Share

Nafkah Dua Puluh Ribu
Nafkah Dua Puluh Ribu
Penulis: Ka_ulfa

Digunjing mertua

Terimakasih sudah mampir dan baca ceritaku

Jangan lupa follow dan berlangganan cerbungku . 

🌺🌺🌺🌺

Sarah wanita yang sudah berusia 30tahun sedang sibuk bercocok tanam dikebun kecil belakang rumahnya. 

Ia menamam berbagai macam sayur-sayuran, cabe pun ada dikebun nya. 

Ia tak pusing jika masalah sayuran untuk makan sehari-hari . 

Sementara Hans hanya seorang guru honorer yang berpenghasilan sekitar satu juta per bulan. 

Setiap bulan sarah hanya di beri lima ratus ribu untuk nya dan kedua anak kembarnya yang sudah duduk dikelas lima SD. 

Uang yang diberikan Hans sudah termasuk untuk bayar listrik dan air, juga untuk keperluan dapur seperti bumbu dapur, gas, dan lauk-pauk. 

Terkadang sarah bingung harus membagi bagaimana, karna uang segitu tak akan cukup bila dipikirkan dengan keras pun.

Belum lagi jika sekolah anaknya mulai bayar spp. 

Serta jajan nya setiap hari itu sudah pasti tak cukup. 

Tapi sarah menghemat dengan berjualan jajan kecil didepan rumah. 

Ia juga menanam sayuran dikebunnya untuk menghemat sedikit uang belanjanya. 

Terkadang ia harus rela tak membeli gas demi untuk jajan anaknya. 

Ia harus memasak menggunakan tunggu kayu di belakang. 

🌺🌺🌺🌺

Didepan bu Marni mertua nya sarah sedang santai dengan ibu lainnya. 

"Duh enak ya bu lena punya mantu udah cantik kerjaannya dokter lagi, pasti enak ya buk, tiap bulan ada yang ngasih uang, " Ujar bu Marni. 

"Iya dong buk, tiap bulan ada yang ngirimin, mau beli apa aja bisa, " Jawab bu lena. 

"Gak kayak mantuku tuh, kerjaannya dirumah ngapain, gak bisa ngasih uang ke ibunya, cuman jualan makanan yang gak seberapa, minta terus bisanya ke suaminya, " Ujar bu Marni. 

"Ya jangan gitu to buk, siapa tau nanti kaya kan karna jualan jajanan itu, " Ledek bu lena. 

Sementara sarah hanya mengelus dada dibelakang bagaimana tidak suara mertuanya mungkin memang sengaja di besarkan agar sarah mendengarnya. 

Padahal ia setiap hari bangun pagi, menyiapkan sarapan, mencuci baju, piring, nyapu, masih jualan dan berkebun untuk menghemat pengeluaran. 

Tapi semuanya tak dilihat oleh mertuanya. 

Bagi mertuanya alias bu Marni, berkerja itu yang memakai seragam dan punya pangkat. 

Sedangkan sarah hanya lulusan SMA tak bisa berkuliah karna keadaan. 

Sarah kesal dengan pembicaraan mertuanya, tapi memang benar ia tak punya pangkat. 

Ia sudah belajar jadi tuli dan buta selama menjadi menantu bu Marni, tak mau ambil pusing dari pada melihat dan mendengar hal yang menyakitkan. 

🌺🌺🌺🌺🌺

"Sarahhh..... Sarahhh.... Sini sar, suara bu Marni memanggilnya".sarah lari tergopoh dari belakang dengan tangan yang masih kotor karna tanah kompos dikebun. 

Sarah mendekati mertuanya," Ada apa buk sarah masih berkebun dibelakang , "ujar sarah. 

Bu Marni memberikan kresek hitam pada sarah dengan kasar.

" Nih ada oleh-oleh dari yuli itu lo menantunya buk lena, ia baru pulang liburan, kasih ke anakmu gih sana, "ujar ibu Marni. 

Sarah menerima kresek itu dengan malas, ia seperti diremehkan bahkan oleh mertuanya sendiri. 

Ia masuk kedalam rumah setelah berterimakasih pada bu lena yang memberikan nya oleh-oleh itu. 

Ia berjalan menuju rumah dengan tangan dan kaki yang masih kotor, lewat pintu belakang dan menaruh kresek itu dimeja makan. 

Ia mencuci tangan nya dahulu, tapi setelah selesai ia hendak mengambil kresek itu sudah tak ada dimeja. 

"Loh buk kayanya untuk yeri sama lisa kok malah dimakan semua, " Tanya sarah. 

"Lah ini tu buat ibu ya, tadi hanya akting aja didepan biar ga dikira norak, anakmu kasih jajananmu aja sana, ini buat ibu, " Jawabnya santai. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status