Share

04. Pemuda Malas

Tetap tidak ada sahutan dari Mahasura, yang terus menerus dipanggil oleh kakek ini.

Mungkin saja Mahasura memang tidak berada di tempat yang dilrewati kakek ini, tapi mungkin juga Mahasura sengaja tidak membalas panggilan kakek ini.

Terik matahari tidak menghalangi langkah kakek yang masih kuat di masa usianya ini. Bahkan dengan penuh semangat, kakek ini terus mendorong gerobak sayurnya tanpa henti.

Tidak terlihat juga rasa lelah yang menghinggapi kakek ini.

Hanya saja Mahasura yang sedang dipanggil oleh kakek ini tidak kelihatan batang hidungnya.

"Kemana ya anak itu ... kerjanya menghilang dan tidur melulu!" gerutu kakek ini.

"Ki Seno mencari Mahasura?" tanya salah satu pemuda setempat bernama Satria yang kebetulan lewat di depan kakek bernama Ki Seno ini.

"Kamu lihat Mahasura?" tanya Ki Seno.

"Tadi aku lihat dia lagi tiduran di gubuk kecil dekat pasar, Ki!" jawab Satria.

"Terima kasih ya Nak!" kata Ki Seno sambil mendorong gerobak sayurnya lagi menuju tempat yang dikatakan Satria.

Ki Seno sudah sejak kecil merawat Mahasura. Orang tua Mahasura sudah tiada sejak Mahasura kecil. Ki Seno yang merawat Mahasura, berharap kelak Mahasura akan seperti orang tuanya. namun harapan Ki Seno menjadi buyar sejak Mahasura mulai sering bermalas-malasan, tanpa membantunya sama sekali.

Kakek ini tidak mengetahui penyebab Mahasura mulai sering bermalas-malasan, padahal sewaktu kecil, Mahasura sangat cerdas dan rajin.

"Kemana ya anak itu? Kenapa kerjanya bermalas-malasan terus sepanjang hari," gumam Ki Seno sambil matanya melihat ke kiri dan kanan, berharap menemukan Mahasura.

Pemuda yang sedang dicari Ki Seno ini akhirnya terlihat sedang tidur dengan lelapnya padahal cuaca cukup terik dan panas. tapi situasi itu tidak menganggu Mahasura sama sekali untuk berpetualang di alam mimpi.

"Mahasura Arya!!!" 

Teriakan Ki Seno membuat Mahasura langsung terlompat dari tidurnya dengan perasaan terkejut yang luar biasa, yang membuatnya terjatuh dari atas kios kosong.

"Kenapa Kek? Kok ganggu tidur Arya sih?" tanya Mahasura kesal dan tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Kenapa kamu tidak menbantu kakek membawa sayur mayur ini ke pasar, malahan kamu tiduran dan bermalas-malasan di sini!" kata Ki Seno menegur Mahasura.

"Aku lagi kumpulin tenaga kek ... kalau sudah penuh pasti aku akan membantu kakek mendorong gerobak sayur ini!' kata pemuda berumur 17 tahun ini memberikan alasan yang masuk akal bagi kakeknya.

"Tenaga dari mana! Kalau kerjanya tidur terus, mana ada tenaganya! Sekali sekali bantu kakek membawa sayur ini ke pasar untuk dijual!' ujar Ki Seno.

"Aku tidak cocok untuk jadi pedagang sayur kek ... aku punya keinginan untuk kerja di istana dan mendapatkan harta yang banyak!" ujar Mahasura.

"Siapa yang mau mempekerjakan pemuda malas sepertimu! Bersikap rajin sedikit biar ada yang berminat memberimu pekerjaan, jadi kamu tidak perlu membantu kakek berjualan sayur lagi!" ucap Ki Seno yang mulai kesal terhadap kemalasan Mahasura.

"Aku bukannya tidak mau membantu kakek berjualan sayur ... aku hanya tidak ingin menjadi pedagang sayur selamanya, Kek!" ujar Mahasura.

"Apa bedanya kalau kamu saja sekarang kerjanya bermalas-malasan dan tidur di mana saja! Kakek sudah menyerah dengan kelakuanmu ini, Mahasura!" seru Ki Seno yang mulai gerah dengan kelakuan Mahasura yang tidak pernah berubah.

"Sudah aku bilang Kek, kalau aku tidak sedang bermalas-malasan. Aku sedang mencari inspirasi untuk masa depanku yang lebih baik Kek! Kan nanti juga kakek yang senang kalau aku sukses, jadi kakek tidak perlu mendorong-dorong gerobak sayur lagi Kek!" ujar Mahasura memberikan alasannya.

"Kakek senang dengan pekerjaan kakek sekarang! Kalau kamu sukses, itu untuk dirimu sendiri saja, Mahasura!" ujar Ki Seno. "Kakek hanya mencemaskan masa depanmu! Itu yang selalu kakek pikirkan karena tanggung jawab kakek agar kamu sukses, Mahasura!"

"Aku pasti sukses, Kek! Tidak perlu mencemaskan diriku!" kata Mahasura tanpa niat sekalipun untuk segera membantu kakeknya.

"Kakek tidak mungkin membiarkanmu begitu saja, Mahasura! Kalau kamu peduli sam kakek, sesekali bantu kakek memetik sayuran dan bawa ke pasar untuk kita jual!"

"Ya sudah Kek, lain kali Arya bantu ... Arya tidur lagi ya ...!" ujar Mahasura tanpa rasa bersalah, dan tidak peduli sama sekali dengan nasehat Ki Seno.

"Sudah hampir dewasa tapi masih malas-malasan ... mau jadi apa kamu nanti Mahasura!" kata Ki Seno geleng-geleng kepala melihat Mahasura yang tertidur kembali.

"Aku ingin jadi pendekar, Kek!" jawab Mahasura tanpa sadar sebelum tertidur kembali.

Ki Seno tidak ingin mengusik Mahasura lagi, karena menurutnya percuma menasehati anak itu sekarang.

Mahasura sama sekali tidak menuruti nasehat dari Ki Seno, padahal Ki Seno sangat menyayanginya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status