Serangan Pendekar Pedang Dewa Naga begitu dasyat sehingga Pendekar Lembah Iblis harus bisa mengimbanginya.
"Tarian Pedang Iblis!"Pendekar Lembah Iblis langsung mengeluarkan pedangnya yang memancarkan kilau warna warni, kemudian dengan santainya pendekar ini meliuk-liukan tubuh indahnya bagaikan menari dengan alunan musik yang mempesona.Pendekar pedang Dewa Naga yang biasanya tidak tertarik dengan apapun, benar-benar dibuat takjub dengan tarian pedang Pendekar lembah Iblis sehingga tanpa disadarinya pedang berkilau ini menggores tubuhnya yang tanpa perlindungan.Aaaah!Pedang dari Pendekar Lembah Iblis bukan pedang sembarangan. Hanya goresan sedikit saja dapat menimbulkan luka yang perih seperti luka terbakar dan akan terus mengerogoti kulit yang membuat daerah luka akan membusuk dan menyebar luas ke daerah lainnya."Kenapa kamu tidak menghindar?" tanya Pendekar Lembah Iblis ini dengan cemas.Pendekar Pedang Dewa Naga heran melihat Pendekar Lembah Iblis yang mennayakan keadaaannya padahal mereka sedang bertarung sebagai musuh."Apa pedulimu?" tanya Pendekar Pedang Dewa Naga."Aku tidak ingin membunuhmu! Aku hanya penasaran dengan ilmu pedangmu yang katanya tiada tanding di dunia persilatan!" ujar Pendekar Lembah Iblis."Aku baru kali ini melihat tarian pedang yang begitu indahnya sehingga membuatku lengah! Tidak mungkin pendekar dari aliran sesat bisa mempelajari tarian pedang yang begitu indah. Ilmu pedang ini hanya bisa dipelajari oleh wanita berhati murni dan bijaksana!" ujar Pendekar Pedang Dewa Naga."Aku kan sudah bilang, kalau aku tidak seperti yang kamu pikirkan ... tapi kamu tidak percaya terhadap perkataanku!" ucap Pendekar Lembah Iblis."Tarian pedangmu begitu indah, tapi pedangmu ini sangat ganas! Hanya ada satu pedang yang seperti itu di dunia persilatan yaitu Pedang Penakluk Iblis! Apa pedangmu ini adalah Pedang Penakluk Iblis yang legendaris?" tanya Pendekar Pedang Dewa Naga."Aku tidak tahu, pendekar! Pedang ini merupakan warisan dari master bela diri yang mengajariku! Sekarang lukamu harus segera diobati agar tidak menyebar ke seluruh tubuh!" ujar Pendekar Lembah Iblis."Apa master bela dirimu ini seorang wanita?' tanya Pendekar Pedang Dewa Naga penasaran."Kenapa kamu begitu ingin tahu tentang master bela diri yang mengajariku? Seharusnya kamu urus lukamu yang dapat merenggut nyawamu!" seru Pendekar lembah Iblis."Karena master bela diri yang memiliki Pedang Penakluk Iblis ini adalah ibuku! Tarian pedangnya juga sangat indah, sama indahnya dengan tarian pedang yang tadi kamu gunakan untuk menyerangku!" jelas Pendekar Pedang Dewa Naga.Pendekar Lembah Iblis terkejut begitu mendengar kalau master bela diri yang mengajarinya adalah ibu dari pendekar pedang nomor sati di duna persilatan terutama di Benua Selatan."Aku sudah tidak tahu di mana master sekarang! Setelah mewariskan pedang ini kepadaaku, master menghilang begitu saja tanpa kuketahui lagi keberadaannya. Maafkan aku tidak bisa banyak membantumu!" jelas Pendekar Lembah Iblis."Kamu sudah banyak membantuku dengan mengobati lukaku! Terima kasih!" ujar Pendekar Pedang Dewa Naga."Aku Adhisti, kalau kamu mau mengetahui namaku!" ujar Pendekar Lembah Iblis."Aku Ravindra!" kata Pendekar Pedang Dewa Naga memperkenalkan dirinya.*****Pendekar yang sering mendapat tantangan untuk membuktikan diri sebagai pendekar nomor satu ini tiba-tiba menghilang tanpa jejak meninggalkan dunia persilatan, di tengah ketenarannya, setelah pertarungannya dengan Pendekar lembah Iblis.Pendekar ini bahkan menjadi legenda di dunia persilatan karena kemisteriusannya yang tidak bisa dipecahkan misterinya oleh pendekar-pendekar dunia persilatan.Pendekar Pedang Dewa Naga kemudian menuliskan seluruh Ilmu Tapak Dewa Naga dan Ilmu Pedang Dewa Naga ke dalam sebuah Kitab Dewa Naga.Sejak beredar kabar kalau ada Kitab Dewa Naga yang berisi ilmu bela diri dari Pendekar Pedang Dewa Naga, dunia persilatan dibuat heboh. Banyak pendekar yang berbondong bondong mencari keberadaan Kitab Dewa Naga ini.Banyak yang percaya kalau pendekar ini telah pergi ke belahan dunia lain di Dunia Atas untuk menjadi seorang Immortal yang mencapai keabadian, tapi banyak juga yang percaya kalau pendekar ini masih berada di Dunia Bawah.Dunia Atas adalah dunia yang keras dimana yang kuat menindas yang lemah. Kebanyakan penduduk Dunia Atas berkultivasi untuk mencapai keabadian.Dunia Bawah adalah dunia tanpa keabadian. Pendekar sehebat apapaun akan hanya tinggal nama saja saat ajal menjemputnya.Pencarian Kitab Dewa Naga ini tidak pernah membuahkan hasil. Banyak yang sudah mengira kalau Kitab Dewa Naga ini tidak pernah ada. Hanya sekedar rumor yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.Kitab Dewa Naga yang pernah menggegerkan dunia persilatan sudah menghilang seribu tahun yang lalu, namun pendekar-pendekar dunia persilatan masih tidak henti-hentinya mencari Kitab Dewa Naga yang berisi jurus sakti Tapak Dewa Naga dan Pedang Dewa Naga. Bahkan konon menurut kabar yang beredar, Pedang Dewa Naga juga menghilang bersamaan dengan Kitab Dewa Naga ini.Kitab Dewa Naga sekarang dikabarkan tertanam di dasar Samudra Naga yang dijaga oleh Naga Samudra. Siapa yang mengubur Kitab Sakti ini di dasar Samudra, sampai sekarang masih tidak ada yang mengetahuinya.Apa dahulu kala sudah ada yang menemukan Kitab Dewa Naga ini tapi tidak pernah menonjolkan diri, masih menjadi misteri.Tidak ada yang tahu pasti lokasi tepatnya kitab ini berada. Konon juga menurut kabar yang beredar, hanya yang terpilih yang akan menemukan Kitab Dewa Naga dan Pedang Dewa Naga ini.Pendekar-pendekar dari dunia persilatan sudah banyak yang menjelajahi Samudra Naga tapi tidak ada satupun yang berhasil menemukan keberadaan Kitab Dewa Naga ini, bahkan bertemu Naga Samudra saja tidak pernah.Lambat laun, kebenaran tentang Kitab Dewa Naga ini hanya menjadi legenda saja dan bahkan hanya menjadi rumor yang sudah tidak diketahui lagi kebenarannya.Dunia persilatan mulai melupakan keberadaan Kitab Dewa Naga beserta Pedang Dewa Naga ini seiring waktu yang berlalu dengan cepatnya.Bahkan nama besar Pendekar Pedang Dewa Naga juga sudah dilupakan, karena lambat laun kisah kehebatan pendekar ini hanya menjadi dongeng semata di Benua Selatan.Benarkah Kitab Dewa Naga hanya merupakan mitos yang tidak pernah diketahui kebenarannya?Kerajaan Sembilan Naga merupakan salah satu dari sekian banyak kerajaan yang berada di Benua Selatan. Tidak seperti Benua Timur yang dipimpin oleh seorang Kaisar, Benua Selatan terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang raja. Jadi, perselisihan antar kerajaan sering terjadi di benua yang memiliki 5 kerajaan utama ini. Salah satunya adalah Kerajaan Sembilan Naga. Kerajaan Sembilan Naga merupakan kerajaan paling makmur diantara 4 kerajaan utama lainnya yang terdapat di Benua Selatan. Tidak mengherankan kalau Kerajaan Sembilan Naga menjadi kerajaan yang paling hebat, baik dari segi pertahanan maupun dari segi perdagangan. Konon, kerajaan Sembilan Naga terbentuk dari sembilan naga sakti yang berjanji akan memelihara perdamaian di Benua Selatan bersama-sama dengan manusia yang menjadi penghuni Benua Selatan saat itu. Kerajaan Sembilan Naga pada jaman dahulu adalah kerajaan tunggal yang makmur dan solid, yang wilayahnya mencakup seluruh
Tetap tidak ada sahutan dari Mahasura, yang terus menerus dipanggil oleh kakek ini. Mungkin saja Mahasura memang tidak berada di tempat yang dilrewati kakek ini, tapi mungkin juga Mahasura sengaja tidak membalas panggilan kakek ini. Terik matahari tidak menghalangi langkah kakek yang masih kuat di masa usianya ini. Bahkan dengan penuh semangat, kakek ini terus mendorong gerobak sayurnya tanpa henti. Tidak terlihat juga rasa lelah yang menghinggapi kakek ini. Hanya saja Mahasura yang sedang dipanggil oleh kakek ini tidak kelihatan batang hidungnya. "Kemana ya anak itu ... kerjanya menghilang dan tidur melulu!" gerutu kakek ini. "Ki Seno mencari Mahasura?" tanya salah satu pemuda setempat bernama Satria yang kebetulan lewat di depan kakek bernama Ki Seno ini. "Kamu lihat Mahasura?" tanya Ki Seno. "Tadi aku lihat dia lagi tiduran di gubuk kecil dekat pasar, Ki!" jawab Satria. "Terima kasih ya Nak!" kata Ki Seno sambil mendorong gerobak sayurnya lagi menuju tempat yang dikatakan
Ki Seno benar-benar menyerah terhadap Mahasura yang selalu saja menjawab tegurannya dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.seperti sekarang. Ki Seno selalu mengajarkan hal-hal yang benar, yang membuat Mahasura sangat patuh dan rajin sejak kecil. Namun menginjak usia remaja, Mahasura mulai sering membangkang dengan tidak mau membantu Ki Seno lagi. Bahkan terkesan Mahasura tidak menghormatinya sama sekali, yang telah merawat anak itu hingga seperti sekarang. Ada saja alasan pemuda pemalas ini untuk menghindari pekerjaan yang disuruh oleh Ki Seno kepadanya. Mahasura lebih suka tidur-tiduran dan bermalas-malasan untuk mendapatkan mimpi yang indah baginya. Namun, Mahasura mulai kena batunya dengan mengalami mimpi yang buruk dan berulang-ulang, bahkan dia bisa menyambung mimpinya yang terputus, entah karena terbangun oleh teriakan Ki Seno atau mengalami kejadian buruk yang membuatnya ketakutan sehingga terbangun dari tidurnya. Mahasura yang tertidur lelap setelah ditinggalkan K
"MAHASURA!!!" Teriakan kencang dari kakeknya, Ki Seno lagi-lagi membuatnya meninggalkan mimpi anehnya ini. "Kakek kenapa sih, teriak-teriak terus?" tanya Mahasura. "Kamu itu, dari tadi tidur terus ... kakek sudah selesai menjajakan dagangan sayur, kamu masih saja tidur di tempat yang sama!" gerutu Ki Seno. "Aku sedang cari inspirasi Kek! Biar bisa jadi pemuda yang berguna seperti keinginan kakek!" kata Mahasura membela diri. 'Tapi bukan dengan cara tidur terus kan?" tanya Ki Seno yang mulai sewot dengan cucunya ini. "Aku sedang bermimpi yang aneh Kek ... aku lanjutin dahulu ya, nanti aku pulang Kek!" kata Mahasura yang kembali tertidur dengan cepatnya. Ki Seno hanya mengusap dada saja melihat kemalasan dari cucunya ini. "Kamu beda sekali dengan ayahmu yang seorang pendekar sakti, serta ibumu yang seorang Dewi kultivator," gumam Ki Seno sambil meninggalkan Mahasura. Siapa sebenarnya pendekar yang dimaksud oleh Ki Seno? Pemuda pemalas yang ditinggalkan Ki Seno, tertidur dengan
"MAHASURA!!!" Teriakan yang sangat didambakannya akhirnya membuat Mahasura terbangun dari tidur dan mimpi buruknya. Suara kakeknya yang biasa membangunkannya kalau dia tertidur, tapi masih belum jelas baginya. Tapi anehnya dia tidak berada di Kios pasar tempat dia tidur sebelumnya, yang membuat pemuda pemalas ini bingung dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. "Aku ada di mana ya?" gumamnya. "Seingatku terakhir aku terjatuh ke dalam laut, kenapa sekarang aku berada di sini?" Mahasura berada di sebuah pulau yang indah dengan pantai yang terbentang di hadapannya, tapi pulau ini hanya satu-satunya pulau yang ada. Sepanjang mata memandang, hanya terlihat lautan dan batas lautan yag terbentang luas. "Apa aku masih bermimpi?" gumamnya. "Kenapa aku bisa berada di pulau yang indah ini? Siapa yang tadi memanggilku? Seperti suara kakek ..." "MAHASURA!!!: Lagi-lagi Mahasura mendengar namanya dipanggil dengan kencang. Suara teriakan ini mirip suara kakeknya tapi dia tidak melihat wujud
Huuuaah .... Huaaaah ... Huuuaah! Mahasura mulai merasakan dirinya sulit bernafas di pulau yang indah ini. Mendadak pulau ini tidak ada udara sama sekali yang membuat dirinya terengah-engah berusaha menghirup udara untuk bernafas. "Aneh! Kenapa udara di sini rasanya sedikit sekali!" ujar Mahasura. "Kenapa aku sulit sekali bernafas di pulau ini?" Bleeep .... Bleeep .... Bleep Seluruh mulut dan hidungnya seperti kemasukan air yang membuatnya tidak bisa bernafas. "Aneh sekali! Aku sedang berada di daratan, kenapa rasanya sedang tenggelam di dalam air?" pikir Mahasura yang seperti bernafas di dalam air. "Anak muda! Bangun, anak muda!" Terdengar olehnya suara paman pemilik kapal yang ditumpanginya. Mahasura memuntahkan air laut yang tertelan olehnya saat tenggelam ke dalam laut. Matanya perlahan terbuka dan melihat paman nelayan sedang berusaha menyadarkannya dan mengeluarkan air laut yang tertelan olehnya. "Aku masih berada di atas kapal nelayan?" gumamnya tidak percaya. "Apa y
Mahasura Arya, pemuda pemalas yang kerjanya tidur-tiduran terus, kali ini kena batunya dengan mengalami mimpi terus menerus yang membawanya ke tempat yang sama terus menerus, yang mulai membuatnya ketakutan. Mahasura seakan tidak bisa terbangun dari mimpinya yang sangat lama sepanjang hidupnya. Bahkan dia mengalami mimpi di dalam mimpi yang membuatnya sulit untuk kembali ke dunia nyata tempatnya bermalas-malasan dan tidur seharian. Anehnya, pemuda pemalas ini terus kembali lagi ke pulau misterius yang disinggahinya dalam mimpi saat dirinya tercebur ke dalam laut dari atas kapal nelayan. "Apa saat ini aku tertidur di dalam kapal nelayan, atau aku tertidur di dalam kios pasar?" gumam Mahasura mencoba memikirkan kejadian yang menimpanya. Mahasura Arya sudah beberapa kali mencoba agar bisa terbangun dari mimpi buruk ini, tapi dia selalu terbangun di alam mimpi sebelumnya yang kemudian membuatnya bermimpi kembali. Seluruh kejadian mengarahkannya ke Pulau Misterius ini. ARYA ... Su
MAHASURA! Terdengar olehnya suara kakeknya yang sangat dinantikannya sedari tadi. Mahasura Arya terrbangun di atas kios pasar saat dipanggil kakeknya untuk pulang karena hari sudah malam. "Kakek! Senang sekali mendengar suara Kakek!" seru Mahasura yang terbangun dan berada di alam nyata yang dikenalnya. "Tidak biasanya kamu senang melihat kakek!" ujar Ki Seno. "Kamu pasti mimpi buruk ya, makanya senang melihat kakek karena sudah dibangunin!" "Apa kata kakek saja! Yuk Kek, kita pulang!" kata Mahasura sambil mendorong gerobak sayur kakeknya. Tapi Mahasura terkejut, begitu dia meninggalkan area pasar tempat kakeknya berdagang sayur dan buah, tampak di depannya hutan yang gelap lagi. "Ternyata aku belum terbangun sama sekali! Atau ini kejadian yang nyata, sedangkan tadi bertemu kakek adalah mimpiku?" Mahasura mulai bimbang terhadap mimpi yang dijalaninya ini nyata atau tidak. Kakeknya sudah tidak ada di sampingnya. Bahkan gerobak sayur yang tadi didorongnya juga lenyap dari hada