Share

Sebatas Istri Bayangan
Sebatas Istri Bayangan
Penulis: White Rose

Bab 1

Drooooonnnnn

Drooooonnnnn

Suara klakson kapal pesiar terdengar begitu keras. Beberapa orang terlihat melambaikan tangan melepasnya berlayar ke lautan lepas.

Tampak seorang wanita bernama Fitri Chairunisa membawa kopernya dengan susah payah saat melewati beberapa penumpang yang tengah menuju ke kamar mereka masing-masing.

Hingga akhirnya, Fitri tiba di sebuah lantai, tempat para pekerja berkumpul.

Melihat barisan wanita sudah mulai rapi, Fitri tampak terburu-buru masuk dan segera ikut berbaris di belakang mereka.

"Kebiasaan banget sih, Fitri!" kata salah seorang wanita cantik berambut lurus di depan Fitri.

"Maaf, kamu tahu kan kalau aku harus pamitan sama 10 adik pantiku, Nessa!"

"Drama deh, mulai!" 

Mendengar itu, Fitri tersenyum canggung sebelum kembali memperhatikan ke arah depan mereka.

Atasannya tampak tengah membagi tugas.

Dan malam ini, tugas Fitri dan Nessa adalah menjadi penyedia minuman di sebuah pameran barang antik yang di selenggarakan di kapal pesiar ini.

Di dalam kamar, mereka pun berganti baju dan merias wajah.

"Kurangi kepo kamu ya, gak usah pegang-pegang barang antik di pameran. Paling murah yang aku dengar barang di pameran itu harganya tiga digit. Jadi jangan sembarangan sentuh!" kata Nessa yang memang lebih tua empat tahun dari Fitri. Iasedikit banyak sudah hafal kebiasaan Fitri yang benar-benar sangat kepo dan penasaran dengan barang-barang atau hal-hal yang tidak dia ketahui sebelumnya.

Mendengar ucapan Nessa, gadis 21 tahun itu mengangguk. "Siap kak!" katanya sambil menunjukkan sikap hormat bendera pada Nessa.

"Sudah! Jangan bercanda lagi. Ayo cepat!" ajaknya pada Fitri.

Mereka berdua lantas ke lantai lima, tempat pameran itu di selenggarakan.

Hanya saja, mereka tidak menyadari jika sejak tadi, seorang pria berjas tengah memperhatikan setiap wanita yang masuk ke dalam ruang pameran itu.

Ketika dia melihat Fitri dan Nessa, anehnya pria itu segera bertanya pada manager di sebelahnya. "Siapa kedua wanita itu?"

"Mereka pelayan pak!" jawab manager cepat.

"Aku tahu, maksudku, nama mereka. Apa mereka sudah berkeluarga?" tanya pria itu pada manager.

Manajer itu tidak menaruh curiga sama sekali pada pertanyaan pria berjas yang merupakan asisten pribadi dari salah satu penyelenggara pameran barang antik di kapal pesiar ini.

"Itu Nessa, yang lebih tinggi namanya Fitri. Mereka masih single!" kata manager.

"Usia mereka?" tanya pria itu lagi.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, manager sempat bingung. Namun, ia sama sekali belum curiga pada pria itu.

"Nessa 25 atau 26 ya, aku lupa pak. Kalau Fitri, dia masih 21 tahun. Ada apa ya pak?" tanya manager itu setelah menjawab pertanyaan pria itu.

"Ah tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu, apa kamu memperkerjakan wanita di bawah umur atau tidak!" jelas pria itu.

Alasan yang dia katakan benar-benar tidak masuk akal sebenarnya. Tapi, manager itu hanya mengangguk-angguk saja.

Tak lama kemudian, pameran pun dimulai.

Nessa dan Fitri juga melaksanakan tugas mereka untuk membagikan minuman pada para tamu.

Setengah jam pameran berlangsung, semuanya baik-baik saja.

Namun tiba-tiba saja....

Prang!

Sebuah benda antik terjatuh tepat di samping Fitri yang sedang berdiri membawa nampan berisi beberapa gelas minuman.

Mata perempuan itu pun melotot ke arah barang yang terjatuh itu.

Nessa bahkan tak kalah terkejut. Ia segera menghampiri Fitri. "Apa yang kamu lakukan? Ya Tuhan... lihat harganya!"

Sementara itu, Fitri gemetar. Ia benar-benar ingin menangis melihat harga yang tertera pada kotak kaca yang menjadi tempat barang itu diletakkan tadi.

Patung kaca terbuat dari giok itu harganya sekitar 750 juta! 

Beberapa orang pun datang dan melihat, mereka tampak menunjukkan raut wajah tak percaya.

"Apa yang dia lakukan?"

"Astaga, dia pelayan. Dan patung itu harganya ratusan juta, mana mungkin dia bisa menggantinya!"

"Ya ampun, ceroboh sekali!"

"Habislah dia!"

Beberapa orang terdengar bergunjing.

Fitri yang tersadar dari rasa terkejutnya pun, langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat ke arah Nessa. "Bukan, Kak! Bukan aku yang menjatuhkan patung itu. Benar-benar bukan aku!" katanya panik. Ia memang tidak merasa kalau dia sudah menjatuhkan benda itu.

"Yang benar kamu?" tanya Nessa.

Sebenarnya dia tahu Fitri ceroboh, tapi anak itu sangat jujur. Kalau memang dia yang merusak sebuah barang, dia akan mengaku.

Fitri mengangguk yakin. "Aku tidak merasa menyenggol atau menyentuh patung itu sama sekali!" katanya lagi.

"Ada apa ini?!" bentak seseorang yang datang di keramaian itu.

Pria itu adalah pria berjas yang tadi bertanya pada manager tentang Nessa dan Fitri.

Manager yang datang pun terkejut bukan main. "Siapa yang melakukan ini?" 

Nessa dan Fitri diam, tapi seorang tamu lain menunjuk ke arah Fitri.

"Dia yang melakukannya!" kata tamu itu membuat Fitri melebarkan matanya.

"Bukan aku, aku tidak menyentuhnya... aku tidak tahu kenapa bisa terjatuh. Aku tidak berbohong!" kata Fitri.

"Jadi kamu mau bilang aku berbohong?" tanya tamu pria yang mengatakan Fitri yang menjatuhkan patung itu.

"Fitri, kamu mau fitnah tamu?" tanya manager.

"Bukan begitu pak, tapi bukan aku...!"

"Sudah diam, pameran ini masih berlangsung. Bereskan kekacauan ini. Dan kamu...!" tunjuk pria itu ke arah Fitri. "Ikut aku bertemu Tuan Meyer untuk mempertanggung jawabkan perbuatanmu ini!" 

Manager mengancam kalau dia tidak mau mengikuti pria itu, dia dan Nessa juga akan dipecat dan harus membayar ganti rugi sekarang juga.

Fitri pun terpaksa mengikuti langkah pria itu.

Sampailah mereka di sebuah ruangan VVIP kapal pesiar itu.

Fitri masuk ke ruangan itu dengan gemetaran. Dia tidak salah, tapi dia juga tidak punya bukti. Sementara sudah ada tamu yang mengatakan kalau dia yang menjatuhkan patung itu. Fitri yang gugup dan sangat awam, karena hanya lulusan SMA juga tidak tahu kalau sebenarnya dia bisa menjadikan rekaman CCtv di ruangan itu sebagai bukti. Dia terlalu takut.

Brakk!

Fitri terkejut ketika sebuah map terlempar begitu saja di atas meja yang ada di depannya oleh seorang pria tampan, tinggi, putih dan terlihat seperti blasteran luar negeri yang melakukannya.

"Tanda tangani itu!" kata pria itu membuat Fitri terkejut.

"Aaa... apa ini?" tanya Fitri gugup.

"Kontrak pernikahan denganku. Menikahlah denganku selama enam bulan. Atau kamu dan temanmu itu harus masuk penjara karena tidak bisa membayar ganti rugi atas kerugian yang sudah kamu buat!" kata pria itu begitu tegas dan dingin.

Fitri tidak mengerti, dia masih mencerna ucapan pria di depannya itu.

"Kenapa bengong, aku hitung sampai tiga. Kalau tidak tanda tangan juga. Kapal ini akan kembali ke pelabuhan, dan kalian akan segera di bawa ke kantor polisi. Satu... dua...!"

Fitri benar-benar kebingungan, dia tidak mengerti. Tapi dia juga takut kalau sampai Nessa yang juga bekerja untuk pengobatan ayahnya sampai terkena imbas masalah yang dia sendiri tidak mengerti ini.

"Tiga!"

"Tunggu tuan, aku tanda tangan!"

***

To be continued...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tutik Susilawati
dia di jebak itu, tamunya yang tadi bersaksi mencurigakan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status