Huuuaah .... Huaaaah ... Huuuaah! Mahasura mulai merasakan dirinya sulit bernafas di pulau yang indah ini. Mendadak pulau ini tidak ada udara sama sekali yang membuat dirinya terengah-engah berusaha menghirup udara untuk bernafas. "Aneh! Kenapa udara di sini rasanya sedikit sekali!" ujar Mahasura. "Kenapa aku sulit sekali bernafas di pulau ini?" Bleeep .... Bleeep .... Bleep Seluruh mulut dan hidungnya seperti kemasukan air yang membuatnya tidak bisa bernafas. "Aneh sekali! Aku sedang berada di daratan, kenapa rasanya sedang tenggelam di dalam air?" pikir Mahasura yang seperti bernafas di dalam air. "Anak muda! Bangun, anak muda!" Terdengar olehnya suara paman pemilik kapal yang ditumpanginya. Mahasura memuntahkan air laut yang tertelan olehnya saat tenggelam ke dalam laut. Matanya perlahan terbuka dan melihat paman nelayan sedang berusaha menyadarkannya dan mengeluarkan air laut yang tertelan olehnya. "Aku masih berada di atas kapal nelayan?" gumamnya tidak percaya. "Apa y
Mahasura Arya, pemuda pemalas yang kerjanya tidur-tiduran terus, kali ini kena batunya dengan mengalami mimpi terus menerus yang membawanya ke tempat yang sama terus menerus, yang mulai membuatnya ketakutan. Mahasura seakan tidak bisa terbangun dari mimpinya yang sangat lama sepanjang hidupnya. Bahkan dia mengalami mimpi di dalam mimpi yang membuatnya sulit untuk kembali ke dunia nyata tempatnya bermalas-malasan dan tidur seharian. Anehnya, pemuda pemalas ini terus kembali lagi ke pulau misterius yang disinggahinya dalam mimpi saat dirinya tercebur ke dalam laut dari atas kapal nelayan. "Apa saat ini aku tertidur di dalam kapal nelayan, atau aku tertidur di dalam kios pasar?" gumam Mahasura mencoba memikirkan kejadian yang menimpanya. Mahasura Arya sudah beberapa kali mencoba agar bisa terbangun dari mimpi buruk ini, tapi dia selalu terbangun di alam mimpi sebelumnya yang kemudian membuatnya bermimpi kembali. Seluruh kejadian mengarahkannya ke Pulau Misterius ini. ARYA ... Su
MAHASURA! Terdengar olehnya suara kakeknya yang sangat dinantikannya sedari tadi. Mahasura Arya terrbangun di atas kios pasar saat dipanggil kakeknya untuk pulang karena hari sudah malam. "Kakek! Senang sekali mendengar suara Kakek!" seru Mahasura yang terbangun dan berada di alam nyata yang dikenalnya. "Tidak biasanya kamu senang melihat kakek!" ujar Ki Seno. "Kamu pasti mimpi buruk ya, makanya senang melihat kakek karena sudah dibangunin!" "Apa kata kakek saja! Yuk Kek, kita pulang!" kata Mahasura sambil mendorong gerobak sayur kakeknya. Tapi Mahasura terkejut, begitu dia meninggalkan area pasar tempat kakeknya berdagang sayur dan buah, tampak di depannya hutan yang gelap lagi. "Ternyata aku belum terbangun sama sekali! Atau ini kejadian yang nyata, sedangkan tadi bertemu kakek adalah mimpiku?" Mahasura mulai bimbang terhadap mimpi yang dijalaninya ini nyata atau tidak. Kakeknya sudah tidak ada di sampingnya. Bahkan gerobak sayur yang tadi didorongnya juga lenyap dari hada
Penduduk Kota Naga Langit hanya mengenal kakek penjual sayur ini sebagai Ki Seno.Tidak banyak yang tahu nama asli dari Ki Seno, bahkan mungkin tidak ada satupun penduduk Kota Naga Langit yang mengetahui nama aslinya.Senopati Aryawiguna adalah nama asli dari Ki Seno, yang tidak pernah digunakannya lagi.Nama ini sempat menguncangkan dunia persilatan Benua Selatan yang lebih dikenal dengan Pendekar Penguasa Api.Bahkan Ki Seno memiliki Fire Devil, sebutan Iblis Api yang bersatu dengan tubuhnya.Pertarungan terakhir Ki Seno adalah melawan Pendekar Pedang Dewa Naga di atas pegunungan Awan Surga, yang terjadi sebelum menghilangnya Pendekar Pedang Dewa Naga ini.Banyak yang tidak tahu tentang pertarungan antara dua pendekar besar ini.Dunia Persilatan hanya mencatat pertarungan terakhir Pendekar Pedang Dewa Naga dengan Pendekar Lembah Iblis.Ki Seno memiliki ilmu kehidupan abadi seperti Immortal di dunia kultivator, sehingga kakek sakti ini masih hidup sampai sekarang."Ravindra! Kamu mem
"Kamu sedang mengandung?" tanya Senopati yang sedang dilanda kebingungan."Istriku sedang mengandung, Senopati! aku harap kamu bisa menunda keinginanmu menghabisi Adhisti sampai bayi kami lahir!" seru Ravindra."Kalian ini suami istri?" tanya Senopati lagi."Memangnya kenapa kalau kami ini suami istri?" tanya Ravindra.Senopati tampak terkejut melihat kejadian yang sangat tidak diduganya.Pendekar Pedang Dewa Naga dan Pendekar Lembah Iblis ternyata sekarang adalah pasangan suami istri. Pantas saja Pendekar Pedang Dewa Naga tidak pernah muncul lagi setelah pertarungan dengan Pendekar Lembah Iblis."Kapan kejadiannya?" tanya Senopati."Setelah aku tahu kalau Adhisti tidak sejahat yang dikabarkan pendekar persilatan! Semua itu hanya rumor belaka yang ingin menjatuhkan nama Pendekar lembah Iblis!" sahut Ravindra."Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku!" kata Senopati sambil memberi salam kepada Adhisti."Aku tahu Pendekar Penguasa Api adalah pendekar hebat, yang mengutamakan kebenaran,
"Mahasura!"Panggilan lembut dari suara kakeknya membangunkan Mahasura Arya yang ternyata masih tidur di kios pasar Kota Naga Langit."Kakek? Sejak kapan kakek berada di sini?" tanya Mahasura yang masih mengucek-ngucek matanya yang belum sepenuhnya bisa melihat jelas."Kamu dapat pedang di sampingmu ini darimana?" tanya Ki Seno."Aku juga tidak tahu, Kek! Aku hanya bermimpi ditarik kekuatan dari dasar Samudra Naga ke dasar samudra yang dalam, tapi kemudian ditolong oleh nelayan. Aku sudah memegang pedang ini dalam mimpi, tapi kok bisa muncul di dunia nyata ya, Kek? Apa mimpiku itu nyata?" tanya Mahasura."Kamu tahu pedang ini sebenarnya pedang apa?" tanya Ki Seno lagi."Pedang Dewa Naga, Kek! Itu kata nelayan yang menolongku dalam mimpi, apa nyata ya? Aku tidak tahu , Kek!' ujar Mahasura kebingungan."Benar sekali! Pedang ini merupakan milik leluhurmu yang terkenal sebagai Pendekar Pedang Dewa Naga," jelas Ki Seno."Tapi Kek, kenapa pedang ini bisa muncul dari alam mimpi ya?" tanyaa M
"MAHASURA!"Terdengar suara perempuan yang sama yang pernah memanggilnya sebelum dia terbangun di kapal nelayan untuk kemudian dibangunkan Ki Seno.Mahasura Arya tampak terbaring di tepi pantai dengan hutan menyeramkan yang semula dihindarinya."Kenapa kakek menyuruhku kembali lagi ke Pulau Mimpi ini? Bisa-bisa sekarang aku tidak bisa kembali lagi ke dunia nyata!" ujar Mahasura dalam hati.Pemuda malas ini langsung bangun dan berjalan ke arah hutan gelap dan menyeramkan ini.MAHASURA ....Suara panggilan namanya membuat bulu kuduk Mahasura merinding dibuatnya."Serem sekali tempat ini. Apa mungkin di dalam hutan ini ada Kitab Dewa Naga seperti yang dikatakan kakek?" gumam Mahasura.Mahasura memberanikan diri untuk masuk ke dalam hutan yang sangat menyeranmkan baginya ini tanpa menghiraukan suara perempuan yang terus memanggil namanya."Aku tidak perlu takut sekarang! Kakek pasti membangunkanku kalau terjadi apa-apa denganku di alam mimpi ini!" ujar Mahasura dalam hati.*****Hutan yan
"Arya, kenapa kamu malas-malasan terus! kasihan kakek tiap hari harus mencarimu!" sambut seorang gadis cantik begitu Ki Seno membawaMahasura pulang ke Desa Naga yang tidak jauh dari Kota Naga Sakti.Mahasura tampak tidak menghiraukan gadis cantik ang terus mengomelinya ini."Aku capek, Nona Frisanti!" serunya saat gadis ini masih berkacak pinggang di hadapannya."Kenapa kamu tidak membantu kakek?" tanya gadis cantik yang disebut Frisanti oleh Mahasura."Apa urusannya denganmu?" tanya Mahasura."Ada urusannya denganku, karena aku yang membantu kakek!" ujar Frisanti."Kenapa kamu mau membantu kakekku, kan Ki Seno bukan kakekmu?" tanya Mahasura.Frisanti makin marah dengan pertanyaan Mahasura yang tidak masuk akal."Kamu itu ya, dibilangin malahan melawan saja! Kamu dulu tidak semalas ini, Arya!" ujar Frisanti."Kamu memang sahabatku, Fris ... tapi sekali lagi kamu menyinggung masa laluku maka hubungan persahabatan kita putus!" ujar Mahasura serius.Frisanti terkejut dengan perkataan Mah