Dalam perjalanannya, Sira berusaha menekan nafsunya yang sempat berkecamuk dalam pikirnya,memang tak bisa dipungkiri lagi jika kenikmatan yang ia dapatkan dari Mrs. Bianca yeng terus menerus mempermainkannya membuat adik kecilnya terus terbangun dari tidur panjangnya.
Sira membelai rambut merahnya dan kemudian bergumam pelan dengan dirinya sendiri "Apa yang kau pikirkan,Sira!"
"Ahahaha..." Remaja itu tak menyangka jika dia bisa bertingkah sejauh ini. Sira cukup bangga dengan kerja kerasnya.
Selanjutnya ia juga bersiap melaksanakan aksi keduanya sambil memegangi sebilah pisau yang sejak tadi pagi ia sembunyikan dari Mrs. Bianca.
Sfx : tap..tap..tap..
Suara langkah kaki terus menerus terdengar digendang telinganya,seolah-olah seseorang berusaha mengejarnya dari arah belakang, dengan gegabah Sira berlari menuju kamarnya.Bu Bianca yang sangat tertarik dengan tubuh indah Sira berusaha keras untuk mengeja
Mr. Sam terus menyudutkan istrinya sambil melontarkan kata-kata makian kearahnya. " Bajingan,apa yang kau lakukan??" Luapan amarah yang terus berkobar membuat Bianca seakan ketakutan. Dan situasi ini jelas tak akan baik bagi dirinya. [Mr. Sam berlari mengejar istrinya sambil melayangkan pukulan keras tepat mengenai wajah cantiknya] Sfx : Buukkk.. Bukk.. Tinjuan, tamparan bahkan cekikan leher terus menerus mengenai wanita malang ini,tubuhnya seakan remuk tak beraturan bahkan beberapa organ dalamnya sempat mengalami peradangan yang cukup parah. Kini sosok besar dan kuat yang selalu melindungi telah berubah menjadi iblis yang tak kenal ampun dalam menghabisi lawannya.[ Mr. Sam terus memberikan tendangan keras tepat mengenai perut Bianca ] "Keparat!!" teriak Mr. Sam. Dia menginjak-injak wajah istrinya hingga darah segar terus keluar d
Sebelumnya : Sekitar pukul 09.55 pagi. Sebuah mobil silver nopol BDXXXX melaju kencang dengan kecepatan 102 km menghantam pagar besi milik kediaman Hamarr.Sfx : Brakk... Benturan keras pun tak bisa terelakan lagi ,bahkan sebagian besar mobil mengalami kerusakan yang cukup parah. Tak ada yang tahu mengapa Mr. Sam begitu ceroboh dalam mengemudikan mobil pribadinya.Tak beberapa lama kemudian satu...Dua...Tiga atau bahkan beberapa warga setempat berlarian menuju sumber ledakan yang sempat mengusik aktivitas mereka."Itu dia!! " teriak keras dari salah satu warga.Banyaknya kobaran api yang mengenai body mobil membuat kami harus berbondong-bondong membawakan beberapa liter air untuk mamadamkan api yang terus menyala. Mr. Caleb, Felix dan lainnya berusaha keras menolong Mr. Sam yang kemungkinan besar masih terjebak didalam mobil pribadinya itu. Dan dari arah yang berlawanan dua wani
MY NEW STORY Sonut,15 Juli 1988. Pukul 09.00 Tak terasa empat tahun telah berlalu. Sebuah insiden mengerikan sekaligus memilukan kini telah membawaku ketempat yang tak pernah ku arungi sebelumnya. Kematian Mrs. Bianca, Meyta, Mario dan Mr. Caleb. Adalah suatu bentuk pengorbanan yang tak bisa dihindari lagi ketika kita sudah bertekad untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. (Perkataan bodoh yang selalu saja Felix katakan ketika aku merasa sedih atas kehilangan mereka) Sejujurnya aku sudah berusaha keras untuk memahami pemikiran bocah itu, namun Sira masih saja tak mengerti bagaimana Felix bisa berpikir dengan sudut pandang yang sangat berbeda dengan manusia normal lainnya. ..................................................................
Ting.. Ting.. Ting..Suara itu terus riuh terdengar tatkala beberapa para pekerja sedang berusaha keras memecahkan bongkahan batu besar dengan menggunakan palu besar saat ini mereka gunakan. Palu Bodem adalah sejenis palu besar yang dirancang khusus untuk memecahkan jenis bebatuan besar dan memiliki berat sekitar 6.200 gram atau setara dengan 18 LB. Tidak peduli seberapa panas terik matahari menerjang dan seberapa banyak keringat yang terus mengucur, beberapa pria dewasa terlihat bersemangat dalam menjalani kesehariannya demi mendapatkan sedikit upah untuk kehidupan keluarganya. "Kerjakan yang cepat!" teriak salah satu pria berbadan besar yang sedang mengawasi anak buahnya. Dengan tubuh gemetar Felix mencoba mengangkat gagang palu dengan sedikit kekuatan yang dimilikinya. "Aaakhh! " Remaja itu kembali meletakkan salah satu tangannya disekitar dahi dan mulai mengeluh."Aku..Aku tak bisa! Hah.. Hah
"Tidak, itu tidak mungkin... Aku..Aku tidak bisa melakukannya!" menatap wajah Felix dengan kesal."Kenapa tidak? Jangan bodoh Sira! Apa kau pikir nasib baik akan selalu berpihak kepada kita? Cih..Kau benar-benar naif,kawan."Sira membuang muka.'Merepotkan...'***Pukul 22.00Bangunan tua tak berpenghuni. Minimnya penerangan di dalam ruang berpetak, serta banyaknya hembusan angin malam yang terus masuk menembus celah-celah dinding berlubang membuat Felix harus merasakan bagaimana peliknya menjadi seorang gelandangan untuk kedua kalinya.Rumah tak punya,makan seadanya dan bahkan uang saja harus meminta-minta kepada sahabatnya( itupun jika Sira mau memberikan sedikit uangnya.)"Ah, membosankan! "Felix mulai merebahkan tubuhnya diatas tumpukan koran dan melipatkan kedua tangannya untuk sandaran dikepalanya.Dengan rasa letih dan kantuk yang terus menyerang
Dirasa tak pantas atas kelakuannya yang tidak sopan, Ny. Lisanorn berbalik menatap wajah Sira dengan tatapan tajam dan entah mengapa wanita itu justru memperlihatkan senyum manis dari bibir merahnya.Jari-jari lentiknya terus mengetuk-ngetuk meja kayu yang sedari tadi menyangga lengannya .Sebenarnya Ny. Lisanorn begitu kesal saat seseorang terus saja menatapnya dengan motif tertentu, namun aura dari remaja berpakaian sopan itu justru membuatnya seakan luluh dan terpesona.Ny.Lisanorn ingin sekali berkenalan dengan remaja itu."Ada apa ibu?"Mia begitu kebingungan dengan gelagat Ny. Lisanorn yang terus menerus tersenyum tanpa sebab, lalu kedua matanya seakan menukik tajam ke arah beberapa peserta yang masih mengenakan pakaian ditubuhnya."Tidak ada!""Hemm."***Di sisi lain, pertempuran yang semakin sengit akhirnya berakhir dalam kurun waktu setengah jam dan telah menyis
"Aku?" mengulang perkataan Sira.Mia dan kelima bodyguard bersiap menekan pelatuk dan mengarahkannya tepat mengenai remaja berkemeja hijau."Hei kau. Cepat katakan... Kalau tidak! " Mia berteriak dengan keras.(Mungkinkah ini adalah akhir perjalanan hidupku)Saat ini Sira terus menundukan kepalanya sambil menutup rapat-rapat mulutnya."Baiklah pemuda! Aku anggap kebungkamanmu adalah sebuah jawaban!"Ny. Lisanorn menghela napas, lalu memerintahkan kelima penjaga beserta putrinya. "Sol, Fe, Dui, Kei, Pi dan kau Mia." Ucapnya dengan pelan.Kini pertunjukan menegangkan sekaligus mencekam akan segera dimulai. Seekor unggas bodoh yang masuk ke sarang predator dan siap dibunuh kapan pun hewan buas itu mau.Sira menggenggam erat kedua tangannya dan berbicara lantang dengan tubuh gemetar."Aku menyukaimu Ny. Lisanorn dan aku berharap anda mau menerima cinta tulus saya.""Hah?""Pffft... "
Satu bulan telah berlalu kepergian Ny. Lisanorn telah memberikan duka yang mendalam bagi kami. Khususnya Sean El Karch, seorang bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan harus memikul beban besar dipundaknya atas meninggalnya sang ibu. Dan pada akhirnya anakku tak bisa lagi melihat wajah, suara, sentuhan dan kasih sayang dari Ny. Lisanorn. "Ah, Sean kenapa nasibmu begitu malang sekali! " ucapnya sambil menimang putranya dalam pelukan. Sesekali pria itu menarik napas dalam-dalam dan mengusap punggung Sean. "Aku tidak akan membiarkanmu bernasib buruk seperti ayahmu di masa lalu!" *** Di sisi lain seorang wanita dengan pakaian berantakan berdiri di depan pintu berusaha keras mendobrak pintu kamarnya dengan sedikit kesal. "Sialan! Kenapa tidak bisa dibuka."Gumamnya. Mia mengarahkan jari telunjuknya ke pintu kayu dan berkata. "Hei pintu, kenapa kamu juga membenciku? Apa yang aku lakukan padamu!" Dengan wajah yan