Share

6. Melawan Feng Ji

"Awas!" ucap Li Lin mengulurkan tangannya di depan Yu Jin.

Dia bergerak menyamping dan sedikit mendorong Yu Jin untuk menghindari serangan itu. Insting dan pendengaran Li Lin yang peka terhadap suara, sangat mempermudah anak itu untuk mengetahui posisi Yu Jin.

Aliran angin pada lesatan tinju tersebut, membuat Li Lin menyadari bahwa tangan Feng Ji saat ini sedang berada di depan wajahnya. Anak itu pun bergerak cepat mencengkeram tangan Feng Ji, lalu menarik dan membantingnya dengan sekuat tenaga.

Buagh!

Aksi Li Lin mulai membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi heboh. Mereka saling berbisik satu sama lain.

"Wah! Aku tidak menyangka bahwa anak buta itu ternyata memiliki kemampuan."

"Lumayan. Tapi, apakah dia bisa mengalahkan Senior Feng?"

"Kekuatan Senior Feng tidak bisa diremehkan. Aku pikir, dia hanya lengah dan kurang waspada."

"Benar. Bahkan kekuatannya telah mendapat pengakuan dari pemimpin. Mana mungkin Senior Feng dapat dikalahkan dengan mudah."

Feng Ji tidak pernah menduga bahwa dia akan dipermalukan oleh seorang anak kecil yang buta. Dia kembali terbangun dengan wajah berkerut dan mulut terkantup. Kedua tangannya mengepal kuat seraya bergumam, "Sial, aku terlalu meremehkannya!"

Kewaspadaanya pun meningkat berkali-kali lipat. Tanpa basa-basi lagi, dia langsung menghunuskan pedangnya. Tampak aura gelap menyelimuti pedang tersebut.

"Aku tidak akan membuang waktu lagi untuk bermain-main," ujarnya.

"Pedang kegelapan!" Mata Yu Jin terbuka lebar menatap pedang tersebut. "Berhati-hatilah, Jin Li! Feng Ji adalah salah satu murid berbakat yang dibimbing oleh Guru Han Wu. Dia telah menguasai teknik pedang kegelapan tahap empat."

Pedang besi dengan ketebalan 4 mm itu diselimuti oleh gumpalan hitam yang sangat pekat di sekelilingnya. Feng Ji mengayunkan pedangnya ke arah Li Lin dengan gerakan teknik pertama pedang kegelapan.

"Tebasan kilat pedang kegelapan!"

Whuuuush!

Thak!

Whuuuush!

Thak!

Mereka beradu pedang dengan sengit. Li Lin berjalan mundur menangkis tebasan demi tebasan gerakan pedang Feng Ji dengan pedang kayu miliknya. Sampai akhirnya, anak itu terpojok ke dinding depan rumah makan.

"Ckck. Hanya segini kemampuan berpedangmu?" ejek Feng Ji.

Li Lin terpojok dengan menahan serangan pedang Feng Ji menggunakan pedang kayu yang berada dalam genggamannya, tepat di depan wajah Li Lin. Posisi pedang Li Lin sejajar dengan tubuhnya dan tegak lurus dengan pedang Feng Ji.

Yu Jin sebebarnya ingin membantu Li Lin. Namun, gadis itu menyadari bahwa ayahnya sedang menatap tajam dirinya, seolah-olah dia berkata, "Jangan ikut campur!"

Fu Jin ingin mengetahui sejauh mana kemampuan Li Lin. Dan apakah anak itu pantas menjadi muridnya?

"Miao Cing!" ucap Li Lin memanggil roh hewan spiritualnya.

Seekor kucing meloncat mencakar wajah Feng Ji secara tiba-tiba. Pemuda itu pun jatuh setengah terbaring karena kaget. Dia merintih sembari memegang wajahnya.

"Argh! Kucing sialan! Aku tidak akan berbelas kasih kepadamu bedebah buta!"

Feng Ji segera bangkit dan menyerang Miao Cing secara membabi buta. Akan tetapi, gerakan Miao Cing yang begitu lincah senantiasa lolos dari serangannya.

"Dasar bodoh! Untuk apa kau terus menyerang kucing itu! Dia hanya seekor hewan spiritual yang dikendalikan oleh orang yang membentuknya! Dia akan lenyap dengan sendirinya jika kau berhasil membunuh anak itu," ujar roh pedang dalam genggaman Feng Ji.

Amarah Feng Ji memuncak, matanya mendelik, wajahnya merah padam dan dia mendengus kasar seolah-olah keluar asap dari bawah hidungnya. Kemudian, Feng Ji menggerakkan tangan, mengendalikan pedang dengan energi spiritualnya.

"Tarian seribu pedang kegelapan!"

Ini adalah kombinasi jurus dari teknik pedang kegelapan tahap kedua dan ketiga yang telah dikuasai Feng Ji. Seribu pedang menari-nari bergerak mengikuti pergerakan tangannya.

Tarian pedang tersebut berhasil mengacaukan pendengaran Li Lin. Seribu lesatan pedang itu menyerbu Li Lin secara tak beraturan membuatnya kebingungan.

"Astaga! Pedang-pedang ini terlalu banyak. Bagaimana aku harus menghadapinya?" gumam anak itu kebingungan.

Syuuut syuuut syuuut!

Akhirnya pedang-pedang itu menembus tubuhnya tanpa perlawanan.

"Aaaaargh!"

Tubuh Li Lin serasa tercabik-cabik memucratkan banyak darah. Bahkan Miao Cing juga mengorbankan tubuhnya untuk melindungi tuannya. Kucing itu lenyap terkena beberapa kali serangan pedang.

"Malang sekali. Hari ini akan menjadi hari kematiannya," kata seseorang yang menyaksikan pertarungan tersebut.

"Jin Li ..."

Mata Yu Jin menjadi sayu melihat seorang yang baru saja merasa akrab dengannya merintih kesakitan di hadapannya.

"Jangan membantunya!" Terdengar lirih suara sang ayah terbawa desiran angin.

Mengapa? Mengapa aku tidak boleh membantunya? Bukankah ayah membelinya untuk menjadi temanku? Batin Yu Jin sembari meremas dadanya yang terasa sesak.

"Jika kau ingin anak itu menjadi muridku, kau harus bisa menahan diri. Pertarungan ini, akan kujadikan sebagai salah satu ujian untuknya!" Lagi-lagi suara lirih sang ayah menjelajah ke lubang telinga Yu Jin dan hanya dia yang bisa mendengarnya.

"Ujian? Huh!" Yu Jin tak bisa berkata-kata. Dia memalingkan wajahnya dan berusaha tak acuh kepada Li Lin.

"Bukan hanya membuatku cemburu, kau bahkan berani mempermalukanku di hadapan Yu Jin! Ucapkan selamat tinggal pada dunia!" teriak Feng Ji menggenggam erat dan mengangkat pedang andalannya di atas sisinya.

"Pedang kegelapan pelahap jiwa!"

Whuuuush!

Feng Ji melesatkan pedang besinya ke arah Li Lin. Pedang itu di selimuti oleh aura kegelapan yang sangat pekat, seperti ada gumpalan hitam yang meraung-raung hendak menelan jiwa manusia hidup-hidup.

Tiba-tiba ...

Kraaank!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status