Share

Benar dimata ipar dan mertua(salah)

Terimakasih sudah mampir dan baca cerbung ku

Jangan lupa follow akun dan berlangganan ceritaku. 

Terimakasih

Part3

🌺🌺🌺🌺🌺

suasana dimeja makan sangat tak mengenakan, melihat dian menyantap makanan lezat, sementara sarah yang memasak dan sibuk sendiri malah tak dihargai sama sekali, memang benar ada pepatah mengatakan. 

"Dekat bau tai, jauh bau wangi".dan terlebih dian adalah anak ibu perempuan satu-satunya, ya pantas lah jika di sayang seperti itu. 

Berbeda dengan sarah yang hanya anak mantu. Selesai makan aku mengajak anak-anakku untuk masuk kekamar, aku takut nanti malah merepot nya dian . 

Pasti habis ini dia mau pamerin barang barunya ,kebiasaan berbelanja online setiap waktu dan tempat. 

Hingga suaminya kadang mengeluh akan uang belanja yang selalu habis duluan. 

Aku membereskan meja makan dengan setumpuk piring dan gelas kotor, tetap ku cuci dengan sukarela karna itu tugasku sebagai mantu. 

"Kamu ya yang cuci semuanya, ibu sana dian mau kedepan dulu ", ujar ibu. 

" Iya kamu kan makan makananku tadi, ya tinggal cuci saja bekasnya ya", perintah dian. 

Aku hanya mengiyakan saja, badanku lelah jika harus melawan perkataan mereka lagi. 

Kubawa piring itu kecucian piring, satu per satu sudah mulai kucuci hingga semuanya bersih, aku menatanya dengan rapi. 

Ku lihat anakku juga sedang tertidur dikamar nya, kasian mereka .

Dari luar terdengar ibu berteriak padaku, aku mencoba bodoamat , ibu malah menghampirimu

menghampiriku kedapur, ada apa sih aku dengar kok, batinku. 

"Eh mbak, kamu ada uang gak, paketanku dateng tapi lupa gak bawa uang", ujar dian ketus. 

" Gak ada yan, kan mas Hans belum gajian  jadi gak punya"Ujarku.

"Halah bohong kamu mbak, kan usaha warung nasi ada, masak gak ada uang sih,cuman 200ribu kok, besok aku kembalikan lagi padamu " Ujar dian. 

"Memang tak ada kok, jangankan 209rb, uang seribu aja Aku gak pegang sekarang gan", Ujarku. 

Suara ibu berteriak dari ruang tamu depan entah apa yang di bicarakan ibu tak jelas. Sial, , ,ibu juga ikutan  menghampiri aku. 

" Udahlah nanti juga dikembalikan  sama adekmu, pelit bangat sih"ujar ibu. 

"Memang tak ada uangku buk, belum gajian kok" 

Aku kesal dengan dian dan ibu, uang mas Hans pun diminta juga.tak jarang dian meminjam uang untuk membayar COD an paketnya setiap hari ada saja yang datang. 

"Udah ya bu, yang aku sekarang lagi gak punya uang, kan kamu tau warungku tutup beberapa hari ini, bagaimana aku dapat uang untuk bayar pake tmu. 

"Lagian ngapain kamu pasang alamat rumah ibuk, kan kamu punya rumah sendiri. 

Aku bergegas masuk kamar dan menutup pintu dengan kencang, mungkin  mereka kaget  . 

" Anak itu benar-benar keterlaluan, pelit sekali dia dengan adiknya sendiri,kaya sama siapa aja".

Kudengar ibu menggerutu padaku diluar pintu kamarku, tapi aku masa bodo lah, malas aku memikirkan si gede gengsi itu. 

Apapun yang dimiliki orang pasti ia juga ingin, sebentar lagi pasti ada barang baru lagi ini. 

Untung saja uangku aman, kalau tidak habis untuk membayar hutangnya dian. 

Aku tahu dian memang saudaraku, tapi ini sudah keseringan hingga aku tak akan tertipu lagi dengan pura-pura uangnya tertinggal dan lain-lain, aku sudah faham dan tak akan terkecoh lagi. 

"Yasudah ini ambil uang ibu dulu, tapi kembalikan ya karna itu uang arisan besok , jangan lupa kembalikan ," Ujar ibuku kidengar dari dalam kamar. 

Hufft untung saja dia tak menggedor pintu kamarku, malas rasanya aku berada di lingkungan yang tak pernah menganggapku ada disekitarnya . 

"Mbak liat aja kalau mbak pinjem uangku gak akan kukasih, pelit banget jadi orang ," Teriak dian dari luar pintu kamarku. 

Aku masa bodo, yang penting kebutuhan anakku tercukupi, untukku dan anakku saja kurang apalagi kalau kukasih dian, bisa gak jajan anakku nanti. 

Sehari diberi dua puluh ribu mana cukup, batinku.

Next part

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status