Share

Chapter 1

                                         22 Januari 1984

                                           Pukul : 00.45

Kediaman Keluarga Hamarr.

(Kamar Pribadi Mr. Sam & Mrs. Bianca)

"Hei bocah, cepat lakukan tugasmu! " teriak pria paruh baya yang sedang duduk disofa kesayangannya sembari memainkan sebatang rokok yang sejak tadi ia pegang. 

Aku yang tak berdaya terpaksa melakukan perbuatan sehina ini hanya untuk memberikan kesenangan pada wanita tua ini. 

"Sira, kemarilah!" desah seorang wanita kurus yang telah berbaring telentang dengan tubuh telanjang menghadap kearahku .

Mrs. Bianca (Istri Mr. Sam) yang saat ini tengah menantikan kedatangan sang boneka kesayangannya untuk memberikan kepuasaan dimalam yang cukup dingin ini .

Kesal, marah, tak berdaya perasaan itu terus berkecamuk didalam lubuk hatiku. Hampir 9 tahun lebih aku harus hidup sebagai seorang budak yang harus tunduk patuh kepada tuannya.

Mr.Sam adalah orang yang telah membawaku ketempat neraka ini, setelah kematian Kak Mika dan Kak Gion. 

Crack... Crack... Suara decitan itu terus berbunyi  saat aku berjalan merangkak mendekati tubuh Mrs. Bianca (wanita  berambut pirang dan bermata coklat yang telah berusia 55 tahun yang sangat mencintai seks dengan dua pria sekaligus)

'Sial! Sial! Sial! ' gumamku sambil menatap  wajah Mrs. Bianca yang terus memerah dengan lidah yang menjulur keluar masih menginginkan hasrat seks didalam dirinya . 

"Hei, cepat lakukan! " bentak Mr.  Sam yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku kami. 

Lantang, berat dan kasar entah kenapa suara yang dia lontarkan seperti busur anak panah yang menancap kejantungku. Akupun tertunduk dengan perintahnya.

"Cepat, Sira, lakukan!" teriak keras dari Mrs. Bianca  sambil meletakkan salah satu telapak tanganku tepat di selangkangannya yang telah mengucurkan cairan kental.

Merasa bosan tak digubris ,wanita itu segera beranjak sekaligus melumat bibir tipisku dengan sangat kasar, tak lupa ia juga sempat  memasukan jari lentiknya kedalam celana pendekku sampai menembus tepat menyentuh batang kemaluanku,  dengan kepiawaiannya dan pengalamannya yang luar biasa jalang itu terus memainkan alat vitalku hingga aku merasakan sedikit kenikmatan yang sengaja dibuatnya. Sungguh wanita tua ini sangat-sangat agresif! 

***

Sebelumnya :

Pukul 22.00.Dua jam sebelum mereka  memanggilku datang kemari ,pasangan suami istri ini telah berulang kali melakukan hubungan badan hingga Mr. Sam merasa kelelahan,  namun Mrs. Bianca yang belum mencapai klimaks dan tak merasakan kenikmatan dalam berhubungan seks bersama suaminya. Sengaja memerintahkan suaminya untuk memanggil Sira untuk menyelesaikan  seks terakhir yang sempat tertunda .

***

Sungguh, aku yang baru menginjak usia 15 tahun telah dipaksa melakukan pekerjaan menjijikkan selama ini,

sampai-sampai aku juga harus diajari bagaimana cara membuat Mrs. Bianca merasa puas. Sungguh cerita yang cukup lucu walau pada akhirnya aku masih belum bisa mengikuti permainan seks yang wanita itu mainkan dalam kurun waktu yang lama.

   Aroma asam bercampur amis dari cairan lengket didalam tubuhnya terus saja mengalir membasahi seluruh tubuhku,bahkan hampir sepuluh menit berlalu wanita ini tak kunjung membuatku terangsang apalagi membangunkan adik kecilku.Sungguh itu tak akan baik bagiku apa lagi sang suami terus saja menatap tubuhku dan memberikan sinyal peringatan  bila tak membuat istrinya merasa senang. 

Sepertinya Mr. Sam cukup bosan karena terus menungguku yang tak kunjung menyelesaikan pekerjaannya.

Sira berusaha membalas ciuman Mrs. Bianca, menjilat seluruh  tubuhnya, dan bahkan berulangkali meremas kedua dadanya yang sangat besar namun tak terlalu kenyal dan padat.

(Sebenarnya tiga bulan yang lalu Mrs.Bianca baru saja melahirkan anak ketiganya)

'E Cup, tak lebih besar dari anak perempuannya' gumamku.sambil memijat-mijat payudaranya yang semakin mengeras. 

Hingga tak butuh waktu yang lama Sira yang sejak awal merasa kesulitan dengan kebuasan wanita itu pada akhirnya membisikan sesuatu ditelinganya "Mrs. Bianca, aku mencintaimu!" ucapku sambil menancapkan organ vitalku tepat mengenai vagina yang sedikit lebar. 

Mr. Sam tertawa senang melihat istrinya yang berteriak dengan cukup keras dari bibir kecinya (Menandakan jika telah mencapai titik klimaks). 

"Bagus,bocah."

Pria besar itu segera mematikan putung rokok menggunakan bahu lebarku 'Akhh' sebuah tanda peringatan jika aku harus menjauh dari tubuh istrinya.

Dengan langkah yang sempoyongan Mr. Sam terus mempertajam tatapannya tepat kearah istrinya yang telah terkapar lemas tak berdaya.

"Sayang! Apa kau sudah merasa puas? " tanya Mr. Sam sambil mengelus rambut istrinya.

"Hmm. " Menganggukan kepala. 

"Apa kau tak ingin bermain sedikit lagi dengan suamimu ini? "bisiknya sambil menindihkan tubuh istrinya. 

"..."Menggelengkan kepala. 

Dengan kesal pria tua itu segera menampar wajah mulus istrinya "Plakk" cukup keras bahkan tak hanya itu saja dengan lengannya yang cukup besar pria tersebut membalikkan tubuh istrinya(tengkurap) dan berulangkali menancapkan batang kemaluannya kedalam vagina istrinya hingga Mrs. Bianca merasa kesakitan.

"Apa kau pikir aku hanya bisa terus diam seperti penonton yang hanya bisa melihat kalian berdua beratraksi didalam ranjangku ? Hah!! " teriaknya dengan keras. 

Mr. Sam tak henti-hentinya menyakiti istrinya, sungguh pemandangan yang amat sangat mengerikan ,hanya karena tak bisa melayani  nafsunya yang kembali memuncak pria besar itu berulang kali memukul bahkan memucut tubuh istrinya hingga mengeluarkan banyak berdarah, ini ia lakukan agar Mrs.Bianca kembali sadar dan aktif dalam berhubungan seks bersamanya.

'Hah, hah, aku harus pergi!' nafasnya  mulai terasa sesak hingga keringat dingin mulai membasahi keningnya secepatnya ia harus keluar dari kamar ini.Bukankah pekerjaannya sudah selesai!

"Hei. Bianca... Bangunlah! "teriaknya Mr. Sam sekali lagi. 

Sira yang tak tahan melihatnya segera berlari menuju pintu besar yang sedari tadi tak tak dikunci, dengan langkah cepat Sira berusaha kabur menuju kamarnya(gudang kotor) tempat ia biasa bersembunyi. 

"Kenapa? Kenapa? Kenapa? "rintihnya.

Air matanya mulai menetes membasahi dikedua pipinya,dan dia bahkan berulangkali menampar wajahnya atas apa yang telah terjadi. 

Tak ada lagi tempat baginya untuk bersandar. "Aaaahhh.... Kakak ,aku membutuhkanmu" ucap Sira sambil terisak-isak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status