Benua Selatan merupakan salah satu benua yang melahirkan banyak pendekar terkenal. Salah satunya adalah Pendekar Pedang Dewa Naga yang pernah menjadi pendekar nomor satu di dunia persilatan Benua Selatan, bahkan sampai tersohor ke seluruh dunia persilatan.
Pendekar Pedang Dewa Naga benar-benar tidak terbendung kesaktiannya. Tidak ada seorang pendekarpun yang bisa mengalahkannya di masa kejayaannya
Tidak ada yang tahu nama asli pendekar ini, karena dia tidak pernah memberitahukannya kepada siapapun. Jadi nama asli pendekar ini masih menjadi misteri. Bahkan tidak ada juga yang mengetahui asal usul Pendekar Pedang Dewa Naga ini.
Pendekar Pedang Dewa Naga ini muncul begitu saja di dunia persilatan dan langsung membuat heboh seluruh dunia persilatan baik di Benua Selatan maupun di Benua lainnya.
Kehebatannya sebagai pendekar nomor satu sering mendapat tantangan dari pendekar lain yang selalu ingin menjadi nomor satu dan merebut posisi ini dari dirinya.
Tantangan demi tantangan selalu diladeninya dengan rendah hati, membuat Pendekar Pedang Dewa Naga sangat terkenal dengan kebijaksanaannya.
Pertarungan yang paling dikenal di dunia persilatan adalah pertarungan antara Pendekar Pedang Dewa Naga dengan Pendekar Lembah Iblis yang menguasai ilmu ruh.
Pertarungan berlangsung di Lembah Iblis saat Pendekar Pedang Dewa Naga ini hendak menumpas penjahat nomor satu di dunia persilatan ini.
Pendekar Lembah Iblis saat itu terkenal dengan kekejamannya, terutama membantai pendekar-pendekar muda yang diserap kekuatannya untuk meningkatkan kemampuan dirinya.
"Luar biasa! Aku kedatangan pendekar yang paling dikenal sepanjang masa!" seru Pendekar Lembah Iblis yang ternyata seorang wanita cantik, saat Pendekar Pedang Dewa Naga ini menemuinya.
Sungguh kejadian yang tidak pernah diduga oleh Pendekar Pedang Dewa Naga ini.
Semula pendekar ini mengira pemangsa laki-laki ini adalah pendekar yang berpenampilan biasa-biasa saja, yang beraliran kegelapan.
Tapi yang ada di hadapannya adalah perempuan berkulit putih, tinggi langsing, berambut panjang, dan terutama sangat cantik bagaikan bidadari.
Pakaian yang dikenakan perempuan ini sangat tipis yang memperlihatkan seluruh lekuk-lekuk tubuhnya yang bisa membuat lelaki manapun panas dingin melihatnya.
"Kamu sudah terlalu jahat, Pendekar Lembah Iblis!" seru Pendekar Dewa Naga.
"Kejahatan apa yang telah kulakukan sehingga pendekar terkenal sepertimu repot-repot datang ke Lembah Iblis hanya untuk ingin menghentikanku!" seru Pendekar Lembah Iblis.
"Aku mendengar rumor, kamu selalu membunuh lelaki yang terbujuk rayuanmu! Setelah kamu puas dengannya, kamu bunuh begitu saja!" seru Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Kamu percaya begitu saja? Menurutmu aku bisa setega dan sekeji itu?" tanya Pendekar Lembah Iblis, sambil tersenyum manis
"Bukan aku yang menilai perbuatanmu, tapi seluruh dunia persilatan sudah mengetahui perbuatanmu ini! Jadi aku ke sini untuk menghentikanmu sebelum jatuh korban lebih banyak lagi!" tegas Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Aku semula mengira kalau Pendekar Pedang Dewa Naga adalah pendekar yang bijaksana, tapi ternyata aku keliru besar!" seru Pendekar Lembah Iblis, yang wajahnya langsung menunjukkan keseriusan dari sebelumnya yang selalu tersenyum.
"Apa maksudmu, Pendekar Lembah Iblis?" tanya Pendekar Pedang Dewa Naga memastikan perkataan Pendekar Lembah Iblis.
"Kamu terkenal pendekar yang bijaksana, tapi hanya karena hasutan beberapa pendekar dunia persilatan, kamu langsung menuduhku sebagai iblis betina pemangsa pendekar muda!" ujar Pendekar Lembah Iblis.
"Kalau bukan kamu pelakunya, siapa yang memangsa pendekar-pendekar muda ini hingga matinya sangat mengenaskan!" seru Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Mana aku tahu! Itu tugasmu dan pendekar dunia persilatan untuk mencari tahu kebenaran sejati!" sahut Pendekar Lembah Iblis.
"Kamu memang terkenal pintar bersilat lidah! Rasakan seranganku!" ujar Pendekar Pedang Dewa Naga yang langsung melancarkan pukulan Tapak Dewa Naganya agar tidak terlalu berlama-lama tergoda oleh rayuan Pendekar Lembah Iblis ini.
"Iblis Meregang Sukma!"
Pendekar Lembah Iblis langsung mengeluarkan ilmu ruhnya, karena dia tahu seranganTapak Dewa Naga mengandung energi tenaga dalam yang besar yang bisa saja menewaskan dirinya seketika.
Tubuh Pendekar Lembah Iblis memecah menjadi beberapa bagian yang terasa nyata, sehingga tidak diketahui mana Pendekar Lembah Iblis yang asli.
"Ilmu Iblis yang sangat berbahaya!' seru Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Hihihi ...! Kamu sudah terpengaruh oleh otak kotor pendekar-pendekar perersilatan yang mengaku berada di jalan kebenaran! Mereka hanya menginginkan tubuhku ... begitu gagal mendapatkan tubuhku dan menderita luka ringan, mereka memfitnahku dengan cerita yang tidak masuk akal!" seru Pendekar Lembah Iblis, yang hanya terdengar suaranya saja yang menggema ke seluruh arena pertarungan.
"Pedang Penumpas Iblis!"
Pendekar pedang Dewa Naga langsung menggunakan pedang dewa naganya untuk menebas semua bayangan yang masing-masing mempunyai gerakan ilmu bela diri yang berbeda-beda.
"Jadi, kamu tidak mengaku kalau telah menewaskan banyak pemuda?" tanya Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Sudah kukatakan tadi, bukan aku pelakunya! Seharusnya kalian mencari pelaku yang sebenarnya!" seru Pendekar Lembah Iblis.
"Aku tidak percaya padamu! Seharusnya kamu mengaku saja, bukan menyalahkan pendekar lain!"
"Kamu datang tanpa bukti, Pendekar Pedang Dewa Naga! Aku telah salah menilaimu! Kamu sama saja dengan pendekar-pendekar kotor di Benua Selatan ini!" seru Pendekar Lembah Iblis.
"Aku tidak tertarik padamu, bagaimana mungkin kamu bisa bilang kalau aku sama dengan pendekar yang pernah menghadapimu?" tanya Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Iblis Menerjang Naga!"
Pendekar Lembah Iblis tidak menjawab pertanyaan Pendekar Pedang Dewa Naga, dan membalas serangan pedang pendekar ini dengan kekuatan aura kegelapan yang langsung meliuk-liuk membelit pedang dewa naga , yang membuat pedang ini tidak bisa digunakan lagi.
"Kamu memang iblis! Semua seranganmu beraliran kegelapan, jadi aku tidak percaya padamu! Aku lebih percaya dengan perkataan pendekar-pendekar yang telah menuduhmu melakukan kejahatan! Menyerahlah!" kata Pendekar Pedang Dewa Naga.
"Langkahi dahulu mayatku apabila ingin menyuruhku menyerah! Aku tidak merasa melakukan kesalahan, jadi aku tidak terima tuduhanmu."
"Tapak Dewa Naga Samudra!"
Pendekar Pedang Dewa Naga mengeluarkan tapak andalannya yang berbentuk kepala naga raksasa yang bisa melumat apapun di hadapannya dengan gigi-gigi naga yang tajam.
Naga Samudra ini dengan cepat menggigit dan menghancurkan aura kegelapan dari Pendekar Lembah Iblis yang menghasilkan ledakan yang cukup besar yang bersifat merusak.
Serangan Pendekar Pedang Dewa Naga begitu dasyat sehingga Pendekar Lembah Iblis harus bisa mengimbanginya. "Tarian Pedang Iblis!" Pendekar Lembah Iblis langsung mengeluarkan pedangnya yang memancarkan kilau warna warni, kemudian dengan santainya pendekar ini meliuk-liukan tubuh indahnya bagaikan menari dengan alunan musik yang mempesona. Pendekar pedang Dewa Naga yang biasanya tidak tertarik dengan apapun, benar-benar dibuat takjub dengan tarian pedang Pendekar lembah Iblis sehingga tanpa disadarinya pedang berkilau ini menggores tubuhnya yang tanpa perlindungan. Aaaah! Pedang dari Pendekar Lembah Iblis bukan pedang sembarangan. Hanya goresan sedikit saja dapat menimbulkan luka yang perih seperti luka terbakar dan akan terus mengerogoti kulit yang membuat daerah luka akan membusuk dan menyebar luas ke daerah lainnya. "Kenapa kamu tidak menghindar?" tanya Pendekar Lembah Iblis ini dengan cemas. Pendekar Pedang Dewa Naga heran melihat Pendekar Lembah Iblis yang mennayakan keadaaa
Kerajaan Sembilan Naga merupakan salah satu dari sekian banyak kerajaan yang berada di Benua Selatan. Tidak seperti Benua Timur yang dipimpin oleh seorang Kaisar, Benua Selatan terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang raja. Jadi, perselisihan antar kerajaan sering terjadi di benua yang memiliki 5 kerajaan utama ini. Salah satunya adalah Kerajaan Sembilan Naga. Kerajaan Sembilan Naga merupakan kerajaan paling makmur diantara 4 kerajaan utama lainnya yang terdapat di Benua Selatan. Tidak mengherankan kalau Kerajaan Sembilan Naga menjadi kerajaan yang paling hebat, baik dari segi pertahanan maupun dari segi perdagangan. Konon, kerajaan Sembilan Naga terbentuk dari sembilan naga sakti yang berjanji akan memelihara perdamaian di Benua Selatan bersama-sama dengan manusia yang menjadi penghuni Benua Selatan saat itu. Kerajaan Sembilan Naga pada jaman dahulu adalah kerajaan tunggal yang makmur dan solid, yang wilayahnya mencakup seluruh
Tetap tidak ada sahutan dari Mahasura, yang terus menerus dipanggil oleh kakek ini. Mungkin saja Mahasura memang tidak berada di tempat yang dilrewati kakek ini, tapi mungkin juga Mahasura sengaja tidak membalas panggilan kakek ini. Terik matahari tidak menghalangi langkah kakek yang masih kuat di masa usianya ini. Bahkan dengan penuh semangat, kakek ini terus mendorong gerobak sayurnya tanpa henti. Tidak terlihat juga rasa lelah yang menghinggapi kakek ini. Hanya saja Mahasura yang sedang dipanggil oleh kakek ini tidak kelihatan batang hidungnya. "Kemana ya anak itu ... kerjanya menghilang dan tidur melulu!" gerutu kakek ini. "Ki Seno mencari Mahasura?" tanya salah satu pemuda setempat bernama Satria yang kebetulan lewat di depan kakek bernama Ki Seno ini. "Kamu lihat Mahasura?" tanya Ki Seno. "Tadi aku lihat dia lagi tiduran di gubuk kecil dekat pasar, Ki!" jawab Satria. "Terima kasih ya Nak!" kata Ki Seno sambil mendorong gerobak sayurnya lagi menuju tempat yang dikatakan
Ki Seno benar-benar menyerah terhadap Mahasura yang selalu saja menjawab tegurannya dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.seperti sekarang. Ki Seno selalu mengajarkan hal-hal yang benar, yang membuat Mahasura sangat patuh dan rajin sejak kecil. Namun menginjak usia remaja, Mahasura mulai sering membangkang dengan tidak mau membantu Ki Seno lagi. Bahkan terkesan Mahasura tidak menghormatinya sama sekali, yang telah merawat anak itu hingga seperti sekarang. Ada saja alasan pemuda pemalas ini untuk menghindari pekerjaan yang disuruh oleh Ki Seno kepadanya. Mahasura lebih suka tidur-tiduran dan bermalas-malasan untuk mendapatkan mimpi yang indah baginya. Namun, Mahasura mulai kena batunya dengan mengalami mimpi yang buruk dan berulang-ulang, bahkan dia bisa menyambung mimpinya yang terputus, entah karena terbangun oleh teriakan Ki Seno atau mengalami kejadian buruk yang membuatnya ketakutan sehingga terbangun dari tidurnya. Mahasura yang tertidur lelap setelah ditinggalkan K
"MAHASURA!!!" Teriakan kencang dari kakeknya, Ki Seno lagi-lagi membuatnya meninggalkan mimpi anehnya ini. "Kakek kenapa sih, teriak-teriak terus?" tanya Mahasura. "Kamu itu, dari tadi tidur terus ... kakek sudah selesai menjajakan dagangan sayur, kamu masih saja tidur di tempat yang sama!" gerutu Ki Seno. "Aku sedang cari inspirasi Kek! Biar bisa jadi pemuda yang berguna seperti keinginan kakek!" kata Mahasura membela diri. 'Tapi bukan dengan cara tidur terus kan?" tanya Ki Seno yang mulai sewot dengan cucunya ini. "Aku sedang bermimpi yang aneh Kek ... aku lanjutin dahulu ya, nanti aku pulang Kek!" kata Mahasura yang kembali tertidur dengan cepatnya. Ki Seno hanya mengusap dada saja melihat kemalasan dari cucunya ini. "Kamu beda sekali dengan ayahmu yang seorang pendekar sakti, serta ibumu yang seorang Dewi kultivator," gumam Ki Seno sambil meninggalkan Mahasura. Siapa sebenarnya pendekar yang dimaksud oleh Ki Seno? Pemuda pemalas yang ditinggalkan Ki Seno, tertidur dengan
"MAHASURA!!!" Teriakan yang sangat didambakannya akhirnya membuat Mahasura terbangun dari tidur dan mimpi buruknya. Suara kakeknya yang biasa membangunkannya kalau dia tertidur, tapi masih belum jelas baginya. Tapi anehnya dia tidak berada di Kios pasar tempat dia tidur sebelumnya, yang membuat pemuda pemalas ini bingung dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. "Aku ada di mana ya?" gumamnya. "Seingatku terakhir aku terjatuh ke dalam laut, kenapa sekarang aku berada di sini?" Mahasura berada di sebuah pulau yang indah dengan pantai yang terbentang di hadapannya, tapi pulau ini hanya satu-satunya pulau yang ada. Sepanjang mata memandang, hanya terlihat lautan dan batas lautan yag terbentang luas. "Apa aku masih bermimpi?" gumamnya. "Kenapa aku bisa berada di pulau yang indah ini? Siapa yang tadi memanggilku? Seperti suara kakek ..." "MAHASURA!!!: Lagi-lagi Mahasura mendengar namanya dipanggil dengan kencang. Suara teriakan ini mirip suara kakeknya tapi dia tidak melihat wujud
Huuuaah .... Huaaaah ... Huuuaah! Mahasura mulai merasakan dirinya sulit bernafas di pulau yang indah ini. Mendadak pulau ini tidak ada udara sama sekali yang membuat dirinya terengah-engah berusaha menghirup udara untuk bernafas. "Aneh! Kenapa udara di sini rasanya sedikit sekali!" ujar Mahasura. "Kenapa aku sulit sekali bernafas di pulau ini?" Bleeep .... Bleeep .... Bleep Seluruh mulut dan hidungnya seperti kemasukan air yang membuatnya tidak bisa bernafas. "Aneh sekali! Aku sedang berada di daratan, kenapa rasanya sedang tenggelam di dalam air?" pikir Mahasura yang seperti bernafas di dalam air. "Anak muda! Bangun, anak muda!" Terdengar olehnya suara paman pemilik kapal yang ditumpanginya. Mahasura memuntahkan air laut yang tertelan olehnya saat tenggelam ke dalam laut. Matanya perlahan terbuka dan melihat paman nelayan sedang berusaha menyadarkannya dan mengeluarkan air laut yang tertelan olehnya. "Aku masih berada di atas kapal nelayan?" gumamnya tidak percaya. "Apa y
Mahasura Arya, pemuda pemalas yang kerjanya tidur-tiduran terus, kali ini kena batunya dengan mengalami mimpi terus menerus yang membawanya ke tempat yang sama terus menerus, yang mulai membuatnya ketakutan. Mahasura seakan tidak bisa terbangun dari mimpinya yang sangat lama sepanjang hidupnya. Bahkan dia mengalami mimpi di dalam mimpi yang membuatnya sulit untuk kembali ke dunia nyata tempatnya bermalas-malasan dan tidur seharian. Anehnya, pemuda pemalas ini terus kembali lagi ke pulau misterius yang disinggahinya dalam mimpi saat dirinya tercebur ke dalam laut dari atas kapal nelayan. "Apa saat ini aku tertidur di dalam kapal nelayan, atau aku tertidur di dalam kios pasar?" gumam Mahasura mencoba memikirkan kejadian yang menimpanya. Mahasura Arya sudah beberapa kali mencoba agar bisa terbangun dari mimpi buruk ini, tapi dia selalu terbangun di alam mimpi sebelumnya yang kemudian membuatnya bermimpi kembali. Seluruh kejadian mengarahkannya ke Pulau Misterius ini. ARYA ... Su