Share

Chapter 4

Sebelumnya :

 Mario meminum Wine dalam sekali tegukkan. "Ahh,hari yang menyenangkan." Ucapnya yang merasa lega. 

Pria dengan piercing dibibir mengajak semua teman-temannya untuk menikmati dua botol Wine yang baru saja ia dapatkankan. Memang tak ada yang salah dengan perilaku humbly yang sering dia perlihatkan, hanya saja Mario kali ini nampak bersemangat meminum banyak alkohol hingga nyaris mabuk. 

Merebut botol Wine. "Hei Ketua, kamu masih seorang siswa SMA... Jangan minum terlalu banyak anggur itu!!" jawab Leo. 

Pria bermata abu-abu itu menarik napas dalam-dalam lalu menatap wajah teman-temannya satu per satu.

Dengan berbicara lantang.

"Hei... Aku ini bukan anak kecil lagi. Umurku 18 tahun,mengapa aku tak boleh meminumnya?" sedikit kesal. 

Kedua tangannya menarik kerah Leo. "Kalau saja anak itu tak mati! Aku tidak akan serepot ini menghabiskan waktu berhargaku di sel penjara. Huh!"

Lia dan kesembilan rekannya terus mendengar keluhannya sebelum ia terjerumus kedalam lembah kejahatan.

Kini anak itu terus mengoceh tanpa henti. 

Lia tersenyum " Tak perlu kau sesali lagi sayang, itu sudah berlalu!! Lagi pula itu juga bukan sepenuhnya kesalahanmu. " Ucapnya dengan lembut . 

" Benarkah? " mendongakkan wajahnya. 

Seketika semua teman Mario berteriak dan berkata. "Ya...Ini semua gara-gara anak itu."

"Terima kasih!" Mario berkata dengan wajah memerah.

    Sebenarnya Mario Hamarr adalah anak yang cukup baik dan ramah,namun karena hadirnya Mikasi dikeluarganya disertai harta yang melimpah ,kesehatan mentalnya pun perlahan terganggu.

Bagaimana tidak saat pulang dari sekolah Mario melihat kakak perempuannya tersenyum lembut menggandeng tangan Mika untuk tidur di dalam kamarnya bahkan hingga larut petang, lalu di tengah malam Mario  juga sempat melihat anak itu ,ibu dan ayahnya tengah tertidur pulas diranjang yang sama sambil telanjang bulat. 

    Mario yang cemburu mengira bahwa semua kasih sayang mereka telah diambil oleh Mikasi El Karch (orang luar). Dan karena dendam yang semakin hari semakin menumpuk, Mario dengan sengaja memukuli tubuh Mika hingga babak belur, bahkan Mario sempat memukul punggungnya dengan sangat keras yang mengakibatkan kedua kakinya lumpuh.

Hingga suatu hari anak laki-laki itu(Mikasi) menyayat lehernya hingga nyaris putus dan pihak kepolisian menduga kejadian ini adalah tindakan pembunuhan  karena sebuah belati tajam dan sidik jari yang sudah ditemukan telah mengarah ke Mario Hamarr (pemilik belati) .

     Satu bulan yang lalu setelah kebebasan Mario dari penjara, pemuda itu justru semakin depresi. Karena semua anggota keluarganya mengira jika kedatangan Mario akan menambahkanmasalah didalam rumah besarnya apalagi setelah kedatangan Sira dan kelahiran adik laki-lakinya .

..................................................................

Informasi :

     Mrs. Bianca dan Meyta adalah dua wanita cantik yang sangat haus akan Cinta. Karena itulah mereka sering kali bertengkar hanya untuk memperebutkan Sira sang boneka kesayangan.

Hingga  Mr. Sam yang sudah tak tahan  memberikan beberapa aturan agar keduanya tak saling bertengkar lagi.

yaitu:

• Saat siang dan menjelang sore Meyta bebas melakukan apa saja terhadap tubuh Sira. Entah melukai, menyiksa ataupun memberikan kepuasan pada dirinya .

•  Dan dari tengah malam hingga pagi buta Bu Bianca bebas melakukan apa saja pada   tubuh Sira hanya setelah berhubungan seks dengan suaminya.

...................................................................

    Lia terus mengusap bibir Mario berulang kali dengan jari telunjuknya. Entah sejak kapan tatapannya terus mengarah pada bibir tebal Sira hingga hasrat dalam dirinya terus memuncak, sepertinya gadis itu menginginkan sesuatu dari Mario.

Leo meletakkan segelas Wine di atas meja. "Ah... Tidak, mereka akan segera berciuman!" mengeluh dengan sangat kesal.

(Tanpa ada kesepakatan kesepuluh bujangan segera mempersiapkan mental untuk tidak iri kepada Mario) 

   Lia Naomi yang tidak peduli dengan teman-temannya dengan santai mencium bibir Mario  bahkan ujung lidahnya yang agak runcing berhasil menembus dinding pertahanan Mario yang sejak tadi menutup dengan rapat.

(Kejutan yang tidak diinginkan telah terjadi pada Mario Hamarr)

    Tatapan Lia berubah tajam seolah hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya setelah sekian lama Mario tidak pernah menciumnya. Dengan cara nakal gadis itu berulang kali mendesak kekasihnya untuk membalas permainan lidahnya dan bahkan Lia tidak memberi Mario jeda sedikit pun untuk mengambil napas. 'Benar-benar gila dan liar! '

 

Leo mengeluh kembali. "Ah.Mataku... "

Tak lama iringan suara rintihan dari para bujang telah meneriaki sepasang kekasih ini. "Bajingan!!"

     Mario yang tak sepenuhnya sadar segera beranjak pergi dengan cara mencoba melepaskan ciuman dari kekasihnya. 'Apa yang dia lakukan?' batinnya.

  Namun usahanya tampak sia-sia karena tubuh Mario yang lemah telah terpojok dan terjepit erat oleh tubuh Lia

Suara keras dari luar ruangan.

"Mario....!!!" teriak Meyta. 

Suara jeritan keras yang memecah teliga berhasil mengembalikan kesadaran mario  bahkan tanpa dia sadari ia telah terbebas dari cengkraman Lia bahkan ia tak menyadari jika kekuatannya mampu mendorong tubuh Lia hingga terjatuh kelantai. Kemudian pemuda itu berlari pontang-panting  tanpa memperdulikan kondisi Lia dan yang lainnya.

***

  Dan di sisi lain Mrs. Bianca yang merasa malu ,mencoba mencari alasan agar perbuatan menjijikannya tidak diketahui banyak orang.

Menggigiti kukunya sembari mendengus kesal. "Bagaimana ini... Bagaimana ini... Berpikir! Berpikir Bianca."Ucapnya dengan cemas. 

Lalu tak butuh waktu lama Mario dan kawan-kawan berhasil menemukan lokasi sumber suara yaitu sudut jalan menuju dapur. Mereka semua melihat Kak Meyta yang ingin meluapkan amarah, Mrs.Bianca(ibu)yang sangat gelisah dan Sira terdiam murung.

"Ada apa ini!" teriak Mario. 

Mrs. Bianca menghela nafas, lalu merapikan baju atasan yang sedikit terbuka." Mario, anak itu... " Menunjuk kearah Sira.

(Sira memiliki firasat buruk yang akan segera menunggunya.)

Mrs. Sam menarik kerah anaknya. "Mario dengarkan ibu! Anak itu yang sudah_ "

Meyta yang sejak tadi bungkam langsung memotong pembicaraan. "Hentikan... Ibu jangan bohong! Aku sendiri yang melihat ibu sedang menggoda Sira." Jawab Meyta. 

Dengan langkah pelan disertai tatapan kosong, Mario menghampiri Sira yang sejak tadi menundukan wajahnya.

"Brother, tidakkah kau ingin mengatakan sesuatu kepada kami?" tanya Mario sambil memegang dagu Sira. 

Sira terus membungkam mulutnya tetapi sorot matanya nampak memberikan ekspresi kesedihan yang seakan-akan ia membutuhkan pertolongan.

Dengan wajah skeptis Mario bersorak keras. "Baiklah!"

   Tak ingin kebusukan keluarganya dikonsumsi banyak orang. Mario meminta teman-temannya untuk segera pulang dan mengakhiri pestanya.

Mario berbicara pelan. "Teman-teman, sebaiknya kita akhiri pesta ini, hari sudah mulai gelap! Dan sebentar lagi ayah juga akan segera pulang."

"Tapi, sayang? "tanya Lia. 

"Ini adalah masalah yang cukup sensitif jadi biarkanlah kami sekeluarga yang akan menyelesaikan permasalahan ini. " Tegas Mario. 

   Dengan keputusan yang amat berat Lia dan lainnya sepakat untuk pulang kerumah masing-masing. Mereka menyadari jika keikutsertaan mereka justru akan memperburuk suasana.

.

.

.

***

Pukul 18.30

Mario menyuruh kak Meyta dan ibunya untuk pergi kekamar masing-masing dan kejadian ini akan laporkan kepada ayahnya.

Namun setelah menelphone ayahnya Mario yang mabuk berat tak bisa mengimbangi tubuhnya yang sedikit besar sehingga ia berulangkali terjatuh saat ingin mendekati Sira.

"Hei, Brother tolonglah saudaramu ini. " ucapnya sambil mengulurkan kedua tangan. 

"...."

"Astaga, kau ini selain pendendam juga tuli rupanya." Keluh Mario sekali lagi.

  Kemudian anak berusia 15 tahun yang sejak tadi memperhatikannya terpaksa mengangkat tubuh Mario dan membawanya kedalam kamar tidurnya. Bau menyengat yang terus keluar dari mulutnya membuat hidungku terasa pengar. Bahkan Ini benar-benar menjijikkan ketika Mario terus meneteskan air liur yang membasahi kaosku. 

Sira membaringkan tubuh Mario diranjang empuk. 

Menarik lengan Sira." Cepat ganti pakaianmu dan ambilkan aku beberapa roti. Secepatnya datang kemari sebelum ayah pulang dan membunuhmu." Mario berbicara melantur. 

(Entah itu perhatian atau peringatan sang pemabuk terus mengulangi kata-kata yang sama dalam tidur nyenyaknya)

Lalu Sira berjalan menuju kamarnya dan segera membersihkan diri namun setelah selesai dan hendak membawakan beberapa roti. Seorang pria dewasa dari arah belakang telah memukul kepalanya hingga nyaris pingsan dan bahkan menyeret tubuhnya  kedalam sebuah ruangan.

Ternyata disana sudah ada Meyta yang tergolek lemas dan Mrs. Bianca yang mencoba melepaskan ikatan. 

Sira yang terbangun dari pingsan melihat dua wanita itu  berteriak dengan keras menahan kesakitan.

"Aaaaaaaah! Maafkan aku!! " teriak Mrs. Bianca. 

Pak Sam berkali-kali mengayunkan sabetan tali tepat ke tubuh istrinya.

Pria itu juga sempat menendang perut Bianca karena membuatnya kesal. " Apa yang kau pikirkan wanita bodoh, hah? "

"Kalian itu keluarga, mengapa harus bertengkar. Katakan? Apa karena anak ini!" meraih rambut Sira. 

   Pak Sam yang sangat marah berulang kali memukul dan menendang mereka bertiga hingga terluka parah dan bahkan tidak segan-segan untuk mengayunkan tali panjang di sekitar tubuh mereka. Namun ketukan keras dari luar pintu berhasil menghentikan kemarahan pria tua itu.

Sfx : Tok... Tok... Tok!! 

Membuka pintu. "Mario kau?"

Mario yang masih mabuk langsung menyipitkan kedua matanya dan menemukan Sira terikat dengan beberapa utas tali.

Kemudian dia segera melepaskan beberapa ikatan di tubuhnya."Rupanya, kamu di sini! My Brother ."

Berjalan mendekati anaknya. "Apa yang kau lakukan?" bentak Mr. Sam

Mario yang masih merasakan sakit di kepalanya, langsung memalingkan wajahnya yang kesal ke arah lelaki tua itu.

"Ayah, aku sangat membutuhkannya jadi biarkan putramu ini yang membawanya!" menyeringai.

"Hemm ibu, waktu aku datang kemari... Adik terkecilku menangis kencang mencarimu  cepat tenangkan dia, kepalaku sangat sakit jika harus mendengar tangisannya."

"Dan kakak!! Aku tak tahu. Ehehehe!!!"

Mario memapah tubuh Sira untuh keluar dari ruangan bahkan anak itu tak segan-segan menghajar ayahnya hingga pingsan karena telah menghentikan jalannya.

"Pecundang! " menghardik ayahnya. 

Karena nyeri kepala yang teramat sangat membuat Mario tak menyadari dengan apa yang dia perbuat. Mengapa ia menolong Sira!

Kemudian dengan susah payah Mario membawa tubuh Sira yang tergores luka menuju kamarnya. 

"Hei... Brother bangunlah, aku lelah menopang tubuhmu!" ucap Mario sambil menepuk-nepuk wajah Sira. 

Mereka berdua telah sampai di depan pintu yang bertuliskan DANGER yang berarti tempat itu adalah kamar Mario.

(Mario mengunci pintu kamar dan melempar kunci tersebut disuatu tempat)

Tanpa disadari mereka berdua telah terbaring diranjang besar dengan posisi berpelukan satu sama lain. 

    Waktu telah menunjukkan pukul 23.15 malam gedoran keras dari luar pintu dan helaan napas wanita terdengar jelas di telinganya. 

"Mario.Tolong biarkan ibumu masuk, nak!"

Mrs. Bianca mendesah keras. 

"Ibu tidak akan bisa tidur nyenyak sebelum berhubungan dengan Sira!!"

"Mario... "

"Cepatlah buka pintunya.Berikan Sira untuk ibumu ini... Mario! Apa kau tak merasa kasihan dengan ibu!? Wanita jalang ini  sudah cukup lama menunggu  malam ini! " keluh Mrs. Bianca sambil memegangi kemaluannya. 

"Sira..."

"Sira sayang! "

"Buka pintunya nak! Cepat sentuh aku! " menggedor-gedor keras pintu kamar. 

Mrs. Bianca juga sempat mendobrak masuk. " Sira... Buka pintu!! " 

"Mrs. Bianca janji akan membuatmu semakin puas bahkan aku akan memberikan kenikmatan melebihi Sam(suamiku)"

"Ayolah Sira ibu sudah tak tahan!"

Suara menyebalkan itu terus terngiang di telinganya  dan bahkan telah membangunkan tidurnya. Dengan sangat kesal Mario ingin pergi menegur ibunya namun tangisan anak laki-laki yang meringkuk ketakutan membuatnya semakin bingung.

"Sira kau? " menatap wajahnya. 

Sira menarik pakaian Mario." Tolong aku!" lirihnya. 

Mario yang belum sepenuhnya sadar melihat Sira menangis tersedu-sedu seolah dia begitu ketakutan .

Entah sejak kapan hati nurani Mario bergejolak bahkan tanpa diperintah ia memeluk tubuh Sira dan mengusap-usap rambut merahnya.

"Tenanglah, jangan takut! Ada aku disini" membisikkan lembut

Mario berulangkali menenangkan Sira sampai anak itu kembali tidur disampingnya, menurut Sira pelukan dan perhatian Mario membuat ia teringat dengan sosok Mikasi kakak kandungnya.

***

Pukul 06.30 suara jam alarm berbentuk rumah kecil berdering dengan sangat keras. 

Sfx : Kriiiinggg...!!! 

Mario yang masih mengantuk mencoba mematikan tombol alarm namun saat hendak mengarahkan salah satu tangannya ,ia merakan keram yang amat sangat. Ternyata tangannya telah diapit oleh tubuh Sira. 

Mario berpikir. 'Bukankah ini kamarku! Lalu siapa anak ini?'

Dengan rasa penasaran ia membuka mata lebar-lebar lalu membalikkan tubuh anak berambut merah yang tertidur membelakanginya. 

"Aaaah.!" teriak Mario.

"Katakan, kenapa kau tidur dikamarku? " ucapnya dengan nafas yang terengah-engah.

Sira yang terbangun mencoba mengatakan sesuatu kepada pemilik kamar. "Kau sendirilah yang mengajakku ke kamar ini" mengusap matanya.

"Apa? Aku... Kenapa? "

Mario yang tak sadar dengan apa yang ia lakukan semalaman merasa kebingungan, dengan gegebah ia langsung menutupi tubuhnya dengan selimat. 'Apa dia menyentuhku!?"

Mario berbicara terbata-bata. " A-apa! Apa  semalam kita bersentuhan?"

"Iya, kau terus memelukku!!"

"Heh!? "

Apakah mungkin Mario sang pemimpin gang berandalan telah memiliki penyakit menyimpang, perkataan itu yang terus bermunculan dipikirannya. Ia tak menyangka jika telah menghianati Lia kekasihnya. 

Dengan cepat pemuda itu berlari kencang menuju kamar mandi dan bergegas akan pergi kesekolah namun pintu kamarnya tak bisa dibuka ,dengan khawatir ia mencari- cari kunci yang semalam ia lempar. 

"Sial, dimana kuncinya! "gerutunya.

Maria mengobrak-abrik seisi kamar dan tak menemukan kunci silver itu.

"Cih, dasar"

"Hei kau, cepat cari kuncinya! " perintah Mario. 

Hampir sepuluh menit berlalu Mario telah berhasil menemukan kunci yang sejak tadi pagi dia cari dan berhasil membuka pintu tersebut . Sementara itu Sira yang melihat secarik kertas yang cukup mencurigakan ia bergegas mengambilnya dan menyembunyikan kertas tersebut dikantung celananya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status