?" tanya roh pedang perak bergidik."Kalau bukan, siapa lagi yang bisa membatu anak kecil yang buta ini?" jawab Suluh. "Jadi, kau mau mati di tanganku, atau lenyap di tangan tuanmu?""Apa! Grrrr .... Kau pikir, kau bisa mengalahkanku dengan mudah!"Mereka pun, bertarung di alam bawah sadar Li Lin. Suluh membelenggu jiwa Li Lin untuk melindunginya dari serangan apapun, sekaligus agar Suluh sendiri bisa mengendalikan tubuh anak itu lebih leluasa. Hingga akhirnya, roh pedang kayu itu berhasil menendang keluar gumpalan roh pedang perak dari alam bawah sadar Li Lin kembali ke asalnya, yaitu pedang perak bermata hitam.Bruuuuk!Pedang perak itu terjatuh ke tanah. Kemudian, Suluh melepas jiwa Li Lin dan menyadarkannya kembali.Anak ini, memiliki bakat yang luar biasa. Dia mampu menutupi kekurangannya dengan kelebihannya. Batin Fu Jin menatap Li Lin dengan serius."Tak disangka, aku menemukan harta karun di pasar perbudakkan. Mulai saat ini, k
Suara gong berbunyi menandakan dimulainya pertandingan."Aku sangat penasaran. Bagaimana bisa Guru Fu mengangkatmu menjadi muridnya? Meskipun kau buta, aku rasa, kau pasti bukan orang yang mudah dihadapi," ucap Xiao Long Zi."Anda terlalu melebihkanku, Senior. Aku hanya beruntung karena dekat dengan Yu Jin.""Yah ... itu memang suatu keberuntungan. Tapi, Guru Fu sangat jeli dalam memilih seorang murid. Ayahku bahkan pernah mengajukanku untuk menjadi muridnya, tapi aku gagal saat diuji olehnya. Jadi, aku sangat ingin tahu, bagaimana kau bisa melewati ujian yang sulit itu. Di pertarungan ini, aku tidak akan berbelas kasih kepadamu! Rasakan ini! Formasi pedang matahari!"Xiao Long Zi merentangkan kedua tangannya. Pedang merah milik pemuda itu melayang di belakang kepala. Kemudian, pedang itu mengeluarkan cahaya membentuk lingkaran seperti matahari di belakang Xiao Long Zi."Lesatan seribu pedang matahari!"Xiao Long Zi menggerakkan tangannya ke atas, lalu menyatukan keduanya di depan dad
"Sekarang, aku akan mengeluarkan kekuatan yang dahsyat. Bersiaplah untuk bertahan!" ucap sang roh pedang kayu.Li Lin mengangguk sebagai isyarat bahwa dia sudah siap. Di saat keduanya saling menggertak mengerahkan seluruh kekuatan, tiba-tiba sang pedang kayu memancarkan cahaya biru keunguan yang sangat pekat. Cahaya itu masuk menyerap ke pori-pori tubuh Xiao Long Zi menusuk-nusuk tubuhnya, hingga organ dalamnya terluka dan memuntahkan banyak darah.Setelah kekuatan Xiao Long Zi melemah, dia bahkan sudah tidak sanggup lagi memegang pedang. Pedang merahnya kembali ke bentuk semula dan dia terdorong mundur hingga keluar arena.Sraaaaaaaaaaak!Bruuuk!Hempasannya cukup keras ditambah organ dalamnya yang sudah terluka. Xiao Long Zi terkapar tak sanggup lagi untuk bangkit."A-ku ... me-nye-rah!" ucapnya terbata-bata.Fu Jin turun ke arena dan mengangkat tangan Li Lin seraya berkata, "Pertandingan ini dimenangkan oleh Jin Li!"Tidak hanya mendapatkan izin dari sang guru, Li Lin bahkan mendap
Tubuh Li Lin dalam kendali sang roh pedang kayu, berlari cepat dengan gerakan kilat mengejar anak lelaki itu. Dalam sekejap, Li Lin berhasil menyusul dan menghadangnya. Kehadiran Li Lin yang tiba-tiba, membuat anak lelaki itu tersentak dan segera menghentikan langkahnya."Serahkan batu spiritual itu!" Li Lin mengayunkan pedang kayunya menebas anak lelaki itu. Matanya menyala biru menandakan dia masih berada dalam kendali Suluh.Anak itu melompat mundur untuk menghindar. Namun, pedang kayu berhasil menggores dadanya hingga mengeluarkan tetesan darah. Ketika Suluh menggerakkan tangan Li Lin dan berniat membunuh si anak laki-laki dengan mengarahkan mata pedang ke arahnya, kesadaran Li Lin berhasil menahan gerakan roh pedang kayu itu ."Cukup! Kita tidak harus membunuhnya, kan? Biarkan aku yang memintanya secara baik-baik," ucap Li Lin."Heh! Kau tidak tahu bahwa batu spiritual itu sangat berharga baginya. Cara tercepat untuk mendapatkannya adalah dengan membunuh anak itu!" timpal sang roh
"Tapak penghancur!"Si kakek tua, Zhou Li menahan serangan tersebut dengan ujung jari telunjuk. Jarinya mengeluarkan energi angin yang sangat dahsyat. Energi angin itu berputar-putar mengelilingi ujung jari hingga ke lengan."Telunjuk tornado angin!"Whuuuuuuuuush!Lesatan angin yang kuat, menerobos tapak penghancur hingga menghempaskan orang yang menyerang tadi, beserta orang-orang yang berada di belakangnya."Ckck. Mereka mencari masalah dengan orang yang salah," ucap Yang Li. "Kakek bukanlah orang yang mudah dihadapi.Orang-orang itu menggertakkan gigi kepada Zhou Li. Mereka terdiri dari lima orang. Setelah melihat mereka dengan seksama, Zhou Li menyadari bahwa mereka adalah orang-orang suruhan dari Kerajaan Ye yang telah di tugaskan untuk menguntitnya."Ternyata kalian orang-orang suruhan Pangeran Zhan Ye!""Sesuai dengan informasi yang kami dapatkan dari Pangeran. Kau memang tak terkalahkan, Kakek Zhou Li. Dan kau adalah penghalang utama yang harus disingkirkan agar Kaisar Ye bis
Remang-remang, mulai tampak apa yang berada di hadapan Li Lin. Seorang pria berwarna biru dan segala sesuatu yang ia lihat tampak berwarna biru."Pohon pun berwarna biru? Ada apa ini?" tanya Li Lin mengernyitkan dahi."Inilah mataku, inilah penglihatanku. Penglihatan para roh pedang sangat berbeda dengan manusia. Kami hanya bisa melihat satu warna. Tergantung esensial yang dibentuk oleh sang pembangkit roh," ujar sang roh pedang kayu.Roh pedang, terbentuk oleh esensial dari kekuatan spiritual sang pembangkit yang membentuk suatu gumpalan. Seperti halnya pembentukan roh hewan spiritual. Akan tetapi roh hewan spiritual tidak memiliki wadah atau raga, sedangkan roh pedang memiliki wadah berbentuk pedang. Sehingga, apabila orang yang membangkitkan roh pedang itu mati, sang roh pedang masih bisa terus hidup karena dia memiliki wadah. Kecuali jika seseorang melenyapkannya.Li Lin menghela napas. Meskipun terdapat kekurangan pada penglihatannya saat ini, dia sangat terbantu. Setidaknya, kini