Share

Masalah sayur dimeja makan

Aku pergi dan masuk kemarku, semuanya tampak tak adil, bahkan aku yang memasaknya saja belum sempat makan walau sedikit, tapi malah dituduh menghabiskan semuanya.sekarang perutku keroncongan, belum makan dari siang tadi, teganya mereka seperti itu .

"Sar,,, sarahhh, " Suara teriakan ibu tapi tak kuhiraukan ,aku tak tahan dengan ketidakadilan ini, mengapa aku selalu disudutkan seperti ini, apa aku tak layak menjadi menantunya. 

Apapun sudah kulakukan, kurang apa lagi, apa aku harus menjadi pelayanan 24jam untuk mereka, apa dosaku dimasa lalu sampai sekarang aku begini. 

Tapi tak pernah sedikitpun aku menyesal dengan pernikahan ini, ingin rasanya tinggal dirumah sendiri tanpa campur tangan mertuaku. 

Bahkan ibu dan bapakku saja tak pernah memarahiku seperti dia, yang bahkan tak pernah memberiku nafkah dan menyayangiku, berani nya memarahiku dan meremehkanku. 

Mas Hans bahkan menggedor pintu kamar. "Sarah buka pintunya, " Ujar mas Hans. 

"Ada apa lagi mas, aku sudah lelah seharian, bahkan sudah kumasakkan juga, apa tak bisa ibu membereskan meja makan sendiri, " Ujarku. 

"Kurang ajar kamu jadi mantu, cepat keluar, bersihkan meja makan itu, Ibu sudah kusuruh pergi ke kamarnya, " Ujar mas Hans dari luar 

Semoga aku jadi wanita kuat ,lebih kuat dan sangat kuat, cobaan ini terlalu berat, bukannya jadi ratu aku malah jadi babu dirumah ini. 

Apa ini berlangsung lama ,haruskan aku pergi dengan membawa anakku, namun aku memikirkan lisa dan yeri jika aku pergi dari sini ia pasti berfikir aku dan mas Hans sedang marahan. 

Semuanya gara-gara dian, ibu jadi ngonek begini denganku, perutku bahkan masih lapar, aku beranjak dari kasurku menuju dapur, tak kulihat mas Hans yang berdiri didepan pintu. 

Segera ku bereskan semuanya kucuci dengan bersih dan sudah tertata lagi di rak piring. Nasi hanya tinggal setengah porsi saja, mau ku apakan nasi ini, dari pada aku kelaparan. 

Kuambil kaldu ayam dkemasan dalam toples dan kuberi air panas, ku masukkan nasi ke dalamnya. Jadikan nasi kaldu, kusantao walau ini pertama kalinya, ini cukup enak..

Lisa dan yeri sudah tidur dikamarnya, sementara mas Hans pergi keluar ,biasanya nongkrong dengan temannya dipos ronda. 

Baguslah jadi aku tak perlu berdebat dengannya malam ini,bukan aku tak bersyukur namun ibi sudah kelewatan. 

🌺🌺🌺🌺🌺

Bukan suara kicauan burung nanti merdu yang kudengar pagi ini, melainkan kenyataan pahit yang harus menyapa ku setiap pagi, badanku walau lelah tetap saja disambut dengan kerjaan rumah yang banyak ini. 

Bahkan mertuaku belum bangun, mas Hans juga entah jam berapa pulang nya, aku sudah tertidur lelap berkat nasi kaldu tadi malam. Lisa dan yeri ku bangunkan lebih dulu karna mulai sekolah lagi.beruntung mereka tak susah dibangunkan, sikembar semoga tak menurun sifat bapaknya itu, dan jadi anak berguna bisa mengangkat derajat orang tuanya. 

Start ku mengucek baju, cuci piring sudah tadi malam, sudah hampir setengah enam cucianku baru selesai.selesai mandi langsung pergi berbelanja kepasar untuk belanja untuk seminggu, kupacu sepeda motorku kepasar agar tak kesiangan menyiapkan sarapan, untung saja jaraknya dekat  

Sudah ku bawa sekeranjang belanjaan ditanganku, sayur, cabe, bawang merah dan putih juga ada, daging ayam, ceker dan jeroan pun ada, beruntung harga di sini belum mahal, hanya sembako yang mahal. 

Tak lupa aku mampir ke toko sembako langgananku,beli gula, kopi, garam, msg, dan kaldu ayam.tak terasa uangku sudah berkurang 150ribu hanya untuk seminggu. 

Di toko aku jadi punya ide untuk membuat camilan dan dijual, karna melihat camilan yang digantung seperti keripik sangatlah laris. 

🌺🌺🌺

Segera ku olahraga terong dan tahu ini, hari ini aku masak sambel terong dan lodeh tahu. Sampai sekarang pun bekumbada yang bangun, si kembar lisa dan yeri sudah mandi dan sudah memakai seragamnya sendiri, sedang menonton. Beruntung anakku sudah mandiri sebelum waktunya  aku sangat bersyukur 

Aku sudah selesain memasaknya, ku ambilkan nasi dan lauk untuk menyuapi lisa dan yeri, sambil menonton TV, aku telaten menyuapi mereka. 

Mas Hans keluar dari kamarnya membawa handuk ,hari ini ia berangkat agar siang karna kemarin sudah barangkat pagi sekali, ia hanya melihat aktivitas ku dan anak-anak di depan TV, tanpa berkata apapun. 

Aku juga tak mengatakan apapun padanya ,masih marah dengannya soal tadi malam. Ibu baru keluar kamar bak ratu rumah ini dan aku adalah pembantunya. 

Tanpa melihat ku di depan TV, ibu langsung pergi kedapur mungkin memeriksa pekerjaanku, cucian sengaja belum ku jemur karna menunggu matahari muncul. Biasanya hujan tiba-tiba jika pagi begini. 

"Sar,, sarah, " Ibu kembali ke ruang depan menemuiku. 

"Iya buk apa, " Jawabku singkat. 

"Itu baju kok belum dijemur , nanti gak kering ada gamis ibu lo ,buat kondangan nanti, " Perintah ibu. 

"Belum panas bu, nanti juga dijemur kok, " Jawabku . 

Dian tiba-tiba masuk kedalam rumah dan menghampiri ibunya, "buk enak makanannya kemarin , aku minta buat makan dikit eh malah mbak sarah ngomel katanya gak cukup buat makan, " Ujar dian. 

"Ya emang gak cukup, kamu tau aku makan nasi campur kaldu ayam, " Ujarku ketus sambil menyuapi yeri dan lisa. 

Tampak ibu mencubit pinggang dian, "stttt diem ngomong apan sih kamu  " Ujarnya. 

"Auu sakit".

" Tau kan yang menghabiskan siapa, bukan aku yang makan duluan, tapi anak kesayanganmu yang minta, "jawabku.

Ibu tak berekspresi apapun, bahkan meminta maaf pun tak keluar dari mulutnya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status