Pedalaman Gumantra

Pedalaman Gumantra

By:Β Β Randy Arya Β Β Ongoing
Language:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
17Chapters
648views
Read
Add to library

Share:Β Β 

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sebuah pesawat mengalami kecelakaan dan akhirnya terjatuh pada pulau kecil bernama pulau Gumantra. Para penumpang dan awak pesawat yang masih selamat mencoba mencari bantuan. Mereka akhirnya menemukan pemukiman penduduk di pulau itu dan mendapat pertolongan. Sembari menunggu tim evakuasi, mereka tinggal bersama penduduk setempat. Pada awalnya semua berjalan dengan normal, sebab para penduduk sangat ramah dan baik. Namun makin lama mereka menemukan keanehan dan merasa nyawa mereka sedang terancam! Apa yang terjadi? Berhasilkah mereka selamat dari pulau itu?

View More
Pedalaman Gumantra Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Naka Turi
semangat. ceritanya bagus
2023-06-02 13:08:06
0
17 Chapters
Flight 447
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, 14.20 WIB.Sebuah taksi menghantarkan Mahesa ke depan pintu keberangkatan bandara. Pemuda 24 tahun itu bergegas menuruni taksi dengan tergesa-gesa setelah membayar argo. Ia mengeluarkan kopernya dari bagasi dan menyeretnya menuju pintu keberangkatan.Mahesa harus sedikit bersabar mengantri bersama beberapa orang untuk melalui pemeriksaan sebelum tiba di dalam bandara. Ia sudah menyiapkan tiket dan tanda pengenalnya di tangan kiri, sementara tangan kanannya menyeret koper.Di depan Mahesa ada seorang perempuan yang cukup tua, rambutnya sudah memutih. Ia tampak hanya seorang diri. Kasihan setua ini masih harus bepergian seorang diri, pikir Mahesa dalam hati.Begitu tiba gilirannya, Mahesa menunjukkan tiket dan juga tanda pengenalnya kepada petugas bandara. Sejenak petugas tersebut memeriksanya lalu mempersilakan Mahesa untuk masuk.Seperti biasa, sebelum tiba di counter untuk check in, setiap penumpang harus melewati proses pemeriksaan barang dulu d
Read more
Turbulensi
Ketika mata Mahesa terbuka, hal yang dilihatnya pertama kali adalah pepohonan yang berjejer di sepanjang jalan yang di laluinya. Ia kemudian sadar bahwa saat ini ia masih berada di dalam mobil, dalam sebuah perjalanan menuju villa keluarganya.Mahesa menghela napas perlahan dan memperbaiki letak duduknya. Di jok depan ia melihat sang ayah sedang mengemudikan mobil. Disampingnya ada seorang perempuan yang sudah dinikahi ayahnya setahun yang lalu. Mahesa sebetulnya enggan menyebut perempuan itu dengan panggilan ibu, meski ayahnya terus saja memaksa.Mahesa menoleh ke sampingnya. Di jok belakang ia tidak sendirian sebab ada Nino disana, adiknya yang masih berusia 12 tahun. Bocah itu tampak sedang memainkan sebuah game di ponselnya."Kamu sudah bangun?" suara sang ayah membuat mata Mahesa kembali melirik ke depan. Dari spion ia melihat mata ayahnya sedang menatap dirinya."Iya," jawab Mahesa malas. Ia kembali mengalihkan pandangan keluar jendela, menatap pepohonan dan jalan yang dilaluiny
Read more
Pendaratan Darurat
Getaran di meja Devana perlahan berhenti beringinan dengan berhentinya blender yang sedang menggiling beberapa stroberi dan susu yang tadi ia campurkan.Setelah benda itu berhenti, Devana mematikannya dan mengeluarkan stroberi dan susu yang kini sudah menjadi sebuah krim berwarna merah muda. Devana kemudian menuangkan krim tersebut ke dalam sebuah plastik khusus yang ujungnya bolong. Perempuan itu kemudian menjadikan krim tersebut hiasan untuk kue yang sudah ada di meja.Devana memang seorang pemilik toko kue. Ia sudah menekuni profesi ini lebih dari dua tahun. Meskipun ia memiliki seorang suami yang mapan secara finansial namun Devana tetap ingin produktif dengan memiliki usaha sendiri. Apalagi ilmu tata boga yang sudah ia pelajari sayang jika tidak dipraktekkan. Alhasil, ia membuka sebuah toko kue di kota Jakarta.Devana pandai membuat bermacam-macam kue. Mulai dari kue kering, basah, ataupun kue ulang tahun dan kue tar. Pelanggannya sangat banyak, sebab ia juga pintar bergaul dan m
Read more
Pulau Antah Berantah
Gemuruh menggema di udara ketika Erik sedang mengotak atik laptop di ruang pribadinya. Ia melirik jam tangannya sekilas, pukul lima sore. Dari jendela, ia melihat langit tampak gelap, sepertinya akan turun hujan.Erik menghela napas sejenak dan kembali menatap layar laptop. Rasa kantuk mulai menyerangnya karena cuaca dingin. Ah, rasanya menyeruput kopi sore ini sepertinya nikmat, pikirnya. Ia merapihkan beberapa barang terlebih dahulu sebelum melangkah keluar ruangan. Di depan ruangannya, ia sempat berpapasan dengan beberapa karyawan yang hendak pulang."Belum pulang, Pak?" tanya salah satu karyawan kepada Erik."Lembur. Tanggung soalnya," jawab Erik dan melangkah menuju pantry."Sepertinya mau hujan Pak. Bapak yakin tidak mau pulang sekarang?" tanya sang karyawan lagi."Nanti saja. Justru karena hujan begini jadi malas pulang cepat. Pasti jalanan macet parah. Daripada stress di jalan, lebih baik disini," jawab Erik sambil menuangkan kopi ke sebuah cangkir lalu membawanya kembali ke r
Read more
Jembatan Maut
Mahesa menatap nanar pada pohon-pohon yang berdiri tegak di hadapannya. Pagi ini, kabut masih menggantung membuat jarak pandangnya terbatas dan tak mampu melihat lebih jauh kebalik pohon-pohon itu.Mahesa sedang duduk disebuah ayunan di belakang villa keluarganya saat ini. Pandangan matanya masih nanar menatap pepohonan yang berdiri menjulang di belakang bangunan villa.Rumput-rumput di sekitar halaman belakang itu masih tampak basah karena embun masih enggan beranjak. Perlahan, Mahesa mengeluarkan ponselnya dan membuka galeri foto. Ia membuka sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan seorang perempuan berhijab. Itu adalah Amelia, sang ibu. Mengingat sang ibu, entah kenapa mata Mahesa menjadi basah layaknya rerumputan berembun itu."Sa," sebuah suara membuat Mahesa sedikit terjingkat. Pintu belakang villa terbuka perlahan dan Faisal muncul dari dalam dengan setelan baju santai dan wajah yang masih agak kusut.Menyadari sang putra sedang duduk sendirian di ayunan membuat Faisal me
Read more
Tangan-tangan dari Dalam Tanah
Devana sedang merebahkan tubuhnya di sofa ketika Fabian memasuki rumah. Pria itu tampak sedang berbicara di telepon dengan seseorang hingga membuat Devana sedikit mengerutkan kening."Iya Ma, nanti Bian kirim ya," bisiknya di telepon dan melirik sang istri yang tampak menatapnya penuh selidik. "Sudah dulu ya Ma, ini Bian baru saja tiba di rumah," sambungnya dan langsung memutuskan hubungan pembicaraan.Fabianpun kemudian mendekati sang istri dan duduk di pinggir sofa lalu mengusap perut Devana yang masih rata."Bagaimana? Kau sudah kontrol tadi?" tanya Fabian. Namun, Devana bukannya menjawab, malah ikut duduk dan balik bertanya."Mamamu minta apa lagi?" tanyanya tampak agak jengkel. Fabian menghela napas panjang dan mengusap rambut sang istri sebelum menjawab."Uang semester Febrian sudah jatuh tempo," jawabnya lemah. Devana mendengus dan geleng-geleng kepala."Gila ya keluargamu itu. Mereka seperti tidak punya otak, mereka tau kau sudah menikah sudah punya kewajiban lain. Tapi kenapa
Read more
Hilangnya Julian
Pukul sebelas malam, Erik baru tiba di rumahnya. Setelah memarkir mobilnya di garasi, Erik melangkah perlahan menuju rumah. Ia menguap perlahan, rasa kantuk mulai menyerangnya.Erik mengeluarkan kunci rumah dari sakunya dan mulai membuka pintu. Ia memang memegang kunci cadangan rumah sebab ia sering sekali pulang larut karena bekerja. Daripada membangunkan sang istri, lebih baik ia mengantongi kunci sendiri.Begitu ia membuka pintu dan masuk, ruangan sudah gelap. Pasti sang istri telah tidur, pikirnya. Tapi begitu ia hendak melangkah menuju kamar, lampu ruangan tiba-tiba menyala. Widya, istri Erik, yang menyalakan lampu dan kini sedang duduk di sofa dengan tatapan sedikit kecewa."Belum tidur?" tanya Erik sambil membuka sepatunya."Malam sekali kau pulang, Mas," ujar Widya."Biasalah, lembur. Sudah hampir deadline soalnya," jawab Erik dan melonggarkan kancing kemejanya."Kau bahkan tidak mengangkat telepon dariku," bisik Widya lagi, bernada kecewa. Erik agak mendengus dan tampak sedik
Read more
Pencarian
Julian Andrew, adalah pria berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai seorang pramugara. Ia sudah menekuni profesi tersebut sejak 5 tahun yang lalu. Setelah lulus dari pendidikan khusus dan melalui berbagai proses seleksi akhirnya Julian diterima menjadi pramugara di maskapai Bianglala Airlines disaat usianya 23 tahun.Penerbangan pertamanya adalah tujuan Jakarta-Medan dan setelah itu ia sudah sering bepergian ke berbagai daerah di Indonesia. Setelah 5 tahun berkarier, Julian sudah menyinggahi hampir seluruh kota di Indonesia bahkan ia pernah beberapa kali mendapat penerbangan Internasional dan menyinggahi beberapa negara meski masih dalam benua Asia.Penerbangan kali ini sudah tak terhitung lagi merupakan penerbangan keberapa baginya. Ini juga bukan pertama kalinya ia terbang ke Lombok, sebab sebelumnya sudah pernah sekitar 4 kali ia mendarat di Lombok. Namun yang ia tak tahu, penerbangan kali ini akan mengubah hidupnya.Julian sendiri sudah bertunangan dengan seorang gadis bernama Mis
Read more
Mulai Curiga
Cahaya dari senter di genggamannya menerangi langkah Mahesa malam ini. Ia sedang menyusuri hutan di belakang villa, berniat kabur. Jam menunjukkan pukul sebelas malam saat ia mengendap keluar dari villa. Faisal, Imelda, dan Nino sudah tertidur pulas saat ia keluar.Faisal yang terbangun di malam hari karena ingin buang air, akhirnya menyadari ketidak beradaan Mahesa. Pasalnya, ketika melewati kamar sang anak, pintu kamar itu terbuka dan Mahesa tidak ada di dalam. Ya, Mahesa lupa menutup pintu kamarnya kembali."Mahesa..." seru Faisal mencari sang anak. Ia mengobrak abrik seisi kamar namun tetap tak menemukan Mahesa.Imelda akhirnya terbangun karena mendengar suara sang suami yang cukup keras. Ia menyusul keluar dari kamar dan mendapati Faisal sedang mondar mandir di seantero ruangan."Ada apa Mas?" tanya Imelda."Mahesa, dia tidak ada. Dia pasti kabur," jawab Faisal dan mencoba menghubungi ponsel Mahesa. Namun sayangnya, ponsel itu dalam keadaan tidak aktif."Coba cek mobil," usul Ime
Read more
Devana's Babies
Laju mobil Fabian cukup kencang melewati jalanan Jakarta sore ini. Sebab, ia baru saja mendapat telepon dari ibunya yang mengabarkan bahwa sang istri saat ini sedang berada di rumah sakit.Begitu mendapat kabar tersebut, Fabian langsung melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit. Ia sangat cemas bila Devana sampai keguguran lagi. Ini adalah kehamilan ketiganya, tentu saja Fabian cemas bukan main.Begitu tiba di rumah sakit, Fabian langsung menghambur masuk. Karena terlalu terburu-buru ia bahkan tanpa sengaja menabrak seorang cleaning service rumah sakit yang sedang bertugas hingga membuat cleaning service itu terjatuh. Namun, bukannya meminta maaf, Fabian justru mengomeli pria itu."Kalau mau bekerja jangan menghalangi jalan orang. Kamu tidak tahu saya sedang terburu-buru ke ICU?" omel Fabian."Maaf, Pak," jawab cleaning service itu sambil berusaha berdiri kembali."Huh," Fabian masih saja mengomel bahkan setelah ia melangkah menghindari pria itu.Setibanya di depan ruang ICU,
Read more
DMCA.com Protection Status