Tidak peduli seberapa panas terik matahari menerjang dan seberapa banyak keringat yang terus mengucur, beberapa pria dewasa terlihat bersemangat dalam menjalani kesehariannya demi mendapatkan sedikit upah untuk kehidupan keluarganya.
"Kerjakan yang cepat!" teriak salah satu pria berbadan besar yang sedang mengawasi anak buahnya.
Dengan tubuh gemetar Felix mencoba mengangkat gagang palu dengan sedikit kekuatan yang dimilikinya. "Aaakhh! "
Remaja itu kembali meletakkan salah satu tangannya disekitar dahi dan mulai mengeluh."Aku..Aku tak bisa! Hah.. Hah
"Tidak, itu tidak mungkin... Aku..Aku tidak bisa melakukannya!" menatap wajah Felix dengan kesal."Kenapa tidak? Jangan bodoh Sira! Apa kau pikir nasib baik akan selalu berpihak kepada kita? Cih..Kau benar-benar naif,kawan."Sira membuang muka.'Merepotkan...'***Pukul 22.00Bangunan tua tak berpenghuni. Minimnya penerangan di dalam ruang berpetak, serta banyaknya hembusan angin malam yang terus masuk menembus celah-celah dinding berlubang membuat Felix harus merasakan bagaimana peliknya menjadi seorang gelandangan untuk kedua kalinya.Rumah tak punya,makan seadanya dan bahkan uang saja harus meminta-minta kepada sahabatnya( itupun jika Sira mau memberikan sedikit uangnya.)"Ah, membosankan! "Felix mulai merebahkan tubuhnya diatas tumpukan koran dan melipatkan kedua tangannya untuk sandaran dikepalanya.Dengan rasa letih dan kantuk yang terus menyerang
Dirasa tak pantas atas kelakuannya yang tidak sopan, Ny. Lisanorn berbalik menatap wajah Sira dengan tatapan tajam dan entah mengapa wanita itu justru memperlihatkan senyum manis dari bibir merahnya.Jari-jari lentiknya terus mengetuk-ngetuk meja kayu yang sedari tadi menyangga lengannya .Sebenarnya Ny. Lisanorn begitu kesal saat seseorang terus saja menatapnya dengan motif tertentu, namun aura dari remaja berpakaian sopan itu justru membuatnya seakan luluh dan terpesona.Ny.Lisanorn ingin sekali berkenalan dengan remaja itu."Ada apa ibu?"Mia begitu kebingungan dengan gelagat Ny. Lisanorn yang terus menerus tersenyum tanpa sebab, lalu kedua matanya seakan menukik tajam ke arah beberapa peserta yang masih mengenakan pakaian ditubuhnya."Tidak ada!""Hemm."***Di sisi lain, pertempuran yang semakin sengit akhirnya berakhir dalam kurun waktu setengah jam dan telah menyis
"Aku?" mengulang perkataan Sira.Mia dan kelima bodyguard bersiap menekan pelatuk dan mengarahkannya tepat mengenai remaja berkemeja hijau."Hei kau. Cepat katakan... Kalau tidak! " Mia berteriak dengan keras.(Mungkinkah ini adalah akhir perjalanan hidupku)Saat ini Sira terus menundukan kepalanya sambil menutup rapat-rapat mulutnya."Baiklah pemuda! Aku anggap kebungkamanmu adalah sebuah jawaban!"Ny. Lisanorn menghela napas, lalu memerintahkan kelima penjaga beserta putrinya. "Sol, Fe, Dui, Kei, Pi dan kau Mia." Ucapnya dengan pelan.Kini pertunjukan menegangkan sekaligus mencekam akan segera dimulai. Seekor unggas bodoh yang masuk ke sarang predator dan siap dibunuh kapan pun hewan buas itu mau.Sira menggenggam erat kedua tangannya dan berbicara lantang dengan tubuh gemetar."Aku menyukaimu Ny. Lisanorn dan aku berharap anda mau menerima cinta tulus saya.""Hah?""Pffft... "
Satu bulan telah berlalu kepergian Ny. Lisanorn telah memberikan duka yang mendalam bagi kami. Khususnya Sean El Karch, seorang bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan harus memikul beban besar dipundaknya atas meninggalnya sang ibu. Dan pada akhirnya anakku tak bisa lagi melihat wajah, suara, sentuhan dan kasih sayang dari Ny. Lisanorn. "Ah, Sean kenapa nasibmu begitu malang sekali! " ucapnya sambil menimang putranya dalam pelukan. Sesekali pria itu menarik napas dalam-dalam dan mengusap punggung Sean. "Aku tidak akan membiarkanmu bernasib buruk seperti ayahmu di masa lalu!" *** Di sisi lain seorang wanita dengan pakaian berantakan berdiri di depan pintu berusaha keras mendobrak pintu kamarnya dengan sedikit kesal. "Sialan! Kenapa tidak bisa dibuka."Gumamnya. Mia mengarahkan jari telunjuknya ke pintu kayu dan berkata. "Hei pintu, kenapa kamu juga membenciku? Apa yang aku lakukan padamu!" Dengan wajah yan
STOFFEN BEDRIJF Stoffen Bedrijf atau biasa dikenal dengan SB adalah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang manufaktur tekstil yang terletak di ujung barat 25km dari kota Sonut,Wema. Dengan total 2500 karyawan dan ditambah 30 staf tetap, kini perusahaan Stoffen Bedrijf yang baru berdiri dua tahun yang lalu telah berulangkali mendapatkan penghargaan atas kualitas produk yang begitu baik dan bahkan telah diakui oleh konsumen internasional. Dari riset dan analisa oleh S.R.K mengatakan : Di tahun 1988 Banyaknya korban yang berhamburan atas diadakannya turnamen berdarah yang telah diselenggarakan oleh Ny. Lisanorn dan Mia Lisanorn membuat Tn. Sira El Karch merasa prihatin akan nasib keluarga yang ditinggalkan. Hingga pria berusia 21 tahun ini telah banyak menyumbangkan harta kekayaannya kepada keluarga korban dengan rasa kemanusiaan dan bahkan ia juga telah memberik
Felix menaikkan suara pitanya dan memberikan tatapan tajam kearah gadis didepannya."Bodoh! Benar-benar bodoh... Apa yang sedang kau pikirkan!""Menuruti pria idiot semacam ini?" ungkapnya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke dada Sira.Kemudian mendecakkan lidahnya. "Cih!"(Felix benar-benar tak menyangka akan berada didalam situasi gila semacam ini)Padahal Sira yang ia kenal dulu adalah pria polos yang haus akan nasehat dan tak akan pernah mengambil keputusan sebelum mendengarkan perintah dari mulutnya...................................................................Perjanjian lisan yang Felix utarakan kepada Sira setelah menolongnya dari siksaan Mr.Sam dan keluarganya.Yaitu :• Sira harus menuruti semua keinginanFelix tanpa ada keluhan ataupun penolakan.• Memberikan separuh harta miliknya kepada Felix atas balas budi selama ini.•Tak ada rahasia diantara m
Ruang keluarga"Ayah...!!! "Panggilnya dengan raut gembira.Dengan tubuh sedikit tambun ditambah pipi yang chubby Sean berlari dengan tergesa-gesa memeluk tubuh Sira dengan kuat."Ada apa, ayah?" tanyanya dengan wajah kebingungan."Apakah ibu jahat itu sedang menyakiti ayah?"Namun pria bertubuh besar yang kini genap berusia 26 tahun hanya bisa tersenyum manis sambil memberikan pelukan hangat kepada putra kesayangannya.Dengan nada pelan. "Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan!""Hemm... Menyenangkan ayah."Mata bulatnya yang cerah ditambah dengan wajah menggemaskan membuat Sira tak henti-hentinya memuji akan kesuksesannya selama ini dalam membesarkan putranya. 'Aahh... Sean, kamu sudah banyak berkembang! 'Mengingat diusianya yang masih cukup muda Sira harus berjuang keras merawat dan membesarkan anak semata wayangnya ini seorang diri dan tanpa ada campur tangan orang lain termasuk istrinya Suzzi.&n
"Ahh... Hentikan... Hentikan ayah. " Pukulan demi pukulan terus ia dapatkan ketika Sean berulangkali melakukan kesalahan. Seorang pria dewasa berambut lurus dengan warna merah gelap mulai mendekati tubuh putranya yang kini masih terkapar dengan banyak luka. Menatap dengan setengah terbuka. "Ayah...!" Kondisi yang sangat parah kini telah diperlihatkan oleh Sira saat melihat anaknya yang semakin memberontak ataupun membangkang perintahnya. Sfx : Tap... Tap...Tap... Sira melepas ikat pinggang berwarna hitam dan mengayun-ayunkannya kearah laju angin. Tersenyum lebar. "Sudah kukatakan, panggil aku PAPA! Kenapa kau masih tak menuruti perintahku." "Hah?" (Anehnya, saat aku berulangkali mencambuk tubuh putraku itu! Aku sama sekali tak merasakan adanya penyesalan atas sikapku ini)................................................................. Sudah hampir tiga tahun aku telah menyiksa putraku se