Share

Chapter 2

"Dasar anak manja! "berbicara dalam hati. 

Remaja laki-laki berusia 18 tahun memakai piercing kecil dibibirnya dengan segaja menumpahkan segelas air es kearah pria yang tengah meringkuk didalam gudang kosong.

"Akkhh..."teriak Sira dengan keras.

Sensasi dingin dari percikan air es dengan cepat menembus kedalam pori-poriku tak pelak membuat tubuhku serasa menggigil dibuatnya .

'Mario!' entah mengapa melihat ekspresi bahagianya membuatku serasa muak dengan ulahnya.Jika saja aku diberi kesempatan aku ingin sekali membunuh seluruh keluarga ini dengan kedua tanganku.

"Selamat pagi, brother! "ucap Mario dengan seringai. 

   Mario Hamarr adalah putra kedua dari pasangan (Mr. Sam dan Mrs. Bianca ) pria yang memiliki paras tampan dengan piercing khas dibibir bawahnya. Saat ini Mario baru saja keluar dari lapas pelajar dan tengah melanjutkan sekolah yang sempat tertunda di SMA SUNO tahun kedua ini. Sifatnya yang angkuh tak jauh berbeda dari ayahnya,tak jarang dia seringkali melukaiku hanya sekedar untuk mendapatkan kesenangan dihidupnya. 

 Mario memeluk tubuh Sira "Hemm" mengenduskan hidung kearah bahu lawannya. " Keringatmu benar-benar menyengat. Brother! Sepertinya kau sudah sangat ahli dalam melayani ibuku dan saudara perempuanku. Sira!" bisiknya dengan polos.

"Hah!?"

 

Tak kunjung mendapatkan balasan dari Brother kecilnya Mario langsung melepas pelukannya dan mengecup bibir Sira. "Setelah sarapan selesai, datanglah kekamarku! "ucap Mario dengan sedikit menggoda. 

'Sial! Sial! Sial! '

Mungkinkah selama ini dia mengetahui apa yang aku lakukan sepanjang malam bersama ibunya. MAMA mengapa kau terus saja menghukumku seperti ini. 

...................................................................

Catatan : 

  MAMA  adalah sebuah perwujudan dari seorang ibu(Dewi) atas cinta dan kasih yang telah menciptakan sekaligus membesarkan anak-anaknya kedalam kehidupan ini. 

Mereka mempercayai jika MAMA adalah perwujudan dari seorang Dewi(ibu segala ibu) yang akan mendengarkan keluh kesah mereka atas masalah yang tengah dihadapi. 

...................................................................

   Setelah membersihkan diri dan menyiapkan sarapan segera Sira melangkahkan kedua kakinya menuju kamar Mario, pintu kayu yang bertulisan DANGER dengan gambar tengkorak diatasnya yang sengaja ia tempelkan diluar pintu supaya mereka yang melihatnya segera menjauh dari area pribadinya.

Tok... Tok... Tok...

( Sira mengetuk bilik pintu dengan pelan.) 

"Masuklah. " Teriak Mario yang sedari tadi menunggu kedatangannya.

 

Perasaan tertekan , ngeri dan cemas terus saja membayangiku. Bagiku ruangan ini bukanlah tempat yang cocok untuk disinggahi ataupun disebut sebagai kamar melainkan sebuah basement  tak berpenghuni yang memiliki ventilasi udara cukup buruk. Serasa sesak, sempit dan cukup lembab bahkan  cahaya lampu bohlam yang menggantung tak bisa menerangi seluruh ruangan ini .

(Ini pertama kalinya dalam seumur hidupku memasuki kamar Mario Hamarr yang sesak dan mengerikan)

"Kak. Mario!? "ucapku lalu melihat sekeliling kamar. 

"..."Tak ada jawaban. 

"Kak? "

   Dari belakang pintu seorang pria dengan mata abu-abu langsung menutup pintu dengan cepat hingga membuatku terkejut. Kedua tangannya mulai bergerak memutar hingga  dan pintu tersebut telah terkunci dengan rapat,lalu anak berkaos hitam berlari kearahku dan mengarahkan tendangan mengenai perutku. Sampai-sampai tubuhku yang tak bertenaga terlempar jauh mengenai meja kayu yang tak jauh dari lemari pakaian. 

"Ahh, Sira lama sekali kau datang,aku sampai lelah menunggumu!" berjalan mendekati tubuh Sira. 

"M-maaf!" menyeka darah dengan tangan kanannya. 

Langkah kakinya mulai terhenti saat Mario tengah mengamati luka goresan dileher Sira. Ia sempat berpikir apakah benar itu bekas cakaran kuku dari Mrs. Bianca atau justru kakak perempuannya?

'Tidak, tidak itu pasti ulah ibu.' Gumamnya.

"Berani sekali kau menyentuh ibuku tanpa seizinku! " bentaknya dengan keras. 

"Tidak,itu tidak benar, ibumu yang sudah memintaku untuk melayaninya. Mario! " keluh Sira. 

Geram dengan perkataan yang merujuk ke ibunya, Mario melayangkan serangan tinju tepat kewajah Sira "Kau ingin berkata jika ibuku yang bersalah!? "bentaknya dengan keras. 

Sfx: Bukkk.... 

Suara pukulan demi pukulan terus saja mengarah ketubuh Sira yang tergolek lemas tak berdaya. Plakk.. Suara cambukan yang berulang terus saja dilayangkan kepunggung Sira. Sebenarnya Mario sudah mempersiapkan satu buah ikat pinggang yang panjang untuk digunakan melukai tubuh Sira.

"Akhh... Hentikan"

"Aaaahhh! Kumohon, ampuni aku. " Meringkuk besujud diatas kedua kaki Mario. 

"Hahaha... Jangan secepat itu Sira, aku baru saja memulainya... Aku sangat yakin setelah ini kau pasti akan menikmatinya. "

Ucap Mario sambil memecut tubuh Sira. 

Remaja itu begitu antusias menyiksa brother kecilnya hingga peluh di sekujur tubuhnya terus membanjiri baju hitamnya, karena merasa lengket ia mulai melepas kain tipis yang selama ini menutupi tubuh sixpacknya. Di usia 18 tahun, tubuh Mario begitu proporsional layaknya seorang binaragawan di antara teman-teman gengnya, bahkan tato naga yang hampir menutupi punggungnya menjadi simbol bahwa dirinya lah orang terkuat digang yang baru saja mereka bentuk atau selepas Mario keluar dari lapas remaja. 

Sfx : Bukk... Bukk... Bukkk. 

Suara tendangan keras terus terdengar tanpa henti dari luar kamar hingga suara langkah kaki perempuan berjalan menuju kamarnya.

"Mario anakku... Semua teman-temanmu sudah datang kemari, cepat temui mereka! " ucap Mrs. Bianca dengan sangat lembut. 

"Iya ibu! Sebentar lagi aku akan kesana! " jawabnya dengan sedikit kesal. 

Mario yang belum merasakan kebahagiaan segera menghentikan pukulannya. Ia beranjak pergi mengambil kaos putih yang masih berada didalam lemari dan tak lupa ia juga memalingkan pandangannya kearah Sira. Untuk melihat keadaan anak itu yang masih terlentang  bersimbah darah. 'Apakah dia masih hidup atau sudah mati?' tanya dalam hati. 

"Hei, brother jangan mati! " tegur Mario.

Sira tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan bahkan tak bergerak sama sekali. Dengan cemas lelaki itu berlari dan menghampirinya, ia mulai mendekatkan telinganya disekitar rongga dada sebelah kiri (tempat jantung manusia berdetak). 

"Astaga,Brother kau membuatku cemas saja."lirihnya. 

Mario mengambil segelas air dan memercikan air itu kewajah Sira berulang kali, hingga suatu keajaiban telah terjadi anak itu menunjukkan tanda-tanda kesadaran setelah sejak dua puluh menit yang lalu tertidur lelap dilantai.

"Sstt,aww." Desah Sira menahan sakit yang amat luar biasa.. 

Mario memberikan senyum hangatnya " Selamat pagi setengah siang.Sira!" jawabnya dengan sopan. 

"Hei Brother, tidurmu nyenyak sekali ya!  Sampai-sampai semuaku sampai lelah menunggu kedatanganku. "Mengusap-usap darah yang keluar dari bibir Sira. 

Kini kedua anak laki-laki itu saling bertatap muka dan berhadapan satu sama lain.Hingga suasana didalam kamar menjadi sangat hening saat Sira berulangkali tak membalas perkataan Mario. 

"Sira. Biar ku katakan! Bukankan seorang anak muda tak akan baik jika dia tidak menjawab perkataan dari seorang pria yang lebih tua ,apalagi aku ini dua tahun lebih tua darimu... Bukankah itu tidakan yang tidak sopan.Sira!" tegurnya.

"..." Sira terus membisu dan memalingkan wajahnya kearah tembok kamar. 

"Astaga, kau sangat pendendam sekali ya Sira.. Padahal aku pikir kita bisa saling mengenal satu sama lain... Seperti Budak dan Tuan mudanya!! "mencekik leher Sira dengan erat . 

Beberapa rombongan dari arah utara serentak berjalan menuju kamar Mario.

[ Tap... Tap...Tap... ]

"Hei Bro,cepatlah keluar! Apa yang sedang kau lakukan didalam sana? Kami lelah menunggumu." Teriak salah satu sahabat Mario. 

"Cepatlah Bro, apa kau tak ingin merayakan kebebasanmu.. Ini sudah hampir satu bulan kau tak menemui kami!"Sela Leo. 

"Apa kau sedang **** Bro? Hahaha." Ledek pria berkacamata.

Disisi lain dari bilik kamar.

Mario berusaha mengatur pernapasannya 'fuhh...' Dan berusaha menghilangkan sedikit amarahnya bahkan ia baru saja melepaskan mangsa buruan yang sedikit lagi akan kehilangan nyawa berharganya. 

"Tunggulah sebentar lagi, aku akan menemui kalian! " teriak mario dari luar pintu. 

Tak ingin membuat teman-temannya marah Mario bergegas menemui mereka, namun langkah kakinya langsung terhenti saat Sira juga akan beranjak pergi  dari kamarnya. Dengan ide yang cemerlang Mario menyuruh Sira untuk membelikan dua botol minuman keras untuk menghilangkan penat ke sepuluh kawannya.

Melempar beberapa lembar uang dari dalam dompet ke wajah Sira." Hei kau belikan aku dua botol Wine ditoko kumuh sisi jalan rumah besar ini! "

Mario berucap kembali. " Mulai sekarang kau adalah budakku,jadi kau harus menuruti semua perintahku bahkan nyawamu sudah berada digenggamanku. Jangan sekali-kali mendekati kamar ibuku! Paham??"

" Dan...Iya ,nanti malam tidurlah diruangan ini, bersamaku! Mereka bertiga tak akan mengganggu tidurmu." Perintah Mario dengan tegas. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status